Jalius Jama
Teknologi
Sepeda
Teknologi
Sepeda Motor
SMK
Teknologi
Sepeda Motor
Untuk SMK
Diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
i
Daftar Isi
kelayakan isi. Semoga segala bentuk bantuan dan jerih payah yang
diberikan merupakan amal dan ibadah yang mendapat balasan yang
layak dari Allah swt. Penulis mengucapkan penghargaan dan terima
kasih kepada otoritas pemegang merek Honda, Yamaha, Suzuki dan
Kawasaki dan sumber lainnya, atas izin pengambilan bahan, baik berupa
gambar maupun teknologinya. Semuanya kita lakukan demi kemajuan
pendidikan dan mempersiapkan generasi penerus untuk pembangunan
nasional dalam bidang teknologi. Dengan demikian, para lulusan SMK
tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian antara apa yang dipelajari
di sekolah dengan apa yang ditemukan di dunia kerja.
Akhirnya tidak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran
terutama dari rekan-rekan guru, instruktur dan pembaca, kami tunggu
dengan segala senang hati.
Tim Penulis,
ii
Daftar Isi
PENGHARGAAN
(Acknowledgement)
HONDA;
YAMAHA;
SUZUKI;
KAWASAKI
dan pemegang merek lainnya. Semoga buku ini juga dapat membantu
penyebaran teknologi masing-masing kepada para calon teknisi yang
siap memberikan pelayanan purna jual sepeda motor di tanah air di
samping bangsa ini mengharapkan adanya alih teknologi kepada
generasi masa depan bangsa ini.
iii
Daftar Isi
DAFTAR ISI
iv
Daftar Isi
v
Daftar Isi
vi
Daftar Isi
vii
Daftar Isi
viii
Daftar Isi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
ix
Daftar Isi
DAFTAR GAMBAR
x
Daftar Isi
xi
Daftar Isi
xii
Daftar Isi
xiii
Daftar Isi
xiv
Daftar Isi
xv
Daftar Isi
xvi
Daftar Isi
xvii
Daftar Isi
9.12 Pelumasan dengan sistem campur pada mesin dua langkah 385
9.13 Sistem pelumasan auto lube ................................................... 386
9.14 Sistem injeksi dengan menyuplai oli ke bermacam-macam
pipa .......................................................................................... 387
9.15 Pemeriksaan jumlah oli pada bak engkol (karter) bisa dilihat
dengan batang pengukurnya (1). Jumlah oli harus ada di
antara batas atas (2) dan batas bawah (3) ............................. 391
9.16 Pendinginan pada mesin sepeda motor . 392
9.17 Kepala silinder yang memiliki sirip-sirip untuk pendinginan
udara ....................................................................................... 393
9. 18 Sistem pendinginan udara tekan ............................................. 393
9.19 Radiator ................................................................................... 394
9.20 Sistem pendingin cair pada mesin dua langkah ...................... 395
9.21 Sistem pendingin cairan pada mesin empat langkah .............. 397
10.1 Tipe susunan steering head .................................................... 403
10.2 Contoh kontruksi batang kemudi ............................................. 404
10.3 Salah satu jenis dari susunan fork telescopic ......................... 405
10.4 Caster, trail dan offset dari tipe susunan steering head .......... 406
10.5 Suspensi depan jenis bottom link dan telescopic .................... 406
10.6 Disain suspensi belakang tipe swing arm dari paduan
Aluminium .............................................................................. 407
10.7 Bagian dari komponen shock absorber.................................... 408
10.8 Susunan dasar dari swingarm dan shock absorber ................ 410
10.9 Suspensi jenis unit swing dan swing arm ................................ 410
10.10 Tipe-tipe rangka sepeda motor ............................................... 413
xviii
Daftar Isi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Hal
1 Tahapan mencari dan mengatasi kerusakan baterai ...................... 227
xix
Daftar Isi
DAFTAR TABEL
xx
Daftar Isi
DAFTAR RUMUS
Hal
Volume langkah ................................................................................... 20
Volume silinder .................................................................................... 21
Perbandingan kompresi ...................................................................... 21
Kecepatan piston rata-rata .................................................................. 22
Torsi .................................................................................................... 23
Tenaga ................................................................................................ 24
Kecepatan motor ................................................................................. 28
Gaya torsi ............................................................................................ 30
Hambatan alir ...................................................................................... 86
Hukum ohm ......................................................................................... 91
Rumus arus listrik, tahanan dan tegaga pada rangakain seri ............. 94
Rumus arus listrik, tahanan dan tegaga pada rangakain paralel ........ 96
Rumus tahanan pengganti .................................................................. 98
Rumus tahanan total ........................................................................... 98
Rumus besar arus yang mengalir melalui rangkaian .......................... 98
Rumus perbandingan udara yang masuk ke selinder mesin dengan
Jumlah udara ....................................................................................... 250
Rumus debit aliran (prinsip kerja karburator) ...................................... 256
Rumus flatness (keratan ban) ............................................................. 363
xxi
Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KESELAMATAN KERJA
memakai zat kimia yang terkandung dalam oli dan bahan bakar,
cat dan bahan lainnya dapat merusak kulit. Bengkel harus
menyediakan zat pelindung kulit yang harus dipakai sebelum
bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya, pekerja
harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali
sebelum memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka
akan menjadi kebiasaan.
3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
Sebelum bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran
minyak oli dan bahan bakar. Pekerja merupakan bagian dari
bengkel dan oleh karena itu, setiap pekerja bertanggung-jawab
membersihkan tempat kerjanya. Semua peralatan yang
dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau. Pada
bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan
dengan memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa
harus diperiksa kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua
peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. Setiap
kerusakan alat harus dilaporkan kepada pengawas atau
instruktur.
4. Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus
sudah memahami prosedur dan permasalahan yang akan
dikerjakan. Sebelum masuk bekerja praktek, siswa bertanggung-
jawab mempersiapkan dirinya tentang prosedur, alat yamng
sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada kesulitan harus
menanyakan kepada instruktur.
4. Karbon Monoksida
1. Silabus
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
dan tempatnya. Bila perlu diberi tanda untuk diingat pada waktu
pemasangan kembali.
c. Langkah perbaikan (machining) yaitu melakukan pembersihan,
penyetelan dan perbaikan. Bila tidak bisa diperbaiki atau akan
lebih baik diganti baru, maka pekerjaan selanjutnya adalah
mempersiapkan pemasangan kembali.
d. Pemasangan kembali (reassembly) dikerjakan dengan urutan
terbalik dari membongkar. Posisi bagian yang dibongkar
dikembalikan secara benar. Bila pada pembongkaran ada seal
atau perapat atau baut yang lecet pada waktu dibuka maka pada
pemasangan kembali bagian tersebut sebaiknya diganti baru. Bila
ada baut yang dikencangkan, jarak platina, kelonggaran katup,
dan jarak elektroda busi haruslah mengacu pada standar
spesifikasi kendaraan.
e. Pekerjaan kelima adalah memastikan bahwa semua sudah
terpasang dengan benar dan siap untuk distel dan diuji coba.
Sebelum mesin dihidupkan, maka semua bagian yang bergerak
harus digerakkan atau diputar dulu dengan tangan. Sesudah
dirasakan semua bergerak dengan lancar barulah mesin
dihidupkan secara stasioner.
f. Langkah terakhir adalah uji coba jalan (running test). Teknisi
harus mampu menentukan apakah pekerjaan sudah dapat
diselesaikan dengan baik. Semua bagian haruslah disesuaikan
dengan standar baku, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan
pabrik pembuat kendaraan.
Sistem Mesin
Terdiri atas :
a. Sistem tenaga mesin
Sebagai sumber tenaga penggerak untuk berkendaraan, terdiri
dari bagian:
- Mesin/engine
- Sistem bahan bakar
- Sistem pelumasan
- Sistem pembuangan
- Sistem pendinginan
Fuel injector
Fuel rail
Air injector
Cylinder head
Oil pump
Fuel pump
Air pump
Magnetic pick up
Sistem Kelistrikan
Rangka/Chassis
Kapasitas Mesin
Keterangan:
Vlangkah = Volume langkah (cc)
22
= Pi = = 3,14
7
D = diameter silinder (mm)
S = langkah piston (mm)
Contoh soal:
Brosur motor Suzuki Smash memuat data diameter silindernya
53,5 mm dengan langkah piston 48,8 mm, tentukan volume langkahnya.
Penyelesaian:
Diketahui : D = 53,5 mm
S = 48,8 mm
= 3,14
Ditanya Volume langkah adalah...?
Jawab:
Vlangkah = .D 2. S
4
Vlangkah= 0,785x(53,5mm)2x48,8mm
= 109744,9619mm3
= 109,7cm3= 110 cc
Jadi volume langkah dari motor Suzuki Smash tersebut adalah 109, 7 cc
dibulatkan menjadi 110 cc.
Pendahuluan 21
Volume Silinder
Rumusnya:
Vs = Vl + Vc
Keterangan:
Vs= Volume silinder (cc)
Vl = Volume langkah (cc)
Vc= Volume ruang bakar (cc)
Perbandingan Kompresi
Vs + Vc E = perbandingan kompresi
E= dimana: Vs = volume silinder
Vc
Vc = Volume ruang bakar
Nilai kalor (panas) bahan bakar perlu kita ketahui, agar neraca
kalor dari motor dapat dibuat. Efisiensi atau tidak kerjanya suatu motor,
ditinjau atas dasar nilai kalor bahan bakarnya. Nilai kalor mempunyai
hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya makin tinggi berat jenis
maka makin rendah nilai kalornya. Pembakaran dapat berlangsung
dengan sempurna, tetapi juga dapat tidak sempurna.
Pembakaran yang kurang sempurna dapat berakibat:
1. Kerugian panas dalam motor menjadi besar, sehingga efisiensi
motor menjadi turun, usaha dari motor menjadi turun pula pada
penggunaan bahan bakar yang tetap.
2. Sisa pembakaran dapat menyebabkan pegas-pegas piston
melekat pada alurnya, sehingga ia tidak berfungsi lagi sebagai
pegas torak.
3. Sisa pembakaran dapat pula melekat pada lubang pembuangan
antara katup dan dudukannya, terutama pada katup buang, se-
hingga katup tidak dapat menutup dengan rapat.
4. Sisa pembakaran yang telah menjadi keras yang melekat antara
piston dan dinding silinder, menghalangi pelumasan, sehingga
piston dan silinder mudah aus.
Kecepatan Piston
2 LN LN
V= =
60 30
Torsi
Makin banyak jumlah gigi pada roda gigi, makin besar torsi yang
terjadi. Sehingga kecepatan direduksi menjadi separuhnya.
