Anda di halaman 1dari 2

Khotbah I

.




.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Berkah ini sering kita jadikan tujuan hidup di samping mencari ridho Allah.
Keberkahan membuat hidup kita menjadi bahagia. Di pesantren, kita diajarkan yang
penting mencari berkah, bukan sekadar kepintarannya. Kalau sekadar pintar saja
tetapi tidak berkah maka ilmu tersebut bisa menjadi malapetaka.

Orang tua kita juga memberi pesan agar dalam hidup, yang kita cari adalah berkah.
Dan berkah ini tidak selalu berkorelasi dengan banyaknya harta yang kita miliki.
Ada sebuah hadits yang sering dijadikan doa, terutama kepada pengantin yang
seringkali dijadikan sebuah kutipan dalam undangan pernikahan.

Artinya: Semoga Allah memberi berkah untukmu, memberi bekas atasmu, dan
menghimpun yang terserak di antara kalian berdua. (HR At-Turmudzi)

Dalam kajian ilmu Nahwu kalimat laka, itu digunakan untuk hal-hal yang sifatnya
menguntungkan atau menyenangkan. Kalau yang tidak enak, menggunakan kata
alaika. Ternyata, bahasa laka dan alaika digunakan oleh Rasulullah dalam hadits
tersebut supaya orang itu mendapat keberkahan baik dari hal yang enak maupun
yang tidak enak. Semuanya ada nilai keberkahannya. Bagi sementara orang,
keberkahan itu sesuatu yang enak secara fisik saja. Padahal bisa jadi, yang tidak
enak itu lah yang sebenarnya menjadi berkah.

Misalnya, setelah menjadi seorang anggota DPR harus masuk penjara. Ini
menunjukkan sesuatu yang tampaknya enak, berupa jabatan tinggi yang dihormati
banyak orang, ternyata malah membawa bencana. Orang sakit juga bisa mendapat
keberkahan karena dengan beristirahat, maka ia memiliki kesempatan untuk
mengevaluasi dirinya, momen yang tai a peroleh lantaran kesibukan dirinya. Ini
menunjukkan bahwa antara yang menguntungkan dan tidak menguntungkan,
sama-sama mendapat peluang mendapat keberkahan.

Bertambahnya sesuatu juga belum tentu membawa kebaikan jika tidak


mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang tambah umurnya belum tentu lebih
berkah, orang yang tampak rezekinya juga belum tentu tambah berkah. Demikian
pula, orang yang tambah ilmu juga belum tentu mendapatkan berkah jika ilmu
tersebut hanya menjadi kebanggaan diri, bukan untuk diajarkan kepada orang lain
atau untuk menambah keimanan kepada Allah.

Artinya, Barangsiapa bertambah ilmunya namun tidak bertambah petunjuk yang ia


raih, niscaya dia hanya menambah jauh jarak dari Allah

Jadi ilmu tambah bukan berarti semakin dekat dengan Allah. Ini adalah cerminan
dari ilmu yang tidak berkah.

Jamaah Jumah yang dimuliakan Allah,

Berkah itu maknanya kebahagiaan. Orang berbahagia itu sering diukur hanya dari
ukuran fisiknya. Benarkah demikian? Dalam pandangan agama, tanda-tanda
kebahagiaan tidak selalu yang tampak secara dhahir. Karena tampilan lahiriah
sejumlah orang bisa saja seolah bahagia, tapi batin mereka menderita.

"Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri


dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. (QS: al-Rum 21)

Sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah adalah Ia menciptakan istri-istri yang
dapat menentramkan jiwa dan menciptakan kasih sayang antara keduanya.
Kebahagian rumah tangga bukan terletak pada kecantikan istri atau kekayaan
suami. Misalnya, apa iya kalau punya istri cantik terus berbahagia. Mungkin iya,
tetapi mungkin saja tambah pusing. Belum tentu mendapat kebahagiaan. Betapa
banyak pasangan cantik rupawan yang justru berakhir pada perceraian. Bahkan
rata-rata penggugat dating dari perempuan. Ini bukti bahwa mereka tidak bahagia.
Karena itu, hal yang bersifat dhahir menarik tidak menjamin rasa bahagia. Standar
untuk menilai kebahagiaan keluarga tidak dilihat dari harta apa yang dimiliki, tetapi
apakah suami istri tersebut memiliki akhlak yang baik. Jika mereka memiliki akhlak
yang mulia, insyaallah mereka akan berbahagia.

Keberkahan bisa kita raih dengan senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah
subhanahu wataala seraya terus menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, seperti
syukur, qanaah, gemar bersedekah, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai