Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Alam merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai. Alam merupakan sesuatu yang
sudah ada, telah ada dan akan ada. Alam sekitar yang tidak tercemar memberikan suasana
yang nyaman, indah dan menyehatkan. Salah satu pemanfaatan alam yang tersedia adalah
menjadikannya sebagai objek wisata alam. Aset berharga yang dimiliki oleh tiap-tiap wilayah
yaitu salah satunya adalah alam, ditambah jika memiliki keelokan atau keunikan tersendiri.
Sebab itu, banyak wilayah yang mengambil kebijakan menjadikan alam sebagai tempat
wisata. Wisata alam disamping bertujuan melestarikan keindahan alam juga merupakan suatu
langkah yang dipilih untuk mengenalkan keindahan alam semesta. Wisata alam banyak
macamnya seperti Wisata alam air terjun, telaga, danau, gunung, laut dan masih banyak lagi...
Namun pada zaman sekarang lebih banyak masyarakat yang lebih tertarik terhadap wahana-
wahana buatan manusia seperti wahana kolam renang dan juga seperti wahana bermain
Duffan, Trans Studio Bandung dan yang lainnya, sehingga wisata alam sedikit tersisihkan.
Banyak wilayah yang mengelola alam sebagai wisata alam dengan baik dan mengemasnya
dengan menarik. Salah satunya yaitu wisata alam Bukit Bintang di Bandung.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari dilakukan penelitian tentang Wisata Alam Bukit Bintang
yang bertempat di Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung, yaitu :
Untuk mengetahui kondisi Wisata Alam Bukit Bintang
Untuk mengetahui apa saja fasilitas yang disediakan di Wisata Alam Bukit Bintang
Untuk mengetahui daya tarik sekaligus kekurangan mengenai Wisata Alam Bukit
Bintang.
1.3 Pelaksanaan Observasi
Observasi ini saya lakukan dengan keterangan sebagai berikut :
Lokasi Observasi Lokasi observasi adalah Wisata Alam Bukit Bintang yang berada
di Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung.
Waktu Observasi Waktu pengamatan sekitar pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.00
WIB , dilakukan pada Hari Senin, tanggal 10 April 2017 yaitu saat libur minggu
tenang UTS.
Cara Kerja Saya melakukan pengamatan langsung di Lapangan dan melakukan
wawancara langsung dengan penjaga loket dan wisatawan .

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika laporan Seminar disusun sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, Pelaksanaan
Observasi dan sistematika penulisan pada laporan.

Bab 2 : Kajian Teori Wisata


Kajian yang menguraikan pustaka/literatur untuk dapat mengetahui berbagai macam
penjelasan, ketentuan dan perencanaan mengenai objek wisata.

Bab 3 : Studi Banding dan Analisis Studi Banding


Kajian berupa hasil survey lapangan

Bab 4 : Kesimpulan
Menguraikan kesimpulan dari berbagai literatur yang dikumpulkan dan dipelajari
sehingga dapat mengetahui garis besar mengenai wisata alam pegunungan khususnya
bukit moko.

Daftar Pustaka
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Pariwisata

Pariwisata telah dikenal di dunia sejak zaman prasejarah namun tentu saja pengertian
pariwisata pada zaman itu tidak seperti saat ini (modern). Sejak dahulu kala bangsa-bangsa
di dunia seperti Sumeria, Phoenisia, sampai dengan Romawi sudah melakukan perjalanan,
namun tujuannya masih untuk berdagang, menambah pengetahuan ilmu hidup, ataupun ilmu
politik. Selanjutnya setelah modernisasi meluas di segala penjuru dunia, khususnya setelah
terjadinya revolusi industry di Inggris, maka muncul traveller -traveller yang secara
bergantian melakukan perjalanan pariwisata seperti yang kita kenal saat ini.

Sedangkan di Indonesia sendiri, pariwisata telah di kenal sejak zaman kerajaan


kerajaan yang menguasai wilayah nusantara, walaupun masih berkepentingan untuk saling
menguasai, namun tidak dapat dipungkiri akan adanya pertukaran kebudayaan antar wilayah.
Pariwisata modern Indonesia mulai dikenal sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia
Melalui Vereeneging Toesristen Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official
tourist bureau.