Torsi Maksimum
ker ja
Tenaga = = Kg.m/sec. (kerja perdetik)
waktu
Satuan tenaga
PS (Prerd strarke in Jerman) 1 PS - 75 Kg m/sec adalah tenaga
untuk menggerakan obyek seberat 75 Kg sejauh 1 m dalam 1
secon (makin besar tenaga makin besar jurnlah kerja persatuan
waktu).
ker ja
Tenaga = = Kg.m/sec. (kerja perdetik)
waktu
Pendahuluan 25
Q= F.S
T
= x 2 .rN
r
= 2 .N T Tenaga (PS)
2 .N T
=
60x75
NT
=
716
= 0, 0014NT (satuan kerja)
Keterangan SI (satuan)
Isi atau kapasitas mesin 1 L (1,000 cm3)
Tekanan 1 kPa (0,01Kg/cm2)
Tenaga 1 kW (1.360 PS)
Torsi 1 Nm (0,1 Kg.m)
Korelasi Antara Mesin dan Kecepatan Motor Pada Tiap Posisi Gigi
Jika putaran mesin motor sekitar 400 rpm, kecepatan motor akan
berkisar 10 km/h pada gigi 1, pada gigi 2 sekitar 17 km/h, pada gigi 3
sekitar 25 km/h dan pada gigi 4 sekitar 30 km/h. Jika putaran mesin
ditambahkan 1000 rpm lagi menjadi 5000 rpm, tenaga dan torsi mesin
juga meningkat, yang rnemungkinkan motor dapat menanjak/mendaki
dan menghasilkan tenaga yang diperlukan.
Kecepatan maksimum praktis mesin adalah kecepatan yang
dihasilkan ditiap posisi gigi. Pada motor YB 50 putaran mesin maksimum
7000 rpm. Kecepatan motor akan berkurang secara perlahan setelah
melewati putaran 7000 rpm yang mengindikasikan putaran
maksimumnya. Tetapi, ketika putaran mesin dinaikkan menjadi 8000
hingga 9000 rpm, kecepatan motor juga menunjukkan peningkatan, tetapi
daya dorohg roda belakang berkurang bertahap dan sebenarnya
kecepatannya tidak meningkat pada keadaan tersebut. Karena itu, pada
pengetesan performa akselerasi mesin, putaran mesin dinaikkan pada
nilai maksimumnya 7000 rpm pada gigi 4. Menaikkan putaran mesin
sampai daya dorong roda belakang berkurang bertahap disebut "over
revolution" dan dapat memperpendek umur mesin. Pada tachometer
terdapat daerah peringatan untuk overreving ini.
A. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting
dipahami dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
a. Jelaskan lima alasan dengan contoh masing-masing mengapa
keselamatan kerja penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada manusia, pada peralatan, dan pada obyek
kerja (sepeda motor).
b. Bagaimana upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
c. Bila terjadi kecelakaan pada pekerja, jelaskan prosedur
(langkah-langkah) yang harus anda dilakukan.
d. Jika terjadi kerusakan pada obyek kerja atau peralatan yang
anda pakai, jelaskan prosedur (langkah-langkah) yang harus
dilakukan.
2. Beberapa jenis bahan dan unsur kimia merupakan sumber
kecelakaan dan bahaya, tetapi diperlukan keberadaannya di
bengkel sepeda motor. Jelaskan bagaimana bahan bakar
(bensin); oli dan gemuk; karbon monoksida dan arus listrik dapat
menimbulkan bahaya di bengkel sepeda motor.
B. Pencapaian Kompetensi
3. Setiap siswa sebelum bekerja praktek di bengkel sepeda motor
harus lebih dahulu mempelajari teori, prinsip kerja dan prosedur
kerja. Jelaskan tiga alasan mengapa hal ini penting dilakukan ?
4. Setiap siswa sesungguhnya dapat merasakan sendiri apakah dia
sudah mampu melaksanakan atau mencapai kompetensi yang
ditetapkan oleh instruktur, sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Bila anda merasa belum mencapai kompetensi
yang dimaksud, apa yang harus anda lakukan?
5. Apapun kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, maka
sesungguhnya ada lima tahap pekerjaan yang berlaku umum.
Jelaskan lima langkah dimaksud dengan mengambil sebuah
contoh pekerjaan.
BAB II
A. PENDAHULUAN
.
Bagian paling atas
dari kontruksi mesin
sepeda motor
adalah kepala
silinder. Kepala
silinder berfungsi
sebagai penutup
lubang silinder pada
blok silinder dan
tempat dudukan
busi.
yang tahan panas. Pada mulanya, ada yang merancang menjadi satu,
sekarang sudah jarang ada. Sekarang dibuat terpisah berarti silinder liner
dapat diganti bila keausannya sudah berlebihan. Bahannya dibuat dari
besi tuang kelabu. Untuk motor-motor yang ringan seperti pada sepeda
motor bahan ini dicampur dengan alumunium. Bahan blok dipilih agar
memenuhi syarat-syarat pemakaian yaitu: Tahan terhadap suhu yang
tinggi, dapat menghantarkan panas dengan baik, dan tahan terhadap
gesekan.
Keovalan adalah:
A1-A2 Mengukur
diameter boring
B1-B2 1. Dial indikator
C1-C2 D1, D2 =
Diameter boring
Ketirusan adalah: atas
D3, D4 =
A1-B1 Diameter boring
D5, D6 =
A2-B2 Diameter boring
bawah
B1-C1
B2-C2
Kepala
Silinder
Silinder
Mur
Ket:
Lubang silinder adalah ruang tempat piston bergerak.
Lubang pengisian (inlet port) adalah saluran bahan bakar dari
karburator menuju poros engkol dibawah piston.
Lubang pembilasan (transfer port) adalah tempat masuk bahan
bakar menuju ruang silinder di atas kepala piston
Lubang pembuangan (exhaust port) adalah lubang atau saluran
untuk membuang gas sisa atau bekas pembakaran
Piston
Piston terdiri dari piston, ring piston dan batang piston. Setiap
piston dilengkapi lebih dari satu buah ring piston. Ring tersebut terpasang
longgar pada alur ring. ring piston dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Ring Kompresi, jumlahnya satu, atau dua dan untuk motor-motor
yang lebih besar lebih dari dua. Fungsinya untuk merapatkan
antara piston dengan dinding silinder sehingga tidak terjadi
kebocoran pada waktu kompresi.
2. Ring oli, dipasang pada deretan bagian bawah dan bentuknya
sedemikian rupa sehingga dengan mudah membawa minyak
pelumas untuk melumasi dinding silinder
Mesin dan Komponen Utama 41
Ring piston mesin dua langkah sedikit berbeda dangan ring piston
mesin empat langkah. Ring piston mesin dua langkah biasanya hanya 2
buah, yang keduanya berfungsi sebagai ring kompresi. Pemasangan ring
piston dapat dilakukan tanpa alat bantu tetapi harus hati-hati karena ring
piston mudah patah. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ring piston
dua langkah dapat berakibat:
1. Dinding silinder bagian dalam cepat aus
2. Mesin tidak stasioner
3. Suara mesin pincang
4. Tenaga mesin kurang
5. Mesin sulit dihidupkan
6. Kompresi mesin lemah
Cincin piston
tetapi pena piston dibuat dari bahan baja paduan yang bermutu tinggi
agar tahan terhadap beban yang sangat besar.
Bagian lain dari piston yaitu batang piston sering juga disebut
dengan setang piston, ia berfungsi menghubungkan piston dengan poros
engkol. Jadi batang piston meneruskan gerakan piston ke poros engkol.
Dimana gerak bolak-balik piston dalam ruang silinder diteruskan oleh
batang piston menjadi gerak putaran (rotary) pada poros engkol. Ini
berarti jika piston bergerak naik turun, poros engkol akan berputar.
Ujung sebelah atas di mana ada pena piston dinamakan ujung
kecil batang piston dan ujung bagian bawahnya disebut ujung besar. Di
ujung kecil batang piston ada yang dilengkapi dengan memakai bantalan
peluru dan dilengkapi lagi dengan logam perunggu atau bush boaring
(namanya dalam istilah di toko penjualan komponen kendaraan
bermotor). Ujung besarnya dihubungkan dengan penyeimbang poros
engkol melalui king pin dan bantalan peluru.
Pada umumnya panjang batang penggerak kira-kira sebesar dua
kali langkah gerak torak. Batang piston dibuat dari bahan baja atau besi
tuang.
Piston pada sepeda motor dibedakan menjadi dua macam yaitu
piston untuk sepeda motor empat langkah dan piston untuk sepeda motor
dua langkah. Secara umum kedua bentuk piston tersebut tidak sama.
Piston sepeda motor empat langkah mempunyai alur untuk ring oli
sehingga jumlah alurnya tiga buah atau lebih. Pada alur ring piston
sepeda motor empat langkah tidak ada Lekukan. Untuk lebih jelasnya kita
lihat gambar piston dan komponen lainnya dari mesin empat langkah
berikut ini:
Katup (Valve)
Pegas katup
Rongga katup
SV (side valve)
Pada SV atau klep samping, cam dipasang pada poros engkol dan
mendorong keatas dan menggerakkan valve. Valve terpasang
disamping piston sehingga ruang pembakaran lebih besar. Hal ini
memungkinkan untuk hasilkan perbandingan kompresi lebih besar
dan mengurangi tenaga mesin. Tipe ini cocok untuk mesin dengan
putaran rendah, biasanya dipakai di mesin industri.
Mesin dan Komponen Utama 50
Kerenggangan Katup
Tekanan kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh
penyetelan celah katup. Jika celah katup lebih kecil dari standar berarti
katup cepat membuka dan lebih lama menutup, pembukaan yang lebih
lama membuat gas lebih banyak masuk. Akibatnya bensin lebih boros
dan akibat dari keterlambatan katup menutup adalah tekanan kompresi
menjadi bocor karena pada saat terjadi langkah kompresi (saat piston
bergerak dari bawah keatas), katup belum menutup padahal seharusnya
pada saat itu katup harus menutup rapat hal ini mengakibatkan tenaga
mesin berkurang. Mesin tidak bisa stasioner, dan sulit dihidupkan, selain
itu akibat celah katup terlalu sempit dapat terjadi ledakan pada
karburator.
Selanjutnya apabila celah katup lebih besar dari standar berarti
katup terlambat membuka dan cepat menutup. Apabila hal ini terjadi pada
katup masuk maka pemasukan campuran bahan bakar udara
berlangsung cepat sehingga jumlah campuran yang masuk sedikit.
Tekanan kompresi menjadi rendah karena jumlah campuran bensin dan
udara yang dikompresikan sedikit. Jika tekanan kompresi rendah maka
akan berakibat tenaga motor menjadi berkurang. Akibat selanjutnya
adalah mesin sulit dihidupkan. Setelah hidup maka suara mesinpun
berisik sekali. Karena pemasukan gasnya kurang, mesin akan tersendat-
sendat pada putaran tinggi. Sementara itu mesin tidak dapat berputar
stasioner. Itulah sebabnya celah katup harus disetel dengan tepat.
Biasanya besar kerenggangan celah katup masuk dan katup
buang sekitar 0,04 0,07 mm.
Mesin dan Komponen Utama 53
Perhatikan
1. Jika baut penyetel diputar ke kanan searah putaran jarum jam
maka celah katup menjadi sempit. Jika baut penyetel diputar ke
kiri, berlawanan dengan arah putar jarun jam, celah katup menjadi
longgar.
2. Pada saat mengeraskan mur pengunci baut penyetel harus
ditahan agar celah katup tidak berubah.
3. Feeler yang sudah aus sekali atau bengkok sebaiknya tidak
digunakan untuk menyetel celah katup.
4. Jangan mengeraskan mur pengunci terlalu keras karena akan
menyulitkan untuk mengendorkannya kembali.
5. Untuk memudahkan penyetelan katup, lepas bagian-bagian yang
menggangu, seperti tangki bensin untuk jenis sepeda motor
tertentu.
Katup masuk dan katup buang pada sepeda motor membuka dan
menutup sesuai dengan proses yang terjadi pada ruang bakar. Proses
yang terjadi pada ruang bakar motor ditentukan oleh langkah piston di
mana langkah piston tersebut ditentukan oleh putaran poros engkol.
Sebaliknya putaran poros engkol dipengaruhi pula oleh proses yang
terjadi dalam ruang bakar. Dengan demikian ada hubungan timbal-balik
antara putaran poros engkol dan proses yang terjadi dalam ruang bakar
Agar pembukaan katup-katup sesuai dengan proses yang terjadi
dalam ruang bakar maka mekanisme pembukaan dan penutupan katup
katup tersebut digerakkan oleh putaran poros engkol. Ada tiga macam
Mesin dan Komponen Utama 56
Batang penggerak
C. PROSES DI MESIN
Di bawah piston
Setengah
putaran
pertama
atau 1800
Piston
bergerak
dari TMB
ke TMA
Mesin dan Komponen Utama 64
Di atas piston
Di atas piston
Setelah
putaran
ke dua
atau 3600
Piston
bergerak
dari TMA
ke TMB
Mesin dan Komponen Utama 65
Di bawah piston
a. Keuntungan :
Proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol,
sehingga putaran poros engkol lebih halus untuk itu putaran
lebih rata.
Mesin dan Komponen Utama 66
b. Kerugian :
Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi
kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi
Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul
gesekan antara ring piston dan lubang akibatnya ring piston
akan lebih cepat aus.
Karena lubang buang terdapat pada bagian silinder maka
akan mudah timbul panas
Putaran rendah sulit diperoleh
Konsumsi pelumas lebih banyak.
- Suzuki Thunder
- Honda Supra XX
- Honda Nova Sonic125 RX
- Honda New Sonic
- Honda Legenda
- Honda GL Pro
- Honda Tiger 2000
- Honda Supra X
Langkah isap
(suction stroke)
Katup masuk
terbuka, katup
buang tertutup
Piston bergerak
dari TMA ke
TMB
Mesin dan Komponen Utama 71
Katup masuk
dan katup
buang tertutup
Piston bergerak
dari TMB ke TMA
Mesin dan Komponen Utama 72
Langkah kerja
(explosion/power)
stroke)
Katup masuk
dan katup buang
masih tertutup
Piston bergerak
dari TMA ke
TMB
Mesin dan Komponen Utama 73
Langkah
pembuangan
(exhaust stroke)
Katup masuk
tertutup
Kaktup buang
terbuka
Piston bergerak
dari TMB ke
TMA
Mesin dan Komponen Utama 74
dari karter (katup menutup). Katup ini berfungsi membuka pada RPM
diatas 7000 hingga 8500.
0-7000 rpm : Katup KIPS tertutup
7000-8500 rpm : Katup KIPS terbuka
Katup Desmodromic
F. SUSUNAN MESIN
Mesin 4 silinder
G. SPESIFIKASI MESIN
1
3
1
3
2
2
4
BAB III
KELISTRIKAN
A. KONSEP KELISTRIKAN
1. Pendahuluan
Simbol
Simbol
Resistor (R) pada gambar di atas akan dialiri arus dai baterai jika
posisi plat kontak (P) dalam keadaan membuka. Dengan adanya resistor
(R) tersebut, maka aliran arus yang melewatinya akan menjadi lebih kecil
dibanding dengan arus yang mengalir melalui plat kontak (P) saat posisi
menutup. Hal ini akan berakibat lampu tanda belok (lampu sein) tidak
menyala saat arus melewati resistor tersebut walau saklar lampu sein
sedang diarahkan ke kiri maupun ke kanan.
Selanjutnya untuk contoh aplikasi/penggunaan variable resistor
pada sepeda motor diantaranya bisa dilihat pada rangkaian pengukur
bahan bakar seperti gambar di bawah ini:
V V
V = I. R atau R= atau I= , dimana;
I R
V
I=
R
V=IxR
4. Rangkaian Kelistrikan
Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada
setiap titik/tempat komponen. Sedangkan tahanan total adalah sama
dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2 dan R3.
Dengan adanya tahanan listrik di dalam sirkuit, maka bila ada
arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangab turun setelah
melewati tahanan. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya
tahanan disebut dengan penurunan tegangan (voltage drop). Pada
rangkaian seri, penjumlahan penurunan tegangan setelah melewati
tahanan akan sama dengan tegangan sumber (Vt). Adapun rumus arus
listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut:
Itotal = I1 = I2 = I3
Rtotal = R1 + R2 + R3
Vtotal = V1 + V2 + V3
V V
I= = I=
Rtotal R1 + R 2 + R3
Kelistrikan 95
V2 = R2 x I
V3 = R3 x I
V
Arus listrik I I =
Rtotal
V
I =
R1 + R 2 + R3
12V
I =
2 + 4 + 6
= 1A
Rangkaian Paralel
Vtotal = V1 = V2 = V3
Itotal = I1 + I2 + I3
sehingga ;
1
Rtotal = R1 x R2 x R3
1 1 1 Rtotal =
+ + R1 + R2 + R3
R1 R2 R3
Kelistrikan 97
Kuat arus I yang mengalir pada R1, R2 dan R3, dapat dihitung
menjadi :
V V V
I1 = I2 = I3 =
R1 R2 R3
R1xR 2 xR3
Tahanan total Rtotal =
R1 + R1 + R3
2x 4x6 48
= = = 4
2 + 4 + 6 12
V
Arus I1 (lewat R1) I1 =
R1
12V
I1 = =6A
2
V
Arus I2 (lewat R2) I2 =
R2
12V
I2 = =3A
4
V
Arus I3 (lewat R3) I3 =
R3
12V
I3 = =2A
6
R2 x R3
RPengganti =
R2 + R3
b. Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan
RPengganti yang dihubungkan secara seri.
R2 x R3
Rtotal = R1 + RPengganti = Rtotal = R1 +
R2 + R3
V V
Itotal = I1 = I2 + I3 atau I= =
R total R2 x R3
R1 +
R2 + R3
Kelistrikan 99
V1 = R1 x I
R2 x R3
Vpengganti = RPengganti x I = xI
R2 + R3
Vtotal = V1 + Vpengganti
R2 x R3
Tahanan pengganti RPengganti =
R2 + R3
4x6
=
4 + 6
24
= = 2,4
10
V
Arus total I =
R total
12 V
= = 2,727 A
4,4
= 2,4 x 2,73 A
= 6, 55 V
Tegangan pada R1 V1 = R1 x I
= 2 x 2,727 A
= 5,45 V
V pengganti
Arus I2 yang mengalir lewat R2 I2 = R2
6,55V
= 4 = 1,6375 A
V pengganti
Arus I3 yang mengalir lewat R3 I3 = R3
6,55V
= 6 = 1,0917 A
5. Diode
6. Zener diode
7. Transistor
B. KAPASITOR/KONDENSOR
SPARK PLUG
(BUSI)
GENERATOR
WIRE SPLICED
(KABEL
TERHUBUNG)
C. SISTEM STARTER
Pada saat arus listrik mengalir, pole core bersama-sama field coil
akan terbangkit medan magnet. Armature yang juga dialiri arus listrik
akan timbul garis gaya magnet sesuai tanda putaran panah pada gambar
3.24. Sesuai dengan kaidah tanan kiri Fleming, armature coil sebelah kiri
akan terdorong ke atas dan yang sebelah kanannya akan terdorong ke
bawah. Dalam hal ini armature coil berfungsi sebagai kopel atau gaya
puntir, sehingga armature akan berputar. Jumlah kumparan di dalam
armature coil banyak, sehingga gaya putar yang ditimbulkan armature
coil bekerja saling menyusul. Akibatnya putaran armature akan menjadi
teratur.
Kelistrikan 114
b. Armature
Armature terdiri atas sebatang besi yang berbentuk silindris dan
diberi slot-slot, armature shaft (poros armature), komutator serta
armature coil (kumparan armature). Armature berfungsi untuk
merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk
gerak putar. (gambar 3.26 dan gambar 3.27 nomor 3 dan 3a).
d. Brush (sikat)
Brush (sikat) dibuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke
massa melalui komutator (nomor 10 dan 11 gambar 3.27). Untuk
motor starter tipe magnet permanen (tidak menggunakan field
Kelistrikan 117
Gambar 3.27
1 Komponen motor
starter tipe dua
brush (sikat)
1. Motor starter
2. Stator (rumah field
coil&pole core)
2a. Field coil
2b. Pole core
3. Armature
3a. Commutator
4. & 12. O-ring
5. Pinion gear (gigi
pinion)
6. Circlip
7. End plate
8. & 13. Washer
8. Brush holder
(pemegang sikat)
10 & 11Brush (sikat)
14. Bolt (baut)
15 & 17 Nut (mur)
18. Cable
19. Boot (sepatu kabel)
coil terus ke massa. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah
sebagai berikut :
Baterai ------ kunci kontak ------ terminal 50 ------ hold in coil ------
massa
Baterai ------ kunci kontak ------ terminal 50 ------ pull ini coil ------
field coil ----sikat positif ------ armature ------ sikat negatif ------
massa.
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat ini masih
kecil, maka armature akan berputar lambat untuk memungkinkan
terjadinya perkaitan gigi pinion dengan flywheel secara lembut.
Pada saat ini moving contact belum berhubungan dengan contact
point (lihat gambar 3.32).
