Anda di halaman 1dari 6

Profil & Biodata M Nasir: Menteri

Ristek dan Pendidikan Tinggi


(Menristek & Dikti) Indonesia
Kabinet Kerja Jokowi JK 2014-2019
By Raditya / Published on Friday, 31 Oct 2014

Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan
dijabat oleh Muhammad Nasir sesuai yang telah diumumkan oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Simak profil dan biodata M
Nasir, Menristek & Dikti di Kabinet Kerja Jokowi JK 2014-2019.
M. Nasir sebelumnya dikenal sebagai pakar anggaran sekaligus Rektor Universitas
Diponegoro (Undip) Semarang. Ia akan memimpin kementerian baru yang merupakan
gabungan dari Kementerian Riset dan Teknologi yang dipadukan dengan Ditjen
Pendidikan Tinggi.
Lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada tanggal 27 Juni 1960, M Nasir meraih gelar sarjana
dari Universitas Diponegoro, lalu merampungkan program S2 di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta sebelum akhirnya menggamit gelar doktor dari University of Science
di Penang, Malaysia.

M. Nasir pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II dan Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Ia terpilih sebagai Rektor Undip pada 9 September
2014 dan baru akan dilantik tanggal 18 Desember 2014 mendatang. Namun, sebelum
itu terlaksana, Jokowi telah menunjuknya sebagai Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi
di Kabinet Kerja untuk periode 2014-2019.

Sebagai Menteri Ristek dan Dikti pertama dalam sejarah pemerintahan di Indonesia,
ayah dari empat orang anak ini bertekad untuk menjadikan riset pendidikan tinggi
negeri ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia.
M Nasir, Sosok yang "Diculik" Jokowi Jadi
Menteri Ristek dan Dikti

469
Shares

dok.PTPN IXM Nasir

KOMPAS.com Baru akan menjabat sebagai rektor malah sudah "diculik"


Presiden Joko Widodo untuk menjadi menteri. Begitulah kira-kira kisah Muhammad
Nasir yang merupakan pakar anggaran dari Universitas Diponegoro.

Presiden Jokowi pada Minggu (26/10/2014) melantik Nasir sebagai Menteri Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dia mengepalai kementerian pertama yang
merupakan gabungan dari Kementerian Riset dan Teknologi dalam kabinet sebelumnya
dengan Ditjen Pendidikan Tinggi.

Nasir yang lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 27 Juni 1960, mengantongi gelar doktor
dari University of Science di Penang, Malaysia. Pendidikan sebelumnya ia tempuh di
dalam negeri, yaitu di Universitas Diponegoro (S-1) dan Universitas Gadjah Mada (S-2).

Nasir pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II di Universitas Diponegoro.


Kemudian, pada 7 September 2010, Nasir terpilih sebagai Dekan di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Pada 9 September 2014 lalu, Nasir terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro,
menggantikan Sudharto. Dikutip dari situs Universitas Diponegoro, Nasir baru akan
menjalankan tugas sebagai rektor mulai 18 Desember 2014.

Cita-cita Nasir sebagai rektor adalah membuat universitasnya berkembang sebagai


perguruan tinggi yang berbasis riset. Dalam bidang kemahasiswaan, ia juga bercita-cita
membentuk komunitas peneliti mahasiswa.

Namun, nasib berkata lain. Nasir justru terpilih sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-
JK pada 2014-2019. Tak jauh dari cita-cita risetnya, dia didapuk untuk mengepalai
Kementerian Riset dan Teknologi.

Beberapa kali, menteri yang menangani riset dan teknologi berasal dari latar belakang
sains. Gusti Muhammad Hatta yang menjadi Menristek 2011-2014 mempunyai latar
belakang kehutanan. Sementara Suharna Surapranata (2009-2011) dan Kusmayanto
Kadiman (2004-2009) mempunyai latar belakang fisika.
Nasir mempunyai latar belakang di bidang ekonomi dan pengelolaan anggaran. Apakah
dunia riset dan pendidikan tinggi akan menjadi lebih baik? Indonesia akan melihat
dalam lima tahun mendatang.

Penulis : Yunanto Wiji Utomo

Editor : Yunanto Wiji Utomo

Profil Menristek dan


Pendidikan Tinggi
Muhammad Nasir
Minggu, 26 Oktober 2014 18:13 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Nasir didaulat sebagai Menteri


Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan
Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka,
Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).
Nama Muhammad Nasir belakangan terus terdengar usai ia datang ke istana
merdeka memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo. Pria yang pada 9
September lalu ini terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro, Semarang,
Jawa Tengah, untuk periode 2014-2018 ini disebut-sebut bakal menjadi calon
menteri yang mengurusi riset dan perguruan tinggi.
Rencananya Nasir baru akan dilantik pada 18 Desember 2014. Dia
menggantikan Prof Sudharto yang akan berakhir masa jabatannya pada
Desember tahun ini.
Sebelum terpilih sebagai rektor, Nasir adalah Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Undip untuk periode 2010-2014. Dia terpilih pada Selasa, 7 September
2010. Dia juga pernah menjabat Pembantu Rektor II di kampus yang sama.
Nasir menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Diponegoro. Gelar
magister diraihnya dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Gelar PhD dia
kantongi dari University of Science Malaysia.
Visi Nasir saat menjadi dekan seperti dikutip dari situs undip.ac.id adalah
menjadikan Fakultas Ekonomi Menuju World Class University. Hal itu bisa
dilakukan dengan cara mengelola dengan baik, benar dan terpadu aset-aset
kampus berupa rumah sakit, pusat pelatihan, hingga laboratorium.
Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu juga dikenal sebagai pakar
anggaran. Tak heran ketika terpilih sebagai rektor salah satu prioritas utama
yang akan dia selesaikan adalah soal anggaran di kampus.

Anda mungkin juga menyukai