Anda di halaman 1dari 54

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan
utama di dunia terutama di negara tropis dan sedang berkembang termasuk
Indonesia. Di Indonesia, penyakit infeksi yang ditularkan melalui vector
angka kejadiannya masih cukup tinggi termasuk Jawa Timur. Penyakit infeksi
yang ditularkan melalui vector adalah malaria dan demam berdarah dengue
(dbd).
Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2014, Pada tahun 2014 jumlah
penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 100.347 kasus dengan jumlah
kematian sebanyak 907 orang (IR/Angka kesakitan= 39,8 per 100.000
penduduk dan CFR/angka kematian= 0,9%). Kematian akibat DBD
dikategorikan tinggi jika CFR > 2%. Dengan demikian pada tahun 2014
terdapat 5 provinsi yang memiliki CFR tinggi yaitu Provinsi Bengkulu, Kep.
Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Gorontalo, dan Maluku. Pada provinsi
tersebut masih perlu upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan di rumah sakit dan
puskesmas (dokter, perawat dan lain-lain) termasuk peningkatan sarana-
sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di sarana-
sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut jumlah kematian, jumlah
kematian tertinggi terjadi di Jawa Barat sebanyak 178 kematian, diikuti oleh
Jawa Tengah (159 kematian) dan Jawa Timur (107 kematian). Di Jawa Timur
sendiri, terdapat 9.273 kasus dengan IR 24,07 per 100.000 penduduk. Jumlah
kasus meninggal sebanyak 107 kasus (Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes
RI, 2015)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic
Fever (DHF) mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan
Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan
semakin meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan dampak
buruk sosial dan ekonomi.
2

Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan


keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan
penduduk. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan endemis di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa
Timur. Demam Berdarah Dengue juga sudah menjadi masalah yang rutin
dihadapi pada setiap musim hujan.
Pencegahan demam berdarah harus dimulai dari invididu dan lingkungan.
Setiap anggota keluarga perlu ditingkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang penyakit demam berdarah, cara penularan dan pencegahannya. Peran
perawat keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu keluarga memiliki
kemandirian dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan. Dengan
memaksimalkan peran perawat keluarga, diharapkan kemandirian keluarga
juga akan maksimal sehingga bisa tercapai derajat kesehatan yang diinginkan.
Oleh karena itu kami kelompok membuat makalah berjudul Asuhan
Keperawatan pada Keluarga dengan Penyakit Infeksi Demam Berdarah
Dengue.
3

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui dan
dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada pada keluarga dengan
penyakit infeksi demam berdarah dengue.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
kesehatan
2. Mengetahui dan memahami konsep penyakit infeksi demam
berdarah dengue
3. Mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan anggota
penderita demam berdarah dengue.

1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat menjelaskan asuhan keperawatan
keluarga dengan penyakit infeksi demam berdarah dengue berdasarkan
literatur yang telah ada sehingga dapat digunakan sebagai bahan
belajar mahasiswa dalam keperawatan komunitas.
1.3.2 Praktis
1. Bagi penulis: penulis dapat mengaplikasikan ilmunya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan anggota
keluarga yang terkena penyakit infeksi demam berdarah dengue.
2. Bagi mahasiswa: mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan
keluarga dengan penyakit infeksi dan mengaplikasikan ilmunya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan
anggota keluarga yang terkena infeksi
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Keluarga


2.1.1 Pengertian
Salvacion G. Bailon dan Araceles Maglaja mendefinisikan
perawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan
yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan perawatan sebagai
sasarannya.
Dalam perawatan kesehatan, masyarakat yang menerima asuhan
keperawayan dibagi dalam 3 tingkat. Pertama, tingkat individu.
Perawat member asuhan keperawatan kepada individu dengan kasus
tertentu misalnya tuberculosis dan diabetes mellitus yang dijumpai di
klinik yang kadang-kadang ditindak lanjuti perawatannya di rumah
(lingkungan keluarga). Perhatian utama pada tingkat ini adalah
individu yang bersangkutan.
Kedua, tingkat keluarga. Pada tingkat ini sasaran asuhan adalah
keluarga. Perhatian utamanya adalah masalah keluarga. Perawat akan
menghadapi pasien yaitu keluarga dengan anggotanya yang menderita
penyakit TBC, keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan anak
retardasi, dan lain-lain.
5

Ketiga, tingkat masyarakat. Asuhan keperawatan masih tetap


ditujukan pada individu atau keluarga, tetapi klien tersebut dilihat
dalam satu kesatuan dalam masyarakat. Contoh penanggulangan yang
direncanakan dan dilaksanakan dalam tingkat masyarakat pada
kondisi endemic malaria, epidemic kolera dan lain lain adalah
perbaikan sanitasi, penyuluhan kesehatan, dan lain-lain (Ali, 2010)

2.1.2 Tujuan keperawatan keluarga


Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,
keinginan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah,
memelihara keseharan mereka sampai pada tahap yang optimal dan
mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan keluarga dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
b. Mengambil keputusan dan bagaimana memecahkan masalah tersebut
c. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
d. Mencegah terjadinya penyakit atau timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga
e. Melakasanakan usaha penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatan
keluarga melalui asuhan keperawata di rumah
f. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan
dirumah
g. Membantu tenaga professional kesehatan atau keperawatan dalam
penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan mereka dirumah,
rujukan kesehatan dan rujukan medic (Ali, 2010)
2.1.3 Peran keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu di dalam posisi dan satuan
tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-
masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman kepada anggota
keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat atau kelompok
sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan sebagai pencari
nafkah tambahan bagi keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai
6

dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Ali,


2010).

2.1.4 Fungsi keluarga


Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaaan kesehatan menurut
Friedman dalam Ali (2010) adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.
2.1.5 Peran perawat keluarga
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar:
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan
komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
7

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi


masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,
kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kualitas
dari informasi yang disampaikan secara terbuka dan dapat
dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui system
pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di
masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau
wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat (Ali, 2010).

2.2 Konsep Penyakit Demam Berdarah Dengue


2.2.1 Definisi Demam berdarah
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti (Nursalam, 2005). Penyakit ini dapat menyerang semua orang
dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini
juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Demam
berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (Suriadi, 2010).
Demam Berdarah Dengue/DBD (Dengue Hemorrhagic Fever)
adalah suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah,
sering bersifat fatal, penyakit febril yang disebabkan virus dengue.
Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai hemokonsentrasi
8

(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan tubuh, abnormalitas


hemostatis, dan pada kasus yang parah, terjadi sindrom renjatan
kehilangan protein massif (Dengue Shock Syndrome), yang
diperkirakan sebagai suatu proses imunopatologik.
Menurut Kemenkes tahun 2015 Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang
ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae
aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain
seperti Ae.albopictus juga dapat menjadi vector penular. Nyamuk
penular dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di
atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak dijumpai terutama di
daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan
populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.
2.2.2 Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh Virus dengue (arbovirus
group B) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti (Suriadi, 2010). Terdapat empat serotipe virus yang disebut
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Ke empat serotipe virus ini telah
ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa DEN-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat
dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh
DEN-2, DEN-1 dan DEN-4. Terinfeksinya seseorang dengan salah satu
serotipe tersebut diatas, akan menyebabkan kekebalan seumur hidup
terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun keempat serotipe
virus tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka
berbeda dalam menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa
bulan terjadi infeksi dengan salah satu dari mereka.
2.2.3 Penularan dan masa inkubasi
a. Vektor
9

Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan


nyamuk Aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vektor epidemi yang
paling utama, namun spesies lain seperti Ae.albopictus,
Ae.polynesiensis dan Ae. niveus juga dianggap sebagai vektor
sekunder. Kecuali Ae.aegypti semuanya mempunyai daerah
distribusi geografis sendiri-sendiri yang terbatas. Meskipun mereka
merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya
mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding
Ae.aegypti. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian
lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
b. Siklus Penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat
dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase
demam akut (viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari
setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah
mengisap darah penderita yang sedang viremia (periode inkubasi
ekstrinsik) dan tetap infektif selama hidupnya. Setelah melalui
periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk
bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika
nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke
dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di
tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul
gejala awal penyakit secara mendadak, yang ditandai demam,
pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya nafsu makan dan berbagai
tanda atau gejala lainnya.
c. Masa Inkubasi
Infeksi Dengue mempunyai masa inkubasi antara 2 sampai 14 hari,
biasanya 4-7 hari.
2.2.4 Faktor resiko
Tempat potensial terjadi DBD adalah sebagai berikut,
a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
b. Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-
orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan
terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar.
10

c. Pemukiman baru di pinggiran kota Karena di lokasi ini, penduduk


umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan
diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe
virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal.
2.2.5 Klasifikasi demam berdarah
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat
kaitannya dengan pengelolaan dan prognosis, WHO (2009) membagi
DBD dalam 4 derajat setelah keriteria laboratorik terpenuhi.