Baterai ------ kunci kontak ------ contact point ------ field coil ------
sikat positif ------ armature ------ sikat negatif ------ massa.
Aliran arus dari baterai menuju motor starter akan terjadi jika
posisi gigi transmisi sedang netral. Skema aliran arusnya seperti
digambarkan oleh tanda panah yang terlihat pada gambar 3.36 di
bawah ini:
Baterai ------ main switch ------ safety relay ----- starter relay ------
starter switch ------ massa.
Baterai ------ plat kontak starter relay ----- motor starter ----- massa
(sehingga motor starter berputar).
Aliran arus dari baterai menuju motor starter juga akan terjadi jika
posisi kopling sedang ditekan. Skema aliran arusnya seperti
digambarkan oleh tanda panah yang terlihat pada gambar 3.37 di
bawah ini: Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya berdasarkan
gambar 3.37 tersebut adalah sebagai berikut:
Kelistrikan 128
Baterai ------ main switch ------ safety relay -----clutch switch -----
massa.
Baterai ------ main switch ------ safety relay ----- starter relay ------
starter switch ------ massa.
Baterai ------ plat kontak starter relay ----- motor starter ----- massa
(sehingga motor starter berputar).
Induksi Listrik
3. Tipe Generator
a. Generator DC
Prinsip kerja dari generator DC sama dengan pada motor starter
yang telah di bahas pada bagian motor starter. Dalam hal ini, jika
diberikan arus listrik maka akan berfungsi sebagai motor dan jika
diputar oleh gaya luar maka akan berfungsi menjadi generator.
Oleh karena itu, generator tipe ini sering juga disebut dinamo
starter atau self starter dinamo.
Terdapat dua jenis kumparan dalam stator, yaitu seri field coil
(terhubung dengan terminal relay starter) dan shunt field coil
(terhubung dengan regulator sistem pengisian). Ilustrasi
rangkaiannya adalah seperti terlihat pada gambar 3. .42 di bawah
ini :
b. Generator AC
1) Generator dengan Flywheel Magnet (Flywheel Generator)
Generator dengan flywheel magnet sering disebut sebagai
alternator sederhana yang banyak digunakan pada scooter dan
sepeda motor kecil lainnya. Flywheel magnet terdiri dari stator
dan flywheel rotor yang mempunyai magnet permanen. Stator
diikatkan ke salah satu sisi crankcase (bak engkol). Dalam
stator terdapat generating coils (kumparan pembangkit listrik).
Kelistrikan 136
Catatan : Pada gambar ini ignition coil termasuk bagian dari komponen stator. Pada
mesin lainnya kemungkinan digunakan external coil, karenanya ignition
coil dalam flywheel generator diganti dengan ignition source coil yang
bentuknya hampir sama dengan lighting coil.
Gambar 3.47 Sebuah dioda (A) dan empat buah dioda (B)
2) Alternator AC 3 Phase
Perkembangan terakhir dari alternator yang digunakan pada
sepeda motor adalah dengan merubah alternator dari satu
phase menjadi 3 phase (3 gelombang). Alternator ini umumnya
dipakai pada sepeda motor ukuran menengah dan besar yang
sebagian besar telah menggunakan sistem starter listrik
sebagai perlengkapan standarnya. Output (keluaran) listrik dari
alternator membentuk gelombang yang saling menyusul,
sehingga outputnya bisa lebih lembut dan stabil. Hal ini akan
membuat output listriknya lebih tinggi dibanding alternator satu
phase.
Salah satu tipe alternator 3 phase yaitu alternator tipe magnet
permanen, yang terdiri dari magnet permanen, stator yang
membentuk cincin dengan generating coils (kumparan
pembangkit) disusun secara radial dibagian ujung luarnya, dan
rotor dengan kutub magnetnya dilekatkan didalamnya. Tipe
lainnya dari alternator 3 phase adalah yang menggunakan
elektromagnet seperti alternator pada mobil.
4. Klakson (Horn)
a. Speedometer
Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada
pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor).
Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara
mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara
elektronik. Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya
dihubungkan ke gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga
yang dihubungkan ke output shaft (poros output)
transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya.
d. Sumber listrik DC
Sistem penerangan dengan sumber listrik DC banyak digunakan
pada sepeda motor sedang sampai besar. Semua lampu-lampu
sumber listriknya berasal dari baterai. Jika dihasilkan tegangan
yang lebih besar (misalnya pada putaran tinggi), daya listriknya
bisa langsung digunakan untuk sistem penerangan karena semua
output listriknya sudah dalam arus DC.
BAB IV
A. PENDAHULUAN
1. Pengapian Langsung
2. Pengapian Baterai
D. KUNCI KONTAK
Bila kunci kontak posisi (On/IG/15), maka arus dari baterai akan
mengalir ke terminal positif (+/15) koil pengapian, maka tegangan primer
sistem pengapian siap untuk bekerja.
Sistem Pengapian (Ignition System) 175
Kumparan
sekunder
Kumparan
primer
Tegangan
terbangkit pada
kumparan sekunder
2. Banyaknya Kumparan
Semakin banyak lilitan pada kumparan, semakin tinggi tegangan
yang diinduksikan.
a. Tipe Canister
Tipe ini mempunyai inti besi di bagian tengahnya dan kumparan
sekunder mengelilingi inti besi tersebut. Kumparan primernya
berada di sisi luar kumparan sekunder. Keseluruhan komponen
dirakit dalam satu rumah di logam canister. Kadang-kadang
canister diisi dengan oli (pelumas) untuk membantu meredam
panas yang dihasilkan koil. Kontsruksi tipe canister seperti terlihat
pada gambar 4.13 di bawah ini.
b. Tipe Moulded
Tipe moulded coil merupakan tipe yang sekarang umum digunakan.
Pada tipe ini inti besi di bagian tengahnya dikelilingi oleh kumparan
primer, sedangkan kumparan sekunder berada di sisi luarnya.
Keseluruhan komponen dirakit kemudian dibungkus dalam resin
(damar) supaya tahan terhadap getaran yang biasanya ditemukan
dalam sepeda motor.
Tipe moulded coil menjadi pilihan yang populer sebab
konstruksinya yang tahan dan kuat. Pada mesin multicylinder
(silinder banyak) biasanya satu coil melayani dua busi karena
mempunyai dua kabel tegangan tinggi dari kumparan sekunder.
Moving point
Air gap
Fixed point
a. baik
b. miring
c. miring
d. tergeser
3. Sudut Dwell
G. KONDENSOR
H. BUSI
1. Konstruksi busi
tahan terhadap panas dan elemen perusak dalam bahan bakar, dan
sering mempunyai inti tembaga untuk membantu membuang panas.
Pada beberapa busi elektroda terbuat dari campuran perak,
platina, paladium atau emas. Busi-busi ini dirancang untuk memberikan
ketahanan terhadap erosi yang lebih besar serta bisa tetap bagus.
Terminal
Insulator ribs
Ceramic insulator
Steel body
Ceramic resistor
Copper core
Sealing washer (gasket) Electrode
Center electrode Gambar. Konstruksi busi gap (air
Threaded section gap)
Nose
insulator
Ground electrode
b. Celah Busi
Bila celah elektroda busi lebih besar, bunga api akan menjadi sulit
melompat dan tegangan sekunder yang diperlukan untuk itu akan
naik.Bila elektroda busi telah aus, berarti celahnya bertambah,
loncatan bunga api menjadi lebih sulit sehingg akan
menyebabkan terjadinya kesalahan pengapian.
c. Tekanan Kompressi
Bila tekanan kompresi meningkat, maka bunga apipun akan
menjadi semakin sulit untuk meloncat dan tegangan yang
dibutuhkan semakin tinggi, hal ini juga terjadi pada saat beban
berat dan kendaraan bejalan lambat dengan kecepatan rendah
dan katup gas terbuka penuh. Tegangan pengapian yang
dibutuhkan juga naik bila suhu campuran udara-bahan bakar
turun.
Tingkat panas dari suatu busi adalah jumlah panas yang dapat
disalurkan/dibuang oleh busi. Busi yang dapat menyalur-kan/membuang
panas lebih banyak dan lebih cepat disebut busi dingin (cold type),
karena busi itu selalu dingin, sedangkan busi yang lebih sedikit/susah
menyalurkan panas disebut busi panas (hot type), karena busi itu sendiri
tetap panas.
Pada busi terdapat kode abjad dan angka yang menerang-kan
struktur busi, karakter busi dan lain-lain. Kode-kode tersebut
berbeda-beda tergantung pada pabrik pembuatnya, tetapi biasanya
semakin besar nomomya menunjukkan semakin besar tingkat
penyebaran panas; artinya busi makin dingin. Semakin kecil nomornya,
busi semakin panas.
Sistem Pengapian (Ignition System) 193
Gambar 4.27 Bentuk ujung insulator busi panas dan busi dingin
3. Tipe-Tipe Busi
4. Analisis Busi
Pada saat platina terbuka oleh cam, aliran arus pada rangkaian
primer akan terputus. Hal ini akan menyebabkan terjadi induksi
sendiri pada kumparan primer sebesar 200 V 300 V. Karena
perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding
kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi
yang lebih besar sekitar 10KV 20KV yang bisa membuat
terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran
campuran bahan bakar dan udara. Induksi ini disebut induksi
bersama (mutual induction).
Sama halnya seperti pada sistem pengapian konvensional yang
menggunakan magnet, untuk menghasilkan tegangan induksi
yang besar maka pada saat platina mulai membuka, tidak boleh
ada percikan bunga api dan aliran arus dari platina tyang
cenderung ingin terus mengalirkannya ke massa. Oleh karena itu,
pada rangkaian sistem pengapian baterai juga dipasang
kondensor/kapasitor untuk mengatasi percikan pada platina saat
mulai membuka tersebut.
Apabila platina terbuka maka TR1 akan Off dan TR2 juga akan
Off sehingga timbul induksi pada kumparan kumparan ignition
coil (koil pengapian) yang menyebabkan timbulnya tegangan
tinggi pada kumparan sekunder. Induksi pada kumparan sekunder
membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk
pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
BAB V
a. Peringatan Umum
1) Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak,
jauhkan dari api dan sediakan ventilasi yang cukup ketika
mengisi baterai.
2) Hindari kulit atau mata kontak dengan cairan elektrolit baterai
karena dapat menyebabkan luka bakar.
3) Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan
antar komponen listrik.
4) Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kurang, apalagi
dibiarkan tidak diisi dalam jangka waktu yang lama.
5) Isilah baterai setiap dua minggu sekali untuk mencegah
pembentukan sulfat, karena tegangan (voltage) baterai akan
berkurang sendiri pada saat sepeda motor tidak digukan
b. Sambungan (Konektor)
1) Bila memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi
klik.
2) Periksa sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan
pembungkusnya, karat, kotoran dan uap air.
c. Sekering (Fuse)
1) Jangan pergunakan sekering yang kemampuannya berbeda.
2) Jangan mengganti sekering dengan kawat atau sekering yang
imitasi (tiruan).
3) Jika sekering putus, jangan langsung menggantinya, tapi
periksa dulu penyebabnya.
e. Perletakan Kabel-Kabel
1) Kabel listrik atau kabel lain yang longgar dapat menjadi
sumber kerusakan. Periksalah kembali setelah melakukan
pemasangan untuk memastikan kabel sudah terpasang
dengan baik.
2) Pasang kabel pada rangka dengan menggunakan gelang
pemasangan pada tempat yang ditentukan. Kencangkan
gelang sedemikian rupa sehingga hanya bagian-bagian yang
berisolasi yang menyentuh kabel.
Solusi
Permasalahan Kemungkinan Penyebab
(Jalan Keluar)
Daya kerja 1. Terminal (kutub) baterai kotor 1. Bersihkan
baterai kurang
bagus (terputus-
putus)
2. Cairan elektrolit tidak murni atau BJ 2. Ganti elektrolit
nya terlalu tinggi baterai lalu
lakukan
penyetruman
baterai dan
sesuaikan BJ-
nya
Tombol (saklar) 1. Baterai lemah 1. Perbaiki atau
starter tidak ganti
berfungsi 2. Saklar (tombol) rusak 2. Ganti
3. Karbon brush (karbon sikat) habis 3. Ganti
4. Starter relay (solenoid) rusak 4. Perbaiki atau
ganti
Pengisian tidak 1. Rangkaian kabel sistem pengisian 1. Perbaiki atau
stabil ada yang longgar atau korslet ganti
2. Bagian dalam generator (alternator) 2. Ganti
korslet
3. Regulator/retifier rusak 3. Ganti
Pengisian 1. Rangkaian dalam baterai ada yang 1. Ganti
berlebihan korslet
(overcharging) 2. Hubungan massa (ground) 2. Bersihkan dan
regulator/rectifier kurang perbaiki
bagus/kendor hubungan
massa
3. Resistor dalam regulator/rectifier 3. Ganti
rusak
Pengisian di 1. Kabel tidak terawat atau rangkaian 1. Perbaiki atau
bawah terbuka atau sambungan terminal ganti bila perlu
spesifikasi lepas
(ketentuan) 2. Kumpaan stator dalam generator 2. Ganti
korslet
3. Regulator/rectifier rusak 3. Ganti
4. Plat-plat sel baterai rusak atau 4. Ganti atau
elektrolitnya kurang tambah
elektrolit jika
hanya kurang
elektrolitnya
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 226
Solusi
Permasalahan Kemungkinan Penyebab
(Jalan Keluar)
Bunga api busi 1. CDI atau ignition coil (kumparan 1. Ganti
lemah atau tidak pengapian) rusak
ada 2. Pick up coil rusak 2. Ganti
3. Busi rusak 3. Ganti
4. Sambungan kabel sistem 4. Perbaiki
pengapian longgar sambungan
5. Magnet rusak (khususnya sepeda 5. Ganti
motor 2 langkah/tak)
Busi cepat mati 1. Campuran sistem bahan bakar dan 1. Perbaiki atau
karena tertutup udara terlalu gemuk/kaya stel karburator
arang 2. Penyetelan putaran idle (langsam) 2. Perbaiki atau
terlalu tinggi stel karburator
3. Saringan udara kotor/tersumbat 3. Bersihkan atau
ganti bila perlu
4. Menggunakan jenis busi terlalu 4. Ganti dengan
dingin jenis yang lebih
panas
5. Mutu (kualitas) bensin jelek 5. Ganti
Busi terlalu 1. Jenis busi terlalu panas 1. Ganti dengan
panas atau jenis busi dingin
hangus 2. Busi kendor 2. Perbaiki
(elektroda (kencangkan)
terbakar) 3. Campuran sistem bahan bakar dan 3. Perbaiki atau
udara terlalu kurus/miskin stel karburator
4. Mesin terlalu panas (overheat) 4. Periksa atau stel
kembali
Busi cepat 1. Piston atau silinder aus 1. Ganti/oversize
menjadi kotor 2. Ring piston aus 2. Ganti
(cepat mati) 3. Kerenggangan bos klep (valve 3. Ganti
guide) dan tangkai klep (valve
stem) sudah aus (terlalu longgar)
4. Sil oli (oil seal) valve stem 4. Ganti
rusak/aus
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 227
Tidak dipasang
Bagus
Baterai
rusak
Catatan:
1) Berat jenis akan berubah sekitar 0,007 per 100C perubahan
suhu. Perhatikanlah suhu sekitar saat melakukan pengukuran.
2) Jika perbedaan berat jenis antara sel-sel lebih dari 0,01, isi
ulang (strum) baterai. Jika perbedaanya terlampau besar,
ganti baterai.
3) Baterai juga harus diisi kembali apabila berat jenisnya kurang
dari 1,230.
4) Pembacaan tinggi pada permukaan cairan pada hydrometer
harus dilakukan secara horisontal.
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 229
Catatan:
Warna kabel setiap produk/merek sepeda motor kemungkinan
berbeda, namum prosedur pemeriksaanya pada dasarnya sama.
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 232
Catatan:
a) Jangan memutuskan hubungan baterau kabel manapun juga
pada sistem pengisian tanpa mematikan kunci kontak terlebih
dahulu karena bisa merusak alat uji dan komponen listrik.
b) Pastikan baterai berada dalam kondisi baik sebelum
melakukan pemeriksaan sistem pengisian.
d. Pemeriksaan Regulator/Rectifier
1) Lepaskan konektor regulator/rectifier dan periksa konektor
terhadap terminal-terminal yang longgar atau berkarat.
2) Periksa (ukur) dengan menggunakan multimeter (skala
ohmmeter) tahanan pada terminal konektor regulator/rectifier
seperti gambar di bawah:
Catatan:
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 236
Catatan:
a) Warna kabel pada konektor unit CDI setiap merek sepeda
motor kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang
bersangkutan untuk lebih jelasnya.
b) Standar tahanan (spesifikasi) pada konektor unit CDI setiap
merek sepeda motor kemungkinan berbeda, lihat buku
manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
c) Tabel berikut ini adalah contoh spesifikasi tahanan dan unit
CDI sepeda motor Honda Astrea
Tabel 4. Contoh spesifikasi tahanan dan
unit CDI sepeda motor Honda Astrea
Keterangan tabel :
BI/Y = Hitam/kuning G/W = Hijau/putih
BI/W = Hitam/putih BI/R = Hitam/merah
Lb/Y = Biru muda/kuning
e. Pemeriksaan Busi
1) Periksa endapan karbon pada busi. Bila terdapat endapan
karbon, bersihkan busi dengan mesin pembersih busi atau
menggunakan alat yang lancip. (Lihat pembahasan pada Bab
IV bagian H.4 untuk melihat analisis busi yang lebih detil).
2) Ukur celah (gap) busi menggunakan feeler gauge. Bila
celahnya tidak sesuai spesifikasi, stel celah busi tersebut.
Standar celah busi: 0,6 0,8 mm
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 241
Keterangan warna :
Y/R = Kuning/merah W = Putih
Br = Coklat BI = Hitam
Bu = Biru G = Hijau
Lb = Biru muda Gr = Abu-abu
Lg = Hijau muda
c) Hidupkan mesin
d) Geser saklar lampu ke posisi ON
e) Geser saklar dimmer ke posisi lampu dekat atau ke lampu
jauh bergantian.
f) Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar
tegangan baterai (12 V) pada sambungan konektor bola
lampu depan tersebut.
Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi, terdapat
kerusakan rangkaian kabel dari kunci kontak ke
sambungan soket tersebut.
5) Periksa sambungan kabel.
Periksa seluruh sambungan kabel sistem penerangan. Perbaiki
jika ada yang rusak, terputus, longgar dan sebagainya.
6) Periksa kondisi tiap sirkuit/rangkaian sistem penerangan.
d. Pemeriksaan Klakson
Jika klakson tidak berbunyi, maka:
1) Periksa saklar/tombol klakson.
Lihat bagian 9.a tentang pemeriksaan saklar.
2) Periksa tegangan yang menuju klakson, dengan cara:
a) Periksa dengan menggunakan multimeter (skala voltmeter),
yaitu terminal (+) multimeter ke kabel di terminal klakson
(kabel yang mendapat arus dari baterai) dan terminal (-)
multimeter ke massa.
b) Putar kunci kontak ke posisi ON
c) Multimeter harus menunjukkan tegangan sebesar tegangan
baterai (12 V) pada pengukuran tersebut.
Jika tegangan yang diperoleh di luar spesifikasi, terdapat
kerusakan rangkaian kabel dari kunci kontak ke klakson.
Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan 245
BAB VI
A. PENDAHULUAN
B. BAHAN BAKAR
Perkiraan
Kondisi Perbandingan Lambda
Operasional Campuran Keterangan
()
Mesin Bensin
dengan Udara
Perkiraan
Kondisi Perbandingan Lambda
Operasional Campuran Keterangan
()
Mesin Bensin
dengan Udara
Perkiraan
Kondisi Perbandingan Lambda
Operasional Campuran Keterangan
()
Mesin Bensin
dengan Udara
Beban Penuh 1 : 1213 0,81- Pada saat mesin
0,88 kecepatan tinggi dan
daya maksimum, maka
aliran campuran udara
bensin juga lebih besar
jika dibandingkan saat
mesin putaran
rendah/idel, oleh
karena itu tidak semua
udara yang masuk
dalam silinder terbakar,
sebagian keluar
melalui saluran buang,
Pada kondisi ini
diperlukan perbanding-
an campuran yang
sedikit lebih gemuk
untuk mendapatkan
daya yang lebih besar
dan pembakaran yang
lebih sempuma.
Ekonomis 1 : 16-18 1,09- Karburator dirancang
1,22 untuk memberikan
perbandingan
campuran udara
bensin yang optimal
guna menghasilkan
pembakaran yang
ekonomis dan
sempurna dari bensin
selama mengendara
dengan ekonomis
Situasi ini
perbandingan
campuran udara-
bensin adalah ideal,
sehingga tidak ada
bensin atau udara
dalam silinder yang
tidak terbakar.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 253
Ada tiga posisi yaitu OFF, RES dan ON. Jika diputar ke posisi
FF akan menutup aliran bensin dari tangkinya dan posisi ini
biasanya digunakan untuk pemberhentian yang lama. Posisi RES
untuk pengendaraan pada tangki cadangan dan posisi ON untuk
pengendaraan yang normal.
Tipe vakum adalah tipe otomatis yang akan terbuka jika mesin
hidup dan tertutup ketika mesin mati. Kran tipe vakum mempunyai
diapragma yang dapat digerakkan oleh hisapan dari mesin. Pada
saat mesin hidup, diapragma menerima hisapan dan membuka
jalur bensin, dan pada saat mesin mati akan menutup jalur bensin
(OFF).
Terdapat 4 jalur dalam kran tipe vakum, yaitu OFF, ON, RES dan
PRI. Fungsi OFF, ON dan RES sama seperti pada kran standar.
Sedangkan fungsi PRI adalah akan mengalirkan langsung bensin
ke filter cup (wadah saringan) tanpa ke diapragma dulu. Jika telah
mengisi tangki bensin yang kosong, usahakan memutar kran
bensin ke posisi ON.
2. Karburator
b. Tipe Karburator
Berdasarkan konstruksinya, karburator pada sepeda mesin dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
Karburator tipe ini merupakan karburator yang diameter
venturinya tidak bisa dirubah-rubah lagi. Besarnya aliran
udaranya tergantung pada perubahan throttle butterfly (katup
throttle/katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet
untuk kecepatan idle/langsam, sistem kecepatan utama
sekunder untuk memenuhi proses pencampuran udara bahan
bakar yang tepat pada setiap kecepatan.
Terdapat juga sistem akselerasi atau percepatan untuk
mengantisipasi saat mesin di gas dengan tiba-tiba. Semua
sistem tambahan tersebut dimaksudkan untuk membantu agar
mesin bisa lebih responsif karena katup throttle mempunyai
keterbatasan dalam membentuk efek venturi.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 258
Keterangan:
(1) main air jet (saluran udara utama), (2) Jet needle (jarum
pengabut), (3) venturi, (4) saluaran udara, (5) Throttle slide,
(6) needle jet, (7) air bleed pipe (pipa saluran udara), dan (8)
main jet (pengabut/spuyer utama)
jet (1). Tujuan utama udara mengalir melalui main air jet
adalah agar bahan bakar yang keluar dari main jet (8)
terpecah menjadi butiran-butiran kecil sebelum dikeluarkan
melalui needle jet (6). Dengan berbentuk butiran-butiran
tersebut, maka proses atomisasi (bercampurnya bahan bakar
dan udara dalam bentuk kabut) pada ujung needle jet akan
menjadi lebih baik saat udara tambahan dari venturi bertemu.
Atomisasi yang sempurna akan membuat proses pembakaran
menjadi lebih baik.
Ujung jet needle (jarum) yang meruncing membuat saluran
yang keluar dari needle jet (6) lebih terbuka lebar jika jet
needle (2) tersebut semakin ditarik ke atas oleh piston (5).
5) Sistem Choke
Sistem choke (cuk) berfungsi untuk menambah perbandingan
bahan bakar dengan udara (bahan bakar diperbanyak) dalam
karburator. Cara pengoperasian sistem cuk ada yang manual
dan ada juga yang secara otomatis. Kebanyakan karburator
tipe baru menggunakan sistem cuk otomatis.
6) Sistem Percepatan
Pada waktu mesin mengalami percepatan (mesin di gas
dengan tiba-tiba), throttle valve (untuk karburator tipe venturi
tetap maupun tipe CV) atau throttle piston atau skep (untuk
karburator tipe variable venturi) akan membuka secar tiba-tiba
pula, sehingga aliran udara menjadi lebih cepat. Akan tetapi
karena bahan bakar lebih berat dibanding udar, maka bahan
bakar akan datang terlambat masuk ke intake manifold.
Akibatnya campuran tiba-tiba menjadi kurus sedangkan mesin
berputar dengan tambahan beban untuk keperluan percepatan
tersebut. Untuk mendapatkan campuran yang gemuk, maka
pada waktu percepatan, karburator dilengkapi dengan pompa
percepatan.
Salah satu bentuk mekanisme sistem percepatan pada
karburator sepeda motor adalah seperti terlihat pada gambar
6.21 di bawah. Mekanis pompa ini dihubungkan dengan pedal
gas (throttle) sehingga jika trotel dibuka dengan tiba-tiba maka
plunyer pompa menekan minyak yang dibawahnya. Dengan
demikian jumlah minyak yang keluar melalui pengabut utama
(main jet) akan lebih banyak.
Untuk lebih jelasnya cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Pada saat handle gas di putar dengan tiba-tiba, throttle lever
(tuas gas) akan berputar ke arah kiri (lihat tanda panah).
Pergerakan throttle lever tadi akan mendorong pump rod
(batang pendorong) ke arah bawah. Karena ujung pump rod
dihubungkan ke pump lever (tuas pompa), maka pump lever
akan mengungkit diapragma ke atas melawan tekanan pegas
(spring). Akibatnya ruang pompa (pump chamber) di atas
diapragma menyempit dan medorong atau menekan sejumlah
bahan bakar mengalir melalui check valve ke lubang
pengeluaran bahan bakar (discharge hole). Selanjutnya bahan
bakar tersebut akan bercampur dengan udara pada venturi.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 277
Sistem EFI atau PGM-FI (istilah pada Honda) dirancang agar bisa
melakukan penyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya
ditentukan berdasarkan informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi
perbandingan bahan bakar dan udara sangat penting dilakukan agar
mesin bisa tetap beroperasi/bekerja dengan sempurna pada berbagai
kondisi kerjanya. Oleh karena itu, keberadaan sensor-sensor yang
memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu sangat
menentukan unjuk kerja (performance) suatu mesin.
Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian kondisi mesin dari
berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran
mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut
sangat bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah
yang tepat kepada injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan
sebagainya.
Solusi
Permasalahan Kemungkinan Penyebab
(Jalan Keluar)
Masalah pada 1. Main jet atau main air jet 1. Periksa dan
kecepatan tersumbat bersihkan
rendah dan
kecepatan 2. Needle jet tersumbat 2. Periksa dan
tinggi bersihkan
3. Throttle piston (skep) tidak 3. Periksa
berfungsi dengan baik throttle piston
saat jalan
4. Saringan bahan bakar (fuel 4. Periksa dan
filter) tersumbat bersihkan
5. Pipa ventilasi bahan bakar 5. Periksa dan
tersumbat bersihkan
5. Knalpot
Keterangan gambar:
1 gasket pipa buang
2 gasket sambungan mufler
3 baut penahan pipa buang
4 mur
3. Bersihkan bagian luar knalpot dengan kain dan air atau amplas
halus. Supaya kering, jemur sebentar dengan cahaya matahari
atau keringkan dengan udara bertekanan (kompresor).
4. Panaskan bagian luar ujung knalpot sampai merah membara
dengan api las karbit.
5. Semprot bagian dalam knalpot dengan udara bertekanan sampai
kotoran-kotoran di dalamnya terlempar ke luar.
6. Untuk membersihkan peredam suara. Semprotkan dengan air
panas agar sisa bahan bakar yang ada bisa keluar. Setelah itu
keringkan dengan udara bertekanan .
7. Bersihkan saluran buang pada blok silinder dengan skrap
pembersih kerak kemudian semprot saluran buang dengan udara
bertekanan. Yang perlu diperhatikan pada saat membersihkan
kerak dengan skrap posisi piston harus ada pada Titik Mati Bawah
agar tidak tergores oleh skrap.
8. Periksa keadaan paking knalpot, bila ada yang rusak harus
diganti. Paking yang rusak akan menyebabkan kebocoran gas
buang.
9. Pasang knalpot dengan cara kebalikan dari waktu membongkar.
Periksa kebocoran gas buang dengan cara menghidupkan motor
dan menutup ujung knalpot dengan kain. Jika ada kebocoran gas
buang, segera perbaiki bagian yang menyebabkan kebocoran
tersebut.
Fungsi knalpot mesin dua langkah tidak hanya sekedar
mengalirkan gas buang tapi juga harus dapat menimbulkan
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 303
Tips:
Dengan melihat warna asap knalpot, kerusakan mesin
dapat diperkirakan. Warna asap knalpot mesin dua
langkah yang baik adalah putih. Jika warna asap
knalpotnya hitam berarti pelumasannya kurang. Jika
warna asap knalpotnya putih mengepul berarti
pelumasannya terlalu banyak. Cara mengatasinya kurangi
prosentase pelumas pada bensin atau setel pompa
pelumasnya.
Knalpot sepeda motor empat langkah tidak terdiri atas dua bagian
yang disambungkan. Pada knalpot sepeda motor empat langkah
oli tidak ikut terbakar sebagaimana di knalpot sepeda motor dua
langkah, sehingga knalpot lebih bersih.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 304
Catatan:
1) Ukuran spesifikasi tinggi pelampung berbeda antara merk
sepeda motor satu dengan lainnya. Lihat buku manual
masing-masing untuk memastikan ukuran tersebut.
2) Pada sebagian merk sepeda motor (misalnya Honda) tinggi
pelampung tidak dapat disetel. Ganti pelampung secara
keseluruhan (set) jika tinggi pelampung sudah tidak sesuai
dengan spesifikasi.
Catatan:
1) Kerusakan pada dudukan sekrup udara akan terjadi jika
sekrup udara dikencangkan terlalu keras pada dudukannya.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 307
Catatan:
1) Sekrup udara telah disetel menurut ketentuan pabrik.
Penyetelan tidak diperlukan kecuali jika karburator dibongkar
atau pada saat mengganti sekrup udara dengan yang baru.
2) Mesin harus dalam keadaan hangat untuk mendapatkan
ketepatan penyetelan, sekitar 10 menit dihidupkan sudah
cukup untuk menghangatkan mesin dalam mencapai suhu
kerjanya.
3) Gunakan tachometer dengan ukuran kenaikan tiap 50 rpm
atau lebih kecil.
e. Jarak main bebas gas tangan dapat disetel melalui penyetel gas
tangan seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
f. Lepaskan penutup debu pada penyetel.
g. Setel jarak main bebas dengan melonggarkan mur pengunci dan
memutar penyetel.
Catatan:
Malfunction indicataor lamp (MIL) akan berkedip-kedip sewaktu
kunci kontak diputar ke ON atau putaran mesin di bawah 2.000
putaran permenit (rpm). Pada semua kondisi lain, MIL akan tetap
hidup dan tetap hidup.
e. Jika MIL tidak hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal.
f. Jika ingin membaca memori EFI/PGM-FI untuk data kesukaran,
lakukan sebagai berikut:
g. Untuk membaca data persoalan yang telah disimpan. Putar kunci
kontak ke posisi OFF.
h. Lepaskan front top cover.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 313
Catatan:
1) Pada sistem EFI atau PGM-FI Honda, MIL (malfunction
indicator lamp) menunjukkan kode-kode masalah/persoalan
yang terjadi pada sepeda motor. Jumlah kedipannya dari 0
sampai 54. Jenis kedipan dari MIL ada dua, yaitu kedipan
pendek (0,3 detik) dan kedipan panjang (1,3 detik). Jika
sebuah kedipan panjang terjadi, dan kemudian dua buah
kedipan pendek, berarti kode persoalan itu adalah 12 karena
satu kedipan panjang = 10 dan dua kedipan pendek = 2
kedipan.
