Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR

PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM


No. Dokumen : SOP/ADM-PM/2.3.1 P.3
No. Revisi :
STANDAR Pembuat :
PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
Unit :
Pemeriksa
Halaman : 1/1

UPT Tanda tangan kepala Puskesmas : dr. Andri Sentanu


NIP.197907162010011012
PUSKESMAS
DTP DARMA

1. Pengertian Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang lebih


dari 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus


perdarahan postpartum

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Darma tentang pelayanan klinis

4. Referensi BukuPelatihan APN JNPK-KR Depkes RI, 2008.

5. Alat dan Bahan -

6. Langkah - Langkah
Klasifikasi :

a. Perdarahan postpartum dini yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi
lahir.
b. Perdarahan postpartum lanjut yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan.

Etiologi :

Atonia uteri
Robekan jalan lahir
Retensio plasenta/sisa plasenta
Kelainan pembekuan darah

Kriteria Diagnosis :

Gejala dan Tanda Tanda dan Diagnosis


Gejala Lain Kerja
Uterus tidak Syok
berkontraksi dan Bekukan darah pada
lembek. serviks atau posisi Atonia
Perdarahan segera terlentang akan Uteri
setelah anak lahir. menghambat aliran
darah keluar.
Darah segar yang Pucat Robekan
mengalir, segera Lemah jalan lahir
setelah bayi lahir. Menggigil
Uterus kontraksi
dan keras.
Plasenta lengkap.
Plasenta belum Tali pusat putus akibat Retensio
lahir setelah 30 traksi berlebihan Plasenta
menit. Inversio uterus akibat
Perdarahan segera. tarikan perdarahan
Uterus lanjutan
berkontraksi dan
keras.
Plasenta atau Uterus berkontraksi Tertinggaln
sebagian selaput tetapi tinggi fundus tidak ya sebagian
(mengandung berkurang plasenta
pembuluh darah) atau
tidak lengkap. ketuban
Perdarahan segera.
Uterus tidak Neurogenik syok Inversio
teraba. Pucat dan Limbung Uteri
Lumen vagina
terisi massa.
Tampak tali pusat
(bila plasenta
belum lahir).

Sub involusi Anemia Endometriti


uterus. Demam s atau sisa
Nyeri tekan perut fragmen
bawah dan pada plasenta
uterus. (terinfeksi
Perdarahan. atau tidak )
Lokhia Late
mukopurulen dan postpartum
berbau hemorrahag
e
(perdarahan
postpartum
sekunder).

Pengelolaan :

Segera setelah diketahui perdarahan pascasalin, tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera
berikan cairan infus, kontrol perdarahan dan berikan oksigen.
Bila syok tidak ada atau keadaan umum telah optimal, segera lakukan pemeriksaan umum
untuk mencari etiologi.

a. Atonia uteri
Lakukan masase fundus uteri
Bersihkan kavum uteri
Lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI). Jika uterus berkontraksi keluarkan tangan setelah
1-2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi teruskan KBI hingga 5 menit.
Lakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE).
Berikan Metilergometrin0,2 mg intramuskuler (IM) atau intravena (IV).
Berikan infus cairan larutan Ringer Lactat (RL) dan oxitocyn 20 IU/500 cc.
Mulai lagi KBI atau pasang tampon uterovagina
Jika tidak teratasi lakukan persiapan untuk rujukan, dengan meneruskan cairan IV hingga ibu
mencapai tempat rujukan.
b. Robekan jalan lahir.
Perlukaan jalan lahir terdiri dari :

- Robekan perineum
- Hematoma vulva
- Robekan dinding vagina
- Robekan serviks
- Ruptura uteri

Robekan perineum dibagi atas 4 tingkat :

Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.

Tingkat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis, tetapi tidak
mengenai sfingter ani.

Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perineum dan otot sfingter ani.

Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rektum.


Penatalaksanaan :

Robekan tingkat I,II, dan III harus dijahit memakai catgut secara jelujur dengan cara jahitan
angka delapan.

Robekan perineum tingkat IV dianjurkan untuk melakukan rujukan.

c. Retensio plasenta
Retensio plasenta ialah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.

Penatalaksanaanya: dilakukan plasenta manual

Prosedur plasenta manual sebagai berikut :

Persetujuan tindakan medik


Persiapan pasen dan penolong
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
Penetrasi ke kavum uteri
Beri sedativa dan analgetika
Kosongkan kandung kemih
Jepit tali pusat dengan kocher, tegangkan tali pusat dengan tangan kiri ( sejajar lantai)
Tangan kanan masuk melalui introitus vagina secara obstetrik, menelusuri tali pusat hingga
serviks
Tangan kiri menahan fundus, tali pusat dipegang oleh asisten
Lanjutkan penetrasi tangan kanan ke kavum uteri, temukan implementasi dan tepi plasenta.

Melepas plasenta
Sisipkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus
Setelah penyisipan berhasil, gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sehingga secara
bertahap plasenta dapat dilepaskan dengan tepi luar jari-jari tangan dalam.

Mengeluarkan plasenta
Pastikan tidak ada sisa plasenta
Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat atau memegang pangkal tali pusat (tahan
korpus uteri pada supra simpisis)
Letakkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
Perhatikan kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan.
Dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan
Perawatan pasca tindakan.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10. Rekaman/ Histori perubahan

NO YANG DIRUBAH ISI PERUBAHAN TANGGAL


DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai