Laporan Untuk Presentasi
Laporan Untuk Presentasi
Oleh:
Parameter Kisaran
Fisik
Organik 1 - 15 mg/l
Ammonia 5 - 15 mg/l
Fosfor
Total (sebagai P)
5 - 20 mg/l
Organik
1 - 15 mg/l
Anorganik
5 - 15 mg/l
PH 7,0 7,5
Kalsium 30 - 50 mg/l
Klorida 30 - 85 mg/l
Sulfat 20 - 60 mg/l
Salah satu contoh dari air limbah domestik adalah air limbah rumah
makan. Air limbah rumah makan didapatkan dari aktivitas yang ada dalam
rumah makan. Beberapa aktivitas dalam rumah makan yang dapat
menghasilkan limbah yaitu pada proses pencucian alat dan makanan serta pada
proses pengolahan makanan maupun minuman. Berdasarkan dari aktivitas
tersebut pada umumnya kandungan yang terdapat dalam limbah rumah makan
yaitu bahan buangan organik dan sisa olahan bahan makanan maupun
minuman. Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke
perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Tidak tertutup
kemungkinan dengan bertambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula
bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia
Air limbah rumah makan selain mengandung bahan-bahan organik juga
mengandung klorida. Selain itu air limbah rumah makan juga mengandung
sulfat yang terlarut. Sulfat yang terlarut ini pada umumnya berasal dari air
cucian buah, daging, piring dan sebagainya.
Air limbah selain mengandung bahan organik, klorida, dan sulfat, juga
mengandung beberapa mineral mineral tertentu yang terkandung dalam air
misalnya kalsium, magnesium dan lain-lain yang direpresentasikan sebagai
kesadahan total
Untuk mengetahui kandungan bahan organik, klorida dan sulfat yang
terlarut, dan mineral-mineral yang terdapat pada air limbah rumah makan maka
dilakukan pengujian terhadap air limbah rumah makan tersebut. Pengujian
yang dilakukan yaitu penentuan bahan organik dengan titrasi permanganometri,
penentuan kadar sulfat secara turbidimetri, penentuan kesadahan total dengan
cara titrasi kompleksometri, dan penentuan kadar klorida dengan cara titrasi
argentometri.
Pada pengujian ini air limbah yang dijadikan sampel adalah air limbah
yang berasal dari rumah makan Warung Nusa Indah.
V1 x N1 = V2 x N2
Penentuan Kesadahan Total pada Air Limbah Rumah Makan dengan cara
Titrasi Kompleksometri
Kesadahan pada air limbah merupakan kandungan mineral-mineral
tertentu yang terdapat dalam air limbah. Mineral-mineral yang terkandung pada
air limbah seperti Kalsium, Magnesium, dan sebagainya. Apabila kesadahan
dari air limbah tinggi maka kadar mineral-mineral yang terdapat dalam air
limbah tersebut juga tinggi. Kesadahan total dari air limbah rumah makan
dapat ditentukan dengan cara titrasi kompleksometri. Titrasi ini didasarkan
pada pembentukan senyawa kompleks antara bahan atau sampel yang akan
dianalisis dengan titran dalam hal ini titran yang digunakan adalah EDTA.
Penggunaan EDTA sebagai titran dikarenakan EDTA merupakan chelating
agents dan dapat membentuk kompleks yang stabil dengan Ca2+, Mg2+, dan ion
divalen lain yang menyebabkan kesadahan. Sedangkan indicator yang
digunakan untuk mengetahui titik akhir dari titrasi adalah Eriochrome Black T
(EBT). Indikator EBT ini merupakan larutan yang berwarna biru kehijaun. Saat
indikator ditambahkan pada sampel maka akan terjadi reaksi antara mineral-
mineral divalent misalkan Ca2+ yang terdapat pada sampel dengan EBT yang
menghasilkan warna larutan merah anggur. Adapun reaksinya yaitu sebagai
berikut:
Ca2+(aq) + EBT(aq) Ca-EBT(aq) + Ca2+(aq) sisa
(merah anggur)
Penentuan Kadar Klorida pada Air Limbah Rumah Makan dengan cara
Titrasi Argentometri
Penentuan kadar klorida yang terlarut pada air libah rumah makan dapat
ditentukan dengan cara titrasi argentometri. Ada 3 cara dalam titrasi
argentometri yaitu; Metode Mohr, Metode Volhard, dan Metode Fajans. Pada
praktikum ini menggunakan Metode Mohr.
Pada titrasi argentometri dengan metode Mohr ini suatu larutan sampel
yang mengandung klorida dikondisikan pHnya agar netral, setelah itu
ditambahkan indikator kromat dan dititrasi dengan larutan perak nitrat.
Apabila ion klorida yang ada pada sampel air limbah telah habis bereaksi
dengan perak nitrat membentuk suatu garam yang tidak mudah larut (AgCl),
selanjutnya indikator kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk
endapan perak kromat yang berwarna coklat kemerahan sebagai titik akhir
titrasi.
No
Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
Pengenceran tidak dilakukan hal ini karena konsentrasi dari sampel sudah encer
terlihat dari warna sampel yang memudar.
Ditambahkan 2,5 mL H2SO4 8 N bebas zat organik (panaskan campuran pada suhu
Saat penambahan H2SO4 terlihat warna larutan sedikit memudar, dan terdapat bau
yang tak sedap.
Gambar 2. Sampel + H2SO4 dan dipanaskan
Ditambahkan KMnO4 0,5 N berlebih kedalam contoh larutan uji hingga berwarna
merah muda.
1. I 3 mL 4
2. II 4 mL
Larutan contoh uji dititrasi dengan KMnO4
3. III 3 mL
0,5 N hingga warna merah muda tidak hilang
Rata rata 3,33 mL kira-kira selama 30 detik. Volume pemakaian
KMnO4 dicatat.
5.2 Penentuan Kesadahan Total Air Limbah Rumah Makan dengan cara
Titrasi Kompleksometri
Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Pembuatan Larutan penyangga pH 10 + 0,11
1. Sebanyak 0,5895 gram Na2EDTA - Padatan Na2EDTA berwarna
dihidrat dan 0,390 gram putih.
- Padatan magnesium klorida
magnesium klorida heksahidrat
heksahidrat berwarna putih
(MgCl2.6H2O) dilarutkan dalam 25
- Campuran kedua zat tersebut
mL air suling.
dengan air suling menghasilkan
larutan bening tak berwarna.
2. Larutan tersebut ditambahkan ke - NH4Cl berwarna putih
- Larutan ditambahkan NH4Cl dan
dalam 8,45 gram NH4Cl dan 71,5
NH4OH menghasilkan larutan
mL NH4OH pekat sambil diaduk.
bening tak berwarna.
0,00 0,1
10,00 0,35
20,00 0,8
30,00 1,3
40,00 2,0
50,00 2,4
.
Gambar 6. Pengukuran
absorbansi dengan spektronik
20+
5.4 Penentuan Kadar Klorida pada Air Limbah Rumah Makan dengan
cara Titrasi Argentometri
Titrasi Volume
I 0,2 mL
II 0,2 mL
III 0,1 mL
Rata-rata 0,16 mL
1.4
VI. Analisis Data
a) Penentuan Angka Permanganat
Tabel 3. Volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi sampel
Dari data di atas dapat ditentukan konsentrasi bahan organik sebagai angka
permanganat dalam sampel air limbah rumah makan dengan menggunakan
persamaan berikut:
V1 x N1 = V2 x N2
3,33 mL x 0,5 N = 50 mL x N2
N2 = 0,033 N
= 0,0165 M
Berdasarkan data di atas, maka kesadahan total dalam sampel limbah cair rumah
makan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1000
xV EDTA x MEDTA x 100
VC.u .
Kesadahan total (mg CaCO3 / L) =
Dik: Vol EDTA = 0,83 mL
[EDTA] = 0,01 M
Mr CaCO3 = 100 gr/mol
Vsampel = 10 mL
Penyelesaian:
1000
x 0,83 mL x 0,01 mol/L x 100 gr/mol
10
Kesadahan total (mg CaCO3/L)=
= 83 mg/L
= 83 ppm
Nilai 83 ppm di atas merupakan kesadahan total dalam sampel yang diencerkan
5 kali. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesadahan total sampel awal sebelum
diencerkan dapat ditentukan sebagai berikut:
Vsampel pengenceran x Msampel pengenceran = Vsampel awal x Msampel awal
50 mL x 83 ppm = 10 mL x M2
M2 = 415 ppm
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa kesadahan total dalam
sampel limbah cair rumah makan adalah 415 ppm.
