BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/Umur : 11-09-2015/ 1 tahun 7 bulan
Tanggal masuk : 05 April 2017
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. A Umur : 30 tahun
Nama Ibu : Ny. N Umur : 29 tahun
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sisingamangaraja
Pohon Keluarga
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang:
4
Riwayat Persalinan
Pasien lahir di rumah sakit dengan SC, cukup bulan, langsung menangis.
Dibantu oleh dokter. BBL 2600 gr.
Kemampuan dan Kepandaian Bayi:
. Anak tidak mengalami keterlambatan perkembangan saat ini.
Penyakit yang Pernah di Alami:
- Morbili : (-)
- Varicella : (-)
- Pertussis : (-)
- Diare : (-)
- Cacing : (-)
5
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Gizi : Baik (BB 10 kg, PB 80 cm) Z-score: (0) (-1)
Kejang : (-)
Kulit:
Warna : Sawo matang
Turgor : Kembali lambat (> 2 detik)
Tonus : Baik
Pemeriksaan Tanda Vital:
Nadi : 118 kali/menit
Suhu : 36,7 0C
Respirasi : 28 kali/menit
Berat Badan : 10 kg
Panjang Badan : 80 cm
Status Gizi : Gizi baik
Kepala:
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam
Mata: : Tampak cekung (+/+)
Exophtalmus : (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Kornea refleks : (+/+)
Pupil : Isokor (+/+)
6
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC IV linea midclavicula
sinistra
Perkusi :
Batas jantung kanan : SIC IV linea parasternal dextra
Batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi :
Suara dasar : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular
Bising : Tidak ditemukan
Abdomen:
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Perkusi :
Bunyi : Timpani
Palpasi :
Nyeri tekan: (-)
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
Genitalia : Tidak ada kelainan
Kelenjar : Tidak ada pembesaran
Anggota gerak : Akral hangat, edema tidak ada
7
D. Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
- WBC 12,600 /L (4,800-10,800 /L)
- RBC 4,600,000 / L (4,700,000-6,100,000 / L)
- Hemoglobin 12,8 g/dL (14-18 g/dL)
- Hematokrit 41,8 % (42-52 %)
- PLT 286,000 / L (150,000-450,000 / L)
RESUME:
Pasien anak laki-laki 1 tahun 7 bulan dibawa ke RS Undata Palu dengan
keluhan diare sejak tadi malam, frekuensi sudah 4 kali. Berampas (+) dan lendir
(-), darah tidak ada, tidak berbau, warna kuning kehijauan, volume sedang. Pasien
juga vomitus (+) 3 kali sejak tadi malam, berisi sisa makanan dan cairan, tidak ada
darah. BAK lancar. Orang tua pasien juga mengatakan bahwa anaknya rewel dan
banyak minum.
Dari pemeriksaan fisisk di dapatkan, suhu : 36,7 oC, pernapasan : 28
x/menit, nadi : 118 x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan mata tampak cekung,
mulut kering, peristaltik meningkat dan turgor kulit berkurang.
Kriteria 1 2 3
Keadaan Umum Gelisah, lemas,
Baik Lemas
mengantuk, syok.
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan <30x/menit 30-40x/menit >40x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi <120x/menit 120-140x/menit >140x/menit
Interpretasi 10 Dehidrasi ringan sedang.
8
Pada pasien ini nilai skor dehidrasi modifikasi UNHAS adalah 10 yaitu
dehidrasi ringan-sedang.
DIAGNOSIS KERJA:
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
TERAPI :
1. Zink 20 mgx1
2. Oralit cc pada 3 jam pertama , 100 cc / BAB
FOLLOW UP
9
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, massa (-),
Palpasi : Organomegali (-), Turgor baik kembali dalam 2 detik
Perkusi : Bunyi Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tanda dehidrasi WHO
Keadaan umum : Rewel
Mata : Cekung (-)
Mulut : Kering
Turgor kulit : Cepat
Rasa haus : Minum dengan lahap
Kesimpulan : Dehidrasi ringan-sedang
Diagnosis Kerja
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
10
Terapi
1. IVFD KAEN 3B 20 tetes per menit (Mikro)
2. Cefotaxim 150 mg/12 j/iv
3. L-Zink 10 mg 1x1 Cth
4. Oralit 100 cc setiap BAB
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar, massa (-),
Palpasi : Organomegali (-), Turgor baik kembali dalam 2 detik
Perkusi : Bunyi Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tanda dehidrasi WHO
Keadaan umum : Biasa
Mata : Cekung (-)
Mulut : Lembab
Turgor kulit : Cepat kembali dalam 2 detik
Rasa haus : Minum biasa
11
BAB III
DISKUSI KASUS
GEJALA KLASIFIKASI
Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE
Letargis atau tidak sadar DEHIDRASI
Mata cekung BERAT
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa *haus, ingin *malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum
Periksa : turgor Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat
kulit lambat
16
Pada kasus ini, rencana penanganan yang dianjurkan adalah rencana terapi B.
Hal ini dilakukan karena pada kasus diare jumlah cairan yang dibutuhkan oleh
tubuh banyak yang keluar. Oleh karena itu prioritas managemen diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang adalah menggantikan jumlah kebutuhan cairan yang
diperlukan tubuh.
Berdasarkan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dalam pengobatan
diare dibagi menjadi 3 macam rencana terapi, yaitu : 3,4
1. Rehidrasi
Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. Jumlah oralit
yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml.
Pada pasien ini jumlah ciran oralit yang dbutuhkan 75 ccx 5,1 kg = 383 cc
dibulatkan menjadi 400 cc (2 gelas)
Setelah 3 jam:
1. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
2. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
3. Melanjutkan memberi makan pasien
sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Pada kasus
ini tidak diberikan tablet zink karena keadaan pasien yang cepat membaik.
4. Antibiotik selektif
Antibiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan
tidak dapat dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20 %) yang
disebabkan oleh bakteri patogen seperti Shigella, Salmonella, Enterotoxin E.
Coli, Enteroinvasif E. Coli dan sebagainya.
Pada kasus ini pasien diberikan injeksi cefotaxim 150mg/ 12 jam pada
pengobatan . Pemberian cefotaxim pada kasus ini kemungkinan diperkirakan
penyebab diare pada pasien ini bukan hanya akibat virus tetapi juga bakteri.
Selain pemberian antibiotik, pasien juga diberikan obat antipiretik yang
bertujuan untuk menurunkan keluhan demam pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
20
1. Endang Poerwati. Determinan Lama Rawat Inap Pasien Balita dengan Diare.
Vol 27. No. 4. Jurnal Kedokteran Brawijaya: Jakarta Timur; 2013.
2. Jufrie, M., Oswari, H., Arief, S., et al. Buku Ajar Gastroenterologi
Hepatologi. Jilid I. Cetakan 3. Badan Penerbit IDAI: Jakarta; 2012. Hal 87-
118.
3. Depkes. RI Buku saku petugas kesehatan Lintas Diare. Jakarta; Depkes RI:
2011.
4. Departemen Kesehatan Republik Indone
5. sia. 2008. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen
Kesehatan RI: Jakarta. Hal 3, 16-18, 29.
6. Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric
Diagnosis Little Brown and Company 2010;20 23.
7. Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Managemnt of Acute in
Children Postgraad Doct Asia 1984 : Dec : 268 274