Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Fisiologi hewan dengan judul SARAF di susun


oleh :
Nama : Zul fadhli
NIM : 1114040019
Kelas :A
Kelompok :V
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten/koordinator asisten maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2013

Koordinator Asisten Asisten

Muh.Riswan ramli S.pd Anggra Alfian

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Drs.H.HAMKA L,MS
NIP:1921231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dunia pendidikan kita mempelajari ilmu biologi. Biologi adalah salah satu
bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang berbagai aktifitas
makhluk hidup,serta interaksinya dengan lingkungannya. Adapun Cabang-cabang
biologi di antaranya adalah zoologi, mikrobiologi, ekologi, parasitologi,
bekteriologi, botani, dan sebagainya. Keseluruhan cabang biologi tersebut
dipelajari berdasarkan studi pustaka, maupun kegiatan pengamatan laboratorium.
Ilmu pegetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai
aktifitas,struktur, maupun proses kejadian alam dan makhluk hidup yang ada di
dalamnya.
Makhluk hidup terdiri berbagi macam struktur-struktur yang mempunyai
fungsinya masing-masing. Di antaranya itu sel, jaringan, organ, sistem organ,dan
organ. Di antara struktur yang mempunyai peran penting dalam tubuh makhluk
hidup adalah saraf yang berfungsi untuk menghubungkan organ-organ tubuh
dengan sistem saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar
bagian sistem saraf dengan lainnya.
B.Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai minuman
kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf
C.Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh zat stimulan terhadap kecepatan
tanggap saraf pada manuasia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan
sistem saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem
saraf dengan lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf.
Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya kurang
tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf. Saraf adalah bagian
dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf
pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot
dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut
potensial akson. Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang
biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi
sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca
indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan
dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi
nutrisi pada neuron ( Anonim 2010 ).

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut
neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
(rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa
badan sel saraf, dendrit, dan akson. (Anonim 2010).
Menurut Kimball (1994), jaringan saraf terdiri atas sel-sel yang disebut
neuron yang mempunyai struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk
mengetur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai mkanan melalui sel neuroglia yang
menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut:

1. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma


2. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls
meninggalkan badan saraf
3. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel.
Menurut Bresnick (2003), fungsi sistem saraf adalah:

1. Fungsi volunter dan involunter. Komponen volunteer SST adalah saraf


somatik, mempersarafi otot rangka. Komponen involunter adalah saraf
otonom, digolongkan bersama di bawah unit fungsional yang dikenal sebagia
sistem saraf otonom (SSO).
2. Jaringan saraf eferent dan afferent terdapat baik di cabang somatik dan
otonom. Saraf eferen atau motorik membawa impuls saraf dari sistem saraf
pusat ke dalam tubuh. Sebaliknya saraf afferent atau sensorik memantau
masukan sensorik dan membawa informasi ini dari perifer ke sistem sarap
pusat.
3. Sistem saraf otonom terlibat dalam mengontrol penjagaan homeostatis. Sistem
saraf otonom mempersarafi semua otot polos , otot jantung dan jaringan
kelenjar.
4. Divisi motorik sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi komponen simpatis
dan parasimpatis.
5. Ganglion adalah kumpulan badan sel yang biasanya mengandung sinaps
multiper.
Sistem saraf pusat meliputi otak (Latin: ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Latin: medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan
ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila
membrane ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis
(Anonim, 2010).

Sel saraf neuron sangat disesuaikan untuk mengirimkan gelombang-


gelombang eksitasi melalui serabut-serautnya, suatu proses yang memungkinkan
hewan untuk memadukan berbagai fungsi interna dan menyesuaikannya terhadap
perubahan dalam lingkungan eksternanya. Dalam bab ini akan kita uraikan sifat-sifat
struktur neuron dan bagaimana sel-sel itu berfungsi dalam transmisi impuls saraf.
Tiap neuron dihubungkan dengan neuron lain oleh sinapsis yang berfungsi sebagai
kutub; impuls itu melintasi sinapsis dengan zat kimia yang khusus neurotransmitter,
yang dikeluarkan oleh ujung satu akson dan diambil oleh reseptor pada neuron
didekatnya (Villee, 1984).

Pada umumnya reseptor memiliki sifat yang khusus sehingga interpretasinya


juga bersifat khusus. Akan tetapi ada beberapa tempat yang dapat juga menerima
rangsangan lain. Misalnya neuron opticus yang biasanya terangsang oleh cahaya,
dapat juga terangsang oleh tekanan yang tiba-tiba dan akan diinterpretasikan sebagai
cahaya. Demikian juga reseptor pengecap jika diberi rangsangan listrik lembab dapat
diinterpretasikan sebagai suatu rasa tertentu. Umumnya rangsangan dapat
menimbulkan kesan jika rangsangan itu bertambah intensitasnya. Jika intensitasnya
tetap maka akan terjadi adaptasi. Kecuali rasa sakit sulit sekali diadaptasi. Kesan rasa
sakit dapat ditimbulkan tidak hanya karena rangsangan tusuk atau tekan berat tetapi
dapat juga oleh rangsangan apa saja yang intensitasnya melebihi batas (Adnan, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini :
Hari/tanggal : Senin, 19 April 2013
Waktu : Pukul 07.400 s.d.09 .20 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
1. Alat : Penggaris plastik dan sendok
2. Bahan : Beberapa minuman stimulan ( mis :ekstra joss, kopi, coca
cola, hemaviton jreng, M-150, kratindeng, dll) air minum.
C. Prosedur Kerja
1. Mempersilahkan subjek duduk santai
2. Meletakkan sebuah penggaris secara tegak lurus di antara ibu jari dan
telunjuk tangan, usahakan posisi nol berada tepat diantara ibu jari dan telunjuk
tangan.
3. Tugas subjek uji coba adalah menangkap penggaris yang d lepas oleh
temananya
4. Tanpa memberi tahu dahulu, Melepaskan penggaris itu kebawah dan
mintalah sujek uji coba untuk menengkap dengan menggunakan ibu jari
telunjuk dengan tangan kanan.
5. Mengulangi langkah 4, namun menggunakan tangan kiri
6. Meminta subjek uji coba meminum zat stimulan
7. Setelah 30 menit lakukan langkah 1 sampai 5
8. Meminta data dari kelompok lain agar dapat membandingkan hasil
pengamatan kelompok

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan
Tabel sebelum minum minuman stimulan
No Tangan kanan Tangan kiri
1 13 21
2 21 24
3 20 14
4 17 22
5 24 24

Tabel setelah minum minuman stimulan


No Tangan kanan Tangan kiri
1 23 28
2 23 23
3 23 16
4 13 23
5 17 22

B.Pembahasan
Pada praktikum ini mengamati sistem saraf ( gerak refleks) tubuh pada
benda yang akan jatuh di sekitar atau didekat kita dan berusaha menangkap
benda tersebut agar tidak jatuh sampai di lantai atau tanah.Sebelum subjek uji
coba meminum minuman stimulan pada saat subjek menangkap penggaris yang
dijatuhkan oleh temannya dengan menggunakan tangan kanan maka hasil yang di
dapat sampai 5 kali yaitu,13,12, 20, 17,dan 24 dengan menggunakan tangan kiri
hasil yang di dapat sampai 5 kali yaitu, 21, 24, 14, 22, dan 24 Ini menandakan
bahwa ketika subjek menangkap penggaris dengan tangan kanan maupun tangan
kirinya tidak selamanya tetap diskala yang sama pada penggaris. Setelah subjek
meminum stimulant kemudian subjek istirahat selama 30 menit. Maka data yang
diperoleh dari hasil menangkap penggaris dengan menggunakan tangan kanan
secara berurutan yaitu 23, 23, 23, 13, 17, dengan menggunakan tangan kiri data
yang diperoleh yaitu 28, 23,16 ,23 , 22, Berdasarkan data yang diperoleh dapat
ditarik kesimpulan bahwa setelah subjek meminun stimulan, maka skala
penunjukan pada penggaris dengan menggunakan tangan kanan lebih tinggi
dibandingkan sebelum minum stimulan. Kemudian penunjukan skala pada
penggaris dengan menggunakan tangan kiri juga jauh lebih tinggi sebelum
meminum stimulan.
Ini sesuai teori bahwa stimulan menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam
rentang waktu singkat dan proses trasmisi sinapsis juga dapat berlangsung lebih
cepat akibat pengaruh dari komsumsi zat-zat yang mengandung zat stimulan.
Kopi mengandung kafein yang merangsang sistem saraf pusat di tingkat yang
lebih tinggi sehingga kewaspadaan meningkat dan terjaga, pemikiran lebih cepat
dan lebih jelas, meningkatkan fokus dan koordinasi tubuh yang lebih baik dan
pada tingkat sumsum tulang belakang pada dosis yang lebih tinggi.

BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Meminum minuman stimulan dapat menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam
rentang waktu yang singkat. Biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan
efektivitas.
B. Saran
1. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya praktin lebih teliti agar tidak keliru

dalam melakukan pengamatan.

2. Asisten yang mendampingi sebaiknya bisa terus mendampingi agar tidak terjadi

kesalahan dalam melakukan praktikum.

3. Sebaiknya laboran menyediakan alat-alat yang lebih lengkap untuk dapat

menunjang proses praktikum yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Halifah dan Arsad. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Jurusan
Biologi FMIPA UNM. Makassar.

Anonim. 2010. Sistem Saraf Pusat. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_Pusat.


Diakses tanggal 16 April 2008.

Brecnick. 2003. Intisari Biologi. Hipokrates. Jakarta.


Kimball, Jhon. 1994. Biologi Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Villee. 1984. Zoologi Umum Edisi Keenam Jilid 1. Jakarata: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai