SMK/MAK
jilid 1
Mulyono
Wardaya
Tohadi
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
KELISTRIKAN OTOMOTIF
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Mulyono
Wardaya
Tohadi
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Aniskurlillah
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Intan Sulistyani Widiarti
KATA
PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
PRAKATA
Mulyono
Wardaya
Tohadi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
PRAKATA...................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU...............................................................................xii
PETA KONSEP BUKU................................................................................................xiii
APERSEPSI.............................................................................................................. xiv
DAFTAR ISI
BAB VIII PERBAIKAN DAN OVER HOULE SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL........ 211
A. Sistem Pengapian Konvensional................................................................................... 213
B. Perbaikan Sistem Pengapian Konvensional............................................................... 214
C. Over Houle Sistem Pengapian Konvensional.............................................................. 221
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7.14 Busi Pada Sistem Pengapian Konvensional.............................................. 190
Gambar 7.15 Pemeriksaan Visual Baterai.......................................................................... 191
Gambar 7.16 Pengukuran Berat Jenis Elektrolit Baterai................................................. 193
Gambar 7.17 Pengukuran Tegangan Baterai..................................................................... 193
Gambar 7.18 Pengukuran Kemampuan Baterai................................................................ 194
Gambar 7.19 Pemeriksaan Kontinuitas Pada Kunci Kontak........................................... 194
Gambar 7.20 Pemeriksaan Kontinuitas Kunci Kontak Pada Posisi ACC....................... 195
Gambar 7.21 Pemeriksaan Kontinuitas Kunci Kontak Pada Posisi ON........................ 195
Gambar 7.22 Pemeriksaan Kontinuitas Kunci Kontak Pada Posisi ST.......................... 195
Gambar 7.23 Komponen-Komponen Platina.................................................................... 196
Gambar 7.24 Pengukuran Kapasitas Kapasitor................................................................. 197
Gambar 7.25 Pemeriksaan Kapasitor dengan Multimeter............................................. 197
Gambar 7.26 Pemeriksaan Tahanan Kumparan Primer Pada Koil Pengapian............ 198
..................................................................................................................................................... 198
Gambar 7.27 Pemeriksaan Tahanan Kumparan Sekunder Pada Koil Pengapian...... 198
Gambar 7.28 Pemeriksaan Ballast Pada Koil Pengapian................................................ 199
Gambar 7.29 Pemeriksaan Tegangan Pada Koil Pengapian........................................... 199
Gambar 7.30 Komponen-Komponen Distributor............................................................. 200
Gambar 7.31 Pemeriksaan Bobot Pemaju Pada Sistem Pengapian Konvensional... 200
Gambar 7.32 Pemeriksaan Vacuum Advancer Pada Sistem Pengapian
Konvensional............................................................................................................................ 201
Gambar 7.33 Pemeriksaan Vakum Sistem Pengapian Konvensional Pada
Saat Mesin Hidup..................................................................................................................... 201
Gambar 7.34 Pemeriksaan Selektor Angka Oktan........................................................... 202
Gambar 7.35 Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi Pada Sistem Pengapian
Konvensional............................................................................................................................ 202
Gambar 7.36 Pemeriksaan Busi Pada Sistem Pengapian Konvensional..................... 203
Gambar 7.37 Michael Faraday.............................................................................................. 207
Gambar 8.1 Jaringan Pengkabelan Pada Sistem Pengapian Konvensional................ 212
Gambar 8.2 Wiring Diagram Sistem Pengapian Konvensional..................................... 213
Gambar 8.3 Perbaikan Baterai (Battery)............................................................................. 215
Gambar 8.4 Perbaikan Kunci Kontak (Ignition Switch)................................................... 215
Gambar 8.5 Perbaikan Kontak Pemutus/Platina (Breaker Point).................................. 216
Gambar 8.6 Perbaikan Kapasitor/Kondensator (Capasitor/Condensator)................. 216
Gambar 8.7 Perbaikan Koil Pengapian (Ignition Coil)..................................................... 217
Gambar 8.8 Perbaikan Delco (Distributor)......................................................................... 218
Gambar 8.9 Perbaikan Bobot Pemaju (Centrifugal Advancer)...................................... 218
Gambar 8.10 Perbaikan Vakum Pemaju (Vacuum Advancer)........................................ 219
Gambar 8.11 Perbaikan Pengatur Angka Oktan (Octane Selector).............................. 219
Gambar 8.12 Perbaikan Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Cord)......................... 220
Gambar 8.13 Perbaikan Busi (Spark Plug).......................................................................... 221
Gambar 8.14 Busi Pada Kendaraan...................................................................................... 231
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat-
nya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Perawatan dan Perbaikan Kelistrikan Otomotif ini diharap-
kan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengeta-
huan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum be-
nar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing sa-
ling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempe-
lajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
Lembar Prakti- Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan pe-
kum serta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan dit-
anyakan dan cara menyelesaikannya.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan den-
gan ilmu yang sedang dipelajari.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link dan QR code
sumber belajar.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta didik dalam me-
mahami suatu materi dan dikerjakan secara individu maupun
kelompok (diskusi).
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang su-
Bab dah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru
di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi dan mem-
berikan umpan balik kegiatan belajar mengajar.
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Semester setelah mempelajari materi dalam satu semester.
PETA KONSEP
BUKU
APERSEPSI
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Power window system, central door lock system, wiper system, washer system, power
mirror system, cigarette lighter system, parking camera system, global positioning
system, under vehicle lights.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.2 Kaca Jendela dengan Power Window dan Kaca Jendela Tanpa Power Window
Sumber: http://hdabob.com/windows.htm
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.3 Komponen-Komponen Sistem Pengunci Pintu Terpusat (Central Door Lock System)
Sumber: https://www.walmart.com/ip/Controllers-Motors-Remote-Central-System-Vehicle-Entry-
Locking-Actuator-Universal-Unlock-Truck-Conversion-Door-Lock-Keyless-2-4-Car-SUV-Kit-Vans-
Power/198726145?wmlspartner=wlpa&selectedSellerId=17188
MATERI PEMBELAJARAN
menyeka butiran-butiran air yang berada pada permukaan sebelah luar kaca
depan dan atau kaca belakang pada kendaraan. Butiran-butiran air pada
permukaan bagian luar kaca depan dan kaca belakang dapat terjadi karena
air hujan atau karena dengan sengaja disemprotkan oleh pengemudi melalui
sistem washer. Butiran-butiran air yang terdapat pada permukaan luar kaca
depan maupun kaca belakang kendaraan dapat mengganggu pandangan
pengemudi ketika mengemudikan kendaraan sehingga kondisi pengemudian
kendaraaan rawan kecelakaan. Dengan demikian, keberadaan sistem wiper
dapat mendukung peningkatan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.
Sistem wiper memanfaatkan sebuah motor listrik searah atau
motor DC (direct current) yang dipasangkan pada kolong dashboard kendaraan
untuk menggerakkan mekanisme sistem wiper bagian kaca depan kendaraan.
Sementara kendaraan yang dilengkapi dengan sistem wiper untuk kaca
belakang, motor listrik DC ditempatkan di bawah permukaan body kendaraan
bagian belakang. Untuk mengoperasikan sistem wiper dapat dilakukan oleh
pengemudi melalui sebuah saklar yang ada di ruang kemudi. Saklar sistem
wiper menjadi satu kesatuan (assembly) dengan saklar sistem kelistrikan yang
lain yang biasa disebut dengan saklar kombinasi (combination switch).
Sistem wiper dilengkapi dengan mekanisme yang menggerakkan
karet penyeka air pada permukaan bagian luar kaca. Mekanisme ini mengubah
gerakan putar motor DC menjadi gerakan bolak-balik pada blade karet
penyeka. Kecepatan gerak dari karet penyeka tergantung dari posisi saklar
sistem wiper yang dipilih pengemudi dan disesuaikan dengan tingkat curah
hujan yang terjadi. Tingkatan kecepatan gerak karet penyeka dapat dipilih
pada kecepatan lambat (low), kecepatan tinggi (high) atau intermitten.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.6 Saklar Power Mirror dan Kaca Spion Pada Kendaraan
Sumber: https://www.kia.ca/cadenza
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.8 Kamera Parkir Pada Bumper Belakang dan Monitor di Dalam Ruang Pengemudi
Sumber: https://www.cartoq.com/parking-sensors-reverse-cameras-or-both-which-is-safest-and-most-useful/
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
bawah dashboard dapat dibuat dengan saklar tersendiri atau dengan saklar
yang menyatu dengan sistem lampu kabin sehingga lampu akan menyala
hanya ketika pintu kendaraan terbuka. Sementara itu, lampu kolong yang
ditempatkan pada bagian bawah kendaraan dapat dibuat dengan saklar lampu
tersendiri atau dengan saklar yang menyatu dengan saklar lampu kota/lampu
senja sehingga ketika menyalakan lampu kota/lampu senja lampu kolong
langsung dapat menyala.
Sistem lampu kolong terdiri dari lampu LED yang akan
memancarkan nyala lampu yang mencolok, saklar lampu sebagai pemutus
hubung arus listrik dari baterai menuju lampu, sekring sebagai pengaman
jaringan, kabel penghantar untuk menghubungkan masing-masing komponen,
serta baterai sebagai sumber arus DC.
Gambar 1.10 Lampu Pada Kolong Dashboard dan Lampu Pada Kolong Kendaraan
Sumber: https://www.sekolahkami.com/2020/04/cara-pasang-lampu-kolong-bawah-mobil.html
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
g. Kabel penghubung
Kabel penghubung yang dimaksud pada sistem power window adalah
kabel penghantar yang menghubungkan antara komponen sistem power
window yang satu dengan komponen sistem power window yang lain. Kabel
ini berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari komponen sistem power
window yang satu kepada komponen yang lain. Untuk menghubungkan
masing-masing kabel ini menggunakan metode sambungan socket.
h. Mekanisme dudukan kaca/regulator
Mekanisme dudukan kaca/regulator pada sistem power window
memiliki fungsi untuk mengubah gerakan putar pada motor power window
menjadi gerakan naik pada saat menutup kaca jendela dan gerakan turun
pada saat membuka kaca jendela. Mekanisme dudukan kaca/regulator
diletakkan pada rongga antara bodi pintu kendaraan dan panel pintu
(doortrim). Jumlah mekanisme dudukan kaca/regulator sama dengan
jumlah motor power window atau jumlah pintu yang menggunakan sistem
power window.
2. Sistem Kelistrikan Pengunci Pintu Terpusat (Central Lock System)
Sistem kelistrikan pengunci pintu terpusat (central lock system) memiliki
komponen-komponen sebagai berikut.
a. Baterai (battery)
Baterai pada sistem central lock memiliki fungsi untuk memberikan
arus listrik pada kumparan/lilitan lock actuator agar inti kumparan menjadi
magnet sehingga dapat menarik mekanisme tuas pengunci. Baterai
menampung energi listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian ketika
mesin kendaraan berputar. Energi yang disimpan pada baterai digunakan
untuk mengoperasikan berbagai komponen kelistrikan yang ada pada
kendaraan, termasuk lock actuator pada sistem central lock. Ada berbagai
posisi penempatan baterai pada sesuai dengan konstruksi kendaraan,
misalnya di bagian bawah kolong body atau di ruang mesin kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Sekring pada sistem central lock memiliki fungsi sebagai pengaman
untuk komponen-komponen central lock. Apabila terjadi hubung singkat
(korsleting) pada sistem central lock dengan sendirinya sekring akan
putus sehingga aliran listrik pada sistem central lock terhenti. Kondisi ini
membuat komponen-komponen sistem central lock dapat terhindar dari
kebakaran dan kerusakan. Penempatan sekring pada kendaraan tersusun
dalam kotak sekring (fuse box) yang diletakkan di ruang mesin berdekatan
dengan baterai atau di kolong dashboard kendaraan.
c. Modul central lock
Modul central lock merupakan komponen dari sistem central lock yang
berfungsi untuk mengolah berbagai informasi yang berhubungan dengan
sistem central lock. Modul central lock menerima masukan-masukan dari
remote control, jarak tempuh kendaraan, dan getaran. Berbagai masukan
dari komponen-komponen tersebut akan diolah oleh modul central lock
untuk selanjutnya akan memerintahkan lock actuator menggerakkan
mekanisme pengunci untuk mengunci pintu atau membuka kunci pintu.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Kabel penghubung pada sistem central lock berfungsi sebagai
penghantar arus listrik dari sumber arus (baterai) menuju komponen-
komponen sistem central lock yang lain. Kabel penghubung terbuat dari
tembaga yang diberi lapisan isolasi untuk mencegah hubung singkat
antarkabel. Dipilih bahan tembaga karena bahan ini memiliki nilai tahanan
yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan lainnya.
g. Mekanisme tuas pengunci
Mekanisme tuas pengunci pada sistem central lock berfungsi untuk
meneruskan gerakan lock actuator ke posisi penguncian terhadap pintu
pengemudi maupun pintu penumpang. Apabila kumparan pada lock
actuator dialiri arus listrik, inti dari lock actuator akan berubah menjadi
magnet dan menarik mekanisme tuas pengunci pada posisi penguncian.
Mekanisme tuas pengunci terletak pada masing-masing pintu kendaraan
yang dibautkan pada ruangan antara bodi pintu dan panel pintu (doortrim).
3. Sistem Kelistrikan Penghapus Kaca (Wiper System)
Sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system) memiliki komponen-
komponen sebagai berikut.
a. Baterai (battery)
Baterai pada sistem wiper berfungsi untuk menyediakan arus
listrik yang akan digunakan untuk mengoperasikan motor wiper. Baterai
menyediakan arus listrik searah atau arus DC (direct current) yang akan
disuplai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk semua komponen
kelistrikan termasuk sistem wiper. Untuk menghidari drop tegangan maka
pada kendaraan dilengkapi dengan sistem pengisian yang akan mengisi
baterai ketika mesin kendaraan dioperasikan.
b. Sekring (fuse)
Sekring pada sistem wiper memiliki fungsi sebagai pengaman untuk
komponen-komponen sistem wiper terutama saklar wiper dan motor
wiper. Apabila terjadi hubung singkat (korsleting) pada sistem wiper
dengan sendirinya sekring akan putus sehingga aliran listrik pada sistem
wiper terhenti. Kondisi ini membuat komponen-komponen sistem wiper
yang lain dapat terhindar dari kebakaran dan kerusakan yang lebih parah.
Penempatan sekring pada kendaraan tersusun dalam kotak sekring (fuse
box) yang diletakkan di ruang mesin berdekatan dengan baterai atau di
kolong dashboard kendaraan.
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kunci kontak pada sistem wiper berfungsi untuk menghubungkan
arus listrik dari baterai menuju saklar wiper. Arus listrik dari baterai dapat
terhubung ke sistem wiper ketika kunci kontak pada posisi ON dan ACC,
sedangkan pada posisi OFF dan START arus listrik dari baterai ke sistem
wiper terputus. Kunci kontak diletakkan dekat dengan pengemudi untuk
memudahkan pengoperasiannya, yaitu di bawah roda kemudi sebelah
kanan.
d. Saklar wiper (wiper switch)
Saklar wiper (wiper switch) memiliki fungsi untuk memutus-hubungkan
MATERI PEMBELAJARAN
arus listrik dari terminal ACC pada kunci kontak menuju motor wiper. Saklar
wiper menjadi satu kesatuan dengan saklar sistem kelistrikan yang lain
dalam bentuk unit saklar kombinasi (combination switch). Saklar wiper
terletak di bawah roda kemudi sebelah kiri. Untuk mengoperasikan saklar
wiper dengan cara menekan tuas saklar ke atas atau ke bawah untuk
memilih kecepatan putar motor wiper. Namun, ada juga saklar wiper yang
pengoperasiannya dengan cara diputar sekali, dua kali atau tiga kali untuk
memilih kecepatan putar motor wiper.
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Kabel penghubung berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
sumber arus (baterai) menuju komponen-komponen sistem wiper yang lain.
Kabel penghubung terbuat dari tembaga yang diberi lapisan isolasi untuk
mencegah hubung singkat antarkabel. Dipilih bahan tembaga karena bahan
ini memiliki nilai tahanan yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan
lainnya.
g. Mekanisme penggerak
Mekanisme penggerak pada sistem wiper berfungsi untuk meneruskan
gerakan motor wiper kepada wiper blade sekaligus mengubah gerakan
putar motor wiper menjadi gerakan menyapu bolak-balik pada wiper
blade. Mekanisme penggerak sistem wiper tersusun dari beberapa batang
penggerak yang satu sama lain terangkai secara fleksibel seperti engsel.
Gerakan putar motor wiper diubah menjadi gerakan ayunan pada ujung
batang penggerak.
h. Karet penghapus (wiper blade)
Karet penghapus (wiper blade) memiliki fungsi untuk menyeka
butiran-butiran air hujan atau air yang disemprotkan oleh sistem washer
pada permukaan kaca bagian luar. Gerakan bolak-balik wiper blade akan
mengikis butiran air pada permukaan kaca sehingga permukaan kaca tetap
bersih dan tembus pandang.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sekring (fuse)
Sekring pada sistem washer memiliki fungsi sebagai pengaman untuk
komponen-komponen sistem washer. Apabila terjadi hubung singkat
(korsleting) pada sistem washer dengan sendirinya sekring akan putus
sehingga aliran listrik pada sistem washer terhenti. Kondisi ini membuat
komponen-komponen sistem washer dapat terhindar dari kebakaran dan
kerusakan. Penempatan sekring pada kendaraan tersusun dalam kotak
sekring (fuse box) yang diletakkan di ruang mesin berdekatan dengan
baterai atau di kolong dashboard kendaraan.
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kunci kontak pada sistem washer berfungsi untuk menghubungkan
arus listrik dari baterai menuju saklar washer. Arus listrik dari baterai dapat
terhubung ke sistem washer ketika kunci kontak pada posisi ON dan ACC,
sedangkan pada posisi OFF dan START arus listrik dari baterai ke sistem
washer terputus. Kunci kontak diletakkan di bawah roda kemudi sebelah
kanan, dekat dengan kursi pengemudi.
d. Saklar washer (washer switch)
Saklar washer (washer switch) memiliki fungsi untuk memutus-
hubungkan arus listrik dari terminal ACC kunci kontak menuju pompa air
yang menempel pada tabung penampung air. Saklar washer (washer switch)
terletak pada ujung saklar wiper yang pengoperasiannya dilakukan dengan
cara menekan tombol saklar. Saklar washer (washer switch) menjadi satu
kesatuan dengan saklar sistem kelistrikan yang lain dalam bentuk saklar
kombinasi (combination switch). Dengan menekan saklar washer (washer
switch) pompa air akan berputar dan air akan menyemprot pada permukaan
kaca bagian luar.
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Kabel penghubung berfungsi sebagai kabel penghantar yang
menghubungkan antara komponen kelistrikan yang satu dengan komponen
kelistrikan yang lain pada sistem washer. Kabel penghubung terbuat dari
bahan tembaga yang dilapisi bahan isolasi untuk mencegah terjadinya
hubung singkat antar kabel.
g. Tabung penampung air (water reservoir tank)
Tabung penampung air pada sistem washer memiliki fungsi untuk
menampung air yang digunakan sebagai cadangan air bersih. Air bersih yang
ditampung pada tabung penampung air akan berkurang volumenya setiap
dioperasikan sistem washer. Sebagai solusi untuk mencegah kehabisan air
pembersih, tabung penampung harus selalu diperiksa dan ditambahkan air
bersih apabila volumenya berkurang.
MATERI PEMBELAJARAN
i. Neeple penyemprot
Neeple penyemprot pada sistem washer memiliki fungsi untuk
menyemprotkan air pembersih pada permukaan kaca bagian luar. Neeple
penyemprot memiliki satu atau lebih lubang penyemprot yang berdiameter
kecil sehingga tekanan air pada lubang meningkat dan air pembersih dapat
disemprotkan pada permukaan kaca.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Kabel penghubung berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
sumber arus (baterai) menuju komponen-komponen sistem power mirror
yang lain. Kabel penghubung terbuat dari tembaga yang diberi lapisan
isolasi untuk mencegah hubung singkat antarkabel. Dipilih bahan tembaga
karena bahan ini memiliki nilai tahanan yang relatif kecil dibandingkan
dengan bahan lainnya.
g. Mekanisme penggerak
Mekanisme penggerak pada sistem power mirror berfungsi untuk
mengubah gerakan putar pada motor penggerak menjadi gerakan vertikal
maupun gerakan horisontal pada dudukan kaca spion dan gerakan membuka
atau menutup pada bodi spion. Mekanisme penggerak terdiri dari gigi-gigi
penggerak maupun gigi-gigi yang digerakkan.
6. Sistem Pemantik Rokok (Cigarette Lighter System)
Sistem pemantik rokok (cigarette lighter system) memiliki komponen-
komponen sebagai berikut.
a. Baterai (battery)
Baterai pada sistem pemantik rokok (cigarette lighter system) memiliki
fungsi untuk memberikan arus listrik kepada terminal dudukan pemantik
rokok. Baterai menampung energi listrik yang dihasilkan oleh sistem
pengisian ketika mesin kendaraan berputar. Energi yang disimpan pada
baterai digunakan untuk mengoperasikan berbagai komponen kelistrikan
yang ada pada kendaraan, termasuk menyuplai kebutuhan listrik pada
sistem pemantik rokok. Penempatan baterai pada kendaraan ada berbagai
posisi sesuai dengan konstruksi kendaraan, misalnya di bagian bawah
kolong body atau di ruang mesin kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Sekring pada sistem pemantik rokok memiliki fungsi sebagai pengaman
untuk komponen-komponen sistem pemantik rokok. Apabila terjadi hubung
singkat (korsleting) pada sistem pemantik rokok dengan sendirinya sekring
akan putus sehingga aliran listrik pada sistem pemantik rokok terhenti.
Kondisi ini membuat komponen-komponen sistem pemantik rokok dapat
terhindar dari kebakaran dan kerusakan.
c. Dudukan pemantik rokok
Dudukan pemantik rokok berfungsi sebagai perpanjangan terminal
positif dan terminal negatif pada baterai. Dudukan pemantik rokok berupa
lubang dengan pusat lubang sebagai terminal positif (+) dan dinding lubang
sebagai terminal negatif (-). Dudukan pemantik rokok dapat digunakan
sebagai stop contack untuk pemantik rokok atau untuk charger peralatan
komunikasi.
MATERI PEMBELAJARAN
d. Pemantik rokok
Pemantik rokok berfungsi untuk mengubah energi listrik baterai
menjadi energi panas pada penghantar gulungan wolfram yang berada pada
ujung pemantik rokok. Apabila gulungan wolfram dialiri arus listrik maka
wolfram akan menjadi panas dan membara sehingga mampu digunakan
untuk menyulut rokok.
e. Kabel penghubung
Kabel penghubung berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
sumber arus (baterai) menuju terminal positif (+) maupun terminal negatif
(-) pada dudukan pemantik rokok. Kabel penghubung terbuat dari tembaga
yang diberi lapisan isolasi untuk mencegah hubung singkat antarkabel.
Dipilih bahan tembaga karena bahan ini memiliki nilai tahanan yang relatif
kecil dibandingkan dengan bahan lainnya.
7. Sistem Kamera Parkir (Parking Camera System)
Sistem kamera parkir (parking camera system) memiliki komponen-
komponen sebagai berikut.
a. Baterai (battery)
Baterai pada sistem kamera parkir (parking camera system) memiliki
fungsi untuk memberikan arus listrik kepada komponen-komponen sistem
MATERI PEMBELAJARAN
kamera parkir seperti head unit dan unit kamera. Baterai menampung
energi listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian ketika mesin
kendaraan berputar. Energi yang disimpan pada baterai digunakan untuk
mengoperasikan berbagai komponen kelistrikan yang ada pada kendaraan,
termasuk komponen kelistrikan kamera parkir. Penempatan baterai pada
kendaraan ada berbagai posisi sesuai dengan konstruksi kendaraan,
misalnya di bagian bawah kolong bodi atau di ruang mesin kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Sekring pada sistem kamera parkir memiliki fungsi sebagai pengaman
untuk komponen-komponen sistem kamera parkir. Apabila terjadi hubung
singkat (korsleting) pada sistem kamera parkir dengan sendirinya sekring
akan putus sehingga aliran listrik pada sistem kamera parkir terhenti.
Kondisi ini membuat komponen-komponen sistem kamera parkir dapat
terhindar dari kebakaran dan kerusakan.
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kunci kontak pada sistem kamera parkir berfungsi untuk
menghubungkan arus listrik dari baterai menuju terminal ON dan atau
terminal ACC dan akan diteruskan menuju kamera parkir, head unit dan
saklar mundur pada rumah transmisi. Arus listrik dari baterai dapat
terhubung ke sistem kamera parkir ketika kunci kontak pada posisi ON dan
ACC, sedangkan pada posisi OFF dan START arus listrik dari baterai ke sistem
kamera parkir terputus.
d. Saklar mundur
Saklar mundur selain digunakan untuk menghubungkan sumber
arus listrik (baterai) dengan lampu mundur juga memiliki fungsi untuk
menghubungkan sumber arus listrik (baterai) dengan head unit dan kamera
mundur. Ketika tuas transmisi diarahkan pada posisi mundur saklar mundur
akan mengaktifkan lampu mundur, head unit, dan kamera mundur.
e. Lampu mundur
Lampu mundur pada sistem kamera parkir berfungsi untuk memberikan
intensitas penerangan di bagian belakang kendaraan ketika kendaraan
berjalan mundur. Lampu mundur akan menyala ketika tuas transmisi
diposisikan pada posisi R (reserve). Lampu mundur diletakkan di bagian
belakang kendaraan menjadi satu kesatuan dengan lampu belakang atau
terpisah di bawah bumper belakang kendaraan.
f. Kamera parkir
Kamera parkir berfungsi untuk mendeteksi suatu benda di belakang
kendaraan agar dapat dilihat oleh pengemudi melalui head unit yang
ditempatkan pada dashboard kendaraan. Kamera parkir akan menyensor
semua benda yang berada di sekitar kamera dengan jarak tertentu. Jauh
dekatnya jarak antara kendaraan dengan benda dapat diprediksi dengan
durasi dan intensitas suara yang disampaikan oleh sistem. Kamera yang
dipasang pada sistem kamera parkir berupa sebuah kamera di tengah
bumper belakang atau beberapa kamera dengan posisi menyesuaikan.
MATERI PEMBELAJARAN
h. Kabel penghubung
Kabel penghubung berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
sumber arus (baterai) menuju komponen-komponen sistem kamera parkir
yang membutuhkan arus listrik. Kabel penghubung terbuat dari tembaga
yang diberi lapisan isolasi untuk mencegah hubung singkat antarkabel.
Dipilih bahan tembaga karena bahan ini memiliki nilai tahanan yang relatif
kecil dibandingkan dengan bahan lainnya.
i. Kabel optik
Kabel optik berfungsi untuk menghubungkan unit kamera dengan
head unit agar sinyal optik dapat diteruskan dari kamera menuju head
unit. Dengan menggunakan kabel optik gambar situasi bagian belakang
kendaraan dapat ditampilkan pada head unit yang dapat membantu
pengemudi untuk mengarahkan kendaraan ketika parkir.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sekring (fuse)
Perawatan sekring (fuse) meliputi kegiatan memastikan sekring
tidak putus dengan cara mencabut sekring dari dudukannya dan melihat
secara visual kondisi sekring serta membersihkan terminal dudukan
sekring dari endapan oksidasi dan karat yang mungkin timbul pada
terminal.
c. Kunci kontak (ignition switch)
Perawatan kunci kontak (ignition switch) meliputi kegiatan
membersihkan konektor kabel yang menghubungkan kabel-kabel kunci
kontak dengan kabel bodi, menguatkan hubungan antara kabel-kabel
pada kunci kontak dan kabel bodi dengan cara menekan konektor agar
dapat terhubung dengan baik.
d. Saklar mundur (reserve switch)
Perawatan yang dapat dilakukan pada saklar mundur (reserve
switch) adalah membersihkan konektor kabel pada saklar dari debu dan
kotoran yang menempel, membersihkan terminal-terminal pada konektor
dari karat, menguatkan sambungan antar konektor saklar dengan konektor
kabel bodi.
e. Lampu mundur (reserve lamp)
Perawatan terhadap lampu mundur (reserve lamp) meliputi
pekerjaan membersihkan mika lampu dari debu dan kotoran,
membersihkan dudukan lampu dari kotoran atau karat, membersihkan
konektor sambungan kabel dari debu dan kotoran lain, membersihkan
terminal pada konektor dari karat, serta menguatkan hubungan antara
konektor lampu dengan konektor pada kabel bodi.
f. Kamera (camera)
Perawatan kamera dapat dilakukan dengan cara membersihkan
permukaan kamera dari debu dan kotoran yang menempel, membersihkan
konektor dari debu dan kotoran, membersihkan terminal dari karat dan
kotoran, serta menguatkan hubungan konektor kabel kamera dengan
konektor pasangannya.
g. Layar penampil (head unit)
Perawatan terhadap head unit dapat dilakukan dengan
membersihkan permukaan head unit dari debu-debu yang menempel
serta membersihkan konektor-konektor kabel penghubung dari debu
atau karat.
h. Kabel penghubung
Perawatan kabel penghubung pada sistem kamera parkir
meliputi kegiatan pemeriksaan kondisi kabel dari kemungkinan
terkelupas, terbakar, terjepit atau kondisi tidak layak pakai karena faktor
umur kabel penghantar.
i. Kabel optik
Perawatan terhadap kabel optik dapat dilakukan dengan
memeriksa kondisi sambungan-sambungan dengan kamera maupun
dengan head unit serta memastikan kabel tidak terjepit, terkelupas,
terlepas sambungannya.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Peserta didik dapat merangkai rangkaian power window.
2. Peserta didik dapat menentukan kerusakan yang terjadi pada power
window.
3. Peserta didik dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada power
window.
4. Peserta didik dapat mengecek kembali hasil rangkaian dari power
window.
B. Alat dan bahan
1. Stand peralatan power window
2. Kabel-kabel
LEMBAR PRAKTIKUM
3. Multimeter
4. Baterai
5. Isolasi
6. Tang crimping
C. Keselamatan kerja
1. Hati-hati terhadap korsleting.
2. Lakukan pekerjaan sesuai perintah kerja.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
D. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Rangkailah rangkaian sistem power window untuk dua pintu depan
kanan dan kiri, pintu kanan sebagai pintu driver dan pintu kiri sebagai
pintu passenger. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Sumber: https://www.autoexpose.org/2018/07/power-window-mobil.html
LEMBAR PRAKTIKUM
yang dapat mengontrol dua sisi motor power window sekaligus, yaitu
motor pada sisi pengemudi maupun motor pada sisi penumpang.
d. Passenger power window switch merupakan saklar yang berada pada
sisi penumpang (passenger), yaitu pada pintu depan sebelah kiri.
Saklar ini hanya bisa mengontrol power window pada sisi penumpang
saja.
3. Periksa tegangan pada saklar agar kurang lebih sama dengan pada
baterai.
4. Apabila tegangan terlalu rendah, kencangkan kabel-kabel yang
disambung.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
g. Sistem kamera parkir (parking camera system) yang berfungsi untuk melihat
bagian belakang atau sekitar kendaraan dari ruang kemudi ketika kendaraan
akan parkir.
h. Sistem penentu posisi/letak kendaraan (global positioning system) yang
memiliki fungsi untuk mengetahui letak koordinat kendaraan di permukaan
bumi.
i. Sistem lampu kolong kendaraan (under vehicle lights) yang berfungsi
untuk meningkatkan tampilan atau nilai estetika pada kendaraan karena
keberadaan sistem lampu kolong dapat memperindah tampilan kendaraan.
3. Komponen sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping (power
window system), antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak
(ignition switch), saklar pengemudi (drive switch), saklar penumpang (passanger
switch), motor listrik (electric motor), kabel penghubung, dan mekanisme
dudukan kaca/regulator.
4. Komponen sistem kelistrikan pengunci pintu terpusat (central lock system),
antara lain baterai (battery), sekring (fuse), modul central lock, lock actuator
utama, lock actuator tambahan, kabel penghubung, dan mekanisme tuas
pengunci.
5. Komponen sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system), antara lain
baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch), saklar wiper
(wiper switch), motor wiper (wiper motor), kabel penghubung, dan mekanisme
penggerak serta karet penghapus (wiper blade).
6. Komponen sistem penyemprot kaca (washer system), antara lain baterai
(battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch), saklar washer (washer
switch), motor pompa air (water pump motor), kabel penghubung, tabung
penampung air (water reservoir tank), pipa/selang air (water pipe), dan neeple
penyemprot.
7. Komponen sistem kelistrikan pengatur posisi kaca spion (power mirror system),
antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch),
saklar power mirror, motor penggerak power mirror, kabel penghubung, dan
mekanisme penggerak.
8. Komponen sistem pemantik rokok (cigarette lighter system), antara lain baterai
(battery), sekring (fuse), dudukan pemantik rokok, pemantik rokok, dan kabel
penghubung.
9. Komponen sistem kamera parkir (parking camera system), antara lain baterai
(battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch), saklar mundur, lampu
mundur, kamera parkir, layar penampil (head unit), kabel penghubung, dan
kabel optik.
10. Komponen sistem penentu posisi/letak kendaraan/gps (global positioning
system), antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition
switch), satelit-gps tracker, pengontrol, receiver-layar penampil, dan kabel
penghubung.
11. Komponen sistem lampu kolong kendaraan (under vehicle lights), antara lain
baterai (battery), sekring (fuse), saklar (switch), lampu led (light emitting diode),
dan kabel penghubung.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PEMASANGAN
SISTEM PERBAIKAN SISTEM
SISTEM
KELISTRIKAN DAN KELISTRIKAN DAN
KELISTRIKAN DAN
KELENGKAPAN KELENGKAPAN
KELENGKAPAN
TAMBAHAN TAMBAHAN
TAMBAHAN
KATA KUNCI
Battery, fuse, ignition switch, driver switch, passanger switch, electric motor, modul
central lock, lock actuator utama, lock actuator tambahan, wiper switch, wiper motor,
washer switch, saklar mundur, head unit, optical cable, GPS tracker, light emitting
diode.
PENDAHULUAN
Gambar 2.1 Sistem kelistrikan dan Kelengkapan Tambahan (Accessories) Pada Sebuah Kendaraan
Sumber: Dokumen Penulis
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk untuk
sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping (power window
system). Perbaikan terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai
dari kendaraan, menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk
mengetahui kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai,
mengganti cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru,
melakukan pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery
charger, memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil
pemeriksaan baterai dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka
baterai dapat dipasang pada kendaraan dan dapat digunakan kembali.
Namun, apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi
disarankan untuk dilakukan penggantian baterai kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem kelistrikan
pembuka dan penutup kaca samping (power window system) meliputi
kerusakan karena dudukan sekring meleleh karena panas atau kerusakan
karena sekring putus. Kerusakan karena dudukan sekring yang meleleh
dapat diperbaiki dengan cara mengganti dudukan sekring dengan
spare part yang baru. Sementara kerusakan karena sekring putus dapat
diperbaiki melalui penggantian sekring dengan nilai ampere sesuai
dengan spesifikasi pada sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca
samping (power window system).
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kerusakan yang terjadi pada kunci kontak dapat terjadi karena
komponen ini tidak dapat menghubungkan antara terminal B dengan
terminal ACC pada saat anak kunci kontak diputar posisi ON atau diputar
posisi ACC sehingga sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping
MATERI PEMBELAJARAN
(power window system) tidak bekerja. Solusi perbaikan yang paling tepat
untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian kunci
kontak dengan unit kunci kontak yang baru.
d. Saklar pengemudi (driver switch)
Kerusakan yang dapat terjadi pada saklar pengemudi (driver
switch) sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping (power
window system), antara lain keausan kontak-kontak penghubung pada
mekanisme saklar dan kondisi pegas-pegas saklar yang lemah. Perbaikan
yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan tersebut
dengan cara mengganti unit saklar pengemudi (driver switch). Sementara
untuk kerusakan karena tidak maksimalnya arus positif dari baterai
menuju motor power window dapat diatasi dengan penambahan relay.
e. Saklar penumpang (passanger switch)
Kerusakan yang terjadi pada saklar penumpang (passanger
switch) sistem kelistrikan power window dan solusi perbaikan yang dapat
dilakukan sama dengan kerusakan dan perbaikan pada saklar pengemudi,
bahkan lebih sederhana karena kontak-kontak penghubung lebih sedikit
jumlahnya. Kerusakan tersebut antara lain keausan kontak-kontak
penghubung pada mekanisme saklar dan kondisi pegas saklar yang lemah.
Perbaikan yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan
tersebut dengan cara mengganti unit saklar pengemudi (driver switch).
Sementara kerusakan karena tidak maksimalnya arus positif dari baterai
menuju motor power window dapat diatasi dengan penambahan relay.
f. Motor listrik (electric motor)
Kerusakan yang mungkin terjadi pada motor listrik (electric
motor) sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping (power
window system) antara lain keausan pada sikat-sikat komutator motor
pada lilitan penghantar dan kerusakan mekanis lainnya. Keausan sikat
(brushes) dapat diperbaiki dengan melakukan penggantian unit sikat,
sedangkan kerusakan karena terbakarnya lilitan dan kerusakan mekanis
lain dapat diatasi dengan mengganti unit motor power window.
g. Kabel penghubung
Permasalahan pada kabel penghubung sebagai penghantar
pada sistem kelistrikan khususnya jaringan sistem power window adalah
kabel putus atau kualitas kabel sudah berkurang karena timbulnya
endapan kotoran di sepanjang permukaan tembaga sebagai akibat usia
pemakaian. Perbaikan yang dapat dilakukan apabila kabel putus yakni
dengan cara penyambungan. Sedangkan kerusakan akibat kualitas kabel
yang menurun dapat dilakukan dengan mengganti kabel.
h. Mekanisme dudukan kaca/regulator
Kerusakan yang dapat terjadi pada mekanisme dudukan kaca/
regulator sistem power window didominasi oleh besarnya gerak bebas
antara sambungan pada mekanisme sehingga kaca jendela tidak dapat
bergerak dengan baik pada alurnya. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kerusakan ini adalah dengan cara melakukan penggantian unit
mekanisme dudukan kaca/regulator.
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk untuk
sistem kelistrikan pengunci pintu terpusat (central lock system). Perbaikan
terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan,
menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai, mengganti
cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan
pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery charger,
memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan
baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai
dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk melakukan
penggantian baterai kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem kelistrikan
pengunci pintu terpusat (central lock system) meliputi kerusakan karena
dudukan sekring meleleh karena panas atau kerusakan karena sekring
putus. Kerusakan karena dudukan sekring yang meleleh dapat diperbaiki
dengan cara mengganti dudukan sekring dengan spare part yang
baru. Sementara kerusakan karena sekring putus dapat diatasi dengan
melakukan penggantian sekring dengan nilai ampere sesuai dengan
spesifikasi pada sistem kelistrikan pengunci pintu terpusat (central lock
system).
c. Modul central lock
Modul central lock merupakan komponen sistem central lock
yang terdiri dari rangkaian komponen elektronik yang terintegrasi.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk
untuk sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system). Perbaikan
terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan,
menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai, mengganti
cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan
pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery charger,
memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan
baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai
dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk melakukan
penggantian baterai kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem kelistrikan
penghapus kaca (wiper system) meliputi kerusakan akibat dudukan
sekring meleleh karena panas atau kerusakan karena sekring putus.
Kerusakan karena dudukan sekring yang meleleh dapat diperbaiki dengan
cara mengganti dudukan sekring dengan spare part yang baru. Sedangkan
kerusakan karena sekring putus dapat diatasi dengan melakukan
penggantian sekring dengan nilai ampere sesuai dengan spesifikasi pada
sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system).
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kerusakan yang terjadi pada kunci kontak dapat terjadi karena
komponen ini tidak dapat menghubungkan antara terminal B dengan
terminal ACC pada saat anak kunci kontak diputar posisi ON atau diputar
posisi ACC sehingga sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system)
tidak bekerja. Solusi perbaikan yang paling tepat untuk mengatasi
permasalahan ini adalah melakukan penggantian kunci kontak dengan
unit kunci kontak yang baru.
d. Saklar wiper (wiper switch)
Kerusakan saklar wiper (wiper switch) yang sering terjadi
adalah keausan kontak-kontak penghubung pada saklar. Kondisi ini dapat
mengakibatkan saklar tidak dapat menghubungkan atau meneruskan arus
listrik dari baterai menuju motor wiper sehingga sistem wiper tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah
melakukan penggantian unit saklar wiper untuk jenis saklar yang terpisah
dan penggantian unit saklar kombinasi (combination switch) untuk jenis
saklar yang menyatu dengan saklar sistem kelistrikan lain.
e. Motor wiper (wiper motor)
Kerusakan motor wiper meliputi kerusakan pada lilitan
kumparan motor, keausan sikat-sikat penghantar (brushes) dan kerusakan
mekanis lainnya. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat mengakibatkan
MATERI PEMBELAJARAN
putaran motor wiper lambat atau bahkan motor tidak dapat berputar
sama sekali. Untuk kerusakan karena keausan sikat-sikat penghantar
dapat dilakukan perbaikan dengan penggantian unit sikat, sedangkan
kerusakan-kerusakan karena penyebab lain, perbaikan yang lebih efisien
adalah melakukan penggantian unit motor wiper.
f. Kabel penghubung
Kerusakan kabel penghubung sistem wiper berupa kabel putus
dan kualitas kabel sudah berkurang karena timbulnya endapan kotoran
di sepanjang penghantar kabel akibat usia pemakaian. Perbaikan yang
dapat dilakukan apabila kabel putus, yakni dengan cara penyambungan.
Sementara kerusakan akibat kualitas kabel yang menurun dapat diatasi
dengan melakukan penggantian kabel penghantar.
g. Mekanisme penggerak
Mekanisme penggerak wiper tersusun dari beberapa batangan
besi yang disambung mengengsel. Kerusakan yang terjadi adalah keausan
pada sambungan-sambungan yang mengakibatkan besarnya gerak bebas
yang terjadi. Kerusakan ini menyebabkan suara hentakan yang kasar pada
sistem wiper dan gerakan wiper blade yang tidak stabil. Perbaikan yang
paling tepat untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengganti
unit mekanisme penggerak sistem wiper.
h. Karet penghapus
Permasalahan pada karet penghapus diantaranya kondisi karet
yang mengeras atau karet sobek. Karet mengeras dan sobek disebabkan
karena usia pemakaian komponen. Kedua jenis kerusakan tersebut dapat
diatasi dengan cara penggantian karet penghapus atau penggantian unit
wiper blade.
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Kerusakan kabel penghubung pada sistem washer adalah kabel
putus atau kualitas kabel sudah berkurang karena timbulnya endapan
kotoran di sepanjang permukaan penghantar akibat usia pemakaian.
Perbaikan yang dapat dilakukan apabila kabel putus dapat dilakukan
dengan cara penyambungan. Sementara kerusakan akibat kualitas kabel
yang menurun dapat dilakukan dengan mengganti kabel penghantar.
g. Tabung penampung air
Kerusakan yang mungkin terjadi pada tabung penampung
air adalah kebocoran tabung. Kerusakan ini menyebabkan air cadangan
untuk sistem washer tidak dapat disimpan pada tabung penampung dan
tentu saja mengganggu kinerja sistem washer. Perbaikan yang tepat untuk
mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian unit tabung
penampung air bersih.
h. Selang saluran air
Kerusakan pada selang air sistem washer adalah kebocoran
karena tertekuk atau karena usia part yang sudah usang. Penggantian unit
selang air merupakan solusi perbaikan yang harus dilakukan.
i. Neeple penyemprot
Keausan pada ujung neeple penyemprot menyebabkan air
pembersih tidak dapat disemprotkan dengan maksimal pada permukaan
kaca karena tekanan yang rendah. Solusi perbaikan yang paling tepat
untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian unit
neeple penyemprot.
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk
untuk sistem kelistrikan pengatur posisi kaca spion (power mirror system).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghubung
Permasalahan kabel penghubung sistem power mirror adalah
kabel putus atau kualitas kabel menurun karena timbulnya endapan
kotoran di sepanjang kabel tembaga akibat usia pemakaian. Perbaikan
yang dapat dilakukan apabila kabel putus dapat dilakukan dengan cara
penyambungan, sedangkan kerusakan akibat kualitas kabel yang menurun
dapat diatasi dengan melakukan penggantian kabel.
g. Mekanisme penggerak
Kerusakan mekanisme penggerak pada sistem power mirror
disebabkan oleh terjadinya keausan pada sambungan-sambungan
antarmekanisme. Kondisi ini menimbulkan adanya gerak bebas yang
cukup besar sehingga perpindahan gerakan dari satu bagian ke bagian
lain mengalami permasalahan. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian unit
mekanisme penggerak atau penggantian unit kaca spion.
6. Sistem pemantik rokok (cigarette lighter system)
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk
untuk sistem pemantik rokok (cigarette lighter system). Perbaikan
terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan,
menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai, mengganti
cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan
pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery charger, serta
memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan
baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai
dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk melakukan
penggantian baterai kendaraan.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem pemantik
rokok (cigarette lighter system) meliputi kerusakan akibat dudukan
sekring meleleh karena panas atau kerusakan karena sekring putus.
Kerusakan karena dudukan sekring yang meleleh dapat diperbaiki dengan
cara mengganti dudukan sekring dengan spare part yang baru, sedangkan
kerusakan karena sekring putus dapat diperbaiki dengan mengganti
sekring dengan nilai ampere sesuai dengan spesifikasi pada sistem
pemantik rokok (cigarette lighter system).
c. Dudukan pemantik rokok
Kerusakan dudukan pemantik rokok dapat diakibatkan oleh kabel
penghantar yang putus atau keropos pada terminal kontaknya. Kerusakan
karena kabel putus dapat diperbaiki dengan melakukan penyambungan
ulang, sedangkan kerusakan karena keropos pada terminal kontak dapat
diperbaiki dengan cara mengganti unit dudukan pemantik rokok.
d. Pemantik rokok
Kerusakan pemantik rokok didominasi karena putusnya gulungan
wolfram sebagai media pemanas pada pemantik rokok. Gulungan wolfram
menahan beban panas yang tinggi dan rawan terhadap korosi. Kerusakan
ini menyebabkan sistem pemantik rokok tidak dapat digunakan karena
gulungan wolfram tidak dapat membara. Perbaikan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian unit
pemantik rokok.
e. Kabel penghubung
Kerusakan kabel penghubung pada sistem pemantik rokok
adalah kabel putus atau kualitas kabel menurun akibat usia pemakaian.
Pada kabel penghantar yang sudah usang terdapat endapan debu
sulfatisasi di sepanjang penghantarnya. Perbaikan yang dapat dilakukan
apabila kabel putus dapat dilakukan dengan cara penyambungan,
sedangkan kerusakan akibat kualitas kabel yang menurun dapat dilakukan
dengan mengganti kabel.
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk untuk
sistem kamera parkir (parking camera system). Perbaikan terhadap baterai
meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan, menguji kemampuan
baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan awal baterai,
menguras cairan elektrolit baterai, mengganti cairan elektrolit baterai
dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan pengisian (charging)
terhadap baterai menggunakan battery charger, serta memeriksa
baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan baterai
setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai dengan
battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk dilakukan
penggantian baterai kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem kamera parkir
(parking camera system) meliputi kerusakan akibat dudukan sekring
meleleh karena panas, atau kerusakan karena sekring putus. Kerusakan
karena dudukan sekring yang meleleh dapat diperbaiki dengan cara
mengganti dudukan sekring dengan spare part yang baru, sedangkan
kerusakan karena sekring putus dapat dilakukan dengan mengganti
sekring dengan nilai ampere sesuai dengan spesifikasi pada sistem
kamera parkir (parking camera system).
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kerusakan yang terjadi pada kunci kontak dapat terjadi karena
komponen ini tidak dapat menghubungkan antara terminal B dengan
terminal ACC pada saat anak kunci kontak diputar posisi ON atau diputar
posisi ACC sehingga sistem kamera parkir (parking camera system) tidak
bekerja. Solusi perbaikan yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan
ini adalah melakukan penggantian kunci kontak dengan unit kunci kontak
yang baru.
d. Saklar mundur (reserve switch)
Kerusakan saklar mundur (reserve switch) yang terletak pada
body transmisi terjadi karena keausan pada kontak-kontak penghubung,
pegas yang putus atau kerusakan mekanis lain. Perbaikan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan
penggantian unit saklar mundur.
e. Lampu mundur (reserve lamp)
Lampu mundur (reserve lamp) tersusun dari sebuah filament
atau wolfram sebagai bahan yang dapat menimbulkan cahaya apabila
dialiri arus listrik. Filamen lampu yang putus menyebabkan lampu mati.
Perbaikan yang dapat dilakukan apabila lampu mati adalah melakukan
penggantian unit lampu.
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kamera
Kamera mundur yang dipasangkan pada bumper kendaraan
merupakan alat optik untuk merekam situasi di belakang kendaraan.
Kerusakan pada kamera optik dapat terjadi sehingga kamera tidak dapat
mengakses kondisi di belakang kendaraan. Hal ini menyebabkan sistem
kamera mundur atau kamera parkir tidak dapat berfungsi. Perbaikan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
melakukan penggantian unit kamera optik.
g. Layar penampil (head unit)
Layar penampil (head unit) layaknya sebuah monitor yang
tersusun dari berbagai komponen elektronik. Kerusakan pada sebuah atau
beberapa komponen elektronik pendukungnya menyebabkan head unit
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kerusakan tersebut dapat
diatasi dengan melakukan penggantian komponen-komponen elektronik
yang bermasalah atau penggantian unit layar penampil (head unit).
h. Kabel penghubung
Permasalahan kabel penghubung pada sistem kamera parkir
adalah kabel putus atau kualitas kabel sudah berkurang akibat timbulnya
endapan kotoran di sepanjang permukaan tembaga karena usia pemakaian.
Perbaikan yang dapat dilakukan apabila kabel putus dilakukan dengan
cara penyambungan ulang, sedangkan kerusakan akibat kualitas kabel
yang menurun dapat dilakukan penggantian.
i. Kabel optik (optical cable)
Kabel optik digunakan untuk menghubungkan kamera dengan
head unit agar situasi dan kondisi di belakang kendaraan dapat ditransfer
dalam bentuk gambar visual. Kerusakan yang mungkin terjadi pada kabel
optik adalah putus sehingga kamera dan head unit tidak terhubung.
Perbaikan untuk mengatasi kerusakan ini yang paling tepat adalah
melakukan penggantian unit kabel optik.
8. Sistem penentu posisi/letak kendaraan (global positioning system)
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk untuk
penentu posisi/letak kendaraan (global positioning system). Perbaikan
terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan,
menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai, mengganti
cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan
pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery charger, serta
memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan
baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai
dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk dilakukan
penggantian baterai kendaraan.
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem penentu
posisi/letak kendaraan (global positioning system) meliputi kerusakan
akibat dudukan sekring meleleh karena panas atau kerusakan karena
sekring putus. Kerusakan karena dudukan sekring yang meleleh dapat
diperbaiki dengan cara mengganti dudukan sekring dengan spare part
yang baru, sedangkan kerusakan karena sekring putus dapat dilakukan
dengan mengganti sekring dengan nilai ampere sesuai spesifikasi pada
sistem penentu posisi/letak kendaraan (global positioning system).
c. Kunci kontak (ignition switch)
Kerusakan yang terjadi pada kunci kontak dapat terjadi karena
komponen ini tidak dapat menghubungkan antara terminal B dengan
terminal ACC pada saat anak kunci kontak diputar posisi ON atau diputar
posisi ACC sehingga sistem penentu posisi/letak kendaraan (global
positioning system) tidak bekerja. Solusi perbaikan yang paling tepat
untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan penggantian kunci
kontak dengan unit kunci kontak yang baru.
d. GPS tracker
GPS tracker merupakan alat penerima sinyal dari satelit, GPS
tracker tersusun dari komponen-komponen elektronik yang sangat
kompleks layaknya sebuah HP (handphone). Kerusakan pada komponen
atau beberapa komponen GPS tracker dapat menyebabkan sistem
GPS tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Perbaikan terhadap
kerusakan ini dapat dilakukan dengan melakukan penggantian komponen-
komponen yang rusak atau penggantian unit GPS tracker.
MATERI PEMBELAJARAN
a. Baterai (battery)
Perbaikan terhadap baterai (battery) dilakukan apabila
komponen ini tidak mampu menyediakan arus listrik untuk keperluan
mengoperasikan komponen-komponen sistem kelistrikan termasuk
untuk sistem lampu kolong kendaraan (under vehicle light). Perbaikan
terhadap baterai meliputi pekerjaan melepas baterai dari kendaraan,
menguji kemampuan baterai dengan battery tester untuk mengetahui
kemampuan awal baterai, menguras cairan elektrolit baterai, mengganti
cairan elektrolit baterai dengan cairan elektrolit yang baru, melakukan
pengisian (charging) terhadap baterai menggunakan battery charger, serta
memeriksa baterai dengan battery tester untuk mengetahui kemampuan
baterai setelah dilakukan perbaikan. Apabila hasil pemeriksaan baterai
dengan battery tester memenuhi spesisifikasi maka baterai dapat dipasang
pada kendaraan dan dapat digunakan kembali. Namun, apabila hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi disarankan untuk dilakukan
penggantian baterai kendaraan.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sekring (fuse)
Kerusakan yang dapat terjadi pada sekring sistem lampu kolong
kendaraan (under vehicle light) meliputi kerusakan akibat dudukan sekring
meleleh karena panas atau kerusakan karena sekring putus. Kerusakan
karena dudukan sekring yang meleleh dapat diperbaiki dengan cara
mengganti dudukan sekring dengan spare part yang baru, sedangkan
kerusakan karena sekring putus dapat diperbaiki dengan melakukan
penggantian sekring dengan nilai ampere sesuai spesifikasi pada sistem
lampu kolong kendaraan (under vehicle light).
c. Saklar lampu kolong
Perbaikan yang dilakukan pada saklar lampu kolong dilakukan
karena saklar tidak dapat berfungsi dengan baik. Saklar tidak dapat
memutus jaringan kelistrikan, artinya sistem lampu kolong selalu ON.
Kerusakan juga dapat terjadi karena saklar tidak dapat menghubungkan
jaringan kelistrikan sistem lampu kolong atau sistem lampu kolong selalu
OFF. Sebagai solusi untuk melakukan perbaikan pada kerusakan saklar
lampu kolong tersebut adalah dengan mengganti unit saklar.
d. Lampu LED (light emitting diode)
Kerusakan pada lampu LED (light emitting diode), misalnya lampu
tidak menyala dapat disebabkan oleh lampu LED (light emitting diode) itu
sendiri atau karena komponen lain seperti saklar dan pengkabelannya.
Lampu LED (light emitting diode) yang sudah mati tentu tidak akan
menghasilkan pencahayaan dan sebagai solusi dari permasalahan ini
dapat dilakukan penggantian lampu LED dengan unit baru.
e. Kabel penghubung
Permasalahan pada kabel penghubung sebagai penghantar pada
sistem kelistrikan khususnya jaringan lampu kolong adalah kabel putus
atau kualitas kabel sudah berkurang karena timbulnya endapan kotoran
di sepanjang permukaan tembaga (“ngefong”) akibat usia pemakaian.
Perbaikan yang dapat dilakukan apabila kabel putus dapat dilakukan
dengan cara penyambungan, sedangkan solusi terbaik mengatasi
kerusakan kualitas kabel yang menurun adalah dengan mengganti kabel.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan
1. Peserta didik dapat merangkai rangkaian central door lock.
2. Peserta didik dapat menentukan kerusakan yang terjadi pada central door
lock.
3. Peserta didik dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi pada central door
lock.
4. Peserta didik dapat mengecek kembali hasil rangkaian dari central door
lock.
