Prosedur HPP
Prosedur HPP
6. Langkah - Langkah
Klasifikasi :
a. Perdarahan postpartum dini yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi
lahir.
b. Perdarahan postpartum lanjut yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan.
Etiologi :
Atonia uteri
Robekan jalan lahir
Retensio plasenta/sisa plasenta
Kelainan pembekuan darah
Kriteria Diagnosis :
Pengelolaan :
Segera setelah diketahui perdarahan pascasalin, tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera
berikan cairan infus, kontrol perdarahan dan berikan oksigen.
Bila syok tidak ada atau keadaan umum telah optimal, segera lakukan pemeriksaan umum
untuk mencari etiologi.
a. Atonia uteri
Lakukan masase fundus uteri
Bersihkan kavum uteri
Lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI). Jika uterus berkontraksi keluarkan tangan setelah
1-2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi teruskan KBI hingga 5 menit.
Lakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE).
Berikan Metilergometrin0,2 mg intramuskuler (IM) atau intravena (IV).
Berikan infus cairan larutan Ringer Lactat (RL) dan oxitocyn 20 IU/500 cc.
Mulai lagi KBI atau pasang tampon uterovagina
Jika tidak teratasi lakukan persiapan untuk rujukan, dengan meneruskan cairan IV hingga ibu
mencapai tempat rujukan.
b. Robekan jalan lahir.
Perlukaan jalan lahir terdiri dari :
- Robekan perineum
- Hematoma vulva
- Robekan dinding vagina
- Robekan serviks
- Ruptura uteri
Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.
Tingkat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis, tetapi tidak
mengenai sfingter ani.
Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perineum dan otot sfingter ani.
Robekan tingkat I,II, dan III harus dijahit memakai catgut secara jelujur dengan cara jahitan
angka delapan.
c. Retensio plasenta
Retensio plasenta ialah plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.
Melepas plasenta
Sisipkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus
Setelah penyisipan berhasil, gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sehingga secara
bertahap plasenta dapat dilepaskan dengan tepi luar jari-jari tangan dalam.
Mengeluarkan plasenta
Pastikan tidak ada sisa plasenta
Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat atau memegang pangkal tali pusat (tahan
korpus uteri pada supra simpisis)
Letakkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
Perhatikan kontraksi uterus dan kemungkinan perdarahan.
Dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan
Perawatan pasca tindakan.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10. Rekaman/ Histori perubahan