Kedudukan VTV selain sebagai lembaga pariwisata juga bertindak sebagai tour
operatoratau travel agent. pariwisata Pada masa ini, badan pariwisata yang dibentuk oleh
Belanda hanya memprioritaskan pada wisatawan kulit putih saja, sedangkan bagi pribumi
sendiri diberikan pembatasan seperti dilakukan di sector - sektor lainnya. Setelah
kemerdekaan, Pariwisata Indonesia berangsur-angsur menunjukkan kenaikan.

Selama periode Repelita I sampai dengan Repelita IV wisatawan di Indonesia


meningkat secara drastis, bahkan melebihi target yaitu 11.626.000 wisatawan dari
yang semula ditargetkan hanya 3.000.000 orang saja.

Pendit (2003), menjelaskan bahwa istilah pariwisata pertama kali diperkenalkan oleh
dua budayawan pada sekitar tahun 1960, yaitu Moh. Yamin dan Prijono. Kedua budayawan
ini memberikan masukan kepada pemerintah saat itu untuk mengganti istilah
tour agar sesuai dengan bahasa khas Nusantara. Istilah Pariwisata sendiri berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu sebagai berikut :

Pari = Penuh, Lengkap, Keliling


Wis (m an) = Rumah, properti, Kampung, Komunitas
Ata = Pergi,

Terus Menerus, Mengembara Yang bila diartikan secara keseluruhan, pariwisata adalah Pergi
Secara Lengkap, Meninggalkan Rumah (Kampung) untuk berkeliling secara terus menerus.

2.2 Obyek Wisata


Suwantoro (2004 : 23 ) menjelaskan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini dikelompok
kan menjadi tiga golongan :
Obyek wisata dan daya tarik wisata alam.
Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.
Obyek wisata dan daya tarik budaya.
Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah,
museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya.
Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus
Obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri,
misalnya olah raga, memancing dan lain-lain.

2.3. Definisi
a.Pariwisata
Pariwisata menurut Spillane (1987 : 20) adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan / keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social,
budaya, alam dan ilmu.

Sedangkan Pendit (2003 : 20), mendefinisikan Pariwisata sebagai suatu proses


kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin
tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (2008 : 111), menjelaskan Pariwisata sebagai suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam
dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Dalam Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990 tentang Keparwisataan dijelaskan


bahwa Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Sedangkan Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

b.Wisatawan
Menurut Konferensi PBB dalam Spillane (1987 : 20) tentang perjalanan dan
pariwisata Internasional di Roma pada tahun 1963 turis atau wisatawan adalah
mereka yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam dengan tujuan :
Leisure(recreation, holiday, health, study, religion and sport)
Bussiness, family, mission, meeting

Menurut The International Union of Official Travel Organization (IUOTO) dalam


Suwantoro (2004: 32), wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
suatu perjalanan wisata dengan waktu tinggalnya sekurang kurangnya 24 jam di daerah atau
negara lain, jika waktu wisata kurang dari 24 jam maka dapat disebut dengan Pelancong.
Selanjutnya, seseorang dapat dikatakan melakukan perjalanan wisata apabila perjalanan
tersebut bersifat sementara, sukarela dan tidak untuk bekerja.
2.4.Jenis Pariwisata

Spillane (1987 : 28), membedakan jenis jenis menjadi sebagai berikut:

Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini


dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur,
untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya,
untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk
menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan
kedamaian di daerah luar kota.

Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang -orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan


karena adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara
hidup rakyat daerah lain,selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah,
peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau
untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater,tarian rakyat, dan lain-lain.

Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)

Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :


Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-peristiwa
olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-lain.

Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang
ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga naik
kuda, dan lain-lain.

Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism. Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah
tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.

Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)


Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya
tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.

2.5 Pengembangan Pariwisata

Pengertian Pengembangan menurut J.S Badudu (1994) dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah hal, cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan
berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik.
Menurut Yoeti (2001 : 177), hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah
menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
harus memenuhi tiga syarat yaitu :

a.Daerah itu harus menpunyai something to see


Yaitu harus mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa
yang dimiliki oleh daerah lain.

b.Di daerah tersebut harus mempunyai something todo


Di tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus banyak
disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat merekabetah di tempat
itu.