Derajat I Demam mendadak 2-7 hari


disertai gejala klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turnikel
positif, trombositopeni dan
hemokonsentrasi. Jumlah bintik
merah lebih dari 20
Derajat II Derajat I disertai perdarahan
spontan dikulit dan atau
perdarahan lain yaitu mimisan
(epistaksis), perdarahan gusi,
muntah darah (hematemesis)
dan atau buang air besar yang
mengandung darah (melena)

Derajat III Kegagalan sirkulasi: nadi cepat


dan lemah, hipotensi kulit
dingin, lembab, gelisah
Derajat IV Renjatan berat, denyut nadi dan
tekanan darah tidak dapat
diukur.

2.2.6 Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem
komplemen. Kemudian terjadi viremia, yang ditandai dengan demam
11

mendadak tanpa penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit
kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di seluruh tubuh, nafsu makan
berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Kelainan
dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran
kelenjar-kelenjar getah bening, hati, dan limpa. Pelepasan zat
anafilaktoksin, histamin, dan serotonin serta aktivitas dari sistem
kalikrein menyebabkan peningkatan permeibilitas dinding
kapiler/vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke
ekstravaskuler akibatnya terjadi pengurangan volume plasma yang
menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,
hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia.

2.2.7 Tanda dan gejala


Menurut patokan dari WHO (2009), diagnosa DBD harus berdasarkan
adanya gejala klinik sebagai berikut :
a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa
sebab jelas).
b. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif
dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya
positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya
petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau
hematomesis.
c. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).
d. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang
menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai
kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung,
jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar
mulut.
e. Trombosit 150.000/mm3
f. HCT meningkat 20 %
12

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010),


gambaran klinis penderita DBD terdiri atas tiga fase yaitu fase febris,
fase kritis dan fase pemulihan.
a. Fase febris
Biasanya demam mendadak tinggi 2-7 hari, disertai muka
kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, artralgia
dan sakit kepala. Pada beberapa kasus ditemukan nyeri
tenggorok, injeksi farings dan konjungtiva, anoreksia, mual dan
muntah.Pada fase ini dapat pula ditemukan tanda perdarahan
seperti ptekie, perdarahan mukosa, walaupun jarang terdapat pula
perdarahan pervagina dan perdarahan gastrointestinal.
b. Fase kritis
Terjadi pada hari 3-7 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu
tubuh disertai kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya
kebocoran plasma yang biasanya berlangsung selama 24-48
jam.Kebocoran plasma sering didahului oleh leucopenia
progresif disertai penurunan jumlah trombosit.Pada fase ini dapat
terjadi syok (Dengue Shock Syndrome).
c. Fase pemulihan
Bila fase kritis terlewati maka terjadi pengembalian cairan dari
ekstravaskuler ke intravaskuler secara perlahan pada 48-72 jam
setelahnya.Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan
pulih kembali, hemodinamik stabil dan diuresis membaik.

2.2.8 Penegakan Diagnosis


Untuk menegakkan diagnosis DBD diperlukan sekurang-kurangnya:
Terdapat kriteria klinis
Dua Kriteria laboratorium
a. Klinis
1) Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari.
2) Terdapat manifestasi/ tanda-tanda perdarahan ditandai dengan:
Uji Bendung (Tourniquet Test) positif
Petekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
Hematemesis dan/ atau melena
3) Pembesaran hati ( di jelaskan cara pemeriksaan pembesaran
hati )
13

4) Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan


nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan
pasien tampak gelisah
b. Laboratorium
1) Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2) Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas
kapiler, yang ditandai adanya: Hemokonsentrasi/ Peningkatan
hematokrit 10% dari data baseline saat pasien belum sakit atau
sudah sembuh atau adanya efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia (hipoalbuminemia).

a. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %.
3) HT meningkat lebih 20 %.
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
5) Protein darah rendah.
6) Ureum PH bisa meningkat.
7) NA dan CL rendah
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test)
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+)
Tes torniket dilakukan dengan menggembungkan manset
tekanan darah pada lengan atas sampai titik tengah antara
tekanan sistolik dan diasolik selama 5 menit. Tes dianggap
positif bila ada petekie 20 atau lebih per 2,5 cm (1 inchi). Tes
mungkin negatif atau positif ringan selama fase syok berat. Ini
biasanya menjadi positif kuat, bila tes dilakukan setelah
pemulihan dari syok

2.2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DBD meliputi hal-hal sebagai berikut,
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
14

d. Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer


lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering
digunakan , mengandung Na+ 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter,
korekter basa 28 mEq/liter , Cl- 109 mEq/liter dan Ca2+ 3
mEq/liter.
e. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
f. Anti konvulsi jika terjadi kejang.
g. Monitor tanda-tanda vital
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

2.2.9 Manajemen Pengendalian Vektor


Pengendalian vektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan
oleh vektor dengan meminimalkan habitat perkembangbiakan vektor,
menurunkan kepadatan dan umur vektor, mengurangi kontak antara
vektor dengan manusia serta memutus rantai penularan penyakit Metode
pengendalian vektor DBD bersifat spesifik lokal, dengan
mempertimbangkan faktorfaktor lingkungan fisik (cuaca/iklim,
permukiman, habitat perkembangbiakan); lingkungan sosial-budaya
(Pengetahuan Sikap dan Perilaku) dan aspek vektor.
Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif
adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM). Sehingga
berbagai metode pengendalian vektor cara lain merupakan upaya
pelengkap untuk secara cepat memutus rantai penularan. (KEMENKES,
2010)
a. Kimiawi
Pengendalian vektor cara kimiawi dengan menggunakan insektisida
merupakan salah satu metode pengendalian yang lebih populer di
masyarakat dibanding dengan cara pengendalian lain. Sasaran
insektisida adalah stadium dewasa dan pra-dewasa. Karena insektisida
adalah racun, maka penggunaannya harus mempertimbangkan
dampak terhadap lingkungan .
b. Biologi
Pengendalian vektor biologi menggunakan agent biologi seperti
predator/pemangsa, parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra
dewasa vektor DBD. Jenis predator yang digunakan adalah Ikan
pemakan jentik (cupang, tampalo, gabus, guppy, dll), sedangkan larva
15

Capung, Toxorrhyncites, Mesocyclops dapat juga berperan sebagai


predator walau bukan sebagai metode yang lazim untuk pengendalian
vektor DBD.
c. Manajemen Lingkungan
Lingkungan fisik seperti tipe pemukiman, sarana-prasarana
penyediaan air, vegetasi dan musim sangat berpengaruh terhadap
tersedianya habitat perkembangbiakan dan pertumbuhan vektor DBD.
Nyamuk Aedes aegypti sebagai nyamuk pemukiman mempunyai
habitat utama di kontainer buatan yang berada di daerah pemukiman.
Manajemen lingkungan adalah upaya pengelolaan lingkungan
sehingga tidak kondusif sebagai habitat perkembangbiakan atau
dikenal sebagai source reduction seperti 3M plus (menguras, menutup
dan memanfaatkan barang bekas, dan plus: menyemprot, memelihara
ikan predator, menabur larvasida dll); dan menghambat pertumbuhan
vektor (menjaga kebersihan lingkungan rumah, mengurangi tempat-
tempat yang gelap dan lembab di lingkungan rumah dll)
d. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
PSN DBD dilakukan dengan cara 3M-Plus, 3M yang dimaksud
yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti
bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong
air/tempayan, dan lain-lain (M2)
3. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang
dapat menampung air hujan (M3).

Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:


1) Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
2) Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
3) Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain
(dengan tanah, dan lain-lain)
4) Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit
dikuras atau di daerah yang sulit air
5) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
6) Memasang kawat kasa
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
8) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
9) Menggunakan kelambu
16

10) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

Pelaksanaan PSN
1) Di rumah
Dilaksanakan oleh anggota keluarga.
2) Tempat tempat umum
Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau
pengelola tempat tempat umum.

2.3 Peran Keluarga dalam Penanggulangan DBD


a. Keluarga turut serta melaksanakan pemberantasan nyamuk demam
berdarah dengan melakukan 3M plus.
b. Apabila ada keluarga yang anggota keluarganya menunjukkan gejala
penyakit demam berdarah maka keluarga mengerti cara pertolongan
pertama (memberi minum air yang banyak, kompres dingin dan obat
penurun panas) dan segera pergi ke pelayanan kesehatan terdekat
c. Keluarga segera melaporkan kepada Lurah melalui kader atau kepala
dusun
d. Keluarga melakukan PSN secara serentak dan mengikuti petunjuk dalam
pelaksanaan penanggulangan demam berdarah
e. Keluarga mengikuti dan menghadiri penyuluhan kesehatan yang diadakan
puskesmas
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
2.4.1 Pengkajian
1.Identitas Umum
a. Nama Kepala Keluarga :
b.Usia :
c.Pendidikan :
d.Pekerjaan :
e.Alamat :
f.Komposisi keluarga
Jumlah keluarga yang banyak (extended family), status social
ekonomi menurun dantingkat pendidikan dan pengetahuan rendah
menyebabkan keluarga tidak mampumenjalankan 5 fungsi keluarga
di bidang kesehatan (5 tahap) terhadap penderita DHFdi keluarga
g.Tipe keluarga
Biasanya tipe keluarga besar yang ekonominya rendah, lebih
berpengaruh terhadap status kesehatan terutama DHF.
h.Suku bangsa
Asal suku, identifikasi budaya suku yang terkait dengan masalah
kesehatan.
i.Agama
17

Agama yang dianut serta kepercayaan yang dapat berpengaruh pada


persepsi keluarga dalam pengobatan atau perawatan pada penderita
DHF.
j.Status sosial ekonomi keluarga
Pendidikan yang rendah, didukung pendapatan yang rendah akan
berpengaruh pada keluarga dalam mengenal masalah DHF dalam pen
gambilan keputusan, dan keluarga tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan gizi pada penderita DHF serta
biaya pengobatannya
k. Latar Belakang Budaya
1.Kebiasaan fasilitas Kesehatan
Keluarga mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga yang
sakit,sumber pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat merupaka
n tempat pertama yang dituju dalam rangka pengobatan. Contohnya
Puskesmas
m.Pengobatan Tradisional
Keluarga biasanya hanya memberikan pengobatan tradisional,
misalnya untuk mengurangi demam, keluarga menganjurkan
penderita untuk istirahat dan jika masih demam hanya dibelikan
obat di warung
n.Aktivitas di waktu senggang
Kebiasaan aktivitas yang mempengaruhi penderita DHF yaitu
aktivitas yang banyak apalagi di tempat yang kotor. Penderita DHF
harus mengurangi aktivitas, istirahat danharus bayak minum air putih
secara teratur.

2.Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a.Tahap perkembangan keluarga saat ini
Anggota keluarga yang tertua akan berpengaruh pada keluarga, dalam
pengambilankeputusan untuk mengatasi masalah.
b.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dalam tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi misalnya
dalam masalah kesehatan, keluarga belum bisa meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
c.Riwayat keluarga inti
18

Jika dalam silsilah keluarga didapatkan anggota keluarga ada yang


menderita DHFmaka tidak dapat beresiko pada kerabat atau keturunan
berikutnya untuk menderita DHF, sebab DHF merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
3.Data Lingkungan
a.Karakteristik Rumah
Karakteristik luas tipe, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakan perabot, jarak sumber air dengan septic tank, sumber
air yang digunakan,status kepemilikan dan denah rumah. Keadaan rumah
yang kecil, sempit, kotor,ventilasi yang kurang, perabotan rumah
berserakan, penataan ruangan atau kamar yang banyak baju
bergantungan. Hal tersebut merupakan factor predisposisi timbulnya
penyakit DHF. Di samping itu, tempat-tempat di luar rumah penderita
DHF, misal : lingkungan dengan kondisi atau keadaan kotor, pembuangan
sampah terbuka, pembuangan air limbah tidak lancar
b.Karakteristik tetangga dan komunitas
Karakteristik fisik tetangga dan masyarakat yang berpengaruh pada
penyakit DHF,misal : sanitasi jalan terlihat kumuh, rumah, pekerjaan,
kelas sosial dan karakteristik sosial budaya masyarakat, serta sulitnya
masyarakat menggunakan transportasi
c.Mobilitas geografis keluarga
Penderita DHF biasanya sering bertempat tinggal di daerah yang kumuh,
kotor sehingga akan mempengaruhi pada penderita DHF.
d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga menyadari pentingnya intoleransi dengan masyarakat dan
menggunakanfasilitas pelayanan masyarakat misalnya pelayanan
kesehatan
e.Sistem pendukung keluarga
Biasanya yang membantu keluarga saat membutuhkan bantuan adalah
tetangga dekat atau sanak keluarga dan petugas kesehatan dalam
membantu kesehatan keluarga.
4.Struktur Keluarga
19

a.Pola komunikasi keluarga


Kurang komunikasi diantara keluarga yang menderita DHF akan
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam memutuskan suatu
masalah.
b.Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga yang membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah
biasanyadilakukan oleh kepala keluarga dengan cara demokrasi. Jika
kepala keluarga tidak mampu mengambil keputusan tepat dalam
mengatasinya maka dapat memperberat penyakit DHF
c.Struktur Peran
Peran kepala keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarganya
dan setiapanggota keluarga mempunyai peran masing-masing dalam
menaggulangi, mencegah serta merawat anggota keluarga yang sakit.
d.Nilai dan norma keluarga
Keluarga mempunyai persepsi bahwa suatu penyakit tidak dapat sembuh
tanpa diobatiseperti DHF tidak dapat sembuh tanpa pengobatan
5.Fungsi Keluarga
a.Fungsi Afektif
Perhatian yang kurang sehingga penderita DHF tidak mendapatkan
perawatankesehatan yang dibutuhkan
b.Fungsi Sosialisasi
Tingkat kependidikan dan pengetahuan masyarakat rendah, sehingga
dalam prosessosialisasi masyarakat, keluarga tidak mendapatkan
informasi yang tepat tentang DHFdan penanganannya
c.Fungsi Kesehatan
Keluarga mampu melakukan lima tugas kesehatan keluarga yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan tentang penyakit DHF (pengertian,
faktor penyebab, tanda dan gejala, akibat serta penatalaksanaan).
2. Mengambil keputusan jika ada anggota keluarga yang sakit.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit dengan menjauhkan factor-
faktor pencetus terjadinya DHF(Dengue Haemorragic Fever)dan
pemenuhan nutrisiyang cukup.
20

4. Memodifikasi lingkungan misal menjaga kebersihan agar terhindar


dari penyakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan misalnya : membawa
anggotakeluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat
seperti Puskesmas
d.Fungsi Reproduksi
Berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak,
metode yang digunakan.
e.Fungsi Ekonomi
Keluarga mempunyai fungsi dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dan
termasuk pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya penin
gkatan statuskesehatan keluarga.
6.Stress dan Koping Keluarga
a.Stressor jangka pendek
Apabila keluarga mempunyai masalah dalam kesehatan, anggota keluarga
ada yangmenderita DHF maka bagaimana cara keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita tersebut.
b.Stressor jangka panjang
Keluarga mampu bertindak tenang dan sabar dalam perawatan DHF
dan pengobatannya.
c.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga begitu peka terhadap situasi yang terjadi dalam anggota keluarga,
sehinggaakan lebih cepat dalam mengambil keputusan sehingga tidak
berakibat buruk, misalakibat atau komplikasi dari DHF(Dengue
Haemorragic Fever )
d.Strategi koping yang digunakan
Keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang tidak adaptif terkait
dengan masalah kesehatan yang muncul, misal tidak segera membawa
anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan cenderung akan
mempengaruhi tingkat kesehata keluarga.
7.Keluhan utama
Penderita mengeluh badannya panas (peningkatan suhu tubuh) sakit kepala,
lemah,nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
8.Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil dan
saatdemam kesadaran kompos mentis. Turunya panas terjadi antara hari ke-
3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan
batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,anoreksia, diare atau konstipasi,
21

sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati


dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan
pada kulit, gusi(grade III, IV), melena atau hematemasis
9.Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.
10.Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemumgkinan akan
timbulnyakomplikasi dapat dihindarkan.
11.Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila
ada factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi
ini berlanjut dan tidak disertai pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka
anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
menjadi kurang
12.Kondisi lingkungan
Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan yang
kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar)
13.Pola kebiasaan
a) Nutrisi dan metabolism
Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkura
ng, dan nafsu makan menurun.
b)Eliminasi BAB
Eliminasi BAB: kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi.
SementaraDHF grade III-IV bisa terjadi melena.
c)Eliminasi BAK
Eliminasi BAK: perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak,
sakit atautidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
d)Tidur dan istirahat
Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit ataunyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
maupun istirahatnya kurang.
e)Kebersihan
Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk
aedes aegypti. Perilakudan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta
upaya untuk menjaga kesehatan.
22

14.Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai
ujung kaki.Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik adalah :
a) Keadaan umum pasien : lemah
b) Kesadaran : kompo mentis,apatis, somnolen, soporocoma, koma refleks,
sensibilitas, nilai gasglow coma scale (GCS).
c) Tanda-tanda vital : tekanan darah (hipotensi), suhu (meningkat), nadi
(takikardi), pernafasan (cepat)
d) Kepala : Bentuk mesochepal
e) Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata anemis
f) Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
g) Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis
h) Mulut : mukosa mulut kering, bibir kering, dehidrasi, ada perdarahan pada
ronggamulut, terjadi perdarahan gusi.
i) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kekakuan leher tidak ada,
nyeri telan
j) Dada
Inspeksi : simetris, ada penggunaan otot bantu pernafasan
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Perkusi : Sonor
Palpasi : taktil fremitus normal
k) Abdomen
Inspeksi : bentuk cembung, pembesaran hati (hepatomegali)
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : turgor kulit elastis, nyeri tekan bagian atas
l) Ekstrimitas : sianosis, ptekie, echimosis, akral dingin, nyeri otot, sendi
tulang

m) Genetalia : bersih tidak ada kelainan di buktikan tidak terpasang kateter

15.Sistem integument

Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin dan
lembab. Kuku sianosis atau tidak.

a) Kepala dan leher


Kepala terasa nyeri, muka tamp0ak kemerahan karena demam (flusy),
mata anemis,hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade
II,III, IV. Pada mulutdidapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
23

perdarahan gusi, dan nyeri telan.Sementara tenggorokan mengalami


hyperemia pharing dan terjadi perdarahantelingga (grade II, III, IV ).
b) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat
adanya cairanyang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura),
rales, ronchi, yang biasanyaterdapat pada grade III dan IV.
c) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites.
Ekstremitas :akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang
16. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan
penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
radiologi, (Hadinegoro, 2006: 17).
a. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
- IgG dengue positif (dengue blood)
- Trombositipenia
- Hemoglobin meningkat >20%
- Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
- Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
hipoproteinema,hiponatremia, hipokalemia
- SGOT dan SGPT mungkin meningkat
- Ureum dan pH darah mungkin meningkat
- Waktu perdarahan memanjang
- Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik
PCO2 < 35 - 40 mmHg, HCO3 rendah.
(Hadinegoro, 2006: 44).
2. Pemeriksaan urine
Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan.
3. Pemeriksaan serologi
Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien yang
diduga terkena DHF adalah:
- Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
- Uji komplemen fiksasi (CF test)
- Uji neutralisasi (N test)
- IgM Elisa (Mac. Elisa)
- IgG Elisa
4. Pemeriksaan radiology
- Foto thorax
Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.
- Pemeriksaan USG
Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegali
24

FORMAT ANALISA DATA


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama mahasiswa :

Tanggal Analisa :

Diagnosa
No. Tanggal Data
keperawatan

1 DS : Domain 1Health
Promotion
Klien mengatakan jarang
menguras bak mandi dan tidak Class 2 Health
pernah menutup tempat Management
penampungan air , Klien
mengatakan sampah dibuang 00080
pada tempatnya yang tidak Ketidakefektifan
jauh dari rumah dan sampah Managemen
jarang dibakar, sehingga pada Kesehatan Keluarga
musim hujan barang-barang
bekas yang dapat menampung
air

DO :

- Banyak pakaian yang


bergantungan di
sembarangan tempat
- Banyak sampah pada
saluran pembuangan
limbah
- Ditemukan jentik-jentik
nyamuk pada bak mandi
- IgG dengue positif
(dengue blood)
- Trombositipenia
25

- Hemoglobin meningkat
>20%

Domain 11
DS : Safety/Protection
2
Klien mengatakan merasa Class 6
menggigil Thermoregulation

0007

DO : Hipertermi

- Suhu mengalami
peningkatan
- IgG dengue positif
(dengue blood)
- Trombositipenia
- Hemoglobin meningkat
>20%
Domain 4
Activity/Rest
DS :
Class 5 Self Care
Klien mengatakan jarang
3 menguras bak mandi dan tidak 00098
pernah menutup tempat Kerusakan
penampungan air , Klien penatalaksanaan
mengatakan sampah dibuang pemeliharaan rumah
pada tempatnya yang tidak
jauh dari rumah dan sampah
jarang dibakar, sehingga pada
musim hujan barang-barang
bekas yang dapat menampung
air

DO :

- Ventilasi yang kurang baik


- Saluran pembuangan
limbah banyak terdapat
sampah plastik
26

- penataan ruangan dan


kebersihan rumah
keluarga kurang
- pakaian rumah
bergantungan di
sembarangan tempat
27

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Tn.A umur 42 tahun merupakan kepala keluarga di salah satu desa W dimana
satu desa terdiri dari 120 kepala keluarga. Keluarga anggota Tn.A terdiri dari
empat orang, yaitu Tn.A, dua orang anak, dan seorang istri. Kedua orang anak
Tn.A masing-masing berumur 10 tahun dan 7 tahun. Keadaan rumah Tn.A
cukup bersih, dengan luas rumah 6 x 8 m2 yang berbentuk persegi
panjang,jenis rumah milik sendiri. Jumlah ruangan yang ada di rumah Tn.A
ada lima ruangan yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi,dan 1 dapur. Rumah sangat minim ventilasi,sehingga pencahayaan
kurang. Perabotan kurang tertata rapi, banyak pakaian yang digantung.
Keluarga Tn.A menggunakan air minum dari galon isi ulang. Saluran
pembuangan air limbah di alirkan ke selokan depan rumah sehingga kadang-
kadang tercium bau tidak sedap saat santai di depan rumah. Tn.A mengeluh
juga pada siang dan malam hari banyak nyamuk dirumahnya. Di belakang
rumah Tn.A ada sumur sedalam 3m dan masih ada airnya,rumah keluarga
Tn.A dikelilingi oleh kebun pisang milik Tn.A. Tn.A bekerja sebagai buruh
di sebuah pabrik pengolahan batu bata dengan penghasilan rata-rata perbulan
Rp 2.500.000. Tn.A tidak mempunyai riwayat merokok,meminum
alkohol,atau memakai narkoba.
3.2 Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Puskesmas Puskesmas Sukamaju No. Register 1313111


XXX
Nama Perawat Tanggal Pengkajian 20 Mei
2016
28

A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Tn.A Bahasa sehari-hari Jawa dan Indonesia
Keluarga
Alamat Rumah & Desa Wonocolo/0321- Yankes terdekat, Jarak Puskesmas
Telp 689XXX Sukamaju,1 km
Pekerjaan Buruh Pabrik Alat transportasi Sepeda motor
Agama & Suku Islam/Jawa Status Kelas Sosial Menengah kebawah
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Umu JK Suku Pendidi Pekerjaa Status Gizi TTV Statu
o dgn r kan n Saat (TB, BB, (TD, N, S, RR) s
KK Terakhi Ini BMI) Imu
r nisas
i
Dasa
r
1. Tn.A KK 42 L Jawa SMP Buruh 158cm,55kg,2 TD: Tida
pabrik 2 130/80mmhg k
N: 92x/mnt ingat
S: 37 C
RR: 18x/mnt
2 Ny.D Ang 38 P Jawa SMP Ibu 155cm,60kg,2 TD:120/80mmh Tida
gota rumah 5 g k
tangga N:91x/mnt ingat
S: 37 C
RR: 18x/mnt
3. An.B Ang 10 P Jawa TK Pelajar 138cm,30kg,2 TD: Imu
gota 2 110/80mmHg nisas
N: 90x/mnt i
S: 37 C leng
RR : 18x/mnt kap
4. An.I Ang 7 L Jawa TK Pelajar 126cm,25kg, TD:110/70mm Imu
gota Hg nisas
N: 94x/mnt i
S: 38,5C leng
RR : 20x/mnt kap
LANJUTAN
N Status Kesehatan
Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
o Saat ini
4 An. I - Saat ini mengalami DHF -
derajat I
29

Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : ____________Tidak


____________________________

B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini ____ Keluarga Tn.A berada pada
tahapan perkembangan keluarga usia
sekolah____________________________________
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk
Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan
: .............................................................................................................
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada
Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada
Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : __ Tn.A adalah kepala

keluarga,Tn.A berperan sebagai pencari nafkah dan pengambil

keputusan setelah berdiskusi dengan istri. Ny D sebagai ibu rumah

tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah.

______________________________________
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
E. POLA KOPING KELUARGA
Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga :________tidak
ada___________________________________
30

DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Type rumah :: permanen/semi permanen*
Lantai
kesehatan :
tanah/plester/keramik,lainnya.
Ya/
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*
Tidak* .......................................................................
Ventilasi :
.....
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*
Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak*
Tidak*

jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :


Pencahayaan Rumah :
Ya/
Baik/ Tidak* kurang
Tidak* .......................................................................
.......

Menggunakan air bersih untuk makan & minum:


Saluran Buang Limbah :
Ya/
Tertutup/terbuka*
Tidak* .......................................................................
Banyak sampah plastik di saluran
....................
limbah
Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Air Bersih :
Ya/
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-
Tidak* .......................................................................
lain*,
....................
sebutkan.....
Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Kualitas air: jernih, tidak berbau, tidak
berasa.. Ya/ Tidak* ....mencuci tangan dengan air bersih
saja.............................................................................
..........
Jamban Memenuhi Syarat :
Melakukan pembuangan sampah pada
Kepemilikan jamban : ya/tidak*
tempatnya :
Jenis jamban : leher angsa/cemplung*
Jarak septic tank dengan sumber air : Ya/ Tidak* ...... Sampah dibuang pada tempatnya
yang tidak jauh dari rumah dan sampah jarang
10m..
dibakar, sehingga pada musim hujan barang-barang
bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi
tempat bagi nyamuk untuk berkembang
biak.............................
Tempat Sampah:
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak*
ya/tidak
Jenis : Tertutup/Terbuka *
....... penataan ruangan dan kebersihan rumah
31

keluarga Tn.A kurang, pakaian rumah


bergantungan di sembarangan
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan tempat,........................................ (observasi dan
Jumlah validasi)
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak * Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
Ya/
Tidak* .......................................................................
....................
Menggunakan jamban sehat :
Ya/
Tidak* .......................................................................
....................
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
......3 minggu sekali, terdapat jentik-jentik nyamuk
pada bak mandi........................
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak* ........................................................
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
.....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Tidak* ............................................................
Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
...................................................................................

KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada Tidak karena
........Jika ada yang menderita sakit anggota keluarga mau merawat dan menemani ke
puskesmas...................................................................................................................................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak , .........karena
nyamuk........................................................................................................................
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :
Ya Tidak , demam, bintik-bintik merah di
32

kulit..
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila
tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
Bisa menyebabkan
kematian
.
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Keluarga Tetangga ,
Kader Tenaga kesehatan, yaitu
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
Ya Tidak,jelaskan ..bila ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa ke fasilitas
kesehatan..................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya: Ya Tidak, jelaskan ..........Bila demam dilakukan kompres dan diberi obat penurun
panas, istirahat yang cukup .....
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan....jarang menguras bak mandi, tidak menutup tempat penampungan air,
pakaian banyak bergantungan di sembarangan tempat............................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan .... jarang menguras bak mandi,tidak menutup tempat penampungan air ,
33

pakaian banyak bergantungan di sembarangan tempat........................


13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan...cukup sering mengikuti sosialisasi kesehatan di balai RW......................

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
5
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif s.d 6
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1
s.d 7
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

LAMPIRAN Menarik diri - - - -


PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU Sistem 1 2 3 4 5
integumen:
Anggota 1 2 3 4 Cianosis - - - -
Keluarga Akral Dingin - - - -
Nyeri - - - - Diaporesis - - - -
Jaundice - - - -
spesifik: Luka - - - -
Lokasi - - - - Mukosa - - - -
Tipe - - - - mulut kering
Durasi - - - - Kapiler refil - - - -
Intensitas - - - - time lebih 2
Status 1 2 3 4 detik
mental: Sistem 1 2 3 4 5
Bingung - - - - Pernafasan
Cemas - - - - Stridor - - - -
Disorientasi - - - - Wheezing - - - -
Depresi - - - - Ronchi - - - -
34

