Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Sanseveria adalah tanaman yang tidak lagi asing untuk
kita. Saat kecil, anak-anak biasa menggunakan daun tanaman ini untuk
bermain pedang-pedangan. Sanseveria biasa tumbuh disemak tanpa ada
yang menanamnya. Kita menganggapnya hanya sebagai tanaman liar dan
mengabaikannya begitu saja tanpa tahu berapa besar manfaat dari tanaman
ini.
Pandangan

kebanyakan orang

tentang tanaman sanseveria

tidaklah baik, kebanyakan orang memandang rendah tanaman ini.


Namun ternyata sanseveria memiliki segudang manfaat yang selama ini
diabaikan. Sanseveria merupakan tanaman yang memiliki begitu banyak
nama dan jenis sehingga sulit untuk mengetahui semua jenisnya. Tapi
itulah salah satu ciri khas dari tanaman ini.
Tanaman sansiveria adalah tanaman ideal untuk masa depan.
Kenapa ? alasannya karena sifat yang dimilikinya sangat hidup dengan
gaya hidup masyarakat yang berkembang saat ini. Sebagai tanaman hias,
sanseveria sangat mudah dirawat, tidak butuh waktu bertahun-tahun, dan
dapat berfungsi sebagai tanaman penyerap polutan. Ketiganya dalah sifat
utama sansiveria yang memenuhi syarat untuk tanaman masyarakat zaman
ini dan nanti, yang semakin sibuk, tidak punya lahan luas, dan sarat
dengan polusi disekitarnya. Sansiveria masih mempunya manfaat lainnya
yang tentunya sangat menggiurkan dan dapat dijadikan sebagai lahan
penghasil uang.
Sansevieria merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang
cukup digemari masyarakat. Kegemaran memiliki tanaman Sansevieria
disamping karena keindahan, corak dan aneka warna daun yang unik,
cantik juga berfungsi sebagai penyerap polutan disekitar tempat
tumbuhnya. Tanaman ini menjadi primadona karena keindahan daunnya

cukup mempesona. Bermacam variasi daun, mulai dari motif, warna,


bentuk, serta ukurannya menyebabkan tanaman ini banyak diburu orang.
Terkadang harganya sangat fantastis, sehingga mencapai jutaan rupiah.
Keistimewaan Sansevieria, diantaranya sangat resisten terhadap
polutan dan bahkan mampu menyerapnya. Penelitian yang dilakukkan
oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan, daun
Sansevieria mampu menyerap 107 jenis unsur berbahaya. Beberapa jenis
polutan yang bisa dihancurkan oleh Sansevieria adalah kloroform, bezena,
xylena, formaldehid dan trichloro etilen. Riset lainnya yang dilakukan
oleh Wolverton Enviromental Service menyebutkan bahwa sehelai daun
Sansevieria mampu menyerap formaldehid sebanyak 0,938 per jam. Jadi,
untuk ruangan seluas 100m2, cukup ditempatkan tanaman Sansevieria
trifasciata dewasa berdaun 4-5 helai agar ruangan itu bebas polutan.
Berbagai hal dan manfaat yang dimiliki oleh sanseviera inilah yang
melatar belakangi kami untuk mengambil tema tentang sanseviera pada
presentasi dan pembuatan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kandungan zat yang menyusun sansiveria ?
2. Bagaimanakah manfaat tanaman Sansivieria bagi kehidupan ?
3. Bagaimanakah peluang usaha dan nilai jual tanaman Sansivieria ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kandungan zat penyusun Sansivieria

Menurut Triharyanto (2010:15-18), Daun dan rimpang sanseviera


mengandung zat, yaitu:

Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika
direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat
bertahan lama.Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter.
Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi
pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan
butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan
berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan.
Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.
Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan
saponin triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27)
dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan
suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini memiliki
efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan penghambatan aktifitas otot
polos. Saponin steroid diekskresikan setelah konjugasi dengan asam
glukoronida dan digunakansebagai bahan baku pada proses biosintesis dari
obat kortikosteroid.
Contoh senyawa

saponin

steroid

diantaranya

adalah

Asparagosides (Asparagus officinalis), Avenocosides (Avena sativa),


Disogenin (Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum).
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut
sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat
asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipesaponin ini adalah turunan amyirine. Contoh senyawa triterpen steroid adalah : Asiaticoside (Centella
asiatica), Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin (Cyclamen persicum).