c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan something to buy
Di tempat tersebut harus tersedia souvenir dan kerajian rakyat sebagian oleh-oleh atau
souvenir untuk dibawa pulang ketempat asal masing-masing. Selain itu juga harus ada
sarana-sarana lain, seperti money charger, bank, kantor pos, kontor telpon, dan lain
sebagainya.
Selanjutnya, Pendit (2003 : 25), menyebutkan bahwa terdapat sepuluh unsur pokok dalam
industri pariwisata. Pengembangan Industri pariwisata di suatu negara atau daerah tidak akan
berjalan dengan baik apabila tidak
memiliki unsur unsur berikut ini :

a.Politik dan Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Setempat


Unsur yang pertama ini terkait dengan peran pemerintah dalam rangka mengelola
potensi pariwisata di daerahnya. Melalui Politik dan Kebijakan yang dikeluarkannya,
pemerintah dapat mempengaruhi keberlangsungan industry pariwisata di daerahnya.
Pemerintah dapat meningkatkan kualitas pariwisata di daerahnya atau justru
menenggelamkan potensi pariwisata yang ada melalui kebijakannya.

b. Perasaan Ingin Tahu


Pada awalnya hakikat paling utama yang melahirkan pariwisata adalah perasaan
manusia yang terdalam, yang seba ingin tahu segala sesuatu selama hidup di dunia. Manusia
ingin tahu segala sesuatu di dalam dan diluar lingkungannya, mereka ingin tahu tentang
kebudayaan di negara asing, cara hidup dan adat istiadat negeri antah berantah, udara dan
hawa udara yang berbeda beda di berbagai negeri, keindahan dan keajaiban alam dengan
bukit, gunung, lembah serta pantainya, dan berbagai
hal yang tidak ada dalam lingkungan sendiri.

c.Sifat Ramah Tamah


Sifat ramah tamah masyarakat Indonesia ini merupakan salah satu modal potensial
yang besar dalam bidang pariwisata, disamping keindahan alam dan atraksi yang menarik,
sifat ramah tamah ini juga merupakan investasi tak nyata dalam arti kata sesungguhnya pada
industry pariwisata karena merupakan daya tarik sendiri.

d. Jarak dan Waktu (Aksesibilitas)


Yang harus diperhatikan oleh stakeholder yang
berkompeten didalam indsutri pariwisata dewasa ini adalah tentang waktu dan jarak tempuh
yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk mencapai objek wisata.
e.Atraksi
Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau umumnya disebut objek wisata, baik yang biasa
berlangsung tiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu di Indonesia sangat
banyak.

f.Akomodasi
Akomodasi merupakan rumah sementara bagi sang wisatawan sejauh atau sepanjang
perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan, keenakan, pelayanan yang
baik, kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan, serta hal-hal kebutuhan
hidup sehari hari yang layak dalam pergaulan dunia Internasional.

g. Pengakutan (Courier)
Faktor pengangkutan dalam dunia pariwisata membutuhkan syarat tertentu, antara
lainjalan yang baik, lalu lintas lancer, alat angkutan yang cepat disertai dengan syarat
secukupnya dalam bahasa asing yang umum dipergunakan oleh pergaulan dunia
Internasional.

h.Harga
Harga Di tempat atau di negara mana harga barang atau ongkos perjalan yang lebih
murah dan lebih baik, sudah tentu wisatawan akan memilihnya.

i.Publisitas dan Promosi


Publisitas dan promosi yang dimaksud disini adalah propaganda kepariwisataan
dengan didasarkan atas rencana atau program secara teratur dan berkelanjutan baik. Ke dalam
Publisitas dan promosi ini ditujukan pada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud
dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran
akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga Industri Pariwisata di negeri ini memperoleh
dukungannya.
Ke luar, publisitas dan promosi ini ditujukan pada dunia luar dimana kampanye
penerangan benar-benar mengandung berbagai fasilitas-fasilitas dan atraksi yang unik dan
menarik terhadap wisatawan. Dalam hal ini Indonesi hendaknya dapat mengedepankan
fasilitas yang unik dan memenuhi standar dunia industri pariwisata serta
menyajikan atraksi menarik yang beda dari tempat lain.
j.Kesempatan Berbelanja
Kesempatan berbelanja atau lazim pula dikatakan shopping adalah kesempatan untuk
membeli barang, oleh-oleh, atau souvenir untuk dibawa pulang ke rumah atau ke negaran
ya. Sedangkan menurut Spillane (1987 : 63), obyek wisata harus memiliki lima unsur yang
penting agar wisatawan dapat menikmati perjalanan wisatanya, yaitu :

a.Attractions
Yaitu apa yang menjadi pusat dari suatu obyek wisata. Attractions dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung, dan dapat diklasifikasikan dalam skala lokal, provinsi, wilayah,
nasional serta internasional. Pada dasarnya wisatawan tertarik untuk mengunjungi suatu
obyek wisata karena terdapat ciri khas di tempat tersebut, ciri tersebut antara lain :
1)Keindahan alam
2)Iklim dan cuaca
3)Kebudayaan
4)Sejarah
5)Ethnicity
6)Accessibility

b.Facility
Fasilitas disini dibutuhkan dalam rangka melayani wisatawan saat menikmati obyek
wisata. Fasilitas cenderung mendukung, bukan mendorong pertumbuhan obyek wisata,
seperti contohnya fasilitas yang tersedia harus sesuai antara harga dan kualitas, fasilitas juga
harus sesuai dengan kemampuan membayar target wisatawan yang mengunjungi obyek
wisata tersebut.

c.Infrastruktur
Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :
1)Sistem pengairan/air
2)Sumber listrik dan energi
3)Jaringan komunikasi
4)Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air
5)Jasa-jasa kesehatan
6)Jalan-jalan/jalan raya
d.Transportation
Selain ketiga hal diatas, transportasi juga merupakan unsur penting yang harus ada di
obyek wisata. Adanya transportasi yang baik, seperti tersedianya bus, travel, dan lain
sebagainya memungkinkan wisatawan dapat lebih mudah dalam menjangkau obyek wisata
yang dituju, dengan kemudahan transportasi maka tentu saja akan mempengaruhi banyaknya
wisatawan yang berkunjung.

e.Hospitality(keramahtamahan)
Wisatawan merupakan orang yang sedang berada di lingkungan yang baru dan belum
mereka kenal, maka sifat keramah tamahan menjadi salah satu unsur yang penting dalam
rangka membuat suatu obyek wisata menarik bagi wisatawan.Sondakh (2010 : 43)
menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat tiga faktor yang penting dalam pengembangan
pariwisata, yaitu :
1)Perbaikan Infrastruktur
2)Perbaikan Promosi
3)Perbaikan Keamanan

Dalam rangka pengembangan pariwisata ini, maka dilakukan pendekatan terhadap


organisasi pariwisata yang ada (Pemerintah dan Swasta), serta pihak lain yang diharapkan
mampu mendukung tumbuh kembangnya pariwisata seperti masyarakat lokal. Berikut
merupakan tiga aktor utama yang berperan dalam pembangunan dan pengembangan
pariwisata menurut Pitana dan Gayatri (2005 : 95) :
1)Masyarakat
Yaitu masyarakat umum yang tinggal di sekitar obyek wisata, yang juga merupakan pemilik
sah dari berbagai sumberdaya modal pariwisata, seperti kebudayaan, tokoh
masyarakat, intelektual, LSM serta media massa.
2)Swasta
Yaitu seperti asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha yang bergerak di sektor
pariwisata.
3)Pemerintah
Yaitu mulai dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, kecamatan dan
seterusnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Wisata Alam di Bandung

Wisata alam di Kota Bandung banyak didatangi oleh berbagai wisatawan baik dalam
hingga luar negeri. Sebagaimana yang kita ketahui, Bandung adalah salah satu kota yang
mempunyai daya jual yang sangat bagus di bidang pariwisatanya, maka dari itu jangan heran
jika anda berkunjung ke bandung pada akhir pekan akan sangat banyak sekali berbagai
macam plat nomor dari berbagai daerah terutama plat nomor dari Kota Jakarta yang lebih
memilih Kota Bandung sebagai tujuan untuk menghabiskan sisa akhir pekan. Kota bandung
juga terkenal dengan julukan paris van java.

Kota Bandung mempunyai kualitas udara yang bagus karena hutan-hutanya terjaga
dengan baik sehingga menghasilkan udara yang bersih dan sejuk. Karena letaknya memang
di daerah pegunungan, bandung memiliki banyak wisata alam yang bagus dan menantang
untuk dikunjungi , berikut penulis rangkum beberapa wisata alam yang menarik dan banyak
dikunjungi oleh wisatawan di Bandung.

a. Kawah Putih Ciwidey

Kawah Putih Ciweday terletak di sebuah daerah selatan Bandung, kurang lebih
berjarak 50 Kilo Meter dari kota Bandung, Lokasinya mudah dituju karena banyak sekali
rambu-rambu penunjuk jalan yang mengarahkan ke tempat wisata alam ini. Untuk dapat
menuju lokasi wisata kawah putih Ciwidey, bisa ditempuh dengan perjalanan menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Kawah Putih Ciwidey ini memiliki keunikan yaitu air pada kawah dapat berubah-
ubahnya warnanya seiring dengan perubahan suhu dan cuaca, ketebalan kabut di sini juga
bisa berubah-ubah tak menentu dalam hitungan menit. Kawah Putih Ciwidey merupakan
objek wisata alam yang sudah dikelola oleh pemerintah Kabupaten Bandung.

Dengan dikelolanya objek wisata kawah putih ciwidey oleh pemerintah, maka insfratuktur
nya pun sangat diperhatikan oleh pemerintah.
Foto : Objek wisata kawah Putih Ciwidey

Foto : Objek wisata kawah Putih Ciwidey

Foto : Objek wisata kawah Putih Ciwidey


b. Situ Patenggang

Danau adalah salah satu tempat atau objek yang paling enak untuk di jadikan tempat
bersantai . Di Kabupaten Bandung tepatnya dekat dengan kawah putih Ciwidey, juga ada
sebuah danau yang terkenal di penjuru indonesia yaitu Situ Patenggang. Daya tarik objek
wisata alam ini tidak bisa dilepaskan dari legenda yang menyelimutinya, disamping juga
keadaan alamnya yang bisa menyejukan pikiran terlepas, singkat saja nama situ patenggang
adalah sebuah nama yang berarti saling mencari di ilhami oleh kisah dari sepasang kekasih
yang terpisahjauh dan akhirnya bertemu di danau ini. Menariknya lagi di kawasan ini terdapat
pulau berbentuk hati yang pastinya sangat menarik perhatian wisatawan .

Lokasinya yang berada di ketinggian, membuat Situ Patenggang terasa sejuk, selain
itu kawasan wisata ini dikelilingi oleh perkebunan teh rancabali. akses yang mudah dan
kondisi jalan yang sudah bagus, membuat banyak wisatawan yang mengunjungi objek wisata
ini.

Foto : Objek wisata Situ Patenggang

Foto : Objek wisata Situ Patenggang


Foto : Objek wisata Situ Patenggang

c. Bukit Bintang
Menikmati keindahan suatu tempat dari ketinggian adalah sesuatu yang sangat di cari
dan di inginkan oleh kebanyakan orang karena dari ketinggianlah pandanagan kita menjadi
tak terbatas untuk menikmati setiap detail tekstur alam di bawahnya.
Jika anda inginn menikmati indahnya kota Bandung dari ketinggian, Bukit Bintanglah atau
sering disebut Bukit Moko. Menjadi solusi untuk melihat keindahan Kota Bandung dari
ketinggian. Disini wisatawan bisa dengan leluasa menjelajahi setiap sudut kota bandung dari
bukit ini, tapi bersiaplah untuk berdedsakan jika anda mengunjungi tempat ini pada kahir
pekan karena banyak sekali orang yang ketagihan untuk mengunjungi tempat ini. Jangan lupa
untuk mengunjungi warung daweung yang menawarkan anda untuk bisa menikmati
ketinggian di temani dengan minuman hangat yang akan membuat anda merasakan sensasi
luat biasa.
3.2 Destinasi Wisata bukit Moko
Bukit Moko merupakan salah satu tempat wisata alam di kota Bandung yang
terletak di ketinggian 1500 mdpl. Tempat yang menyajikan pemandangan yang sangat
indah ketika malam hari dan menjelang tebitnya matahari ini terletak di Desa Cimenyan,
Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung. Selain disuguhkan pemandangan Kota Bandung dari
sudut 180 dengan suhu dibawah 20 C saat malam hari, wisatawan juga akan dipaksa
menguji adrenalin saat perjalanan mendaki menuju ke Bukit Moko. Salah satu yang menjadi
daya tarik wisatawan untuk datang ke tempat ini ialah wisatawan tidak dikenakan tarif
masuk. Wisatawan hanya cukup membeli makanan atau minuman di warung yang terletak di
Caringin Tilu atau di warung Daweuh saat di bukit Moko dan tentunya biaya parkir jika
membawa kendaraan bermotor.
Peta menuju Bukit Bintang Bandung