Perhitungan kesadahan kalsium (Ca) dalam sampel air limbah rumah makan
Tabel 6. Volume larutan EDTA yang diperlukan untuk mentitrasi sampel
pada pH 12
Titrasi ke- Volume Sampel Volume EDTA
I 10 mL 0,6 mL
II 10 mL 0,5 mL
III 10 mL 0,4 mL
Rata-rata 0,5 mL
Berdasarkan data di atas, maka kesadahan kalsium (Ca) dalam sampel limbah cair
rumah makan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1000
xV EDTA x MEDTA x 40
VC.u .
Kesadahan kalsium (mg Ca/ L) =
Dik: Vol EDTA = 0,5 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Ca = 40 gr/mol
Vsampel = 10 mL
Penyelesaian:
1000
x 0,5 mL x 0,01 mol/L x 40 gr/mol
10
Kesadahan kalsium (mg Ca/L) =
= 20 mg/L
= 20 ppm
Nilai 20 mg/L di atas merupakan kesadahan kalsium (Ca) dalam sampel yang
diencerkan 5 kali. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesadahan kalsium (Ca)
sampel awal sebelum diencerkan dapat
ditentukan sebagai berikut:
Vsampel pengenceran x Msampel pengenceran = Vsampel awal x Msampel awal
50 mL x 20 mg/L = 10 mL x M2
M2 = 100 mg/L
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa kesadahan kalsium (Ca)
dalam sampel limbah cair rumah makan adalah 100 mg/L.
Perhitungan kesadahan magnesium (Mg) dalam sampel air limbah rumah makan
Dengan mengetahui kesadahan total dan kesadahan kalsium (Ca) dalam sampel
limbah rumah makan, maka kesadahan magnesium (Mg) dapat dihitung
menggunakan rumus sebagaiberikut:
1000
x [VEDTA (a) VEDTA (b)] x MEDTA x 24
VC.u .
kesadahan magnesium (mg Mg/ L) =
Dik:
Vol EDTAa (kesadahan total) = 0,83 mL
Vol EDTAb (kesadahan kalsium) = 0,5 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Mg = 24 gr/mol
Vsampel = 10 mL
Penyelesaian:
1000
x (0,83 - 0,5 ) mL x 0,01 mol/L x 24 gr/mol
10
Kesadahan Mg (mg Mg/L) =
= 7,92 mg/L
= 7,92 ppm
Nilai 7,92 mg/L di atas merupakan kesadahan magnesium (Mg) dalam sampel
yang diencerkan 5 kali. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesadahan
magnesium (Mg) sampel awal sebelum diencerkan dapat ditentukan sebagai
berikut:
Vsampel pengenceran x Msampel pengenceran = Vsampel awal x Msampel awal
50 mL x 7,92 mg/L = 10 mL x M2
M2 = 39,6 mg/L
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa kesadahan magnesium
(Mg) dalam sampel limbah cair rumah makan adalah 39,6 mg/L
c) Penentuan Kadar Sulfat pada Air Limbah Rumah Makan secara Titrasi
Turbidimetri
142 gr/mol
x50 mg/L
96 gr/mol
= 73,5 mg/L
= 73,5 mg/ 500 mL
= 0,0735 gr / 500 mL
2. Pembuatan Larutan Standar Sulfat, SO42-, 0 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm,
40 ppm, 50 ppm dari larutan induk sulfat, SO42-, 100 ppm.
a. Konsentrasi 10 ppm, 100 mL d. Konsentrasi 40 ppm, 100 mL
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
V1x 100 ppm = 100 mL x 10 ppm V1 x 100 ppm = 100 mL x 40 ppm
V1 = 10 mL V1 = 40 mL
Dari data tersebut, maka diperoleh kurva kalibrasi larutan standar sulfat,
SO42- sebagai berikut:
Berdasarkan data di atas, maka kandungan klorida (Cl) dalam sampel air limbah
rumah makan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3540
Konsentrasi klorida (mg/L) = (A-B) x N x V sampel
Keterangan:
A : volume AgNO3yang dipakai untuk titrasi sampel (mL)
B : volume AgNO3yang dipakai untuk titrasi blanko (mL)
N : normalitas AgNO3
V: volume sampel (mL)
Dik:
A = 0,5 mL
B = 0,16 mL
AgNO3 = 0,1 M = 0,1 N
Vsampel = 10 mL
Dit : Konsentrasi klorida (mg/L) = ... ?
