Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan
dijabat oleh Muhammad Nasir sesuai yang telah diumumkan oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Simak profil dan biodata M
Nasir, Menristek & Dikti di Kabinet Kerja Jokowi JK 2014-2019.
M. Nasir sebelumnya dikenal sebagai pakar anggaran sekaligus Rektor Universitas
Diponegoro (Undip) Semarang. Ia akan memimpin kementerian baru yang merupakan
gabungan dari Kementerian Riset dan Teknologi yang dipadukan dengan Ditjen
Pendidikan Tinggi.
Lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada tanggal 27 Juni 1960, M Nasir meraih gelar sarjana
dari Universitas Diponegoro, lalu merampungkan program S2 di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta sebelum akhirnya menggamit gelar doktor dari University of Science
di Penang, Malaysia.
M. Nasir pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II dan Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Ia terpilih sebagai Rektor Undip pada 9 September
2014 dan baru akan dilantik tanggal 18 Desember 2014 mendatang. Namun, sebelum
itu terlaksana, Jokowi telah menunjuknya sebagai Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi
di Kabinet Kerja untuk periode 2014-2019.
Sebagai Menteri Ristek dan Dikti pertama dalam sejarah pemerintahan di Indonesia,
ayah dari empat orang anak ini bertekad untuk menjadikan riset pendidikan tinggi
negeri ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia.
M Nasir, Sosok yang "Diculik" Jokowi Jadi
Menteri Ristek dan Dikti
469
Shares
Presiden Jokowi pada Minggu (26/10/2014) melantik Nasir sebagai Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dia mengepalai kementerian pertama yang
merupakan gabungan dari Kementerian Riset dan Teknologi dalam kabinet sebelumnya
dengan Ditjen Pendidikan Tinggi.
Nasir yang lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 27 Juni 1960, mengantongi gelar doktor
dari University of Science di Penang, Malaysia. Pendidikan sebelumnya ia tempuh di
dalam negeri, yaitu di Universitas Diponegoro (S-1) dan Universitas Gadjah Mada (S-2).
Pada 9 September 2014 lalu, Nasir terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro,
menggantikan Sudharto. Dikutip dari situs Universitas Diponegoro, Nasir baru akan
menjalankan tugas sebagai rektor mulai 18 Desember 2014.
Namun, nasib berkata lain. Nasir justru terpilih sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-
JK pada 2014-2019. Tak jauh dari cita-cita risetnya, dia didapuk untuk mengepalai
Kementerian Riset dan Teknologi.
Beberapa kali, menteri yang menangani riset dan teknologi berasal dari latar belakang
sains. Gusti Muhammad Hatta yang menjadi Menristek 2011-2014 mempunyai latar
belakang kehutanan. Sementara Suharna Surapranata (2009-2011) dan Kusmayanto
Kadiman (2004-2009) mempunyai latar belakang fisika.
Nasir mempunyai latar belakang di bidang ekonomi dan pengelolaan anggaran. Apakah
dunia riset dan pendidikan tinggi akan menjadi lebih baik? Indonesia akan melihat
dalam lima tahun mendatang.