Polifenol
Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung
di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol adalah

kelompok antioksidan yang secara alami ada di dalam sayuran, buahbuahan, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan minuman (seperti teh, kopi,
cokelat dan anggur merah/red wine). Polifenol umumnya banyak
terkandung dalam kulit buah, sehingga ada benarnya kalau kita dihimbau
untuk mengkonsumsi apel dan bit beserta kulitnya.
Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat
radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah
proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Polifenol juga bermanfaat
menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
alzheimer, dan kanker.
Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni, flavonol,
isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan.
Turunan dari katekin seperti epikatekin, epigalo-katekin, apigalo-katekin
galat, dan quercetin umumnya ditemukan dalam teh dan apel. Dua unsur
terakhir merupakan antioksidan kuat, dengan kekuatan 4-5 kali lebih tinggi
dibandingkan vitamin C dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan
potensial. Jenis polifenol lain adalah tanin (terkandung dalam teh dan
cokelat), yang sedang hangat diperbincangkan di dunia kesehatan.
Semua jenis teh mengandung polifenol dalam bentuk
epigallocatechin

gallate

(EGCG).

Kandungan

EGCG

ini

yang

melambungkan nama teh sebagai minuman anti kanker dan pencegah


serangan jantung.

Pregnane glikosid
Tanaman ini mengandung bahan aktif pregnane glikosid yang
mampu mereduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan beberapa
senyawa asam amino.

Oleh karena itu, Sansevieria sangat bagus

diletakkan didalam ruangan, baik dirumah maupun dikantor-kantor,


maupun dijadikan penghias taman dijalan-jalan yang lalu lintasnya padat
sebagai antipolutan (airfreshener).
B. Manfaat tanaman Sansivieria bagi kehidupan

Masyarakat di Cina sudah lama mengenal tanaman ini, bahkan


orang yang menanam sansevieria diyakini akan mewarisi delapan
kebaikan: kesuburan, panjang umur, kecerdasan, seni, kecantikan,
kekuatan, dan kemakmuran. Salah satu Sansevieria yang sangat tangguh
adalah jenis Bolpho Pyllom asal Amerika. Jenis ini adalah salah satu jenis
sansevieria silindris langka yang mamapu hidup di gurun pasir
(Indra,2012: http://hidupuntuksehat.wordpress.com, diunduh 20 april
2015).
Sanseviera Lorentii tak hanya sebagai tanaman hias biasa,
sanseviera memiliki manfaat kesehatan yaitu untuk menyuburkan rambut,
menyembuhkan luka, obat alergi, sengatan serangga, mengobati diabetes,
wasir, sifilis hingga kanker ganas. Sementara di Afrika getah Sansevieria
dimanfaatkan sebagai anti racun ular dan serangga. Sementara seratnya
digunakan sebagai bahan pakaian. Sanseviera juga dapat digunakan
sebagai (airfreshner) yakni, penghilang bau perabotan rumah / ruangan /
mobil / bahkan penangkal bau tak sedap di selokan depan rumah (Gema,
2013: http://gemamedika.blogspot.in diunduh 20 april 2015).
Keistimewaan Sanseviera yang utama adalah memiliki kemampuan
menyerap bahan polutan, racun sebanyak 107 jenis polutan. Diantaranya
adalah karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Termasuk

racun-racun

yang

terkandung

dalam

polusi

udara

(karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir, serta Pb


(timbal) (Paramitha,2014: http://www.bercerita.org diunduh 20 april
2015).
Sebuah fakta menarik, bahwa Lembaga Penerbangan Antariksa AS
(NASA) menanam ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi
penanaman ini hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir
tersebut. Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria
tersebut akan meredamnya. Ternyata tanaman hias Sansevieria selain
sebagai antipolutan, juga sebagai penangkal radiasi (Lingga, 2010: 4-5).
Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100
m3 cukup ditempatkan Sansevieria Lorentii dewasa berdaun 5 helai agar

ruangan itu bebas polutan (Matoa,2015:http://www.matoa.org, diunduh 20


april 2015).
Menurut Triharyanto (2010:35-38),, Sanvieria memiliki segudang
manfaat, berikut akan dijelaskan beberapa manfaat dari tanaman ini :
1. Sanseviera sebagai bahan baku industri tekstil bahan Serat Sanseviera
Salah satu nama yang diberikan kepada sanseviera adalah bowst
hemp yang berarti serat yang digunakan untuk mengikat. Hal ini
beralasan, karena daun tumbuhan ini dahulunya sering dijadikan sebagai
pengikat. Serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastic, dan tidak
merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-sifat inilah serat
daun sanseviera digunakan sebagai bahan baku pakaian. Beberapa Negara
seperti Cina dan Selandia Baru membudidayakan sanseviera sebagai bahan
baku pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk keperluan ini
diantaranya S. cylindrical aethiopica, S. kirkii perinii, Sanseviera
trifasciata lorentii mein liebling, dan S. zaeylanica.
2. Sanseviera sebagai tanaman obat
Di daerah asalnya di Afrika, sanseviera telah lama digunakan oleh
penduduk local sebagai penghalau racun akibat gigitan ular dan serangga.
Dibeberapa daerah di Asia, getah tumbuhan ini digunakan sebagai cairan
antiseptic dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bias menjadi obat
alternatif. Jenis yang digunakan adalah Sanseviera trifasciata lorentii.
Cara penggunaannya, beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus
dengan tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Sisa air ini
kemudian diminumkan kepada penderita. Dengan cara yang sama, ramuan
ini juga sering digunakan oleh penderita ambeien.
Sanseivera juga dapat digunakan sebagai obat sakit telinga, obat
gatal, meransang pertumbuhan rambut, sakit gigi dan obat kutu. Daunnya
dipanaskan dan jusnya diteteskan ke dalam telinga untuk merawat sakit

telinga. Ramuan Sanseivera dijadikan ramuan panas untuk mengobati


gatal. Jusnya juga dipakai di kepala untuk merangsang pertumbuhan
rambut. Jusnya yang suam juga digunakan bagi mengobati sakit gigi.
Dari penelitian sebelumnya, terungkap kandungan asam metal
glukoronat, saponin, dan abamagenin dalam tanaman Sansevieria. Itu
menjadi bukti sahih yang membenarkan pemanfaatan daun Sansevieria
sebagai penutup luka, antiseptik, serta sebagai obat wasir, cacar, cacing,
sampai penyakit mata atau telinga, dan juga sebagai bahan minuman
penyegar tubuh.
Penemuan lain dari berbagai negara seperti Jepang, Amerika
Serikat, Jerman, Belgia, sampai Tanzania dan Yaman mengungkap khasiat
beberapa spesies Sansevieria sebagai anti malaria, anticendawan,
antikolesterol, sampai antikanker. Sementara di Afrika, Sansevieria
dimanfaatkan getahnya sebagai anti racun ular dan serangga.
3. Sanseviera sebagai antipolutan
Didalam tiap helai daun sanseviera terdapat senyawa aktif
pregnane glycoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun
menjadi senyawa asam organic, gula, dan beberapa senyawa asam amino.
Beberapa senyawa beracun yang bias diuraikan oleh tanaman ini
diantaranya kloroform, benzene, xilen, formaldehid, dan trikloroetilen.
Kloroform adalah senyawa beracun yang menyerang system saraf
manuasia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal, melalui system pernapasan
dan sirkulasi darah.
Kemampuan sanseviera untuk menyerap racun membuatnya akrab
dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman ini dimanfaatkan
untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara
itu, sebagai tanaman hias indoor, sanseviera bias menangani sick building
syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya
onsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan
penggunaan AC dalam ruangan. Satu tanaman S. trifasciata lorentii

dewasa berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam


ruaangan seluas 20 m2.
Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering
beraktivitas di dapur bias memetik manfaat dari tanaman sanseviera.
Peletakan sanseviera di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap
gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.
Hasil penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) selama
25 tahun membuktikan sansevieria mampu menyerap 107 unsur yang
terkandung dalam polusi udara, termasuk di antaranya nikotin dari
tembakau, karbonmonoksida, sampai dioksin (zat maha beracun hasil
pembakaran plastik atau naftalena).
4. Sanseviera sebagai tanaman hias
Sansevieria dapat berfungsi sebagai penghias taman, baik tanaman
outdoor dilahan terbuka ataupun tanaman indoor yang berupa rangkaian.
Sebagai tanaman hias, pesona sanseviera terletak pada corak dan warna
daun yang khas. Sanseviera telah lama digunakan sebagai tanaman hias
dalam ruangan (indoor plants) dan di luar ruangan (outdoor plants).
Tanaman Sansevieria mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi yang
digemari

oleh

masyarakat

Indonesia

maupun

mancanegara,

seperti Belanda, Singapura, Korea, Jepang dll.

C. Peluang usaha dan nilai jual tanaman sansivieria


Tanaman Sansivieria memilliki 7 syarat untuk menjadi tanaman
yang diminati di pasaran, syarat yang mesti dimiliki tanaman agar bisa
diterima masyarakat dan menjadi tren. Tiga syarat pertama berhubungan
dengan estetika: cantik, variasi bentuk beragam, dan variasi warna tinggi.
Tiga syarat lain berkaitan dengan penanganan: perawatan mudah, tingkat
perbanyakan sedang, dan pertumbuhan lambat. Bila tanaman mudah
dirawat, biaya perawatan rendah, hobiis dan pemula gampang tertarik.

Koleksi tanaman tak akan mengganggu rutinitas sehari-hari. Dua sifat


yang disebut terakhir disukai produsen dan pedagang. Bila tanaman terlalu
mudah diperbanyak, kejenuhan pasar gampang terjadi. Pertumbuhan
lambat membuat periodisasi sebuah tren panjang.

Syarat terakhir

tergolong tambahan, tapi berperan penting mempengaruhi publik.


Tanaman

mesti

mempunyai

nilai

guna

selain

nilai

estetika.

Sansevieria bersifat antipolutan dan antiradiasi. Itu sejalan dengan


penelitian yang dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Jadi,
semua syarat untuk jadi tren itu terpenuhi oleh lidah naga (Aurora, 2012:
http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).
Giant Varigata (kuning) atau Masoniana milik Agung WS Garden
Yogyakarta yang harganya tembus Rp 60 juta rupiah. Sansevieria Tampil
Eksotis di Atas Batu Menurut pria kelahiran Malang 49 tahun lalu itu,
sansevie. ia yang tetap kerdil justru unik. Buktinya setiap bulan tidak
kurang dari 50 pot habis terjual. Harganya pun jelas lebih tinggi, karena
tanaman jadi lebih berkarakter. Andi menjual S. trifasciata hahnii dalam
batu Rp100.000. Artinya 5 kali lipat Andi Solviano Fajar kerap terlihat
mendatangkan bongkahan batu bahan patung ke kebunnya. Pemain
tanaman hias kawakan di Karanganyar, Jawa Tengah, itu beralih profesi?
Tidak. Ia membutuhkan batu-batu itu untuk hunian lidah mertua.
Pada 1990-an Andi memanfaatkan batu-batu itu untuk kreasi bonsai dan
suiseki. Lalu ketika adenium tren pada 2000-an ia juga menggunakan batu
sebagai ornamennya. Kini giliran lidah mertua yang dipadukan dengan
batu
agar terlihat lebih cantik (Sentot, 2010: 5-9).
Saat Trubus bertandang ke kebunnya di Desa Krician, Kabupaten
Karanganyar, tampak S. trifasciata 'bantel's sensation' berdiri anggun di
tengah-tengah sebongkah batu berwarna cokelat muda berdiametar 15 cm.
S. trifasciata hahnii 'jade' pun 'ditumbuhkan' di atas batu dan ditempatkan
dalam pot keramik bermedia pasir malang dan arang sekam. Calcedone
Batu dipilih Andi untuk media tumbuh sansevieria agar terlihat alami

layaknya kebiasaan hidup beberapa jenis sansevieria yang epifit di batu


atau batang tanaman. Kesan alami itu jauh lebih menonjol daripada
ditanam dalam pot. Batu yang digunakan jenis calcedone. 'Itu jenis batuan
alam dengan tingkat kekerasan 3-4 scalemol,' ungkap Bambang Tri
Kusmandono Raharjo, pematung di Tulungagung yang sering memasok
batu untuk Andi. Itu penting, karena jika tekstur batu terlalu keras sulit
dilubangi. Terlalu rapuh pun tidak baik lantaran gampang pecah dan tak
tahan

lama.

Selain kekerasannya pas, calcedone juga dipilih lantaran corak dan warna
abstraknya menawan. Pantas, jenis batuan itu biasa dipakai sebagai bahan
patung, perhiasan, sampai furniture. Marmer dan onyx, dua varian
calcedone yang banyak dijumpai di alam. Kusmandono menyebutkan
daerah Kuningan, Jawa Barat, Nganjuk, Jawa Tengah, dan pesisir antara
Tulungagung

sampai

Wonosari

jadi

gudang

batuan

itu.

'Untuk tanaman, biasanya saya carikan batu utuh, bukan berbentuk


bongkahan yang diambil dari gunung,' kata pria yang bermain suiseki
sejak 1990. Itu agar terkesan alami, bukan pahatan. Ukurannya bervariasi,
mulai dari hanya sekepalan tangan, sampai sebongkah dengan lebar lebih
dari 30 cm (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
Sansevieria Dipuncak Takhta, Sampai kapan pasar sanggup
menyerap sansevieria? Iwan Hendrayanta, ketua Perhimpunan Florikultura
Indonesia, menyebutkan tren sansevieria bakal langgeng di tanahair.
Sansevieria sudah diterima masyarakat Indonesia, katanya. Menurut
Iwan grafik tren sansevieria seperti gelombang transversal (naik dan turun,
tapi sebetulnya ajek, red). Oleh karena itu sansevieria berpeluang sebagai
tanaman sela. Saat tanaman hias lain booming, sansevieria seolah turun
(Sahabat, 2013:http://bisnispinggiran.blogspot.com diunduh 20 april
2015).
Namun, begitu komoditas itu mulai turun, maka sansevieria
berperan

sebagai

tanaman

alternatif

yang

diburu.

Dua puluh kotak styrofoam 40 cm x 30 cm x 6 cm berjajar dalam


greenhouse seukuran 2 kali meja pingpong. Di atas kotak terdapat
potongan daun patens, downsii, kirkii, dan pinguicula yang dialasi sekam.
Begitulah cara Andy Solviano Fajar memperbanyak sansevieria untuk
memenuhi tingginya permintaan. Dalam 3 bulan terakhir, ia memasarkan
200

pot

terdiri

atas

daun

(fanji,2013:http://aufarenji-

xp.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).


Dari perniagaan itulah, pekebun di Gondangrejo, Karanganyar,
Jawa

Tengah,

itu

meraup

omzet

Rp25-juta

per

bulan.

Dua ratus pot yang terjual terdiri atas 50 pot patens, 75 pot downsii, 25 pot
pinguicula, dan 50 pot kirkii. Bibit yang dijual berumur 56 bulan,
seukuran kunci sepeda motor. Memang masih kecil, sebab baru dipisah
sudah langsung dipesan, katanya. Konsumennya pedagang di seputaran
Solo,

Yogyakarta,

dan

Blitar.

Omzet

Andy

lebih

besar

jika

memperhitungkan penjualan 20 pot ehrenbergii, pinguicula, dan patens


dewasa

seharga

Rp750-ribuRp2,5-juta

per

pot.

Pundi-pundi ayah 1 anak itu menebal pada awal tahun karena permintaan
bibit

melonjak

100%

ketimbang

penghujung

2007.

Andi memperbanyak sansevieria sejak 1,5 tahun silam. Itu dimulai dari
keberaniannya mencacah daun kirkii berukuran 10 cm x 20 cm menjadi 5
cm x 5 cm. Perbanyakan itu sukses. Oleh karena itu ia menerapkannya
pada spesies lain seperti patens, downsii, dan rorida yang berdaun tebal.
Total jenderal diperoleh 3.500 anakan. Saat wartawan Trubus Nesia
Artdiyasa, mampir ke kebunnya pada Februari 2008, bibit yang tersisa
hanya

pinguicula

75

pot,

rorida

35,

dan

kirkii

40 (fanji,2013:http://aufarenji-xp.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).


Untuk memenuhi tingginya permintaan, Andy menambah indukan
baru. Ia membeli malawi 5 daun seharga Rp2-juta dan mencincangnya
menjadi 15 potong. Dua desertii masingmasing 2 daun seharga Rp750ribu dipecah menjadi 15 potong. Jebolan Fakultas Filsafat Universitas
Gadjah Mada itu juga memborong 6 pot patens terdiri atas 7 daun.

Tanaman seharga Rp250-ribuRp750-ribu itu lalu dicacah menjadi 100.


Itu untuk persiapan penjualan 5 bulan ke depan, kata pemilik nurseri
Sekar Jagad itu. (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20
april 2015).
Berkah sansevieria pun dirasakan Franky Tjokrosaputro, presiden
direktur PT Bumi Teknokultura Unggul, di Jakarta. Selama 11 hari
pameran di Trubus Agro Expo 2008 di Parkir Timur Gelora Bung Karno
Senayan, Jakarta Pusat, Franky sukses menjual 200 pot Sansevieria
cylindrica patula dan S. cylindrica bintang. Dengan harga tanaman
berukuran 10 cm Rp50.000, ia memperoleh pendapatan minimal Rp10juta. Itu belum termasuk penjualan masoniana congo dan silver.
Menurut Franky nominal itu tak terduga sebelumnya. Pasalnya, cylindrica
yang dikebunkan sejak 2005 untuk pasar ekspor. Saya menyiapkan untuk
ekspor pada pertengahan 2008. Ternyata sejak awal tahun pasar lokal bisa
menyerap. Itu benar-benar rezeki nomplok, kata kelahiran Solo 31 tahun
silam itu (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
Di Medan, Sumatera Utara, Poppy Anggraeni, pun ketiban rezeki
sansevieria. Pemilik nurseri Ivanna itu meraup omzet Rp75-juta selama
berpameran di Jakarta pada awal Maret 2008. Itu penjualan 300 pot
Sansevieria fischerii, ehrenbergii, gold flame, dan pinguicula. Bedanya,
50% penjualan Poppy berasal dari hasil perbanyakan di halaman rumah.
Sisanya didatangkan langsung dari negeri Siam. Yang ukuran 20 cm ke
bawah hasil anakan sendiri. Yang besar diimpor, kata pengusaha rumah
makan itu. Kian berkibar (fanji,2013:http://aufarenji-xp.blogspot.com,
diunduh 20 april 2015).
Bukan tanpa sebab 3 pekebun itu mendulang rupiah dari si
tanaman ular. Tren sansevieria kian menggila, kata Purbo Djojokusumo,
pemain tanaman hias yang malang melintang selama 15 tahun itu. Mantan
dokter di rumah sakit di Jakarta itu merujuk pada peningkatan permintaan
lidah mertua yang melonjak 4 kali lipat sejak sebulan terakhir.

Sebelumnya Purbo hanya sanggup menjual 1020 pot per bulan. Pada
Februari 2008 ia kelimpungan melayani permintaan 200 pot kirkii brown.
Harga sansevieria pun terus meroket. Sebut saja kirkii brown yang 23
bulan lalu hanya Rp100-ribu per daun, kini menjadi Rp250-ribu. Kirkii
silver blue berukuran 20 cm yang semula Rp1-juta per daun naik 10 kali
lipat Rp10-juta. Pada Januari 2008, bibit patens 45 daun ukuran 5 cm
dibanderol Rp100-ribu per tanaman di tingkat pekebun. Spesies itu kini
beredar dengan kisaran harga Rp175-ribuRp220-ribu di tingkat pekebun
dan importir. Itu karena permintaan meningkat, tapi stok lambat
bertambah, kata Edi Sebayang, kolektor di Tangerang (Aurora,
2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).
Menurut Drs Seta Gunawan, ketua paguyuban sansevieria di
Yogyakarta, 3 pemicu tren sansevieria sejak 2 bulan terakhir adalah
publikasi media, permintaan tinggi, dan pertambahan pemain. Willy
Purnawanto SE dari Masyarakat Sansevieria Indonesia (MSI) di
Yogyakarta menambahkan alasan lain. Momentum tren yang sangat tepat.
Saat tren di Indonesia, komunitas serupa di mancanegara sedang tumbuh,
katanya. Menurut Willy, tren bersamaan itu membuat komunikasi
antarpemain tak terbatas di wilayah domestik. Namun, mendunia mulai
Thailand dan Filipina hingga ke Eropa dan Amerika Serikat.
(Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).
Di tanah air juga bermunculan pemain baru. Di Yogyakarta, ada M
Burhan, pemilik nurseri Bullion 99. Sejak 4 bulan silam pemilik
perusahaan valas itu berburu lidah mertua di seputaran Kota Gudeg.
Namun, sejak awal tahun ia mendatangkan 200 pot horwood, robusta,
hallii, dan patens dari Filipina. Pada Februari setengah stok yang
dimiliknya ludes diburu hobiis. Di Solo ada Boy Olifu Gea; di Wonosobo,
Belly

Rudianto;

dan

di

Blora,

Dedy

Dwi

(Aurora,

2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).


Di luar Jawa Tengah dan Yogyakarta pun banyak pemain tanaman
hias yang melirik sansevieria. Contohnya Handry Chuhairy di Tangerang.

Pemilik nurseri Hans Garden itu semula terkenal dengan adenium,


pachypodium, dan aglaonemanya. Belakangan Trubus kerap memergoki
manajer pasar swalayan itu berburu sansevieria dan berkompetisi di arena
kontes. (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
Peluang di pasar sansevieria bukannya tanpa risiko. Mamay
Komarsana, di Cipanas, Cianjur, hanya bisa mengelus dada saat kebun
laurentii untuk ekspor ke Korea musnah diserang penyakit Erwinia sp pada
2003. Modal Rp20-juta raib tak kembali. Saya kapok kebunkan lidah
mertua berdaun tipis, kata mantan pegawai pabrik kabel itu.
Hamid Mahmud Baraja, eksportir di Malang, Jawa Timur, pun
mengeluhkan omzet yang diraup dari pasar ekspor menurun drastis. Ia
mencontohkan harga laurentii yang semula Rp20.000 merosot menjadi
Rp10.000 per tanaman. Menurut Hamid, gempuran penyakit sulit diatasi,
sehingga biaya produksi melambung. Lebih besar pasak daripada tiang,
ujarnya (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
1. Peluang ekspor
Namun, jika berbagai hambatan teratasi, pasar menanti pasokan
sansevieria. Tak melulu pasar domestik yang terbuka, tapi juga ekspor.
Franky Tjokrosaputro, mendapat permintaan 35 kontainer Sansevieria
cylindrica patula per bulan dari Belanda pada awal tahun ini. Satu
kontainer 40 feet menampung 20.00030.000 pot patula berukuran 40
50 cm. Permintaan dengan volume setara muncul dari 34 pembeli di
Korea dan Jepang. Dua negara yang disebut terakhir baru penjajakan,
katanya (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
Franky akan memenuhi permintaan itu pada JuniJuli 2008. Stok
patula di kebun kita baru 100.000 tanaman. Kami masih menunggu panen
plasma di Tangerang dan Kebumen, katanya. Franky bermitra dengan

pekebun di Kebumen dan Tangerang. Kepada mereka, ia memberikan


masing-masing 20.000 bibit dan 10.000 bibit. Targetnya 1-juta tanaman
per tahun pada 20092010 dari lahan 5 ha dan para plasma.
Benarkah peluang ekspor itu realistis? Menurut Hamid peluang ekspor
segala macam tanaman hiastermasuk sansevieriaterbentang luas.
Asal sanggup memasok rutin 3 kontainer per bulan, negara-negara di
Eropa siap menampung, kata mantan pengusaha pasta gigi itu. Setelah
mengirim sampel, Korea Selatan minta pasokan 3 kontainer Australia
black sword . Kini ia baru mengebunkan jenis itu itu di lahan 1 ha.
Menurut Hamid, pekebun yang membidik pasar ekspor mesti siap menjual
dengan harga partai. Biasanya harga lebih rendah, tapi volume tinggi.
Sistem kerjanya sudah skala komersial seperti di pabrik-pabrik, ujarnya.
Prediksi (Lingga, 2010: 23-26).
Sampai kapan pasar sanggup menyerap sansevieria? Iwan
Hendrayanta, ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia, menyebutkan
tren sansevieria bakal langgeng di tanahair. Sansevieria sudah diterima
masyarakat Indonesia, katanya. Menurut Iwan grafik tren sansevieria
seperti gelombang transversal (naik dan turun, tapi sebetulnya ajek, red).
Oleh karena itu sansevieria berpeluang sebagai tanaman sela. Saat
tanaman hias lain booming, sansevieria seolah turun. Namun, begitu
komoditas itu mulai turun, maka sansevieria berperan sebagai tanaman
alternatif yang diburu (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh
20 april 2015).
Purbo menuturkan pada triwulan ketiga 2008, sansevieria bakal
menjadi tanaman yang paling diburu di seluruh dunia. Masa itu
sansevieria seperti di puncak takhta. Harga bisa meroket 20 kali lipat
karena pemintaan dan ketersediaan tak seimbang, katanya. Namun, ia
memberi peringatan tren harga bisa terjun bebas pada triwulan ketiga 2009
(Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april 2015).
Bukan tanpa alasan jika kini sansevieria berkibar. 'Harga anthurium
sudah tidak masuk akal. Jadi, pemain tanaman hias mencari tanaman lain

yang bisa diangkat dengan harga rasional. Sansevieria memenuhi syarat


itu,' ujar Iwan (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20
april 2015).
Harga lidah naga memang terjangkau. 'Ia mengalami kenaikan, tapi
bertahap. Tidak sedrastis raja daun,' kata Willy Poernawan, ketua
Masyarakat Sansevieria Indonesia (MSI), di Yogyakarta. Sebut saja S.
kirkii var. pulchra 'coppertone.' Pada awal 2007 harga 3-4 daun dengan
bentangan 20 cm Rp250-ribu. Pertengahan tahun menjadi Rp350-ribuRp450-ribu, dan di penghujung tahun Rp750-ribu (Lingga, 2010: 15-21).
Kenaikan harga yang cenderung bertahap itu membuat pemain
mudah memprediksi pasar. 'Pergerakan harga mudah dipantau, harga di
mancanegara diketahui persis melalui internet,' ujar Harry. Itulah salah
satu alasan Harry nekat bermain sansevieria. Artinya, di bisnis sansevieria,
pemula sekalipun tak akan merasa tertipu membeli dengan harga tinggi.
Informasi yang serba terbuka di dunia sansevieria menjadi antitesis bagi
orang yang menganggap harga di dunia tanaman hias rawan gorengmenggoreng (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20 april
2015).
2. Kisah Sukses Pebisnis Sansivieria
Suatu sore hari di medio November 2007. Sebuah gerai di pameran
Trubus Agro Expo 2007 ramai oleh pengunjung. Ratusan pot sansevieria:
gold flame, california, dan pagoda yang terpajang di ruangan berukuran 4
m x 6 m jadi perhatian utama. Di penghujung pameran selama 10 hari,
Harry Sugianto, pemilik stan, menuai omzet Rp50-juta dari penjualan 500
pot sansevieria (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20
april 2015).
Nominal sebesar itu tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Maklum, Harry tergolong 'anak bawang'. Pensiunan perusahaan alat berat
itu baru terjun di bisnis lidah mertua pada Maret 2007. Ketika itu ia nekat
ikut pameran pertama kali di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Jakarta

Timur. Nekat? Ya, ketika itu dunia tanaman hias tengah 'dikuasai'
anthurium, si raja daun. Harry kukuh pada pendirian dengan memajang 1
jenis tanaman: sansevieria. 'Waktu itu omzetnya hanya Rp15-juta. Saya
betul-betul tak menyangka omzet berlipat 3 kali dalam hitungan bulan,'
katanya.
Kini Harry membuka greenhouse di bilangan Lido, Bogor, seluas 500 m2.
Itu untuk menampung jenis cylindrica, giant, dan canaliculata. Ketiganya
tergolong berdaun tebal. Maklum, sejak sebulan terakhir permintaan yang
masuk jenis berdaun tebal, bulat, dan kering yang disukai karena bandel
dan tahan banting (Aurora, 2012:http://aeiroura.blogspot.com, diunduh 20
april

2015).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sansievera merupakan salah satu jenis tanaman hias yang mempunyai
banyak manfaat. Baik dalam bidang kesehatan, lingkungan/anti polutan, dan niali
ekonomi yang tinggi.
Kegemaran memiliki tanaman Sansevieria disamping karena keindahan,
corak dan aneka warna daun yang unik, cantik juga berfungsi sebagai penyerap
polutan disekitar tempat tumbuhnya. Tanaman ini menjadi primadona karena
keindahan daunnya cukup mempesona.
Tumbuhan Sansivera atau lebih dikenal dengan nama Lidah Mertua ini tidak
hanya menebar pesona karena keindahanya tapi juga memiliki daya tarik yang
luar biasa karena manfaatnya. Penanaman dan perawatan yang mudah menjadikan
sansivera banyak diburuh dan ditanam oleh penggila tanaman. Terkadang
harganya sangat fantastis, sehingga mencapai jutaan rupiah.
B. Saran
Diharapkan munculnya kesadaran dari manusia itu sendiri agar lebih
menjaga dan mencintai kelestarian lingkungan hidup disekitarnya. Menjaga
kelestarian tumbuh-tumbuhan hiaju yang mengandng banyak manfaat, salah
satunya sanseviera, sehingga manfaat yang terkandung di dalam sanseviera
diharapkan dapat diguanakan mengurangi adanya global warming dan
membersihkan udara yang tidak sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Aurora,.2012. : Sanseviera Bunga Jiwa.http: //aeiroura.blogspot.com, diakses
20 april 2015.
Fanji.2013. Sansivieria, Indah dan bermanfaat.http://aufarenji-xp.blogspot.com,
diunduh 20 april 2015
Gema.2012. Manfaat Tanaman Lidah Mertua.http://Gemamedika.blogspot.in,

diakses 20 april 2015


Indra, Husein. 2012: 7 Manfaat Dari Lidah mentua (Sansevieria).
http://
hidupuntuksehat .wordpress .com, diunduh 20 april 2015.
Lingga, Lani. 2010. Sansivieria. Jakarta: Gramedia.
Matoa. 2015. Manfaat dari Tanaman Lidah Mertua. http://ww.matoa.org, diunduh
20 april 2015
Paramitha. 2014. Keistimewaan dan Manfaat Bunga Lidah Mertua.
http://www.bercerita.org diunduh 20 april 2015
Pramono, sentot. 2010. Pesona sansevieria. Jakarta: Agromedia pustaka
Sahabat. 2013. Prospek Sansivieria makin Cemerlang. http://bisnis
pinggiran.blogspot diunduh pada 20 april 2015
Triharyanto, eddy. Dan Sutrisno, Joko. 2010. Tanaman Sanseviera. Jakarta:
Gramedia.

Makalah bahasa Indonesia

Makan dan Hidup


dari Tanaman
Sansivieria

Disusun oleh
Nama : Anita
Rahayu

Nim

1414040007
Prodi
Biologi

: Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai