Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Boyke diketahui bahwa semakin
banyak wanita yang mengalami gatal-gatal, bau tak sedap, dan keputihan sehingga
menimbulkan rasa tidak nyaman saat menstruasi maupun setelah menstruasi.

Hal ini

disebabkan karena banyaknya bakteri yang ditemukan pada pembalut wanita biasa yang
dibuat dari bahan yang tidak berkualitas. Yaitu dari pemberian pemutih atau pewangi buatan
pada pembalut.
Pembalut wanita, termasuk klasifikasi produk sekali pakai. Dalam proses daur ulang
sampah kertas bekas ini banyak bahan kimia yang digunakan untuk proses sterilisasi bakteri
serta pemutih (bleaching), sehingga pembalut yang dihasilkan banyak mengandung zat
dioxin. Zat Dioxin mempercepat proses perkembangbiakan semua jenis kanker, khususnya
pada wanita. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya gangguan terhadap organ
reproduksi wanita (Ade Sunandar, 2012).
Wanita yang terpapar dioksin dapat mengalami gangguan endokrin pada berbagai
tahap kehidupan yang meningkatkan risiko gangguan dan kondisi yang berkaitan dengan
masalah hormon seperti ketidakteraturan siklus menstruasi, infertilitas/mandul, endometriosis,
gangguan autoimun dan kanker sistem reproduksi (Anonim, 2005).
Kanker serviks (mulut rahim) merupakan penyakit pembunuh wanita no. 1 di dunia
dengan jumlah penderita 630 juta (data WHO). Setiap hari kanker serviks merenggut nyawa
600 wanita di dunia dan 20 wanita Indonesia (data YKI). Menyerang 50 % wanita usia 35-55
thn, 50 % lagi dibawah 35 thn. Di Indonesia, setiap 41 hari wanita terdeteksi terkena kanker
serviks (data YKI). Indonesia adalah negara dengan insiden kanker serviks tertinggi di dunia
(data WHO). Peluang meninggal bila seorang wanita terkena kanker ini adalah 66 %.
(Kutipan Harian Analisa, 2007). dr Djemi, SpoG dalam Seminar Deteksi Dini Kanker Rahim
dan Payudara pada Wanita, di Palu Maret 2007. Sebanyak 52 juta dari sekitar 115 juta
perempuan Indonesia beresiko terkena kanker leher rahim karena berbagai alasan.
Salah satu cara meminimalisir dampak dari pembalut yang berbahaya itu dengan cara
membuat jalan alternative, yaitu mengganti pulp kertas sebagai bahan inti pembalut wanita
dengan bahan dasar alami dan tidak berdampak buruk bagi pemakainya. Di Situbondo banyak
terdapat tanaman sansevieria dengan berbagai jenis, salah satunya tanaman Sanseivieria
1

trifasciata. Umumnya sansevieria jenis ini perawatannya mudah dan memiliki segudang
manfaat. Diantaranya sebagai tumbuhan penyerap racun, penutup luka, antiseptik, obat wasir,
cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga sebagai bahan minuman penyegar tubuh.
Beberapa jenis sansevieria juga berkhasiat sebagai anti malaria, anticendawan, antikolesterol,
sampai antikanker (Anonim, 2007)
Berdasarkan penjabaran di atas mengenai bahaya pembalut wanita dan manfaat
tanaman Sansevieria trifasciata. yang beberapa diantaranya sebagai tumbuhan penyerap
racun, penutup luka, antiseptik, obat wasir, cacar, cacing, penyakit mata dan telinga, dan juga
sebagai bahan minuman penyegar tubuh. Beberapa jenis sansevieria juga berkhasiat sebagai
anti malaria, anticendawan, antikolesterol, sampai antikanker, maka kami melakukan suatu
penelitian dengan judul Daya Antiseptik dan Efektifitas Serat Sansevieria trifasciata
sebagai Bahan Dasar Pengganti Pulp Kertas dalam Pembuatan Pembalut Alami
Wanita.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang tertera pada halaman sebelumnya, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah Sansevieria trifasciata memiliki daya antiseptik?
b. Bagaimana efektifitas daya tampung serat Sansevieria trifasciata sebagai bahan dasar
pengganti pulp kertas dalam pembuatan pembalut wanita?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengetahui daya antiseptic dari Sansevieria trifasciata.
b. Untuk mengetahui efektifitas daya tampung serat Sansevieria trifasciata sebagai bahan
dasar pengganti pulp kertas dalam pembuatan pembalut alami wanita.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Peneliti
-

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manfaat tanaman Sansevieria


trifasciata.

b. Bagi Masyarakat
-

Dapat memberikan informasi mengenai manfaat tanaman Sanseviaria.


2

Serat Sanseivieria trifasciata dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan


pembalut wanita.

Mengurangi pemakaian pembalut wanita yang menggunakan bahan kimia dalam


proses pembuatannya.

c. Bagi penulis dan pembaca

1.5

Menambah wawasan tentang manfaat tanaman Sansevieria trifasciata.

Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan penelitian berikutnya.

Batasan Masalah
Mengingat dapat meluasnya pembahasan yang mengarah kepada tidak efisiensinya

hasil yang diperoleh. Maka penulis membuat pembatasan masalah sesuai dengan topik yang
hendak dipermasalahkan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang kami lakukan dapat lebih
terfokus dan terarah. Batasan masalah yang penulis maksud adalah:
a. Penelitian ini hanya menggunakan jenis Sanseivieria trifasciata.
b. Tanaman Sanseivieria trifasciata yang diambil seratnya saja yang masih dalam keadaan
basah.
c. Pada uji efektifitas daya tampung serat Sansevieria trifasciata sebagai bahan dasar
pengganti pulp kertas dalam pembuatan pembalut alami wanita, peneliti hanya menguji
efektifitas daya tampung serat Sansevieria trifasciata dengan media buatan saja, tanpa
menguji secara langsung pada wanita.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sansevieria
2.1.1 Sansevieria
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer
sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang
sedikit air dan cahaya matahari. Tanaman ini dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua
karena bentuknya yang tajam. Sebagai tanaman hias, Sansevieria termasuk tanaman yang
cukup punya daya tahan, sehingga kita tidak perlu menyiram atau mengganti pot dan media
tanahnya (Anonim, 2012).
Sansevieria merupakan salah satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan)
berbahaya di udara. Tanaman penyerap racun yang mempunyai bentuk khas dan mudah
dikenali ini merupakan sebuah genus dengan nama Sansevieria yang terdiri atas sekitar 70
spesies (jenis). Selain

dikenal dengan Sansevieria, tanaman ini dikenal juga dengan nama

lidah mertua atau lidah jin. Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris, selain dikenal dengan
Sansevieria juga dinamai snake plant, mother-in-laws tongue, devils tongue, jinns tongue,
dan bow string hemp (Almendah, 2011).

Gambar 2.1. Sansevieria trifasciata (Almendah, 2011)


2.1.2 Jenis-jenis Tanaman Sansevieria
Secara fisik, Sansevieria amat mudah dibedakan dari tanaman lain. Daunnya panjang
dengan ujung runcing dan tajam mirip pedang atau lidah. Karena bentuknya, ia digelari
mother in law of tongue alias lidah mertua. Pemberian nama itu mengacu pada S. trifasciata.
yang berdaun pipih dan panjang. Tetapi tidak semua jenis Sansevieria bersosok serupa. Sebab,
ada pula yang berdaun bulat pipih, bulat panjang, atau bulat pendek. Untuk membedakan
4

antarjenis Sansevieria, ada beberapa cirri yang bisa dijadikan pedoman. Di antaranya bentuk
daun, panampang daun, batang, cross banding, garis punggung, arah tumbuh, dan jumlah
daun. Selain itu bisa dilihat dari sosok bunga, yaitu ukuran tangkai, dan bentuk bunga
(Anonim, 2008).
Jenis-jenis tanaman Sanseviaria menurut Gembong, A pada tahun 2008 diantaranya:
1) Sansevieria aethiopica
Bentuk daun
: Lanset atau menombak
Ukuran daun
: Panjang 45 cm, lebar 15mm-20mm
Warna
: Hijau perak dengan tepi kemerahan
Tangkai bunga : 40-65 cm
Habitat
: Afrika Selatan (Zimbabwe, Botswana, Namibia, dan Afrika selatan)
Ciri khas
: Tepi daun kemerahan, rizhome (rimpang) besar, dan ujung daun
2)

3)

4)

5)

meruncing.
Sansevieria arborescens
Bentuk daun
: Datar dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 30-50 cm, lebar 2-3 cm
Warna daun
: Hijau
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Susunan daun rapat dan berbatang
Sansevieria aubrytiana
Bentuk daun
: Oval dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 30-70 cm, lebar 5-7 cm
Warna
: Warna hijau tua, berlurik putih keperakan
Tangkai bunga : 30-80 cm
Ciri khas
: Daun hijau runcing dan berlurik
Sansevieria bagamoyensis
Bentuk daun
: Tipis dan panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: 15-30 cm
Warna
: Hijau cerah
Habitat
: Bagamoyo, Tanzania
Ciri khas
: Batang tinggi, daun tersusun datar dan menempel di batang
Sansevieria ballyi
Bentuk daun
: Bulat pendek dengan ujung meruncing, tersusun rapat seperti

dompolan
Ukuran daun
: Panjang 5-20 cm
Warna
: Hijau gelap dengan cross banding hijau keperakan
Tangkai bunga : 5 cm
Habitat
: Kiviko Hill, Tsavo Nasional Park, Kenya
Ciri khas
: Daun tersusun rapat dan muncul stolon panjang yang membentuk
anakan baru
6) Sansevieria Bandipur
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 90 cm dan lebar 2 cm
Warna daun
: Hijau muda dengan cross banding hijau
Habitat
: Bandipur, India
Ciri khas
: Daun membulat dengan saluran yang dalam tapi tidak sampai di ujung
7) Sansevieria Black Brazilian
Bentuk daun
: Pipih dan panjang
5

Ukuran daun
: Panjang 150 cm, lebar 4-6 cm
Warna
: Hijau hitam
Habitat
: Brazil
8) Sansevieria burdettii
Bentuk daun
: Bulat memanjang dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 90 cm, lebar 2,5-3 cm
Warna daun
: Hijau
Tangkai bunga : 15-25 cm
Habitat
: Malawi, Afrika
Ciri khas
: Daun bulat dengan ujung runcing tanpa cross banding
9) Sansevieria caulescens
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 45-90 cm, lebar 2,5 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 60 cm
Habitat
: Afrika Timur
10) Sansevieria canaliculata
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Tinggi 60 cm, diameter 2 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 10 cm
Habitat
: Somalia dan Madagaskar (dwarf)
Ciri khas
: Daun panjang dengan ujung runcing dan melengkung. Alur
memanjang tanpa cross banding
11) Sansevieria concinna
Bentuk daun
: Seperti sendok
Ukuran daun
: 15-20 cm, lebar 1.5-3 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 30 cm
Habitat
: Afrika Utara, Mozambik Lav 5949
Ciri khas
: Bentuk daun seperti sendok
12) Sansevieria cylindrica
Bentuk daun
: Daun bulat panjang, tumbuhberpasang-pasangan
Ukuran daun
: Panjang 150 cm tebal 3 cm. Namun, daun bagian luar hanya 12 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 90-100 cm
Habitat
: Angola
Ciri khas
: Daun bulat dan ada garis memanjang
13) Sansevieria dooneri
Bentuk daun
: Panjang dan pipih, dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 60 cm dan leba 2.5 cm
Warna daun
: Hijau
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Daun tipis, panjang dengan ujung runcing
14) Sansevieria downsii
Bentuk daun
: Tombak dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 15-45 cm dengan ketebalan mencapai 3 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 160 cm
Habitat
: Malawi
Ciri khas
: Saluran di permukaan daun hingga ujung daun. Ujung sangat mirip
duri meruncing
6

15) Sansevieria ehrenbergii


Bentuk daun
: Panjang dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: 35-45 cm
Warna
: Daun kehijauan kebiruan
Tangkai bunga : 180 cm
Habitat
: Somalia, Erithrea, dan Arab
Ciri khas
: Daun tersusun berpasang-pasangan, berhadapan
16) Sansevieria eilensis
Bentuk daun
: Bulat pendek
Ukuran daun
: Panjang 20 cm, tebal 2,5 cm
Warna
: Hijau abu-abu
Tangkai bunga : 35 cm
Habitat
: Somalia
Ciri khas
: Ujung daun selalu menunjuk ke arah bawah
17) Sansevieria erythraeae
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung agak tumpul
Ukuran daun
: Panjang 60 cm dengan diameter 1,5 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 70 cm
Habitat
: Erithrea dan Ethiopia, Afrika
Ciri khas
: Daun bulat dan tegak, seperti pensil
18) Sansevieria fishceri
Bentuk daun
: Panjang, tipis dengan ujung meruncing
Ukuran daun
: Panjang 180 cm dengan permukaan kasar
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : Pendek, hanya 10 cm, warna putih pink
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: - Daun muda pendek dan tumbuh mendatar, daun dewasa akan
tumbuh tegak dan membulat
19) Sansevieria francisii
Bentuk daun
: Bulat dengan ujung meruncing, mirip duri
Ukuran daun
: Panjang 7-10 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : Panjang 20-30 cm
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Susunan daun amat rapat
20) Sansevieria gracilis
Bentuk daun
: Bulat memanjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 20-75 cm, tebal 1-1,5 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 30 cm
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Ada seludang di bagian bawah daun. Dan garis punggung di daun tua
21) Sansevieria grandis
Bentuk daun
: Oval
Ukuran daun
: Panjang 30-60 cm dan lebar 9-15 cm
Warna
: Hijau kelabu
Tangkai bunga : 60 cm
Habitat
: Selatan Afrika
Ciri khas
: Daun lebar
22) Sansevieria guineensis
Bentuk daun
: Berbentu pedang, pipih dengan ujung runcing
7

Ukuran daun
: 30-60 cm
Warna
: Hijau
Habitat
: Guinea
23) Sansevieria hallii
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung agak tumpul
Ukuran daun
: Panjang 50-60 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga : 10 cm
Habitat
: Zimbabwe
Ciri khas
: Batang bulat dengan saluran lebar hingga ke ujung daun
24) Sansevieria Horwood
Bentuk daun
: Lanset
Ukuran daun
: Panjang 75 dan lebar 7,5 cm
Warna
: Hijau gelap, totol hijau perak
Tangkai bunga : Tinggi 60 cm
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Ada garis memanjang pada kedua sisi permukaan daun
25) Sansevieria humbertiana
Bentuk daun
: Silindris, membulat
Ukuran daun
: Panjang 33 cm, tebal 1,3 cm
Warna
: Hijau tua atau marble
Tangkai bunga : 20 cm
Habitat
: Kenya, Afrika Timur
Ciri khas
: - Tidak memiliki batang, identik dengan S. volkensii, diidentifikasi
oleh Horst Pfenning
26) Sansevieria humiflora
Bentuk daun
: Oval panjang
Ukuran daun
: Panjang 45 cm dan lebar 10 cm
Warna daun
: Hijau gelap
Tangkai bunga : 15 cm
Habitat
: Zimbabwe
27) Sansevieria javanica
Bentuk daun
: Lanset
Ukuran daun
: Panjang 20-40 cm dan lebar 2-3 cm
Warna
: Hijau tua, ada cross banding di punggung
Habitat
: Kepulauan Seribu
Ciri khas
: Tanaman membentuk rumpun. Dan sekilas mirip S. zeylanica
28) Sansevieria kirkii
Bentuk daun
: Bulat
Ukuran daun
: Panjang 75-180 cm, lebar 6-9 cm dan tebal
Warna
: Hijau diselingi pola horizontal berwarna putih atau hijau muda.
Beberapa daun memmiliki pola garis longitudinal berwarna hijau tua
yang makin menipis seiring perkembangan tanaman.
Tangkai bunga : Panjang 12 cm
Habitat
: Tanzania
Ciri khas
: Tidak memiliki batang, pertumbuhan vertikal
29) Sansevieria Koko
Bentuk daun
: Bulat tersusun mirip kipas denga tepi daun kemerahan
Ukuran daun
: Panjang 30-40 cm
Warna
: Hijau perak
Habitat
: Hawaii
Ciri khas
: Daun tersusun selang seling dengan tepi kemerahan
8

30) Sansevieria liberica


Bentuk daun
: Memanjang dengan permukaan daun agak melengkung ke dalam
Ukuran daun
: Panjang 50-70 cm dan lebar 5-7 cm
Warana
: Hijau keperakan
Ciri khas
: Daun agak bergelombang melengkung ke dalam, dan tepi merah
31) Sansevieria Malawi midningt
Bentuk daun
: Lanset
Ukuran daun
: Panjang 75 cm dan lebar 15 cm
Warna daun
: Hijau gelap
Tangkai bunga : 20-30 cm
Habitat
: Malawi, Afrika
Ciri khas
: Daun hijau gelap dengan punggung hijau muda ketika terkena sinar
matahari
32) Sansevieria masoniana
Bentuk daun
: Daun bulat oval
Ukuran daun
: Panjang 75 cm dan lebar 25 cm
Warna
: Kombinasi hijau tua dengan spot hijau muda
Tangkai bunga : Panjang 50 cm
Habitat
: Congo, Zaire
33) Sansevieria Minnie
Bentuk daun
: Bulat seukuran jari telunjuk tersusun dalam dompolan
Ukuran daun
: Panjang 5-7 cm diameter 1 cm
Warna
: Hijau
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Daun tersusun seperti dompolan. Dan berkembang biak lewat stolon
dan menjuntai.
34) Sansevieria nelsonii Black
Bentuk daun
: Menombak
Ukuran daun
: 20-30 cm
Warna
: Hijau kehitaman
Tangkai bunga : 30-40 cm
Ciri khas
: Daun menombak bewarna kehitaman
35) Sansevieria nitida
Bentuk daun
: Lanset
Ukuran daun
:Panjang 49 cm, lebar 6 cm dan tebal 2 cm
Warna
: Hijau tua dengan pola tidak teratur berwarna hijau muda
Tangkai bunga : Panjang 25 cm
Habitat
: Galana Ranch (Kenya)
Ciri khas
: Rimpang berwarna oranye tersusun rapih di dalam tanah. Daun
kadang melingkar membentuk twister. Permukaan atas daun mengkilap
36) Sansevieria No idea
Bentuk daun
: Oval dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 5-20 cm dan lebar 3-7 cm
Warna
: Hijau gelap
Tangkai bunga
: 20 cm
37) Sansevieria parva
Bentuk daun
: Panjang dengan ujung menyempit
Ukuran daun
: Panjang 30 cm dan lebar 1,5 cm-2cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga
: Panjang 30 cm
9

Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Daun sempit dan mempunyai cross banding
38) Sansevieria patens
Bentuk daun
: Daun bulat, tanpa celah memanjang
Ukuran daun
: 30 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga
: 60-70 cm
Habitat
: Kenya, Tanzania, dan Uganda
Ciri khas
: Cross banding
39) Sansevieria pearsonii
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 100-120 cm dan tebal 2,5 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga
: 120 cm
Habitat
: Afrika Selatan, Namibia, Angola, Botswana, Zimbabwe, Zambia
Ciri khas
: Garis-garis hijau di punggung daun
40) Sansevieria perrotii
Bentuk daun
: Panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 90 cm, tebal 2-2,5 cm
Warna
: Hijau kebiruan
Tangkai bunga
: 100-120 cm
Habitat
: Tanzania
Ciri khas
: Daun panjang dan menyebar
41) Sansevieria phillipsiae
Bentuk daun
: Bulat panjang
Ukuran daun
: Panjang 20-45 cm, diameter 1,5 cm
Warna
: Hijau gelap
Tangkai bunga
: 45 cm
Habitat
: Somalia
Ciri khas
: Daun bulat panjang dengan ujung meruncing, ditutup seludang di
bagian pangkal
42) Sansevieria pinguicula
Bentuk daun
: Tersusun rapat, pangkal tebal dan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 12-30 cm dan tebal 3,5 cm
Warna
: Hijau perak
Tangkai bunga
: Panjang 30 cm
Habitat
: Kenya, California, Florida
Ciri khas
: Anakan muncul dari sulur yang muncul dari akar udara. Dan
tangkai bunga dapat membentuk anakan
43) Sansevieria robusta
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: 160-180 cm
Warna
: Hijau
Tangkai bunga
: 120 cm
Habitat
: Kenya
Ciri khas
: Daunnya tumbuh ke atas
44) Sansevieria rorida
Bentuk daun
: Memanjang
Ukuran daun
: Panjang 20-70 cm dan lebar 4-7 cm
Warna
: Hijau muda
Ciri khas
: Susunan daun rapat, berhadapan, dan berselang-seling
45) Sansevieria senegambica
10

Bentuk daun
: Menombak dan melengkung
Ukuran daun
: Panjang 20-30 cm dan lebar 3-5 cm
Warna
: Hijau
Ciri khas
: Daun melengkung
46) Sansevieria suffruticosa
Bentuk daun
: Bulat panjang dengan ujung runcing
Ukuran daun
: Panjang 15-60 cm
Warna
: Hijau perak
Tangkai bunga
: 35 cm
Habitat
: Afrika Utara
47) Sansevieria scimitaniformis
Bentuk daun
: Menombak
Ukuran daun
: Panjang 20-30 cm dan lebar 3-5 cm
Warna
: Hijau keperakan
Ciri khas
: Daun tegak kemudian melengkung dengan tepi merah
48) Sansevieria Tom Grumbley
Bentuk daun
: Daun bulat meruncing
Ukuran daun
: Sebesar jari, diameter 1-1,5 cm
Warna
: Perak dengan garis hijau
Ciri khas
: Daun warna perak dan mengarah keberbagi arah
49) Sansevieria trifasciata
Bentuk daun
: Tegak, oval dan menyempit di ujung
Ukuran daun
: Panjang 150 cm dan lebar 5-7 cm
Warna
: Paduan hijau tua dan hijau muda
Tangkai bunga
: 30-75 cm
Habitat
: Nigeria Selatan
Ciri khas
: Daun bertekstur lembut, sedikit licin berlilin, dan mengkilap
50) Sansevieria volkensii
Bentuk daun
: Semi terete (agak membulat)
Ukuran daun
: Diameter 2-3 cm dan panjang 1-2 m
Warna
: Hijau
Habitat
: Afrika terutama Kenya
Ciri khas
: Rhizoma bercabang dan tumbuh menjalar

Yusuf, M pada tahun 2005 menyatakan bahwa jenis-jenis tanaman Sansevieria yang
diketahui sebanyak 10 jenis, diantaranya:
1) Sansevieria aethiopica
11

Gambar 2.2. Gambar Sansevieria aethiopica


Bentuk daun

: Lanset atau menombak

Ukuran Daun

: Panjang 45 cm, Lebar 15 - 20 mm

Warna

: Hijau perak dengan tepi kemerahan

Tangkai bunga

: 40 - 65 cm

Habitat

: Afrika Selatan (Zimbabwe, Bostswana)

Ciri Khas

: Tepi daun kemerahan, rizhome besar, dan ujung daun mengering

2) Sansevieria arborescens

Gambar 2.3. Gambar Sansevieria arborescens


Bentuk daun

: Datar dengan ujung meruncing

Ukuran daun

: Panjang 30 - 50 cm, Lebar 2 - 3 cm

Warna

: Hijau

Habitat

: Kenya

Ciri Khas

: Susunan daun rapat dan berbatang

3) Sansevieria aubrytiana

12

Gambar 2.4. Gambar Sansevieria aubrytiana

Bentuk daun

: Oval dengan ujung runcing

Ukuran daun

: Panjang 30 - 70 cm, Lebar 5 - 7 cm

Warna

: Hijau tua, berulik putih keperakan

Tangkai bunga

: 30 - 80 cm

Ciri khas

: Daun hijau runcing dan berulik

4) Sansevieria bagamoyensis

Gambar 2.5. Gambar Sansevieria bagamoyensis


Bentuk daun

: Tipis dan panjang dengan ujung runcing.

Ukuran Daun

: 15-30 cm.

Warna

: Hijau cerah.

Habitat

: Bagamoyo.

Ciri Khas

: Batang tinggi, daun tersusun datar dan menempel dibatang

5) Sansevieria ballyi
13

Gambar 6. Gambar Sansevieria ballyi

Bentuk daun

: Pendek dengan ujung meruncing, tersusun rapat seperti

Ukuran daun

: Panjang 5 - 20 cm

Warna

: Hijau gelap dengan cross bandinghijau keperakan

Tangkai bunga

: 5 cm

Habitat

: Kiviko Hill, Tsavo Nasional Park, Kenya.

Ciri khas

: Daun tersusun rapat dan muncul stolon panjang

6) Sansevieria 'Bandipur'

Gambar 2.7. Gambar Sansevieria 'Bandipur'


Bentuk daun

: Tipis dan panjang dengan ujung runcing

Ukuran Daun

: Panjang 90 cm dan lebar 2 cm

Warna

: Hijau muda dengan cross banding hijau.

Habitat

: Bandipura, India

Ciri Khas

: Daun membulat dengan saluran yang dalam tapi tidak

7) Sansevieria 'Black Brazilian'


14

Gambar 2.8. Gambar Sansevieria 'Black Brazilian'

Bentuk daun

: Pipih dan Panjang

Ukuran daun

: Panjang 150 cm, Lebar 4 - 6 cm

Warna

: Hijau hitam

Habitat

: Brazil

8) Sansevieria burdettii

Gambar 2.9. Gambar Sansevieria burdettii

Bentuk daun

: Datar dengan ujung meruncing

Ukuran Daun

: Panjang 90 cm, Lebar 2,5 - 3 cm

Warna

: Hijau

Tangkai bunga

: 15 - 25 cm

Habitat

: Malawi, Afrika

Ciri Khas

: Daun bulat dengan ujung runcing tanpa cross banding

9) Sansevieria caulescens
15

Gambar 2.10. Gambar Sansevieria caulescens

Bentuk daun

: Bulat panjang dengan ujung runcing

Ukuran daun

: Panjang 45 - 90 cm, lebar 2,5 cm

Warna

: Hijau

Tangkai bunga

: 60 cm

Habitat

: Afrika timur

10) Sansevieria canaliculata

Gambar 2.11. Gambar Sansevieria canaliculata

Bentuk daun

: Bulat panjang dengan ujung runcing

Ukuran daun

: Tinggi 60 cm, diameter 2 cm

Warna

: Hijau

Tangkai bunga

: 10 cm

Habitat

: Somalia dan Madagaskar (Dwarf)

Ciri khas

: Daun panjang dengan ujung runcing dan melengkung

2.1.3 Manfaat Sanseivieria


Telah diketahui bahwa tanaman Sansivieria memiliki banyak manfaat, beberapa fungsi
dan manfaat tanaman Sanseivieria (lidah mertua) yang telah diketahui antara lain:
1) Tanaman utuh
a. Sansevieria trifasciata lorentii yang dipotong-potong 5 cm yang ditempatkan di
dalam kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri
potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi
senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.
b. Sebagai aroma terapi dan sebagai bahan pembuat parfum. Karena tanaman ini
menghasilkan wewangian yang khas saat sore hari ketika berbunga.
16

c. Tanaman yang juga bernama Old Century Plant, dapat mereduksi radiasi gelombang
elektromaknetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Maka baik jika
tanaman ini ditaruh di samping komputer atau televisi (Frans Agung Setiawan,
2009).
2) Daun
a. Di Afrika daunya diolah menjadi serat, dan seratnya dimanfaatkan untuk membuat
jala, benang, tempat tidur gantung, topi dan keranjang
b. Pabrik tenun di Filipina menggunakan serat Sansevieria dikombinasikan

dengan

serat nanas sebagai sebagai bahan baku kain.


c. Sansevieria roxburghiana dikenal sebagai sumber serat komersial (murva).
Seratnya lembut seperti sutera dan elastis dan digunakan sebagai tali busur. Pulp
daunnya untuk bahan baku pembuat kertas (Anonim, 2008).
d. Di dalam tiap helai daun sansevieria ada pregnane glycoside, zat yang mampu
mengurai zat beracun menjadi senyawa organik, gula, dan asam amino. Zat beracun
yang diurai, seperti karbondioksida, benzen, xilen, formaldehid,

kloroform, dan

triklorotilen. Daunya jika direbus bisa sebagai obat diabetes (Frans Agung Setiawan,
2009).
3) Getah atau lendir
a. Getah Sansevieria ehrenbergii dipercaya mengandung antiseptik. Daun mentahnya
yang dihancurkan digunakan sebgai luka cacar air.
b. Ekstrak daunnya digunakan sebagai obat tetes mata dan telinga.
c. Lendir dan serat Sansevieria dapat digunakan sebagai pembalut luka.
d. Campuran ekstrak daun jika dicampurkan dengan cairan sekresi sejenis siput yang
bisa dimakan dapat digunakan sebagai obat sakit gigi (Anonim, 2008).
e. Ekstrak methanol Sansevieria trifasciata mengandung 12 saponin steroidal.
Dipercaya dapat mengatasi kolesterol jahat dan kanker, (Yoshihiro Mimaki, 1996 dan
George R. Pettit, 2005).
f. Lendir Sansevieria trifasciata

mempunyai

efek

penghambat

karat

pada

alumunium yang disebabkan media yang bersifat alkalin dan asam (E.E. Oguzie)
4) Akar
a. Rebusan akar Sansevieria liberica berguna sebagai tonik penyegar, obat wasir, dan
obat penyakit kecacingan.

2.1.4 Taksonomi Tanaman Sansevieria trifasciata


Dalam tata nama atau taksonomi tanaman Sansevieria dimasukkan ke dalam
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta

17

Super Divisi : Spermatophyta


Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Sub Kelas : Liliidae


Ordo

: Liliales

Famili

: Agavaceae

Genus

: Sansevieria

Spesies

: Sansevieria trifasciata lorentii.


(Qadri Anthy, 2012)

2.1.5 Morfologi Tanaman Sansevieria trifasciata


Secara morfologi, Sansevieria memiliki daun keras dan kaku, tidak berbatang,
sukulen, tegak, dengan ujung meruncing, anakan disekitar tanaman induk serta ditumbuhi
bunga dan biji. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga
tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembab atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan
warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat
pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada
juga yang zig-zag (Anonim, 2011).
Tanaman Sansevieria dikenal juga dengan daunnya yang tebal dan banyak
mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat
sansevieria tahan terhadap kekeringan. Hal tersebut dikarenakan proses penguapan air dan
laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan
tanah. Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada
beberapa jenis terdapat duri (Triharyanto dan Sutrisno, 2007).
Sansevieria merupakan tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), sehingga akar tanaman
ini berbentuk serabut. Sansevieria yang baik dan sehat akan menampilkan perakaran yang
banyak dan berwarna putih. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan
menyebar ke segala arah di dalam tanah atau yang biasa disebut rhizome atau rimpang, yang
merupakan modifikasi dari batang
Pada tanaman ini terdapat organ yang menyerupai batang yang disebut rimpang atau
rhizoma. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil
fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembangbiakkan. Rimpang menjalar di bawah
permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh
memanjang (Triharyanto dan Sutrisno, 2007).
18

Bunga Sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang.
Bunga Sansevieria termasuk bunga uniseksual yaitu memiliki bunga betina dan bunga jantan.
Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari
disebut bunga jantan. Mahkota bunga jantan dan betina Sansevieria berwarna putih
kekuningan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari (Purwanto
2006).
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji sansevieria
berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Biji Sansevieria ini akan masak
setelah berumur 2-5 bulan atau tergantung spesiesnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit
tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Pada bagian dalam biji Sansevieria terdapat
dua embrio yang merupakan bakal calon tanaman. Hal ini memungkinkan akan menghasilkan
dua jenis tanaman baru yang berbeda (Purwanto, 2006).

Gambar 2.1. Sansevieria trifasciata (Almendah, 2011)

2.2 Pembalut
2.2.1 Sejarah Pembalut
Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita di saat
menstruasi, ini berfungsi untuk menyerap darah dari vagina. Selain saat menstruasi,
perangkat ini juga digunakan setelah pembedahan vagina, setelah melahirkan, sesudah
aborsi, maupun situasi lainnya yang membutuhkan pembalut ini untuk menyerap setiap cairan
yang berupa pendarahan pada vagina. Benda yang berguna untuk menampung darah
menstruasi ini ternyata sudah muncul dalam catatan tertulis sejak abad ke-10. Sepanjang
sejarah, wanita menggunakan berbagai macam perlindungan menstruasi. Beberapa contohnya
yang dapat dilihat di Museum Menstruasi antara lain adalah sejenis bantalan yang dijahit dan

19

celemek menstruasi, Orang Inuit (Eskimo) memakai kulit kelinci sementara di Uganda yang
dipakai adalah papirus.
Pembalut perempuan terus berevolusi. Sempat muncul model pembalut yang
penggunaannya dimasukkan ke dalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki. Ada pula
era menstrual cup (1867) (gambar 2.12), di mana mangkuk penyerap cairan dimasukkan ke
dalam kain yang dikaitkan pada ikat pinggang waktu itu perempuan belum menggunakan
celana dalam. Sembilan tahun kemudian menstrual cup yang lebih baik ditemukan, dengan
bahan terbuat dari karet. Selain dapat menampung darah kotor, model baru itu juga dilengkapi
selang untuk mengalirkan darah ke penampungan yang dikenakan di luar, biasanya diikatkan
di pinggang.

Gambar 2.12. Gambar Menstrual cup (Anonim, 2012)


Pada abad ke-19, perawat-perawat di rumah sakit Eropa menemukan ide untuk
membuat pembalut sekali pakai. Mereka membuatnya dengan bahan yang tersedia di rumah
sakit (perban dari pulp kayu) yang biasa digunakan untuk merawat luka tentara, dengan
bantalan penyerap terbuat dari bantalan kain. Hingga muncul pembalut wanita sekali pakai
yang didistribusikan di dunia yaitu produk dari Curads and Hartmanns. Bantalan jenis ini
dianggap cukup murah untuk dibuang setelah dipakai dan bahan bakunya gampang didapat
(gambar 2.13).

20

Gambar 2.13. Gambar pembalut sekali pakai pertama (Anonim, 2012)


Pada pertengahan 1980-an pembalut bersabuk lenyap dari pasaran digantikan
pembalut berperekat. Sejalan dengan perkembangan ergonomika, desain pembalut juga ikut
berkembang sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Dulu pembalut tebalnya bisa sampai dua
sentimeter dan karena bahan penyerapnya kurang efektif, suka bocor. Untuk mengatasinya,
berbagai variasi diterapkan, misalnya menambahkan sayap, mengurangi ketebalan dengan
memakai bahan tertentu dan sebagainya. Desain pembalut yang tadinya cuma persegi dibuat
menjadi lebih berlekuk-liku, jenis pembalut pun jadi beragam. Jenis-jenis pembalut sekali
pakai mencakup panty liner, ultra thin, regular, maxi, night, dan maternity. Beberapa pembalut
bahkan diberi deodoran untuk menyamarkan bau darah dan ada beberapa jenis panty liner
yang dirancang agar dapat dipakai bersama G-string (Anonim, 2012).

2.2.2 Pembalut Berbahaya


Pada saat menstruasi setiap wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik (sakit pada
sendi-sendi, gatal-gatal, pusing dan mual, nyeri atau sakit pada bagian pinggang, dan lainnya).
Kadang kala menstruasi tidak teratur. Masalah diatas banyak sekali di alami wanita masa kini.
Banyak kaum wanita seringkali mengalami masalah pada mahkotanya, yaitu: keputihan,
kekuningan, bau, gatal, merasa gerah, infeksi vagina, infeksi kandung kemih. Masalah ini
dapat mempengaruhi kesuburan wanita. Wanita saat ini sering terkena penyakit yang sangat
ganas, yaitu kanker rahim, kanker payudara, kista dan myom. Akibat penyakit di atas, pada
saat usia masih muda, rahim sudah di angkat, sehingga tidak dapat memiliki keturunan.
21

Menurut Yayasan Kanker Indonesia, saat ini penyakit kanker leher rahim
menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per tahun. Sebanyak 52 juta sari
sekitar 115 juta perempuan indonesia beresiko terkena kanker rahim (serviks) karena
berbagai alasan, kata dr.Djemi, SpoG dalam seminar "Deteksi Dini Kanker Rahim dan
Payudara pada Wanita" di Palu, Maret 2007. Jika seorang wanita sejak umur 20 tahun
terjangkit infeksi vagina, maka sedikitnya 6 tahun waktu hidupnya akan dihabiskan hanya
untuk pengobatan dan perawatan infeksi. Pada saat ini, banyak wanita dalam masa usia
subur, telah diangkat rahimnya sehingga mereka tidak dapat memiliki keturunan. Salah satu
penyebab wanita terjangkit infeksi vagina disebabkan oleh pemakaian pembalut yang tidak
berkualitas.
Pembalut wanita adalah produk sekali pakai. Karena itulah para produsen
mendaur ulang bahan baku kertas dan pulp, menjadikannya bahan dasar untuk
menghemat biaya produksi. Dalam proses daur ulang, banyak bahan kimia digunakan

untuk

proses pemutihan kembali, menghilangkan bau dan proses sterilisasi kuman-kuman pada
kertas bekas seperti bahan dasar pembalut (Anonim, 2010).

Gambar 2.14. Gambar daur ulang kertas menjadi


bahan dasar pembalut wanita (Anonim, 2010)

2.3 Antiseptik
2.3.1 Pengertian Antiseptik
Antiseptik adalah agen kimia yang mencegah, memperlambat atas menghentikan
pertumbuhan mikro-organisme (kuman) pada permukaan luar tubuh dan membantu mencegah
infeksi. Beberapa antiseptik mampu membunuh kuman (bakteriosida), sedangkan yang lain
hanya mencegah atau menghambat pertumbuhan mereka (bakteriostatik). Antiseptik berbeda
dengan antibiotik, yang menghancurkan kuman di dalam tubuh, dan dari disinfektan, yang
menghancurkan kuman pada benda mati. (Anonim, 2011)

22

2.3.2 Penggunaan antiseptik


Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada luka.
Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka iris, luka lecet dan
lukbakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti tindakan lain seperti
pembersihan dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih.

Gambar 2.15. Gambar contoh Antiseptik


Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk disinfeksi tangan yaitu dapat menjadi
pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan paramedis
harus melakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan sesudah melakukan
tindakan medis. Manfaat kedua adalah sebagai disinfeksi pra-tindakan yaitu antiseptik
diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kulit. Manfaat ketiga adalah sebagai
disinfeksi membran mukosa, yaitu irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra,
kandung kemih atau vagina untuk mengobati infeksi atau membersihkan rongga sebelum
kateterisasi, serta digunakan sebagai disinfeksi mulut dan tenggorokan yaitu obat kumur
antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi mulut dan tenggorokan
(Anonim, 2011).

2.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini antara lain:
c. Sansevieria trifasciata ternyata memiliki kemampuan sebagai antiseptik.
d. Serat Sansevieria trifasciata memiliki efektifitas daya tampung sebagai bahan dasar
pengganti pulp kertas dalam pembuatan pembalut alami wanita.

23

Anda mungkin juga menyukai