2) Jika ECU/ECM menyimpan beberap kode kegagalan/masalah,
MIL memperlihatkan kode kegagalan menurut urutan dari
jumlah terendah sampai tertinggi.
3) Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian MAP sensor, MIL
akan berkedip 1 kali. Penyebab kegagalan pada rangkaian
MAP sensor antara lain ; kontak longgar atau lemah pada
sensor unit, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat
(korslet) pada kabel MAP sensor dari sensor unit, atau MAP
sensor tidak bekerja dengan baik.
Sistem Bahan Bakar (Fuel System) 315
Catatan:
Data memori pendiagnosaan sendiri tidak akan terhapus sewaktu
kabel negatif baterai dilepaskan.
a. Putar kunci kontak ke OFF.
b. Lepaskan front top cover.
c. Lepaskan connector cover (penutup konektor) dari data Link
connector seperti terlihat pada gambar 5.49).
d. Hubungkan special tool (konektor DLC atau DLC short connector)
ke data Link connector (DLC) seperti terlihat pada gambar 5.50)
e. Putar kunci kontak ke ON.
f. Lepaskanlah DLC short connector dari data Link connector (DLC)
seperti terlihat pada gambar di bawah :
Catatan :
BAB VII
1. Kopling (Clutch)
c. Tipe-tipe kopling
Selain dibedakan menurut cara kerjanya, tipe kopling juga bisa
dibedakan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Konstruksi Kopling:
a) Kopling tipe piringan
Kopling tipe piringan (disc) terdiri dari berbagai plat gesek
(friction plate) sebagai plat penggerak untuk
menggerakkan kopling. Plat gesek dan plat yang
digerakkan (plain plate) pada tipe kopling manual
digerakkan oleh per/pegas, baik jenis pegas keong (coil
spring) seperti terlihat pada gambar 7.2 maupun pegas
diapragma (diapraghm spring).
b) Tipe reduksi
Maksud dari tipe reduksi adalah pemasangan kopling
berada pada ujung poros utama atau poros masuk
transmisi (input shaft). Jumlah gigi kopling yang dipasang
pada ujung poros utama transmisi lebih banyak dibanding
jumlah gigi penggerak pada ujung poros engkol. Dengan
demikian putaran kopling akan lebih lambat dibanding
putaran mesin. Hal ini bisa membuat kopling lebih tahan
lama. Konstruksi posisi kopling tipe reduksi seperti terlihat
pada gambar 7.1 pada pembahasan awal bab ini.
a. Transmisi Manual
Cara kerja transmisi manual adalah sebagai berikut:
b. Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis
scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi
otomatis "V belt atau yang dikenal dengan CVT (Constantly
Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang
menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang
bervariasi.
Sistem Pemindah Tenaga (Power Transmission) 338
Seperti terlihat pada gambar di atas transmisi CVT terdiri dari; dua
buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling
sentripugal (6) untuk menghubungkan ke penggerak roda
belakang ketika throttle gas di buka (diputar), dan gigi transmisi
satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli
penggerak/drive pulley centripugal unit (1) diikatkan ke ujung
poros engkol (crankshaft); bertindak sebagai pengatur kecepatan
berdasarkan gaya sentripugal. Puli yang digerakkan/driven pulley
(5) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi.
Bagian tengah kopling sentripugal/centripugal clutch (6)
diikatkan/dipasangkan ke puli (5) dan ikut berputar bersama puli
tersebut. Drum kopling/clucth drum (7) berada pada alur poros
utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika
mendapat gaya dari kopling.
Sistem Pemindah Tenaga (Power Transmission) 339
BAB VIII
A. PENDAHULUAN
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat
rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari
brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan
lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk
mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekan-
gesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi
panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis
tromol disebut internal expansion lining brake. Permukaan luar dari hub
tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminiumalloy
(paduan aluminium) yang mempunyai daya penyalur panas yang sangat
baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu
kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk
dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe
tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
Cara kerjanya:
Saat tangki rem ditekan, piston mengatasi kembalinya spring dan
begerak lebih jauh. Tutup piston pada ujung piston menutup port kembali
dan piston bergerak lebih jauh. Tekanan cairan dalam master silinder
meningkat dan cairan akan memaksa caliper lewat hose dari rem (brake
hose). Saat tangkai rem dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan kembali
ke reservoir lewat port kembali (lubang kembali).
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 352
Sebelum bekerja
- Tekanan minyak rem = 0
- Pad tidak menyentuh piringan
Mulai bekerja
- Tekanan minyak rem
bertambah
- Pad menyentuh piringan
dengan ringan
- Gesekan kecil
- Tenaga pengeremen - kecil
Bebas pengereman
- Tekanan minyak rem = 0
- Pad kembali pada posisi
semula
- Gaya pengeremen = 0
No.12
piston
assembly
(primary
cup,piston
and seal)
1. Roda (wheel)
Tipe ini paling banyak digunakan pada sepeda motor. Dimana roda
terbuat dari lembaran-lembaran baja atau alumunium alloy yang
melingkar dan hub/tromol terpasang kaku oleh jari-jari.
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 356
1 Grease seal
2 Bearing
3 Spacer
4 Hub casting
5 Brake disc bolt
6 Brake caliper
7 Speedometer
cable
8 Axle
9 Speedometer
drive unit
10 Speedometer
drive gear
11 Bearing
12 Retaining plate
13 Hub cover
14 Collar
15 Axle nut
Tipe ini paling banyak digunakan pada sepeda motor dengan roda
kecil (tipe keluarga atau rekreasi). Rodanya/pelek dibuat dengan
menyatukan rim dan hub dengan menggunakan baut dan mur.
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 357
2. Ban (Tyre)
Ban yang digunakan secara spesifik tidak sama antara ban depan
dan ban belakang. Biasanya diameter ban yang digunakan sepeda motor
telah dicantumkan dalam buku manual atau spesifikasi teknis motor
tersebut. Ada dua macam ban, yaitu ban radial dan ban biasa. Ban radial
lebih kuat, lebih stabil, bisa menghemat bensin, tetapi harganya relatif
lebih mahal dari ban biasa. Ukuran dan jenis ban bisa diketahui dengan
membaca kode ban.
Kode ban memberikan informasi tentang ciri-ciri umum dan
kerataan (flatness) dari ban.
Batas kecepatan
Kecepatan maksimum yang diijinkan pada ban
4.60 - H - 18 4PR
Kerataan (flatness)
Flatness/kerataan (%)
130/ 90 16 67H
tinggiban
Flatness (%) = x 100
lebarban
Contoh : Hitung flatness (%) dari data yang ditunjukkan gambar dibawah
ini:
Diketahui:
tinggi ban 117
lebar ban 130
117
maka flatness= x 100
130
= 0,9 x 100
= 90 %
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 364
130/90 16 67 H
Beban tertinggi untuk ban dari data pada gambar tersebut adalah:
Berikut ini contoh lain dari kode ban dan cara membacanya:
Ban radial
Perbandingan tinggi ban
dengan lebar ban dalam (%)
Ukuran lebar ban dalam mm
170/60.R 18 73H
sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan yang
berdebu dan pemakaian berat (diforsir).
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem
rem dan roda yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan
pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan.
Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh
atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
2 Jarak main bebas Periksa dan stel setelah 500 km, 1.500 km,
rem 3.000 km dan selanjutnya setiap 2.000 km
Sistem Pengereman
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan
benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak
main bebas.
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan
benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak
main bebas.
Catatan:
Isi terus minyak rem pada tabung reservoir begitu diperlukan
sementera pembuanngan udara dari sistem pengereman dilakukan. Jaga
agar minyak rem tetap ada pada reservoir.
Hati-hati dengan minyak rem, cairan ini bereaksi kimia terhadap
bahan-bahan cat, plastik dan karet.
Penyetelan
1. Longgarakan Mur poros roda belakang dan mur selongsong
(sleeve nut)
2. Setel tegangan rantai roda dengan memutar kedua mur
penyetelan.
3. Perhatikan bahwa posisi tanda penyesuaian pada penyetel rantai
pada skala memberikan penunjukan yang sama untuk kedua sisi
dari pada lengan ayun.
4. Kencangkan mur selongsong roda belakang sesuai dengan torsi
yang ditentukan yaitu: 4,5 kg-m.
5. Kencangkan mur poros roda belakang sesuai dengan torsi yang
ditentukan yaitu: 5,0 kg-m.
6. Kencangkan kedua mur-mur penyetelan.
7. Periksa kembali jarak main bebas rantai roda dan kebebasan
perputaran roda.
8. Periksa jarak main bebas pedal rem belakang dan setel kembali
bila diperlukan.
9. Lepaskan baut-baut pemasangan rumah rantai roda dan lepaskan
rumah rantai roda.
10. Lumasi rantai roda dengan minyak pelumas transmisi.Seka
kelebihan minyak pelumas dari rantai roda
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 370
Pemeriksaan Sproket
1. Memasang rantai roda baru pada sproket yang aus akan
mengakibatkan rantai roda yang baru tersebut akan mengalami
keausan dengan cepat.
2. Periksa rantai roda dan gigi-gigi sproket terhadap keausan atau
kerusakan, gantilah bila perlu.
3. Jangan memasang rantai roda baru pada sproket yang telah aus.
4. Baik rantai roda maupun sproket harus dalam kondisi yang baik,
jika tidak maka rantai roda yang baru akan cepat aus.
5. Periksa baut dan mur pemasangan rantai roda dan sproket,
kencangkan bila ada yang longgar.
6. Pasang rantai roda pada sproket.
7. Pasang mata rantai penyambung utama dan lempeng mata rantai.
8. Bagian belakang klip pemasangan yang terbuka harus menunjuk
ke arah berlawanan dari pada arah perputaran rantai.
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 371
1 2
Sistem Rem dan Roda (Brake System and Wheel) 372
3 4
BAB IX
A. PELUMASAN
1 Sump (oil pump) 8 Oil feed to con-rod journals 15 Oil feed to cylinder head
2 Oil strainer 9 Starter clutch gear 16 Camshaft caps
3 Oil pump 10 Alternator rotor 17 Camshaft
4 Pressure relief valve 11 Oil feed to starter clutch 18 Oil gallery
5 Oil filter 12 Gearbox input shaft 19 Oil pipes
6 Oil cooler 13 Gearbox output shaft 20 Oil drain plug
7 Crankshaft 14 Oil pressure switch 21 Oil jets (nozzles)
Penyimpanan Pelumas
Keterangan gambar:
Kebersihan
Outlet
Inlet
Outlet
Inlet
Gambar pompa oli tipe gear Gambar pompa oli type Trochoid
E. JENIS PELUMAS
Ada tiga macam oli pelumas yang diproduksi, antara lain oli
mineral, oli synthetic dan oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau
hewani (castor oil), dan pabrik-pabrik kendaraan hampir semuanya
menganjurkan untuk menggunakan oli mineral, yang telah distandarisasi
oleh SAE dan API.
Oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (vegetable) banyak
digunakan pada motor-motor balap, karena kwalitasnya melebihi oli
mineral. Oli synthetic banyak digunakan pada pesawat-pesawat terbang.
Sistem Pelumasan dan Pendinginan 389
2. Jenis MM
Jenis ini digunakan pada mesin-mesin bensin dengan kerja yang
sedang dan olinya mengandung additive yang dapat mencegah
karat pada mesin.
3. Jenis MS
Digunakan pada mesin-mesin bensin yang kerjanya cukup berat.
4. Jenis DG
Digunakan pada mesin diesel dan mesin bensin, oli ini
mengandung zat anti karat dan juga mengandung detergent guna
mencegah pembentukan karbon/arang pada ruang bakar atau
bagian mesin lainnya.
5. Jenis DM
Digunakan untuk mesin diesel dan mesin bensin yang bekerja
berat, oli ini mengandung zat yang terdapat pada DG ditambah
dengan Pour poit depressant yang dapat membuat oli ini tahan
akan temperatur yang tinggi. Oli ini dapat juga disebut oli yang
bermutu tinggi (High grade oil)
6. Jenis DS
Oli ini khusus untuk mesin diesel dan mengandung bermacam-
macam zat tambahan sehingga mutunya baik sekali dan harganya
cukup mahal.
Gambar 9.14 Pemeriksaan jumlah oli pada bak engkol (karter) bisa
dilihat dengan batang pengukurnya (1). Jumlah oli harus ada di
antara batas atas (2) dan batas bawah (3)
G. SISTEM PENDINGINAN
Thermostaat
Bila mesin terlalu panas atau terlalu dingin, maka mesin sepeda
motor akan mengalami bermacam-macam gangguan.
Gangguan yang diakibatkan karena terjadinya kelebihan panas
(overheating) pada mesin adalah sebagai berikut:
a. Bagian atas piston dapat berubah bentuk apabila suhunya terlalu
tinggi dan kehilangan kekuatannya. Sebagai contoh pada
aluminium. Kekuatannya akan hilang kira-kira sepertiganya pada
suhu 3000 C bila dibandingkan pada suhu normal.
b. Gerakan komponen-komponen engine akan terhalang karena
ruang bebas (clearence) semakin kecil disebabkan pemuaian dari
komponen mesin yang menerima panas berlebihan.
c. Akan timbul tegangan thermal yang dihasilkan oleh panas karena
perubahan suhu dari suatu tempat ketempat lain. Sehingga
silinder menjadi tidak bulat akibat deformasi thermal. Hal ini
menyebabkan ring piston patah dan piston macet.
d. Berpengaruh terhadap thermal resistence bahan pelumas. Jika
suhu naik sampai 2500 C pada alur ring piston, pelumas berusaha
menjadi karbon dan ring piston akan macet (Ring stick) sehingga
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada suhu 3000 C
pelumas cepat berubah menjadi hitam dan sifat pelumasnya
turun, piston akan macet sekalipun masih mempuyai clereance.
e. Terjadinya pembakaran yang tidak normal. Motor bensin
cendrung untuk knock. Jika knock terjadi suhu naik pada piston
dan terjadi pembakaran dini (Pre Ignition mudah terjadi).
Pompa air
BAB X
Konstruksi suspensi tipe swing arm adalah dua buah lengan yang
digantung pada rangka dan ujung yanga lain dari suspensi tersebut
menopang roda belakang. Rancangan suspensi belakang tipe swing arm
ditunjukkan oleh gambar 10.6 berikut.
Keterangan gambar:
1. Upper mounting eye
2. Nut
3. Rubber stop
4. Shroud (decorative only)
5. Damper rod
6. Spring
7. Oil seal
8. Inner spring
9. Damper valve
10. Damper piston
11. Spring seat
12. Damper body
13. Compression valve
14. Lower mounting eye
Kontruksi tipe unit swing adalah mesin itu sendiri yang bereaksi
seperti lengan yang berayun. Jadi mesin tersebut yang berayun.
Umumnya suspensi tipe unit swing dipakai pada sepeda motor yang
mempunyai penggerak akhirnya (final drive) memakai sistem poros
penggerak.
C. RANGKA (FRAME)
Tipe rangka
b
Kemudi, Suspensi dan Rangka 413
BAB XI
PERALATAN BENGKEL
Safety pendengaran:
Di bengkel yang bising, alat ini
diperlukan agar telinga tidak
mengalami polusi suara
(mengatasi suara bising)
Sepatu pengaman:
Untuk safety dalam
bekerja
Hydraulic press:
Alat untuk
mempress blok
piston, press klahar.
Peralatan Bengkel 419
3. Kunci-kunci
Feeler : untuk
mengukur (menstel
klep), pengukur
kerenggangan klep dan
busi
Peralatan Bengkel 424
Puller: digunakan
untuk mencabut
benda yang susah
untuk dikeluarkan,
seperti klahar,
bagian-bagian yang
di press.
Puller dengan
2 gigi penjepit Puller dengan 3
gigi penjepit
BAB XII
Agus Setiyono dan Supriyadi, dkk. 1995. Buku Panduan Teknik Reparasi
dan Servis Bengkel Sepeda Motor. Solo: CV Bahagia Pekalongan
____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra
Honda Training Centre.
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka
Solo
Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor
Baru dan Bekas. Jakarta: Puspa swara.
Bosch. ____. Bosch Spark Plugs and Spark Plug Wires Reference Guide.
Bosch
Mas Bagong Mulyono. 2002. Kiat Membeli Sepeda Motor Bekas. Jakarta:
kawan Pustaka
Sudarminto. 1970. Motor Bakar untuk STM Bagian Mesin dan Umum.
Bandung: carya remadja
TAM ____. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor
TAM ____. Training Manual Gasoline Engine Step 2. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor Taslim Rudatin, dkk. 1987. Teknik Reparasi Mesin-
Mesin Mobil dan Motor. Pekalongan: CV. Bahagia Batang
Taufan, Mohammad (2001). Volvo Basic Mechanic Training II. Jakarta:
PT. Intraco Penta, Tbk
Training Center (1995). New Step 1 Training manual. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor.
Yaswaki Kiyaku dan DM. Murdhana. 1994. Cara Praktis Merawat Sepeda
Motor. Bandung: Pustaka Setia
GLOSARI
Bottom Dead Center (BDC) Posisi piston terdekat dari poros engkol.
Piston seakan berhenti pada waktu berba-lik arah ke posisi TDC
(TMB)
Electrolyte Adalah cairan (air keras) pengisi dalam batery yang terdiri dari
asam sulfat dan air aki.
Spark Ignition (SI) motor bakar dengan pembakaran dipicu oleh busi.
Top Dead Center (TDC) posisi piston terjauh dari poros engkol. Piston
seakan berhenti pada waktu berbalik arah ke posisi terdekat dari
poros engkol. Pembakaran tidak terjadi pada waktu posisi terjauh,
melainkan beberapa saat sebelum TDC bila sesudah posisi TDC di
sebut aTDC atau TMA
Octane rating Jumlah bahan bakar octane pada bahan bakar, dipakai
sebagai ukuran nilai oktan. Semakin tinggi NO semakin tinggi
temperatur bakar (knock- resistance)
INDEKS
J L
Jenis poros engkol, 58 lampu jarak, 147
Jet needle, 261 belakang, 147
hazard, 148
K sein, 149
Kapasitas mesin, 20 Langkah, 45
Karakteristik mesin, 27 Lobe, 55
Konsumsi bahan bakar spesifik, logam canister, 179
28
Kecepatan piston, 22 M
Kontruksi kepala silinder mesin 2 Machining, 13
langkah, 38
main nozzle, 260
Kepala silinder, 35
Kecepatan maximum praktis jet, 261
mesin, 29 air jet, 262
Konsumsi bahan bakar spesifik, Massa, 93
28 Mesin, 33
Kecepatan piston, 22 Mekanisme kelistrikan, 19
Keselamatan kerja,1 Membongkar, 12
Kontruksi blok silinder mesin 2 Misfiring, 190
langkah, 38 Multi meter, 218
Kontruksi kepala silinder mesin 4
langkah, 38 N
Kipas radiator, 398 Netral switch, 157
Katup trotel, 260 NTC thermistor, 89
Klakson, 154
Katup samping, 48
O
Korslet, 224
OHV, 50
Karburator, 256
Oli, 388
Koil pengapian, 178 Over revolusion, 29
Knocking, 169 Overheating, 185
Kecepatan piston, 22
Overrunning, 120
kepala kemudi, 403
Knalpot, 301
Kopling, 322 P
Kapasitor, 106 Pelumasan, 373
Kapasitor polar, 106 Pembelajaran berbasis
Kapasitor non polar, 106 kompetensi, 11
katup desmodromic, 78 Pengukuran, 12
Klep harmonika, 75 Perbandingan kompresi, 21
KIPS, 77 Pesawat angkat, 6
Katup (valve), 46 Pilot jet, 261
Katup masuk, 47 air jet, 261
Katup buang, 47 screw, 262
Kepala katup, 48 Pompa air, 398
Korslet, 224 Premium, 248
Karburator, 256
452
T
tahanan total, 94
two leading shoe, 349
Tenaga, 24
Tahanan, 29
Tahapan over size, 37
Torsi, 23
Torsi maximum, 24
Tread, 358
Tubless, 359
Tubeless, 359
Trail, 406
Transistor, 104
Tegangan listrik, 86, 87
Tegangan listrik DC, 87
tegangan listrik AC, 87
Tameng cekung, 48
Tameng cembung, 48
V
variable resistor, 91
Volume runga bakar, 21
Volume langkah, 20
Volume silinder, 21
voltage regulator, 138
Venturi, 256, 260
Vakum, 257
voltage regulator, 138
W
Wax, 276
wheel rim, 355
warning system, 156
Z
Zener diode, 103
Jalius Jama
Jalius Jama
Teknologi
Sepeda