Foto sekitar Bukit Bintang Bandung

Foto sekitar Bukit Bintang Bandung


3.2.1 Lokasi
Bukit Bintang adalah salah satu destinasi wisata alam di Kota Bandung. Lokasinya
terletak di ketinggian 1500 mdpl. Letaknya berada di sebelah utara Kota Bandung. Berada
di desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kota Bandung

3.2.2 Aksesibilitas

Wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat ini, ada banyak akses yang dapat dilalui
untuk menuju ketempat ini, diantaranya :
a. Lewat Bojong Koneng, jaraknya paling dekat namun medannya cukup menantang.
b. Lewat Cimuncang, jalur ini tidak direkomendasikan karena kondisi jalan berbatu dan
berkelok-kelok tajam.
c. Lewat Padasuka , jalur ini cukup direkomendasikan karena kondisi jalan paling
bersahabat, tetapi tetap harus hati-hati karena banyak tikungan tajam dan tanjakan terjal.

3.2.3 Fasilitas dan Akomodasi


Fasilitas yang disediakan di Wisata Alam Bukit Bintang antara lain :
a. Loket tiket
Loket tempat pembayaran tiket berada di sebelah kiri gerbang pintu masuk. Biasanya
disana dijaga oleh 3 orang penjaga dan 1 penjaga parkir. Di loket tiket juga kita dapa
menanyakan beberapa hal Bukit Bintang
b. Area parkir
Area parkir disini cukup luas dan sudah dijamin aman, karena bertempat di dalam
lokasi wisata juga berdekatan dengan loket pembayaran tiket.
c. Area Bumi perkemahan
Di area bukit bintang terdapat camping ground, letaknya berada di kawasan hutan
pinus

d. Pendopo/Saung
Di Wisata Alam Bukit Bintang juga terdapat beberapa pendopo / saung kecil untuk
tempat beristirahat.

e. Caf (Warung Daweung)


Sebelum masuk ke area kawasan hutan lindung Bukit Bintang. Terdapat 1 caf yang memiliki
view menghadap ke Kota Bandung, bernama Warung daweung. Caf ini juga merupakan
salah satu Spot terbaik untuk melihat keindahan Kota Bandung saat malam hari.
Disinipun harganya masih standar, tidak seperti warung di tempat wisata kebanyakan yang
memasang harga lebih mahal dari harga standar. Warung ini milik warga yang bertempat
tinggal di dekat kawasan bukit bintang.
3.3 Daya Tarik Wisata Bukit Bintang

a. Harga tiket yang terjangkau


Harga yang dibayar untuk bisa menikmati suasana curug ceheng tidak lebih dari Rp.
15000 per orangnya.

b. Udara yang segar.


Karena berada di ketinggian 1500 mdpl , udara disini masih sangat segar juga tidak
ada polusi yang berarti di daerah ini, sehingga udara terjaga kebersihannya.

c. Memiliki Camping Ground

d. View Kota Bandung


Karena berada diantara bukit, membuat tempat ini kaya akan pemandangan alam dan
memiliki view Kota Bandung yang menjadi daya tarik tersendiri. Saat malam dapat
terlihat keindahan Kota Bandung dengan lampu lampu cahaya. Hal ini lah yang
merupakan nilai plus dari tempat wisata ini.
e. Suasana yang masih sangat alami
3.4 Kekurangan dari Objek Wisata Bukit Bintang

Selain kelebihan, Wisata Alam Bukit Bintang inipun memiliki kekurangan antara lain :

1. Tidak adanya transportasi umum yang langsung menuju ke tempat wisata ini, jadi
wisatawan yang ingin menuju lokasi ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi,
atau bisa menggunakan ojek.
2. Kurang nya penerangan jalan dan rambu-rambu lalu lintas.
Wisatawan yang mengunjungi tempat wisata ini di malam hari, harus berhati-hati
karena tidak adanya lampu penerangan jalan dan rambu rambu.
3. Minim nya tempat sampah di lokasi ini.
4. Tingkat keamanan yang masih kurang. Dibuktikan dengan kurang nya petugas yang
berada di lokasi sekitar tempat wisata ini.
5. . Beberapa fasilitas yang sudah tidak terawat lagi seperti WC.
6. Kondisi jalan untuk menuju bukit bintang belum sepenuhnya baik. Di beber pa titik
masih terdapat jalan yang belum di aspal.

3.5 Faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Pengunjung Wisata Alam Bukit Bintang.

Keindahan Bukit Bintang tidak perlu diragukan, namun sayang Wisata Alam ini masih sepi
dikunjungi. Inilah faktor yang mempengaruhi kurangnya pengunjung di Wisata Alam Curug
Ceheng :

1. Karena letaknya yang cukup plosok, membuat tempat ini susah untuk dicari.

2. Fasilitas yang masih minim.

3. Tidak terawatnya fasilitas-fasilitas yang sudah ada.

5. Masih Kurangnya sosialisasi tentang Bukit Bintang sehingga banyak masyarakat diluar
kota yang tidak tahu ada Wisata Alam Ini.

6. Kurangnya rambu-rambu penunjuk jalan

7. Kurangnya keamanan di lokasi

8. Sulitnya angkutan kota yang menuju lokasi wisata ini.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Alam yang sangat indah dan mempesona tidak akan ada gunanya jika tidak dirawat
dengan baik. Maka minat pengunjung harus di tarik dengan keunikan lainnya agar ramai
dikunjungi. Perawatan dan pelestarianpun harus terus dilaksanakan baik dari alam maupun
fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, Karena Wisata
Alam Bukit Bintang terletak di tengah-tengah pedesaan, akses transportasi disini masih
minim seperti angkutan pedesaan.

4.2 Saran

Untuk membuat pengunjung tertarik, dari pihak pengurus wisata harusnya lebih giat
mempromosikan wisatanya, seperti memasang banner dijalan raya, iklan di media sosial atau
yang lainnya. Bukan hanya itu, fasilitas yang sudah adapun harus benar-benar diperbaiki dan
dirawat. Agar pengunjung tidak bosan, alangkah baiknya alam yang sudah ada dimanfaatkan
secara positif untuk menambah wahana seperti fasilitas untuk outbond, rapling dan lain-lain.
Keamanan disinipun harus jauh lebih ditingkatkan lagi agar pengunjung merasa nyaman dan
aman berada disana. Satu hal lagi yang tak kalah penting yaitu penambahan Cafe didalam
lokasi wisata sangat dibutuhkan agar para pengunjung bisa menikmati makanan dan langsung
dimakan dengan ditemani pemandangan yang indah.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Berkat dan Kasih Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Destinasi
Dalam Arsitektur dalam bentuk maupun isinya yang cukup sederhana. Semoga Tugas ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Setiap wilayah atau Negara pasti memiliki objek wisata yang menarik dan unik .
Dengan semakin maju atau berkembangnya era globalisasi ini dapat membantu setiap Negara
atau wilayah untuk memperkenalkan potensi objek wisata yang dimilikinya. Cara ini tentunya
dapat menarik minat para wisatawan-wisatawan mengunjungi objek wisata tersebut dan kita
juga dapat mempelajari kelebihan dan kelemahan objek wisata tersebut. Oleh karena itu
harapan saya semoga Tugas ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Tugas Dalam Arsitektur ini saya akui masih banyak kekurangan dan
ketidakpuasan dari para pembaca karena pengalaman dan sumber yang saya miliki masih
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan, baik berupa komentar, tanggapan, saran maupun kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas yang saya buat ini. Terima Kasih .

\
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Pelaksanaan Observasi
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Teori
2.1 Sejarah Pariwisata
2.2 Objek Wisata
2.3 Definisi
2.4 Jenis Pariwisata
2.5 Pengembangan Pari Wisata
BAB III Pembahasan
3.1 Wisata Alam di Bandung
3.2 Destinasi Wisata Bukit Bintang(Bukit Moko)
3.2.1 Lokasi
3.2.2 Aksesibilitas
3.3.3 Fasilitas dan Akomodasi
3.3 Daya Tarik Wisata Bukit Bintang
3.4 Kekurangan dari Objek Wisata Bukit Bintang
3.5 Faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Pengunjung Wisata Alam Bukit Bintang
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAPORAN TUGAS DESTINASI DALAM ARSITEKTUR

Disusun oleh :
ANDRE RIKHARDI
10413002

Dosen :
Dr. SRI ASTUTI, dra.,M.T

LAPORAN TENTANG PENGAMATAN


DESTINASI WISATA BUKIT BINTANG
BANDUNG
SEMESTER GENAP TAHUN 2016/2017

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017

Anda mungkin juga menyukai