Penyelesaian:
3540
Konsentrasi klorida (mg/L) = (0,5-0,16) x 0,1 x 10
= 12,03 mg/L
= 12,03 ppm
Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa kandungan klorida (Cl)
dalam sampel air limbah rumah makan adalah 12,03 ppm.
VII. Hasil dan Pembahasan
a) Hasil Percobaan
Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh dalam
analisis limbah cair rumah makan pada masingmasing parameter secara
ringkas disajikan dalam table dibawah ini.
Table 08. Karakteristik Limbah cair rumah makan Warung Nusa Indah
No Parameter Kadar
1 Bahan organik 0,333 mmol
2 Kesadahan Total 415 ppm
3 Sulfat 46,537 ppm
4 Klorida 12,03 ppm
b) Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis limbah cair rumah
makan. Adapaun limbah cair yang digunakan merupakan limbah cair
rumah makan Warung Nusa Indah yang berada di Jalak Putih, Kota
Singaraja, Kabupaten Buleleng. Limbah ini diambil langsung dari tempat
pembuangan limbah. Limbah ini selanjutnya dianalisis menggunakan
parameter ada atau tidaknya kandungan bahan organic, uji kesadahan total,
uji kadar sulfat yang terlarut dalam air limbah, dan terakhir yaitu uji kadar
klor yang terlarut pada sampel air limbah
4.2.1 Bahan Organik
Untuk menentukan kandungan bahan organik dalam limbah cair
rumah makan digunakan titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam
suasana asam dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran.
Tahap pertama adalah mengambil sampel limbah rumah makan sebanyak
50 mL. Setelah itu ditambahnkan H2SO4 pekat sebanyak 2,5 mL,
penambahan H2SO4 ini bertujuan untuk membuat kondisi reaksi asam
sehingga Mn2+ stabil atau tidak berubah menjadi MnO 2, kemudian
dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi
oksidasi zat organiknya. Setelah penambahan H2SO4 kemudian
ditambahkan KMnO4 berlebih sehingga larutan berubah menjadi warna
ungu. Adapun fungsi penambahan KMnO4 berlebih yaitu untuk
mengoksidasi zat organik yang terkandung dalam sampel. Selanjutnya
penambahan Natrium oksalat sebanyak 5 mL. Titrasi pada praktikum kali
ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan data yang lebih
akurat. Adapun volume ketiga titrasi tersebut yaitu titrasi pertama
sebanyak 3 mL, titrasi kedua sebanyak 4 mL, dan titrasi ketiga sebanyak 3
mL, sehingga diperoleh volume rata-rata kalium permanganat yang
dihabiskan untuk mentitrasi sampel adalah sebanyak 3,33 mL dan
konsentrasi bahan organik sebagai angka permanganat dalam sampel
limbah rumah makan adalah 0,333 mmol.
4.2.2 Kesadahan
Anggraeni Kriza, Dian . 2014. Analisis Sulfat SO42- secara Turbidimetri dengan
Spektrofotometri UV-Vis.
http://www.scribd.com/doc/228518807/ANALISIS-SULFAT-SO42
SECARA-TURBIDIMETRI-DENGAN-SPEKTROFOTOMETER-UV-
VIS#scribd. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017
Badan Standardisasi Nasional. 2004. Cara uji nilai permanganat secara titrimetri
BSN. 2004. Air & Air Limbah: Bagian 20: Cara Uji SO4-2 secara Turbidimetri
Himka1Polban. 2015. Laporan Spektrofotometri Penentuan Kadar Sulfat
Spektronic 20.
https://himka1polban.wordpress.com/laporan/spektrofotometri/laporan-
penentuan-kadar-sulfat-spektronic-20/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
I Dewa Ketut Sastrawidana dan Maryam Siti.2015.Penuntun Praktikum Analisis
Tanah dan Air.Undiksha Press:Singaraja
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor: 112 Tahun 2003
Priyono Rahmat. 2014. Kesadahan Total Kalsium dan Magnesium secara
Titrimetri. https://www.academia.edu/9394021/Kesadahan14. Diakses
tanggal 23 Maret 2017.
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang Limbah
Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi
Program S1, Universitas Indonesia.