Akumulasi - - - - Tremor - - - -
Reflek pupil - - - -
sputum
anisokor
Sistem 1 2 3 4
Paralisis : - - - -
perkemihan
: Lengan kiri/
Disuria - - - -
Lengan
Hematuria - - - -
Frekuensi - - - - kanan/ Kaki
Retensi - - - - kiri/
Inkontinensia - - - -
Sistem 1 2 3 4 Kaki kanan
muskuloske Anestesi - - - -
letal daerah
Tonus otot - - - -
kurang perifer
Paralisis - - - - Riwayat 1 2 3 4 5
Hemiparesis - - - - pengobata
ROM kurang - - - - n
Gangg.Kesei - - - - Alergi Obat
Jenis obat
mb
Sistem 1 2 3 4 yang
pencernaan dikonsumsi
:
Intake cairan - - - - Pemeriksaan penunjang
kurang
Mual/muntah -
Pemeriksaan- - -
Nyeri perut - -
Laboratorium -1 -2 3 4 5
Muntah GDP/2JPP/aca
- - - -
darah k
Flatus -
Asam Urat - - -
Distensi Cholesterol
- - - -
abdomen Hb
ColostomyTrombosit
- - - - 100.0
Diare - - - -
Konstipasi - - - - 00
Bising usus - - - - mm3
Terpasang - - - -
Sonde
Sistem 1 2 3 4
persyarafa
n:
Nyeri kepala - - - -
Pusing - - -
1.3 Analisa Data

Diagnosa
No. Tanggal Data
keperawatan
1 20 Mei 2016 DS : Domain 1Health
Klien mengatakan jarang Promotion
menguras bak mandi dan tidak Class 2 Health
pernah menutup tempat Management
penampungan air , Klien 00080
mengatakan sampah dibuang Ketidakefektifan
pada tempatnya yang tidak Managemen
jauh dari rumah dan sampah Kesehatan Keluarga
jarang dibakar, sehingga pada
musim hujan barang-barang
bekas yang dapat menampung
air

DO :
- Banyak pakaian yang
bergantungan di
sembarangan tempat
- Banyak sampah pada
saluran pembuangan
limbah
- Ditemukan jentik-jentik
nyamuk pada bak mandi
- TTV An. I
TD:110/70mmHg
N: 94x/mnt
S: 38,5C
RR : 20x/mnt
- Trombosit : 100.000 mm3

DS :
Klien mengatakan merasa
2 20 Mei 2016 menggigil Domain 11
Safety/Protection
DO : Class 6
- TTV An. I Thermoregulation
TD:110/70mmHg 0007
N: 94x/mnt Hipertermi
S: 38,5C
RR : 20x/mnt
- Trombosit : 100.000 mm3
DS : Klien mengatakan jarang
menguras bak mandi dan tidak
pernah menutup tempat
3 20 Mei 2016 penampungan air , Klien Domain 4
mengatakan sampah dibuang Activity/Rest
pada tempatnya yang tidak Class 5 Self Care
jauh dari rumah dan sampah 00098
jarang dibakar, sehingga pada Kerusakan
musim hujan barang-barang penatalaksanaan
bekas yang dapat menampung pemeliharaan rumah
air

DO :
- Ventilasi yang kurang baik
- Saluran pembuangan
limbah banyak terdapat
sampah plastik
- penataan ruangan dan
kebersihan rumah
keluarga kurang
- pakaian rumah
bergantungan di
sembarangan tempat

1.4 Diagnosa Keperawatan

FORMAT SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan Managemen Kesehatan Keluarga

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 Anggota keluarga Tn.


A yaitu An. I
1. Aktual 3 mengalami DHF
2. Resiko Tinggi 1 derajat I
3. Potensial 2
1

2. Kemungkinan Masalah 1 Masalah dapat diubah


untuk diubah dengan peran serta
keluarga yang amat
1. Tinggi besar untuk mengubah
2. Sedang 2 2
perilaku dalam
3. Rendah menjaga lingkungan,
1
ada tenaga kesehatan
0 yang akan membina

3. Potensial untuk dicegah 2/3 Masalah perlu dicegah


agar tidak ada anggota
1. Mudah 3 keluarga yang lain
2. Cukup mengalami DHF
3. Tidak Dapat 2
dengan merubah
1 perilaku menjaga
1
lingkungan rumah
namun butuh peran
serta keluarga yang
amat besar dan butuh
waktu lama untuk
mengubahnya

4. Menonjolnya masalah 1 Perlu penanganan


segera agar masalah
1. Masalah dirasakan, 2 tidak menjadi lebih
dan perlu parah
penanganan segera
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu ditangani
segera 1 1
3. Masalah tidak
dirasakan

0
TOTAL 11/3

FORMAT SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Hipertermi

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 Anggota keluarga Tn.


A yaitu An. I
1. Aktual 3 mengalami DHF
2. Resiko Tinggi 1 derajat I dengan salah
3. Potensial 2
satu gejalanya
1 mengalami demam

2. Kemungkinan Masalah 0 Anggota keluarga Tn.


untuk diubah A yaitu An. I
mengalami DHF
1. Tinggi derajat I dengan salah
2. Sedang 2 2
satu gejalanya
3. Rendah mengalami demam
1
0

3. Potensial untuk dicegah 2/3 Masalah perlu dicegah


agar tidak ada anggota
1. Mudah 3 keluarga yang lain
2. Cukup mengalami DHF
3. Tidak Dapat 2
dengan merubah
1 perilaku menjaga
1
lingkungan rumah
namun butuh peran
serta keluarga yang
amat besar dan butuh
waktu lama untuk
mengubahnya

4. Menonjolnya masalah 1 Perlu penanganan


segera agar masalah
1. Masalah 2 tidak menjadi lebih
dirasakan, dan perlu parah
penanganan segera
2. Masalah
dirasakan, tidak perlu
ditangani segera 1 1
3. Masalah tidak
dirasakan
0

TOTAL 8/3

FORMAT SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan : Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran

1. Sifat Masalah 2/3 Keluarga kurang


memerhatikan
1. Aktual 3 kebersihan dan
2. Resiko Tinggi 1 kerapian didalam
3. Potensial 2
rumah yang dapat
1 memicu timbulnya
berbagai penyakit

2. Kemungkinan Masalah 1 Masalah dapat diubah


untuk diubah dengan peran serta
keluarga yang amat
1. Tinggi besar untuk mengubah
2. Sedang 2 2
perilaku dalam
3. Rendah menjaga lingkungan
1
0

3. Potensial untuk dicegah 2/3 Perlu peran serta dan


dorongan yang kuat
1. Mudah 3 oleh keluarga dalam
2. Cukup 1 mengubah perilaku
3. Tidak Dapat 2
untuk menjaga
1 lingkungan rumah
agar tetap bersih
4. Menonjolnya masalah 0 Keluarga kurang
memerhatikan
1. Masalah 2 kebersihan dan
dirasakan, dan perlu kerapian didalam
penanganan segera rumah yang dapat
2. Masalah memicu timbulnya
dirasakan, tidak perlu berbagai penyakit
ditangani segera 1 1
3. Masalah tidak
dirasakan

TOTAL 7/3

Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan Prioritas :


1. Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga
2. Hipertermi
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
1.5 Intervensi

FORMAT INTERVENSI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa :Kelompok 8


Tanggal : 20 Mei 2016
Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi
Intervensi
TUM TUK Kreteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah Domain IV Respon verbal Lingkungan rumah Domain 3 Behavioral
Managemen dilakukan Health sehat adalah rumah Class O Behavioral Therapy
Kesehatan Keluarga tindakan Knowledge & yang selalu bersih 4360 Behavior Modification
keperawatan Behavior baik dari kotoran, 1. Tentukan motivasi keluarga untuk
selama 3 kali Class Q Health debu, sampah, mengubah perilaku
pengkajian Behavior bebas jentik 2. Dorong keluarga untuk mengganti
keluarga 1602 nyamuk, perabotan perilaku yang tidak diinginkan menjadi
diharap dapat Health rumah tangga yang perilaku yang diinginkan
memelihara Promoting berserakan 3. Bantu untuk memperkuat pengambilan
kesehatan Behavior keputusan yang konstruktive dalam
keluarga kebutuhan kesehatan
dengan baik 160201 4. Identifikasi masalah keluarga dalam hal-
Melakukan hal perilaku
perilaku 5. Identifikasi perilaku yang harus diubah
penghindaran 6. Bantu untuk mengubah perilaku dari hal-
resiko hal kecil
160202 7. Gunakan periode waktu untuk mengukur
Memantau perubahan perilaku ( seperti berapa kali
lingkungan yang dalam sebulan untuk menguras bak mandi
berisiko )
160203 8. Libatkan seluruh anggota keluarga untuk
Memantau memantau proses perubahan perilaku
perilaku-perilaku
keluarga yang Domain 7 Community
berisiko Class C Community Health Promotion
160207 5510 Health Education
Menunjukkan 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal
perilaku sehat yang dapat meningkatkan atau
secara teratur menurunkan motivasi dalam perilaku
160217 sehat
Menghindari 2. Tentukan tingkat pengetahuan dan
paparan dari perilaku gaya hidup sehat keluarga saat
penyakit ini
infeksius 3. Bantu keluarga untuk mengklarifikasi
keyakinan dan nilai-nilai tentang
kesehatan
Domain VI 4. Gunakan cara-cara yang dapat membuat
Family Health keluarga untuk menghindari perilaku-
Class X Family perilaku tidak sehat
Well Being 5. Gunakan demostrasi bila perlu
2606 6. Buat dan implementasikan cara-cara yang
Family Health dapat mengukur keberhasilan dalam
Status bentuk interval selama dan setelah
program dilakukan
260605
Kesehatan fisik
keluarga
260606 Aktivitas
fisik keluarga
260604
Mengakses
pelayanan
kesehatan
260610
Lingkungan
rumah yang baik

2. Hipertermi Setelah Domain II Respon Verbal Cara menurunkan Domain 2 Physiological : Complex
dilakukan Pshysiologic suhu tubuh saat Class M Thermoregulation
tindakan Health demam 3740 Fever Treatment
keperawatan Class I Metabolic - Kompres
selama 1 x 24 Regulation dengan 1. Monitor suhu setiap 2 jam dan tanda
jam 0800 menggunakan vital lainnya
diharapkan Thermoregulatio air hangat di 2. Monitor warna kulit
dapat n ketiak, leher, 3. Monitor input dan output cairan
berkurang atau daerah lipatan 4. Berikan medikasi ( antipiretik,
menghilang 080009 adanya paha bukan di antibiotik,) atau cairan melalui IV
rasa merinding dahi 5. Jangan berikan aspirin pada anak-anak
080011 adanya - Beri obat 6. Berikan selimut atau pakaian yang tipis
rasa gemetar penurun panas 7. Dorong untuk mengonsumsi cairan
080001 ( antipiretik ) 8. Fasilitasi untuk istirahat
peningkatan Sesuai dengan 9. Pastikan lingkungan yang nyaman
temperatur tubuh dosis yang untuk memudahkan klien untuk
080019 disarankan beristirahat
hipertermi - Beri asupan 10. Monitor adanya komplikasi dari
080003 nyeri cairan demam seperti kejang, penurunan
kepala - Gunakan kesadaran, status abnormal cairan, dsb
080004 nyeri otot pakaian dan
080007 selimut yang
perubahan warna tipis
kulit
080014 dehudrasi

3. Kerusakan Setelah Domain V Respon verbal Rumah bersih: Domain 5 Family


penatalaksanaan dilakukan Perceived Health - Terdapat Class X Lifespan Care
pemeliharaan rumah tindakan Class U Health ventilasi yang 7180 Home Maintenance Assistance
keperawatan & Life Quality cukup
selama 3 kali 2009 Comfort - Terdapat 1. Gali pengetahun keluarga tentang
pengkajian Status : penerangan lingkungan rumah sehat
keluarga Enviroment yang cukup 2. Beri penjelasan pada keluarga tentang
diharapkan - Terdapat air pengertian pemeliharaan lingkungan
mampu 200904 Barang- bersih dan rumah sehat
mengenal barang yang ada bebas dari 3. Beri reinforcement pada keluarga
masalah disekitar rumah jentik 4. Gali pengetahuan tentang syarat rumah
pemeliharaan 200905 kerapian - Terdapat sehat.
lingkungan lingkungan tempat 5. Gali pengetahuan keluarga tentang
rumah sehat 200906 pembuangan perbedaan rumah bersih dan kotor
kebersihan sampah 6. Jelaskan mengenai perbedaan rumah
lingkungan bersih dan kotor
7. Motivasi keluarga untuk bisa memelihara
lingkungan rumah yang bersih
46

3.6 Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Ketidakefektifan Memberikan motivasi Seluruh anggota
Managemen Kesehatan untuk mendukung keluarga dapat
Keluarga perubahan perilaku berpartisipasi dalam
keluarga ke arah gaya menjaga kebersihan
hidup sehat. lingkungan rumah.
Menjelaskan tentang Anggota keluarga
bahaya lingkungan yang dapat menjelaskan
kotor,bahaya akan tentang bahaya
nyamuk demam lingkungan kotor dan
berdarah. penyebab penyakit
Menjelaskan tentang demam berdarah.
gejala-gejala yang Anggota keluarga
timbul saat terkena terutama ayah dan ibu
penyakit demam bisa menjelaskan dan
berdarah. memahami tentang
Menjelaskan cara gejala-gejala penyakit
pencegahan penyakit demam berdarah.
demam berdarah Anggota keluarga
Membuat rencana dapat menjelaskan
kegiatan bersama tentang cara
anggota keluarga untuk pencegahan penyakit
merancang jadwal demam berdarah.
melakukan prosedur 3M Anggota keluarga
Melakukan demonstrasi membersihkan
pembuatan ovitrap. lingkungan rumah
dan melakukan
kegiatan 3M sesuai
jadwal yang
dirancang bersama.
Anggota keluarga
dapat membuat
ovitrap sendiri.

Suhu tubuh klien


menurun secara
Fasilitasi klien untuk perlahan
mendapatkan Bintik bintik merah
2. Hipertermi pengobatan di fasilitas pada kulit mulai
kesehatan terdekat. menghilang.
Monitor vital sign setiap
3 jam sekali dan warna
kulit seperti bintik-bintik
47

merah pada kulit.


Ajak dan ajarkan ayah
dan ibu klien untuk
memantau suhu tubuh
klien.
Berikan kompres hangat
pada lipatan aksila dan
lipatan paha.
Memberikan lingkungan
yang nyaman.
Memberikan obat
antipiretik sesuai dosis.
Monitor kebutuhan
cairan klien.
Memberikan dukungan
positif pada anggota
keluarga dan klien

Memberikan penjelasan
kepada anggota keluarga Rumah klien tampak
tentang rumah bersih. bersih
Bersama dengan anggota
keluarga merancang
jadwal untuk
3. Kerusakan membersihkan rumah.
penatalaksanaan Memberikan dukungan
pemeliharaan rumah positif dan motivasi
kepada anggota keluarga
agar jadwal yang sudah
dirancang bisa terealisasi
dengan baik.
48

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga sebagai suatu kelompok individu di dalam komunitas dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah kesehatan
dalam kelompoknya sendiri. Keluarga juga mempunyai peran utama dalam
pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarganya sehingga individu tidak bisa
berdiri sendiri untuk mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang
diinginkan.
Demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui vector.
Penyakit ini sering muncul dalam sebuah keluarga sehingga peran keluarga sangat
besar pengaruhnya terhadap penanggulangan masalah kesehatan tersebut.
Keluarga harus memiliki pengetahuan tentang penyakit ini mulai dari penyebab,
penularan, tanda gejala dan pencegahan. Perawat memiliki peran penting terutama
dalam pencegahan demam berdarah agar angka kesakitan semakin menurun.

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat keluarga hendaknya mampu memberikan asuhan
keperawatan keluarga secara komprehensif. Seorang perawat keluarga tidak hanya
mengatasi masalah kesehatan yang ada dalam keluarga namun juga dapat
memberi dukungan psikologis dan berperan aktif dalam memandirikan keluarga
untuk memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit serta dapat
49

melaksanakan tindakan preventif sehingga status kesehatan keluarga dapat


ditingkatkan dan dipertahankan tetap maksimal.
50

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


Anonim. 2012.Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.Surabaya : Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur

Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI.


2005.Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah di Indonesia.
Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2005. Buku Pencegahan Dan Pemberantasan DBD; Subdit


Arbovirosis, Dit PPBB, Ditjen PP&PL. Jakarta

Kemenkes. 2010. Permenkes nomor : 374/Menkes/Per/III/2010 tentang


Pengendalian Vektor. Jakarta

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011. Modul Pengendalian


Demam Berdarah Dengue.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Price, Sylvia Adreson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia, Knollmueller, Ruth N. (2010). Praktik Keperawatan
Kesehatan Komunitas. Jakarta: EGC
Suparjitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC

WHO.2009. Dengue Guideline for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.


WHO.

WHO. 2010. Comprehensive Guidelines for Perevention and Control of Dengue


and Dengue Haemorrhagic Fever. WHO.

Lampiran
51

Naskah Role Play


Perawat 1 : Selamat siang bu, pak dan adik-adik. Masih ingat dengan saya ? Saya
ners Caroline dan ners Mikha, yang 3 hari lalu datang ke sini. Sesuai
kesepakatan yang telah kita buat sebelumnya, hari ini saya akan sedikit
berbagi informasi tentang penyakit DHF.
Tn A : Iya ners kami sangat ingin tahu informasi tentang penyakit DHF.
Perawat 2: Namun sebelumnya saya ingin bertanya kepada bapak, ibu dan adik,
apa yang kalian ketahui tentang penyakit DHF ? Mungkin dari
penyebabnya, gejala penyakitnya atau apa saja yang Anda ketahui
Tn A : Yang saya tahu kalau penyakit DHF bisa menyebabkan kematian
Ny D : Saya pernah dapat informasi dari kader tentang penyakit DHF tapi saya
lupa dan saya hanya ingat kalau seseorang dengan penyakit DHF
gejalanya berupa demam, bintik-bintik merah di kulit.
Perawat 2: Mungkin adik B gurunya di sekolah menjelaskan tentang penyakit
DHF. Adik ingat apa saja yang gurunya jelaskan ?
An B : Guruku pernah jelasin tentang itu dan bilang kalau penyebabnya itu dari
nyamuk
Perawat 1: Apa yang bapak, ibu dan adik jelaskan semuanya benar namun ada
beberapa hal yang perlu diketahui. Yang pertama saya akan jelaskan apa
itu penyakit DHF. Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic
Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk namanya nyamuk aedes aegypti
Ny D : Nyamuk model apa itu ners ?
Perawat 1: Nyamuk Aedes Aegypti yaitu badannya kecil, warnanya hitam dan
berbelang-belang. Begitu bu. Apa ada yang ditanyakan lagi ?
Ny D : Tidak ada
Perawat 2: Seperti yang Ny D sebutkan tadi kalau seseorang terkena penyakit
DHF akan demam dan timbul bintik-bintik merah di kulit. Nah
demamnya biasanya selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas dan bintik-
bintik merah awalnya tidak akan muncul secara langsung biasanya
melalui uji turnikel yaitu tangannya seperti akan ditensi namun tidak
langsung dikempeskan tensinya terus ditunggu beberapa lama dan positif
52

bila muncul bintik-bintik merah. Bisa juga bentuk perdarahan lain seperti
mimisan, berak darah hingga muntah darah. Apa sudah jelas ?
Tn A : Iya saya mengerti dan saya baru tahu kalau bisa sampai muntah darah.
Ny D : Untung anak saya tidak sampai seperti itu ya
Perawat 1: Memang apa yang dirasakan An I dan apa yang dilakukan oleh Anda
terhadap anak Anda ?
Ny D : Anak saya waktu itu demam selama tiga hari
Tn A : Terus kami langsung bawa ke puskesmas dan diperiksa. Lalu dokternya
bilang anak kami terkena penyakit DHF
Perawat 2: Oleh karena Bapak dan Ibu segera membawa anaknya ke puskesmas,
anak bapak dan ibu bisa segera ditangani dan penyakitnya tidak menjadi
semakin parah
Ny D : Syukur ya pak kita langsung bawa anak kita ke puskesmas
Tn A : Iya bu
Perawat1 : Seperti yang saya jelaskan tadi penyebab penyakit DHF yaitu karena
virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini
mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DHF atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya
terdapat Virus Dengue. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap
darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur
nyamuk ke orang tersebut. Jadi penyakit DHF bisa ditularkan melalui
nyamuk aedes aegypti
Tn A : Oh kalau lewat nyamuk terus gimana caranya biar gak ada nyamuk itu
di rumah kita ?
Perawat 2: Untuk memberantas telur, larva dan pupa nyamuk Aedes aegypti bisa
dilakukan dengan menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan
air, dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gr) untuk 100 liter air. Cara
yang paling efektif adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M. Apa Anda tahu apa itu 3M ?
An. B : saya tahu Menguras, Mengubur, dan Menutup
Ny D : Oh ya waktu itu kader saya jelasin tentang 3M itu.
Perawat 2: Apa yang ibu ingat tentang 3 M?
53

Ny D : Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi.


tandon air, gentong, vas bunga, dll. Mengubur/memusnahkan barang
bekas (kaleng, botol, ban bekas, dll). Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air (tandon, gentong, dll).
Perawat 2: Apakah bapak, ibu sama adik sudah melakukan itu semua ?
Tn. A : Ya saya biasanya mengumpulkan botol-botol gitu dan tidak saya kubur
soalnya saya mau jual saja
Ny D : saya hanya 3 minggu sekali menguras bak mandi
Perawat 2: Nah semua kebiasaan itu harus diubah pak, bu, dek. Apa Anda mau ada
anggota keluarga yang lain menderita penyakit DHF ?
An. B : Gak mau lah
Tn A : Iya ners saya tidak ingin ada yang sakit lagi
Ny D : Aduh cukup anak saya saja itu yang terakhir dan jangan ada lagi ners
Perawat 1 : Selain itu bisa dilakukan fogging namun itu kurang efektif karena
hanya membunuh nyamuk aedes aegypti dewasa saja. Dan yang juga
terpenting menjaga lingkungan rumah dengan baik. Ya seperti Anda
lihat rumah Anda banyak gantungan baju dan diletakkan disembarangan
tempat. Nah itu juga bisa menjadi sarang nyamuk
Ny B : Oh itu juga bisa ya. Ya sudah nanti saya akan rapikan semua jadi biar
tidak ada gantunngan baju
Perawat 1: Nah hebat bu. Memang kita harus bisa mengubah kebiasaan-kebiasaan
buruk dengan kebiasaan-kebiasaan sehat.
Perawat2 : Namun itu semua memang sulit terutama pada awalnya. Jadi
dibutuhkan kerjasama dari semua anggota keluarga untuk saling
mendukung satu dengan yang lain agar lebih mudah untuk dilakukan.
Jadi apakah bapak, ibu , dan adik bersedia melakukan semua itu ?
Tn A : Tentulah kami bersedia karena kami tidak ingin ada anggota keluarga
yang lain menderita DHF
An B : Aku akan mengingatkan ibu sama bapak buat jaga lingkungan tetap
sehat
Ny D : Iya saya tentu bersedia. Saya juga akan sering melakukan 3M itu.
54

Perawat 1 : Wah saya senang mendengarnya. Baiklah apa ada yang ingin
ditanyakan lagi ?
Tn A : Sudah ners tidak ada
Perawat 1 : Baiklah pak mungkin bincang-bincang cukup sampai disini dan
semoga informasi yang sudah kami bagikan bisa bermanfaat serta
mohon maaf bila ada kesalahan yang kami perbuat. Terimakasih
- Selesai -

Anda mungkin juga menyukai