B. Alat dan bahan
1. Stand peralatan central door lock
2. Kabel-kabel
3. Multimeter
4. Baterai
5. Isolasi
6. Tang crimping
C. Keselamatan kerja
1. Hati-hati terhadap korsleting.
LEMBAR PRAKTIKUM
D. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Rangkailah rangkaian sistem central door lock untuk empat pintu depan
kanan dan kiri, belakang kanan dan kiri, pintu depan kanan sebagai pintu
driver, serta pintu depan kiri, belakang kanan, dan belakang kiri sebagai
pintu passenger. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Sumber: https://www.ukessays.com/essays/engineering/components-features-central-locking-1083.php
a. Modul central lock merupakan komponen dari sistem central lock yang
berfungsi untuk mengolah berbagai informasi yang berhubungan
dengan sistem central lock.
b. Lock actuator utama memiliki fungsi untuk mengendalikan mekanisme
pengunci pada pintu pengemudi dan seluruh pintu penumpang secara
elektrik, berjumlah satu unit, dan dipasang pada pintu depan sebelah
kanan.
c. Lock actuator tambahan memiliki fungsi untuk membuka atau
mengunci mekanisme pengunci pada masing-masing pintu
penumpang, berjumlah tiga unit, dan dipasang masing-masing pada
pintu depan kiri, pintu belakang kanan, dan pintu belakang kiri.
3. Periksa tegangan pada saklar agar kurang lebih sama dengan tegangan
baterai!
4. Apabila tegangan terlalu rendah, kencangkan kabel-kabel yang
disambung!
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Kerusakan pada sistem kelistrikan pembuka dan penutup kaca samping (power
window system) dapat diatasi dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan
atau penggantian komponen, seperti baterai (battery), sekring (fuse), kunci
kontak (ignition switch), saklar pengemudi (drive switch), saklar penumpang
(passanger switch), motor listrik (electric motor), kabel penghubung, dan
mekanisme dudukan kaca/regulator.
2. Kerusakan sistem kelistrikan pengunci pintu terpusat (central lock system)
dapat diatasi dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian
komponen, antara lain baterai (battery), sekring (fuse), modul central lock, lock
actuator utama, lock actuator tambahan, kabel penghubung, dan mekanisme
tuas pengunci.
3. Kerusakan sistem kelistrikan penghapus kaca (wiper system) dapat diatasi
dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian komponen,
antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch),
saklar wiper (wiper switch), motor wiper (wiper motor), kabel penghubung dan
mekanisme penggerak serta karet penghapus (wiper blade).
4. Kerusakan sistem penyemprot kaca (washer system) dapat diatasi dengan
melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian komponen, antara lain
baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch), saklar washer
(washer switch), motor pompa air (water pump motor), kabel penghubung,
tabung penampung air (water reservoir tank), pipa/selang air (water pipe), dan
neeple penyemprot.
5. Kerusakan sistem kelistrikan pengatur posisi kaca spion (power mirror system)
dapat diatasi dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian
komponen, antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition
switch), saklar power mirror, motor penggerak power mirror, kabel penghubung,
dan mekanisme penggerak.
6. Kerusakan sistem pemantik rokok (cigarette lighter system) dapat diatasi
dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian komponen,
antara lain baterai (battery), sekring (fuse), dudukan pemantik rokok, pemantik
rokok, dan kabel penghubung.
7. Kerusakan sistem kamera parkir (parking camera system) dapat diatasi dengan
melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian komponen, antara lain
baterai (battery), sekring (fuse), kunci kontak (ignition switch), saklar mundur,
lampu mundur, kamera parkir, layar penampil (head unit), kabel penghubung,
dan kabel optik.
8. Kerusakan sistem penentu posisi/letak kendaraan/GPS (global positioning
system) dapat diatasi dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau
penggantian komponen, antara lain baterai (battery), sekring (fuse), kunci
kontak (ignition switch), satelit-gps tracker, pengontrol, receiver-layar
penampil, dan kabel penghubung.
9. Kerusakan sistem lampu kolong kendaraan (under vehicle lights) dapat diatasi
dengan melakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian komponen,
antara lain baterai (battery), sekring (fuse), saklar (switch), lampu led (light
emitting diode), dan kabel penghubung.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
IDENTIFIKASI DAN PERAWATAN SISTEM STARTER
III
BAB III IDENTIFIKASI DAN PERAWATAN SISTEM STARTER
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SISTEM STARTER
KATA KUNCI
starting system, battery, ignition switch, starter motor, pull in coil, hold in coil, pinion
gear, yoke, pole core, field coil, armature, brushes, starter clutch, armature brake,
magnetic switch.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Sistem Starter
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sistem starter pada
kendaraan juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Selain bentuk
atau dimensi motor starter yang semakin kecil dan kompak, beberapa jenis sistem
starter tidak membutuhkan suplai energi listrik yang sangat besar sehingga pada
kendaraan tidak diperlukan lagi baterai dengan kapasitas yang besar. Bahkan,
pada produk jenis sepeda motor tertentu sudah menggunakan teknologi ACG
(alternating current generator).
Sistem starter yang digunakan pada sebuah kendaraan pada dasarnya
adalah sama, yaitu memanfaatkan motor starter untuk memberikan putaran awal
terhadap mesin. Motor starter yang digunakan ada beberapa tipe dan masing-
masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tipe-tipe motor
starter tersebut diantaranya adalah tipe konvensional, tipe reduksi, tipe planetary
dan tipe planetary reduction-segmen conductor (PS).
Gambar 3.2 Berbagai Tipe Motor Starter yang Digunakan Pada Kendaraan
Sumber: Dokumen Penulis
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Jangkar (armature)
Jangkar (armature) merupakan komponen dari motor starter
yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak
mekanik dalam bentuk gerakan putar. Jangkar (armature) juga disebut
kumparan atau lilitan rotor (rotor coil).
Jangkar (armature) atau rotor tersusun dari beberapa
komponen, antara lain inti jangkar (armature core), lilitan jangkar
(armature coil), comutator serta poros jangkar (armature shaft). Kedua
ujung shaft armature ini masing-masing ditopang oleh bantalan
(bearing) yang bertujuan agar armature dapat berputar dengan halus
dan stabil di antara pole core.
Armature coil disusun pada celah-celah core dan masing-
masing ujung armature coil disambungkan ke segmen-segmen
commutator. Dengan demikian arus yang melewati armature coil dapat
membuat komponen armatur dapat berputar dan menghasilkan momen
putar untuk memutar roda gila (flywheel) mesin kendaraan.
d. Sikat-sikat (brushes)
Sikat-sikat (brushes) merupakan komponen motor starter yang
memiliki fungsi untuk mengalirkan arus listrik dari kumparan medan (field
coil) ke kumparan jangkar (armature coil) melalui komutator dan kemudian
dialirkan ke massa, juga melalui komutator. Bahan utama pembuat sikat
(brush) adalah tembaga lunak dan karbon. Pada umumnya sikat-sikat
(brushes) pada motor starter jumlahnya ada empat buah yang terdiri dari
dua jenis, yaitu sikat (brush) positif dan sikat (brush) negatif.
Sikat positif diberi isolator dan dipasangkan dengan armature
coil melalui komutator. Sedangkan sikat negatif dipasangkan ke
pemegang sikat (brush holder) yang berhubungan dengan massa atau
bodi kendaraan. Pada sikat-sikat (brushes) terdapat pegas pendorong
untuk menekan sikat-sikat pada komutator. Pegas ini berfungsi untuk
menekan sikat agar selalu dapat berhubungan dengan komutator. Jika
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.10 Kopling Starter (Starter Clutch) dan Gigi Pinion (Pinion Gear) Motor Starter
Sumber: Dokumen Penulis
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.12 Saklar Magnet (Magnetic Switch) Motor Starter atau Solenoide Motor Starter
Sumber: Hyundai Motor Company
MATERI PEMBELAJARAN
berputar, roda gila dan ring gear ikut terbawa putaran mesin. Pada kondisi
ini hubungan antara roda gigi pinion (pinion gear) motor starter dengan gigi-
gigi ring gear harus terlepas untuk menghindari kerusakan pada motor starter
karena over running.
MATERI PEMBELAJARAN
untuk mengetahui kondisi baterai dan mencegah kerusakan baterai yang tidak
terduga. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya perawatan baterai
antara lain sebagai berikut.
a. Membersihkan kotak baterai dari debu dan kotoran yang menempel
dengan menggunakan majun atau kuas pembersih.
b. Membersihkan terminal baterai dan klem baterai dari endapan sulfatisasi,
yaitu endapan kerak karbon berwarna putih kekuningan dengan
menggunakan air panas untuk menyiram.
c. Memeriksa kondisi kabel positif baterai yang berhubungan dengan
solenoide motor starter dan kabel negatif baterai yang berhubungan
dengan bodi, mesin, atau rangka kendaraan.
d. Menguatkan ikatan terminal kabel baterai dengan klem baterai.
e. Menguatkan ikatan klem baterai dengan terminal baterai.
f. Menambahkan cairan (air accu) pada setiap sel baterai pada batas-batas
spesifikasi, yaitu di antara garis lower dan garis upper.
g. Memeriksa berat jenis cairan elektrolit baterai dengan menggunakan alat
hydrometer.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan praktik peserta didik diharapkan dapat:
1. melepas solenoide dari motor starter pada mobil/engine stand;
2. mengetes solenoide;
3. membongkar rumah kontak solenoide;
4. memasang kembali solenoide.
B. Peralatan praktik
1. Kotak alat
2. Solder
3. Multimeter
4. Sikat
LEMBAR PRAKTIKUM
C. Bahan praktik
1. Mobil/engine stand
2. Solenoide
3. Kabel penghubung
4. Timah solder
5. Baterai (8 dan 12 volt)
D. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama melakukan kegiatan praktik.
3. Jika ragu-ragu dalam pelaksanaan kegiatan praktik, konsultasikan terlebih
dahulu dengan guru pembimbing.
4. Hati-hati di dalam melaksanakan kegiatan praktik.
E. Tugas dan Evaluasi
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan jobsheet praktik dan data
yang diperoleh selama melakukan kegiatan praktik.
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen solenoide.
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen solenoide.
F. Langkah Kerja
1. Melepas
a. Lepaskan klem negatif baterai dari terminal baterai.
b. Lepaskan skun terminal 30 (dari kunci kontak) dan terminal 50 (dari
baterai) pada solenoide.
c. Lepaskan baut-baut pengikat motor starter dan turunkan motor atarter
dari mesin kendaraan.
d. Lepaskan klem utama atau terminal C (ke motor starter).
e. Lepaskan baut/mur pengikat solenoide dan keluarkan solenoide dari
motor starter.
1. Mengetes
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Membongkar
a. Bersihkan relay starter. Lepaskan dua baut pengikat rumah kontak.
Bila pada terminal 50 dan ujung gulungan penarik disolder pada
rumah kontak, cairkan solderan dan kibas-kibaskan hingga lepas
solderannya. Jaga cairan jangan sampai menetes ke dalam.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang sistem
starter pada mesin kendaraan, kalian juga dapat belajar secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian dapat mencari materi tentang sistem starter pada mesin
kendaraan. Materi tentang berbagai jenis sistem stater pada mesin kendaraan,
baik tipe konvensional yang digunakan untuk kendaraan-kendaraan keluaran
awal maupun sistem starter yang diaplikasikan untuk kendaraan-kendaraan
modern akan mudah didapatkan. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi
untuk memperluas wawasan tentang sistem starter pada mesin kendaraan adalah
https://www.hondacengkareng.com/teknologi-acg-starter-motor-honda/ atau
dengan membuka QR code di bawah ini.
RANGKUMAN
1. Sistem starter (starting system) merupakan salah satu sistem kelistrikan mesin
yang berfungsi untuk memberikan putaran awal agar mesin dapat memulai
siklus kerja.
2. Secara umum sistem starter yang digunakan pada mesin kendaraan ada dua
jenis, yaitu sistem starter mekanis dan sistem starter elektris.
3. Komponen sistem starter elektrik pada kendaraan, antara lain baterai
(battery), kunci kontak (ignition switch), dan motor starter (starter motor).
4. Baterai (battery) memiliki fungsi untuk menyediakan kebutuhan arus listrik
yang digunakan untuk memutar motor starter.
5. Kunci kontak (ignition switch) memiliki fungsi untuk mengaktifkan sistem
starter agar motor starter dapat memutar flywheel sehingga mesin dapat
memulai siklus kerjanya.
6. Motor starter (starter motor) berfungsi untuk memberikan putaran awal
terhadap mesin kendaraan untuk memulai siklus kerja.
7. Komponen-komponen motor starter (starter motor), antara lain yoke dan
pole core, kumparan medan (field coil), jangkar (armature), sikat-sikat
(brushes), kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear), rem
jangkar (armature brake), saklar magnet (magnetic switch) motor starter atau
solenoide, tuas penggerak/pendorong (drive lever), serta gigi ring (ring gear).
8. Yoke berfungsi sebagai dudukan dari komponen pole core yang dipasangkan
pada yoke di dinding bagian dalam menggunakan beberapa sekrup pengikat.
9. Pole core berfungsi sebagai penopang komponen kumparan medan (field coil)
dan memperkuat medan magnet yang dihasilkan field coil ketika dialiri arus
listrik.
10. Kumparan medan (field coil) berfungsi untuk membangkitkan medan magnet
apabila dialiri arus listrik pada penghantarnya.
11. Jangkar (armature) berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi
gerak mekanik dalam bentuk gerakan putar.
12. Sikat-sikat (brushes) memiliki fungsi untuk mengalirkan arus listrik dari
kumparan medan (field coil) ke kumparan jangkar (armature coil) melalui
komutator dan kemudian dialirkan ke massa juga melalui komutator.
13. Kopling starter (starter clutch) memiliki fungsi untuk memindahkan momen
putar dari poros jangkar (armature shaft) menuju roda gila (flywheel) dan
untuk mencegah berpindahnya tenaga putar dari roda gila (flywheel) ke
motor starter terutama ketika mesin sudah hidup.
14. Gigi pinion (pinion gear) berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari
poros jangkar (armature shaft) menuju ring gear.
15. Rem jangkar (armature brake) memiliki fungsi sebagai pengerem ketika gigi
pinion (pinion gear) lepas dari kaitan roda penerus atau roda gila (flywheel).
16. Saklar magnet (magnetic switch) motor starter atau solenoide berfungsi untuk
mendorong roda gigi pinion (pinion gear) agar berhubungan dengan ring gear
pada roda penerus atau roda gila (fly wheel) dan sebagai saklar utama (main
switch) atau relay yang memungkinkan arus yang besar langsung mengalir
dari baterai menuju motor starter.
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM STARTER
IV
BAB IV OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM START-
ER
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang sistem starter pada kendaraan, peserta didik
diharapkan dapat:
1. melakukan perbaikan sistem starter pada kendaraan;
2. melakukan
PETA KONSEP
SISTEM STARTER
KATA KUNCI
starting system, over houle, magnetic switch, drive lever, pinion gear, relay, battery
charger, pole core, yoke, field coil, armature, brushes, starter clutch, armature brake,
solenoide, drive lever.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Apabila level cairan kurang dan berat jenis cairan elektrolit di bawah
batas spesifikasi, elektrolit dapat ditambah dengan cairan accuzuur atau
asam sulfat (H2SO4).
c. Memeriksa kondisi cairan elektrolit. Apabila cairan keruh dan kotor,
baterai harus dikuras dan diganti dengan elektrolit baru menggunakan
cairan asam sulfat atau accuzuur (H2SO4).
d. Mengisi baterai (charging) menggunakan battery tester dengan
menghubungkan kabel-kabel pada alat pengisi arus dengan baterai, yakni
dengan posisi kabel warna merah ke terminal positif (+) baterai dan kabel
warna hitam pada terminal negatif (-) baterai.
e. Mengatur arus yang masuk ke baterai sebesar 10% kapasitas baterai.
Misal, jika sebuah baterai mobil memiliki kapasitas 45 AH, maka baterai
harus diisi arus sebesar 4,5 A dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
mengisi adalah 8 – 10 jam. Namun, jika baterai dalam kondisi kosong
pengisiannya memerlukan waktu 12 – 15 jam.
f. Pengisian baterai yang cepat akan mengurangi usia baterai. Setelah
pengisian selesai, kondisi baterai dapat diketahui dengan cara melakukan
pengukuran berat jenis elektrolit. Berat jenis elektrolit seharusnya
berkisar antara 1,28 – 1,25 kg/1. Apabila tidak sesuai spesifikasi tersebut,
hal ini mengindikasikan baterai sudah rusak.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
e. Perbaikan kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)
Kerusakan kopling starter (starter clutch) pada unit motor
starter, misalnya keausan pada roller-roller mekanisme oneway clutch
yang mengakibatkan gigi pinion (pinion gear) dapat berputar dua
arah. Dalam kondisi ini putaran motor starter tidak dapat diteruskan
kepada roda penerus atau roda gila (flywheel). Keausan juga dapat
terjadi pada alur maju-mundur gigi pinion yang mengakibatkan gigi
pinion tidak dapat bergerak maju secara maksimal sehingga tidak
dapat berhubungan dengan flywheel secara maksimal juga. Perbaikan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kedua permasalahan ini adalah
dengan melakukan penggantian unit kopling starter (starter clutch)
dengan komponen baru.
Kerusakan gigi pinion (pinion gear) pada motor starter
didominasi oleh keausan gigi-gigi pada gigi pinion yang menyebabkan
gigi pinion tidak dapat terhubung dengan baik pada flywheel. Kerusakan
jenis ini dapat diperbaiki dengan melakukan penggantian unit gigi
pinion dengan komponen yang baru.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.10 Perbaikan Kopling Starter (Starter Clutch) dan Gigi Pinion (Pinion Gear)
Sumber: Dokumen Penulis
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
terlebih dahulu transmisi, kopling, dan roda penerus atau roda gila (flywheel).
Perbaikan pada ring gear dilakukan karena terjadi keausan yang berlebihan
atau kerusakan pada mata gigi ring gear. Sebelum dilakukan penggantian
ada jenis ring gear yang posisi pemasangan pada roda penerus dapat dibalik,
dengan catatan keausan yang terjadi masih pada batas-batas ketentuan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
hubungan antara ujung kumparan medan dengan pole core dan yoke,
adanya tahanan yang melebihi batas spesifikasi pada kumparan medan,
serta tidak adanya hubungan atau tidak adanya kontinuitas antara ujung
kumparan.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat diselesaikan dengan cara
menggulung ulang kumparan medan dengan kawat penghantar yang
baru. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan over houle dan pembongkaran
motor starter.
c. Jangkar (armature)
Pekerjaan overhoule diperlukan pada perbaikan dan
penggantian jangkar (armature) dengan kerusakan, antara lain putaran
jangkar tidak balans, terdapat kontinuitas antara komutator dengan poros
jangkar dan inti jangkar, serta tidak ada kontinuitas antar komutator atau
tahanan antar komutator melebihi batas spesifikasi.
d. Sikat-sikat (brushes)
Sikat-sikat (brushes) selalu bergesekan dengan komutator ketika
motor starter berputar. Sikat-sikat (brushes) terbuat dari tembaga lunak
atau karbon dan lebih lunak dibandingkan bahan pembuat komutator
sehingga yang lebih cepat mengalami keausan adalah sikat (brush). Over
houle pada komponen ini ditujukan untuk melakukan penggantian sikat
(brush) atau pegas sikat (brush spring). Keausan pada sikat yang berlebihan
mengakibatkan arus listrik yang dialirkan pada komponen ini tidak
maksimal sehingga putaran motor starter cenderung lambat dan tidak
bertenaga. Sementara itu, kondisi pegas sikat yang patah mengakibatkan
tidak adanya tekanan sikat pada komutator sehingga perpindahan arus
listrik dari sikat ke komutator atau dari komutator ke sikat lemah atau
cenderung tidak ada sehingga perlu dilakukan langkah over houle untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
e. Kopling starter (starter clutch) dan gigi pinion (pinion gear)
Over houle pada komponen kopling starter (starter clutch)
dan gigi pinion (pinion gear) dilakukan untuk melakukan penggantian
komponen ini karena kerusakan. Roller-roller pada kopling starter dapat
mengalami keausan karena usia pemakaian. Hal ini dapat menyebabkan
kopling starter tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Sementara
itu, gigi pinion yang berfungsi untuk memutar ring gear pada fly wheel
juga dapat mengalami keausan karena usia pemakaian.
f. Rem jangkar (armature brake)
Over houle pada komponen rem jangkar (armature brake)
dilakukan untuk melakukan penggantian pegas rem jangkar. Pegas pada
rem jangkar seringkali mengalami patah sehingga rem jangkar tidak dapat
berfungsi untuk menghambat putaran jangkar ketika motor starter sudah
tidak beroperasi lagi.
g. Switch starter (magnetic switch atau solenoide)
Penggantian switch starter (magnetic switch atau solenoide)
dilakukan karena komponen ini tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Solenoide memiliki fungsi ganda pada sistem starter mesin
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
7. Dial gauge
8. Pull scale
9. Baterai (accumulator/accu)
10. Kabel dengan penjepit pada kedua ujungnya
11. Lap (majun)
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama melakukan kegiatan praktik.
3. Jika ragu-ragu dalam pelaksanaan kegiatan praktik, konsultasikan
terlebih dahulu dengan guru pembimbing.
4. Hati-hati di dalam melaksanakan kegiatan praktik.
D. Tugas dan Evaluasi
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan jobsheet praktik dan data
yang diperoleh selama melakukan kegiatan praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen sistem starter (starting
system)!
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen sistem starter
(starting system)!
E. Media Kegiatan Praktik
1. Buku manual (manual book) praktik
2. CD interaktif
3. Wall chart
F. Langkah Kerja
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan pada kegiatan
praktik.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi.
3. Pinjamlah peralatan dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat
sebelum digunakan.
4. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan, dan perakitan serta
pengujian seperti di bawah ini.
a. Membongkar motor starter
1) Jepitlah motor starter pada ragum, buka mur pengikat klem kabel
utama ke motor starter, kemudian lepas baut/mur pemegang
solenoide.
LEMBAR PRAKTIKUM
4) Buka plat pengunci, pegas dan ring/karet, buka dua baut panjang
dan keluarkan kerangka ujung komutator.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
2) Dengan ragum tekan ring pengunci dan periksa bahwa ring pengunci
terpasang dengan benar.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang sistem
starter pada mesin kendaraan, kalian juga dapat belajar secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian juga dapat mencari materi tentang sistem starter
pada mesin kendaraan. Materi tentang berbagai jenis sistem stater pada mesin
kendaraan, baik tipe konvensional yang digunakan untuk kendaraan-kendaraan
keluaran awal maupun sistem starter yang diaplikasikan untuk kendaraan-
kendaraan modern akan mudah didapatkan. Salah satu website yang dapat
kalian kunjungi untuk memperluas wawasan tentang sistem starter pada mesin
kendaraan adalah https://www.autoexpose.org/2017/01/sistem-motor-starter.
html atau dengan membuka QR code di bawah ini.
RANGKUMAN
1. Sistem starter (starting system) memiliki prinsip kerja yang sederhana. Ketika
kunci kontak (ignition switch) dihubungkan, akan terjadi aliran arus listrik
dari baterai menuju hold-in coil dan menuju ke massa sehingga plunger pada
solenoide menjadi magnet. Selain itu juga terjadi aliran arus listrik dari baterai
menuju pull-in coil, kumparan medan (field coil) pada motor starter, sikat (+),
jangkar (armature), sikat (-) dan menuju ke massa sehingga membangkitkan
elektromagnet di jangkar.
2. Permasalahan pada sistem starter (starting system) dapat disebabkan oleh
tidak berfungsinya komponen-komponen sistem starter dengan baik, yaitu
baterai (battery), kunci kontak (ignition switch), dan motor starter (starter
motor).
3. Pemeriksaan, pengujian atau penggantian dapat dilakukan pada komponen-
komponen sistem starter, seperti baterai (battery), kunci kontak (ignition
switch) dan motor starter (starter motor).
4. Pemeriksaan, pengujian maupun penggantian pada komponen-komponen
motor starter meliputi kegiatan berikut ini.
a. Pemeriksaan visual terhadap kerusakan pada yoke.
b. Pemeriksaan visual terhadap kerusakan pada pole core.
c. Pemeriksaan kontinuitas kumparan medan (field coil).
d. Pemeriksaan kontinuitas jangkar (armature).
e. Pemeriksaan visual terhadap keausan pada sikat-sikat (brushes).
f. Pemeriksaan fungsi/kinerja kopling starter (starter clutch).
g. Pemeriksaan visual keausan gigi pinion (pinion gear).
h. Pemeriksaan visual kerusakan pada rem jangkar (armature brake).
i. Pemeriksaan kontinuitas dan pengujian saklar magnet (magnetic switch),
motor starter, atau solenoide.
j. Pemeriksaan visual keausan dan kerusakan tuas penggerak/pendorong
(drive lever).
k. Pemeriksaan visual keausan gigi ring (ring gear).
TUGAS MANDIRI
1. Lakukan studi pustaka atau browsing internet tentang over houle dan
perbaikan sistem starter pada kendaraan!
2. Catatlah informasi mengenai prosedur over houle dan perbaikan sistem
starter pada kendaraan!
REFLEKSI
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
e. Yoke
19. Kunci kontak (ignition switch) pada sistem starter berfungsi untuk …
a. Memutus hubungkan arus listrik dari baterai ke terminal 30 pada
solenoide.
b. Memutus hubungkan arus listrik dari baterai ke motor starter.
c. Memutus hubungkan arus listrik dari baterai ke terminal 87 relay.
d. Memutus hubungkan arus listrik dari baterai ke terminal 30 relay.
e. Memutus hubungkan arus listrik dari baterai ke terminal 50 pada
solenoide.
20. Komponen motor starter yang memiliki fungsi untuk mendorong gigi pinion
agar berhubungan dengan ring gear pada flywheel adalah …
a. Rem jangkar (armature brake)
b. Kumparan jangkar (armature coil)
c. Kumparan medan (field coil)
d. Saklar magnet (magnetic switch)
e. Tuas pendorong/penggerak (drive lever)
21. Berikut merupakan fungsi rem jangkar (armature brake) pada motor starter …
a. Menghambat putaran armature setelah dilakukan proses starting.
b. Membuat medan magnet setelah ada aliran listrik pada field coil.
c. Mendorong pinion gear setelah jangkar berputar.
d. Mendorong pinion gear mundur setelah flywheel berputar.
e. Menghambat putaran ring gear setelah flywheel berputar.
22. Komponen berikut yang bukan merupakan komponen penyusun saklar
magnet/solenoide (magnetic switch) adalah …
a. Pull in coil
b. Pole core
c. Hold in coil
d. Field coil
e. Armature coil
23. Pull in coil pada solenoide berfungsi untuk …
a. Membangkitkan kemagnetan pada jangkar.
b. Membangkitkan kemagnetan pada kumparan medan.
c. Membangkitkan kemagnetan pada plunger solenoide.
d. Membangkitkan kemagnetan pada pole core.
e. Membangkitkan kemagnetan pada yoke.
24. Baterai dalam sistem starter dikatakan sehat apabila ketika kunci kontak
(ignition switch) diputar pada posisi start tegangan terukur minimal baterai
adalah …
a. 12 volt
b. 12,8 volt
c. 6 volt
d. 9,6 volt
e. 6,5 volt
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
B. Soal Essay
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !
1. Sistem power window merupakan sistem kelengkapan pada kendaraan yang
berfungsi untuk membuka maupun menutup kaca pintu secara elektrik.
Sebutkan komponen-komponen sistem power window beserta fungsi dari
masing-masing komponen tersebut!
2. Sistem central door lock merupakan sistem kelengkapan pada kendaraan
yang berfungsi untuk mengunci pintu secara elektrik. Sebutkan komponen-
komponen sistem central door lock beserta fungsi dari masing-masing
komponen tersebut!
3. Sistem wiper merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan yang digunakan
untuk menyeka air pada permukaan bagian luar kaca depan maupun kaca
belakang. Sebutkan beberapa permasalahan pada sistem wiper beserta solusi
perbaikannya!
4. Sistem starter memiliki fungsi untuk memberikan putaran awal pada mesin
agar mesin dapat memulai siklus kerja. Sebutkan komponen-komponen
sistem starter beserta fungsi masing-masing komponen tersebut!
5. Magnetic switch merupakan komponen dari motor starter yang seringkali
mengalami permasalahan. Sebutkan beberapa kerusakan pada magnetic
switch disertai dengan penjelasan singkat!
BAB
IDENTIFIKASI DAN PERAWATAN SISTEM PENGISIAN V
BAB V IDENTIFIKASI DAN PERAWATAN SISTEM PENGI-
SIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SISTEM PENGISIAN
KATA KUNCI
Charging system, drive belt, direct current, alternating current, IC (integrated circuit)
regulator, battery, fuse, lampu CHG, ignition switch, alternator, regulator.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Sistem Pengisian
Sistem pengisian (charging system) berfungsi untuk menjamin baterai
selalu dalam kondisi terisi energi listrik secara maksimal sehingga kebutuhan
energi listrik, terutama dalam kapasitas yang besar selalu terpenuhi ketika
dibutuhkan. Misalnya, untuk starting mesin kendaraan. Penghasil energi listrik pada
sistem pengisian menggunakan komponen generator atau alternator. Generator
merupakan penghasil energi listrik dengan karakter arus yang dihasilkan adalah
arus searah atau arus DC (direct current). Generator lebih dominan digunakan
pada sistem pengisian kendaraan-kendaraan keluaran awal. Generator memiliki
ukuran atau dimensi relatif lebih besar dibandingkan alternator. Generator
memiliki efisiensi lebih rendah dari alternator sehingga kendaraan-kendaraan
modern sudah tidak menggunakan generator sebagai pembangkit energi listrik
untuk ditampung di dalam baterai.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.5 Sabuk Penggerak (Drive Belt) Sistem Pengisian Pada Kendaraan
Sumber: Dokumen Penulis
Prinsip kerja tali kipas (fan belt) atau sabuk penggerak adalah
memindahkan putaran dari pulley poros engkol menuju pulley alternator
untuk memutar jangkar (armature) alternator sehingga terjadi perpotongan
garis gaya magnet pada mekanisme alternator. Perpotongan garis gaya
magnet inilah yang akan membangkitkan arus listrik dan digunakan untuk
mengisi baterai dan mengoperasikan komponen-komponen kelistrikan pada
kendaraan.
2. Baterai (battery)
Baterai pada sistem pengisian (charging system) memiliki fungsi
sebagai penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Baterai akan
menyimpan semua energi listrik yang dihasilkan altenator pada sistem
pengisian untuk kemudian energi yang tersimpan ini akan dikeluarkan pada
saat diperlukan untuk mengoperasikan komponen-komponen kelistrikan.
Arus listrik yang tersimpan pada baterai akan digunakan hanya
pada saat proses menghidupkan mesin (starting) dan pada saat kelistrikan
mobil hidup, tetapi mesin dalam kondisi mati. Kemudian pada saat mesin
menyala, arus listrik pada baterai akan tetap tersimpan. Hal itu dikarenakan
sistem pengisian selain menyimpan energi ke baterai juga menyuplai semua
kebutuhan arus listrik pada kendaraan ketika mesin dalam kondisi hidup.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip kerja kunci kontak ini sangat sederhana, komponen ini akan
membuat rangkaian tertutup apabila posisi kontak ON dan akan membuat
rangkaian terbuka apabila posisi kontak OFF.
6. Alternator
Alternator pada sistem pengisian memiliki fungsi untuk mengubah
sebagian energi putar yang dihasilkan mesin ke bentuk energi listrik bolak-
balik atau AC (alternating current). Input putaran alternator berasal dari
putaran pulley mesin yang dihubungkan dengan sebuah sabuk (belt). Rotor
dalam alternator berputar dan akan membuat perpotongan garis gaya magnet
dengan stator yang dipasangkan pada dinding rumah stator. Perpotongan garis
gaya magnet menyebabkan terjadinya aliran elektron.
Sebelum arus listrik yang berasal dari stator disalurkan ke terminal
B alternator, terlebih dahulu dihubungkan ke dioda untuk diubah menjadi
arus searah atau arus DC (direct current). Alternator menghasilkan arus AC
(alternating current) karena daya dan frekuensi yang dihasilkan lebih besar dan
stabil sehingga cocok untuk pengisian baterai, meskipun harus diubah terlebih
dahulu dalam bentuk arus DC (direct current).
MATERI PEMBELAJARAN
7. Regulator
Regulator pada sistem pengisian memiliki fungsi sebagai pengatur
tegangan output yang dihasilkan oleh altenator. Tegangan listrik yang
dihasilkan altenator berbanding lurus dengan putaran mesin, dalam arti ketika
mesin berada pada putaran rendah maka tegangan output yang dihasilkan
altenator kecil dan pada saat putaran mesin tinggi maka tegangan output yang
dihasilkan altenator besar.
Fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh alternator akan diatur oleh
regulator sehingga tegangan output relatif stabil pada tegangan maksimal
14 volt sebelum disalurkan ke berbagai sistem kelistrikan pada kendaraan.
Regulator ada dua macam, yakni tipe point atau konvensional dan tipe IC
(integrated circuit). Tipe point menggunakan dua buah kumparan/lilitan
untuk mengatur nilai tegangan output altenator. Kemudian regulator tipe
IC (integrated circuit) yang juga disebut sebagai kiprok pada sepeda motor
sudah menggunakan rangkaian IC (integrated circuit) yang terdiri dari berbagai
komponen elektronik untuk mengatur tegangan output yang dihasilkan
alternator.
Prinsip kerja dari regulator adalah mengatur besar kecilnya arus dari
baterai yang menuju rotor pada alternator untuk mengontrol besar kecilnya
medan magnet yang timbul pada jangkar, karena besar kecilnya kemagnetan
ini berpengaruh terhadap besar kecilnya output energi listrik yang dihasilkan
alternator.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Baterai (battery)
Pemeriksaan kondisi fisik kotak baterai dapat dilakukan secara
visual. Baterai harus selalu diperiksa dari kemungkinan retak, menggelembung,
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
kunci kontak pada posisi ON, arus listrik dari baterai akan mengalir menuju
rotor coil untuk membangkitkan medan magnet. Pemeriksaan arus listrik dari
baterai sampai atau tidak ke rotor coil dapat dilakukan dengan menempelkan
kunci pas atau obeng pada kipas alternator ketika kunci kontak diposisikan
ON. Rotor coil yang menjadi magnet akan menarik kunci atau obeng yang
didekatkan ke kipas alternator.
6. Alternator
Pemeriksaan arus pengisian dari alternator dapat dilakukan dengan
menyalakan mesin kendaraan dengan putaran mesin +2000 rpm dan lampu
depan serta beban lain dalam posisi hidup. Arus pengisian yang diukur
menggunakan amper meter induksi maksimal 10 ampere dengan tegangan
13,8-14,8 volt.
7. Regulator
Pemeriksaan regulator dapat dilakukan dengan prosedur
menghidupkan mesin dengan putaran 5000 rpm, mematikan semua pemakai
kelistrikan, dan tegangan harus tidak boleh lebih tinggi dari spesifikasi manual
kendaraan.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
2. Pemeriksaan Rotor
a. Pemeriksaan hubungan singkat antara gulungan menggunakan
ohmmeter.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
4) Bila cincin komutator oleng atau tidak rata, dapat diratakan dengan
mesin bubut dengan syarat diameter masih sesuai manual.
5) Bila keausan diameter tidak sesuai lagi dengan manual, perlu
diganti dengan cincin komutator yang baru.
f. Pres cincin komutator yang baru pada poros rotor menggunakan alat
pres (ujung gulungan harus masuk di dalam cincin komutator!).
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM PENGISIAN VI
BAB VI OVER HOULE DAN PERBAIKAN SISTEM PENGI-
SIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SISTEM PENGISIAN
KATA KUNCI
Charging system, battery, battery tester, battery charger, ignition switch, alternator,
rotor alternator, stator alternator, rumah alternator, diode penyearah, pulley,
regulator.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Sistem Pengisian
Sistem pengisian (charging system) berfungsi untuk menjamin baterai
selalu dalam kondisi terisi energi listrik secara maksimal sehingga ketika
membutuhkan energi listrik, terutama dalam kapasitas yang besar, kebutuhan
dapat selalu terpenuhi. Misalnya, untuk starting mesin kendaraan, menyalakan
lampu kepala/lampu depan, menyalakan lampu tembah, dan peralatan kelistrikan
lainnya. Alur kerja sistem pengisian pada kendaraan dapat dijelaskan pada poin-
poin sebagai berikut.
1. Putaran mesin kendaraan dimanfaatkan untuk memutar alternator atau
generator pengisian. Semakin tinggi rpm (rotary per minute) mesin kendaraan,
semakin tinggi pula putaran rotor alternator.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Sabuk penggerak (drive belt) atau yang lebih familiar dengan sebutan tali
kipas memindahkan atau meneruskan putaran mesin menuju putaran rotor
alternator melalui pulley alternator.
3. Alternator pengisian mengubah energi gerak putar pada rotor alternator
menjadi energi listrik. Alternator inilah yang membangkitkan arus listrik yang
akan disimpan pada baterai dan untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan pada
kendaraan.
4. Baterai pada sistem pengisian memiliki peranan menampung energi listrik
yang dibangkitkan alternator pengisian. Energi listrik akan disimpan di dalam
baterai dalam bentuk energi kimia.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
3. Perbaikan alternator
Alternator tersusun dari beberapa komponen yang satu sama
lainnya saling berhubungan/berkaitan. Komponen-komponen alternator
dapat dilihat pada ilustrasi gambar sebagai berikut.
MATERI PEMBELAJARAN
a. Rotor alternator
Rotor alternator merupakan komponen alternator yang
berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada inti rotor. Medan
magnet pada inti rotor akan bangkit apabila arus listrik dialirkan pada
lilitan rotor. Kerusakan pada rotor alternator pada dasarnya ada dua
macam. Pertama, tidak terjadi kemagnetan pada inti rotor coil meskipun
kunci kontak pada posisi ON. Kedua, medan magnet yang bangkit pada
inti rotor coil lemah.
Bentuk kerusakan pada rotor alternator, antara lain tahanan
lilitan rotor (rotor coil) melebihi batas spesifikasi, lilitan rotor putus, lilitan
rotor terhubung ke inti rotor dan poros rotor, serta keausan pada slip ring.
Tahanan lilitan rotor yang melebihi batas spesifikasi dapat terjadi karena
usia pemakaian atau kerusakan pada lilitan penghantar akibat panas
berlebihan.
Kerusakan-kerusakan karena tahanan lilitan rotor (rotor coil)
melebihi batas spesifikasi, lilitan rotor putus, atau lilitan rotor terhubung
ke inti rotor dan poros rotor dapat diperbaiki dengan menggulung ulang
lilitan dengan penghantar yang baru. Tentu saja pekerjaan ini diserahkan
kepada teknisi ahli di bidangnya. Namun, penggantian unit rotor lebih
disarankan untuk berbagai jenis kerusakan tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Stator alternator
Stator alternator tersusun dari lilitan penghantar beserta
intinya. Hal ini sama seperti rotor alternator. Perbedaanya, yakni jika
rotor posisinya di tengah dan berputar (dinamis), stator posisinya berada
di bagian pinggir alternator dan tidak bergerak (statis).
Bentuk kerusakan stator alternator, antara lain nilai tahanan
pada lilitan melebihi batas-batas spesifikasi, penghantar pada lilitan
putus dengan indikasi tahanan tak terhingga, serta lilitan penghantar
terhubung dengan inti stator (bocor).
Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut adalah dengan melakukan penggantian unit stator
atau melakukan penggulungan lilitan dengan penghantar baru.
c. Diode penyearah
Dioda penyearah merupakan komponen pada alternator yang
berperan untuk mengubah arus output alternator menjadi arus searah
agar dapat disimpan pada baterai kendaraan. Kerusakan yang dapat
terjadi pada dioda penyearah adalah tidak lagi mampu menyearahkan arus
yang dihasilkan alternator sehingga tidak dapat disimpan pada baterai
kendaraan. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan
dioda penyearah adalah mengganti komponen dioda dengan part baru.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kipas pendingin
Kipas pendingin pada alternator jarang mengalami kerusakan,
kecuali karena benturan/gesekan yang menyebabkan kerusakan parah
pada bantalan (bearing) bagian depan maupun bantalan bagian belakang.
Perbaikan pada kipas yang mengalami deformasi dapat dilakukan dengan
penggantian komponen baru.
MATERI PEMBELAJARAN
g. Pulley
Kerusakan pulley dapat berupa keausan pada alur yang
disebabkan karena adanya gesekan dengan tali kipas. Pemasangan tali
kipas yang cenderung kendor mengakibatkan gesekan pada komponen
ini sehingga permukaan yang bergesekan semakin lama semakin halus,
licin, dan selip. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti
pulley dengan unit baru.
4. Perbaikan regulator
Regulator pada sistem pengisian berperan untuk mengatur
tegangan arus output alternator agar stabil pada tegangan maksimal 14
volt. Kerusakan pada regulator adalah hilangnya fungsi dari komponen
ini sehingga tegangan output alternator tidak dapat ditampung pada
baterai. Regulator yang digunakan pada alternator sistem pengisian
ada dua tipe, yaitu tipe konvensional dan tipe IC (integrated circuit).
Untuk tipe konvensional, penyetelan-penyetelan tegangan output
dapat dilakukan dengan mengatur lidah penyetel pada ujung inti lilitan
atau kontak tegangan. Hal ini tidak dapat dilakukan pada IC regulator.
Penyetelan regulator tipe konvensional dilakukan dengan
prosedur melepas terminal baterai, melepas tutup regulator,
memeriksa kontak-kontak lilitan secara visual, memastikan kontak
regulator tegangan, dan membengkokkan plat penyetel menggunakan
tang lancip.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
depan dan rumah bagian belakang yang mengapit stator akan terlepas.
Perbaikan atau penggantian stator alternanor pun dapat dilakukan.
c. Diode penyearah
Pekerjaan over houle diode penyearah pada alternator pengisian
dilakukan dengan menurunkan atau melepas alternator dari kendaraan
terlebih dahulu. Untuk mengawali pekerjaan ini terminal baterai harus
dilepas agar tidak terjadi percikan ketika melepas alternator. Dioda
penyearah terletak di bagian belakang alternator dan dapat dilepas
dengan membongkar unit alternator. Pembongkaran alternator dilakukan
dengan melepas baut-baut pengikat dioda menggunakan kunci yang
sesuai dari bagian belakang alternator. Kemudian dengan membuka
tiga buah baut pengikat menggunakan obeng plus, kaitan antara rumah
bagian depan dan rumah bagian belakang akan terlepas sehingga dioda
penyearah dapat dikeluarkan atau dilepas dari alternator untuk dilakukan
penggantian dengan unit dioda baru.
d. Rumah dan bantalan depan
Rumah dan bantalan depan terletak pada bagian depan
alternator. Untuk melakukan pekerjaan over houle pada komponen ini,
prosedur harus benar. Pekerjaan over houle diawali dengan melepas
terminal baterai sebagai langkah pengaman. Setelah itu dilanjutkan dengan
melepas alternator pengisian dari kendaraan. Pembongkaran alternator
dilakukan dengan melepas baut-baut pengikat dioda menggunakan kunci
yang sesuai dari bagian belakang alternator. Kemudian, dengan membuka
tiga buah baut pengikat menggunakan obeng plus dari bagian depan
alternator, kaitan antara rumah bagian depan dan rumah bagian belakang
akan terlepas sehingga perbaikan atau penggantian rumah bagian
belakang dan bantalan (bearing) depan dapat dilakukan.
e. Rumah dan bantalan belakang
Rumah dan bantalan belakang terletak pada bagian belakang
alternator. Untuk melakukan pekerjaan over houle pada stator alternator,
prosedur yang dilakukan benar. Pekerjaan over houle diawali dengan
melepas terminal baterai sebagai langkah pengaman lalu melepas
alternator pengisian dari kendaraan. Pembongkaran alternator dilakukan
dengan melepas baut-baut pengikat dioda menggunakan kunci yang
sesuai dari bagian belakang alternator. Kemudian, dengan membuka
tiga buah baut pengikat menggunakan obeng plus dari bagian depan
alternator, kaitan antara rumah bagian depan dan rumah bagian belakang
akan terlepas sehingga perbaikan atau penggantian rumah bagian
belakang dan bantalan (bearing) belakang dapat dilakukan.
f. Kipas pendingin
Over houle kipas pendingin dilakukan untuk mengganti
komponen karena kerusakan/gesekan yang terjadi ketika putaran rotor
tidak balans karena kerusakan bantalan (bearing). Penggantian dilakukan
dengan melepas terminal baterai terlebih dahulu sebagai pengaman
dan melepas unit alternator dari kendaraan. Kipas pendingin alternator
terletak di bagian depan alternator dan dipasangkan pada poros rotor
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi selama
kegiatan praktik.
3. Jika menemui keraguan dalam kegiatan praktik, konsultasikan terlebih
dahulu dengan guru pembimbing.
4. Hati-hati selama melaksanakan kegiatan praktik.
D. Tugas dan Evaluasi
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan jobsheet praktik dan data
yang diperoleh selama praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen sistem pengisian (charging
system)!
3. Jelaskan kemungkinan kerusakan yang terjadi pada komponen sistem
pengisian (charging system)!
E. Media Praktik
1. Buku manual kendaraan yang sesuai
2. CD Interaktif
3. Wall Chart
F. Langkah Kerja
1. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi.
2. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
praktik.
3. Identifikasilah terminal-terminal yang ada pada regulator dan alternator.
4. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan dan perakitan serta
pengujian seperti di bawah ini.
a. Membongkar Alternator
1) Lepaskan rakitan drive end frame dan rotor dari stator dengan
melepas tiga sekrup pengikatnya.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
3) Periksalah kehalusan permukaan slip ring. Jika slip ring kasar atau
tergores, lakukan penggantian rotor. Gunakan jangka sorong untuk
mengukur diameter slip ring. Diameter standar 32,3-32,5 mm
dan diameter minimal 332,1 mm. Jika diameternya kurang dari
minimal, lakukan penggantian rotor.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
10) Baliklah polaritas probe ohmmeter dan ulangi langkah di atas (9).
Langkah di atas menunjukkan kontinuitas dan langkah kebalikannya
menunjukkan tidak ada kontinuitas. Jika kontinuitas tidak sesuai
dengan spesifikasi, lakukan penggantian rectifier holder.
LEMBAR PRAKTIKUM
12) Baliklah polaritas probe dan ulangi langkah di atas (11). Langkah
di atas menunjukkan kontinuitas dan langkah kebalikannya
menunjukkan tidak ada kontinuitas. Jika kontinuitas tidak sesuai
dengan spesifikasi, lakukan penggantian rectifier holder.
13) Bearing: periksalah bearing depan dari kemungkinan aus dan kasar
putaran bearing. Jika diperlukan, lakukan penggantian bearing
depan dengan melepas 3 sekrup pengikatnya.
15) Dengan menggunakan SST dan mesin pres, pasanglah bearing baru
dan ikatlah dengan 3 sekrup pengikatnya.
LEMBAR PRAKTIKUM
c. Merakit Alternator
1) Untuk Tipe 50 A, pasanglah rumah conectameal dengan
menggunakan solder untuk menyambung rumah conectameal
dengan rectifier holder. Peringatan, lindungilah rectifier dari
panas akibat penyolderan. Pasanglah rectifier holder pada
stator. Selama penyolderan, tahanlah terminal rectifier dengan
menggunakan tang lancip.
LEMBAR PRAKTIKUM
3) Pasanglah rear end cover pada rectifier end frame dengan memasang
2 sekat terminal pada kutub positif rectifier holder. Pasanglah
mur pengikat dengan momen pengencangan 4,4 Nm. Pasanglah
klem kabel dan condensor dengan 4 mur pengikat dengan
momen pengencangan 4,4 Nm. Pastikan bahwa kabel timah tidak
menyentuh rectifier end frame.
LEMBAR PRAKTIKUM
8) Pasanglah rakitan drive end frame dan rectifier end frame dengan
membengkokkan kabel rectifier untuk membebaskan rotor.
Selanjutnya, masukkan kawat ke dalam lubang pada rectifier end
frame dan tekanlah sikat ke dalam sepenuhnya. Pada posisi ini
tahanlah sikat.
LEMBAR PRAKTIKUM
d. Memeriksa Regulator
1) Lepaskan regulator dan tutupnya. Lakukan pemeriksaan
regulator. Periksalah keausan dan kerusakan pada titik kontaknya.
Jika terjadi kerusakan pada titik kontak, lakukan penggantian
regulator.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
Alessandro Volta
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang sistem
pengisian pada kendaraan, kalian juga dapat belajar secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian juga dapat mencari materi tentang sistem pengisian
pada kendaraan. Berbagai tipe sistem pengisian pada kendaraan, baik yang
masih menggunakan generator untuk kendaraan keluaran awal, maupun yang
sudah menggunakan alternator untuk kendaraan-kendaraan modern akan mudah
kalian temukan. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk memperluas
wawasan tentang sistem pengisian pada kendaraan adalah https://teknisimobil.
com/smk-otomotif/5-kerusakan-sistem-pengisian-yang-sering-terjadi-11634/
atau dengan membuka QR code di bawah ini.
RANGKUMAN
1. Alur kerja sistem pengisian pada kendaraan dapat dijelaskan pada point-point
sebagai berikut.
a. Putaran mesin kendaraan dimanfaatkan untuk memutar alternator
pengisian. Semakin tinggi putaran mesin kendaraan, semakin tinggi pula
putaran rotor alternator.
b. Sabuk penggerak (drive belt) memindahkan atau meneruskan putaran
mesin terhadap putaran rotor alternator melalui pulley alternator.
c. Alternator pengisian mengubah energi gerak putar pada rotor alternator
menjadi energi listrik. Alternator inilah yang membangkitkan arus listrik
yang akan disimpan pada baterai kendaraan dan untuk memenuhi
kebutuhan kelistrikan pada kendaraan.
d. Baterai pada konteks sistem pengisian memiliki peranan menampung
energi listrik yang dibangkitkan alternator pengisian. Energi listrik akan di
simpan didalam baterai dalam bentuk energi kimia.
2. Permasalahan pada sistem pengisian (charging system) dapat ditimbulkan
karena tidak berfungsinya komponen-komponen sistem pengisian dengan
baik, diantaranya tali kipas (fan belt) atau sabuk penggerak (drive belt), baterai
(battery), sekring (fuse) dan sekring utama (fusible link), lampu indikator
pengisian atau lampu CHG, kunci kontak (ignition switch), alternator, regulator,
dan kabel-kabel penghubung.
3. Pemeriksaan, perbaikan dan penggantian dapat dilakukan pada komponen-
komponen sistem pengisian (charging system) untuk mengatasi permasalahan.
Adapun komponen-komponen tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Sabuk penggerak (drive belt)
b. Baterai (battery)
c. Sekring (fuse)
d. Sekring utama (fusible link)
e. Lampu indikator pengisian atau lampu CHG
f. Kunci kontak (ignition switch)
g. Alternator
h. Regulator
i. Kabel-kabel penghubung
TUGAS MANDIRI
1. Lakukan studi pustaka atau browsing internet tentang over houle dan
perbaikan sistem pengisian pada kendaraan!
2. Catatlah informasi mengenai prosedur over houle dan perbaikan sistem
pengisian pada kendaraan!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab keenam tentang Over Houle dan Perbaikan Sistem
Pengisian, kalian tentu menjadi lebih memahami konsep dasar dan perbaikan
sistem pengisian pada kendaraan. Selanjutnya, dari seluruh materi yang sudah
dijelaskan pada bab keenam tersebut, menurut kalian materi mana yang sulit
untuk dipahami? Coba kalian diskusikan dengan teman-teman atau guru kalian
karena konsep dasar dan prosedur perbaikan ini akan menjadi pondasi untuk
memahami tentang sistem pengisian pada kendaraan yang lebih kompleks dan
juga memungkinkan untuk diaplikasikan pada kendaraan-kendaraan modern saat
ini serta pada kendaraan-kendaraan masa mendatang.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
sebesar 20.000 volt – 30.000 volt. Koil (coil) tersusun dari lilitan/gulungan
kawat penghantar primer dan lilitan/gulungan kawat penghantar sekunder.
Lilitan (coil) primer memiliki diameter kawat penghantar yang besar dan
pendek, sedangkan lilitan sekunder memiliki diameter kawat penghantar
yang kecil/lembut dan panjang. Besar kecilnya tegangan listrik yang dapat
diinduksikan oleh koil tergantung dengan perbandingan antara lilitan primer
dan lilitan sekunder ini.
6. Delco (distributor)
Distributor (distributor) memiliki fungsi untuk membagi arus
listrik bertegangan tinggi yang dibangkitkan oleh koil pengapian dan akan
didistribusikan ke masing-masing busi (spark plug) pada setiap silinder mesin
sesuai dengan FO (firing order) pengapian. Distributor unit terdiri dari sebuah
poros yang diputar oleh mesin melaui poros nok, rotor yang dipasang pada
ujung poros dan berputar bersama poros distributor, serta sebuah tutup
distributor yang terdapat titik-titik terminal sebagai dudukan ujung kabel
tegangan tinggi menuju masing-masing busi.
Unit distributor merupakan satu kesatuan antara distributor, platina,
centrifugal advancer, vacuum advancer dan oktan selector yang masing-
masing komponen tersebut memiliki fungsi yang spesifik dan bekerja saling
mendukung untuk mendapatkan performa mesin kendaraan yang optimal.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip kerja kabel tegangan tinggi (high tension cord) pada sistem
pengapian adalah mengalirkan arus listrik bertegangan tinggi dari koil
pengapian menuju distributor dan dari distributor menuju masing-masing
busi.
11. Busi (spark plug)
Busi (spark plug) merupakan komponen sistem pengapian yang
memiliki fungsi untuk memercikkan bunga api listrik di dalam ruang bakar
mesin. Bunga api listrik harus mampu memercik di dalam ruang bakar
bertekanan tinggi karena adanya langkah kompresi. Untuk memenuhi hal ini,
dibutuhkan arus listrik bertegangan tinggi.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
dari plat-plat baterai (PbO2 dan Pb) yang terlepas dan larut/tercampur
dengan elektrolit. Hal ini akan mengurangi kapasitas baterai dan dapat
menyebabkan hubung singkat antarplat-plat baterai.
MATERI PEMBELAJARAN
Pemeriksaan kunci kontak ketika anak kunci pada posisi ACC dapat
diperhatikan pada gambar sebagai berikut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
(-) dengan kontak tetap ketika platina pada posisi terbuka dan ada hubungan
saat kontak pemutus menutup.
Pemeriksaan celah platina dilakukan dengan menggunakan bilah
ukur (filler gauge) untuk mengetahui seberapa besar celah platina antara
kontak lepas dengan kontak tetap pada saat posisi platina terbuka. Besar
celah platina disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi yang terdapat pada
buku manual, yaitu sebesar + 0,45 mm.
Masih berhubungan dengan celah platina, pada bagian ini dapat
dilakukan pemeriksaan sudut dwell (dwell angle). Pemeriksaan sudut dwell
dilakukan untuk mengetahui besarnya sudut penutupan platina ketika ebonit
tidak tertekan oleh poros nok pada distributor. Untuk mesin dengan empat
silinder, nilai sudut dwell sesuai dengan spesifikasi adalah 50o + 2o.
Gambar berikut merupakan konstruksi unit platina pada sistem
pengapian konvensional beserta komponen-komponen pendukungnya.
4. Kapasitor/kondensator (capasitor/condensator)
Pemeriksaan terhadap kapasitor/kondensator (capasitor/
condensator) pada sistem pengapian dapat dilakukan dengan menggunakan
alat condensor tester maupun menggunakan multimeter. Pemeriksaan
kondensor menggunakan condensor tester dilakukan dengan cara mengukur
kapasitas kondensor dan membandingkan dengan standar.Ukuran kapasitas
kondensor dinyatakan dalam ukuran µF (micro Farad). Ukuran satandard 0,25
µF sampai dengan 0,75 µF. Pemeriksaan dengan menggunakan condensor
tester dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
lembut dan putaran tidak terhambat apapun. Putaran poros distributor tidak
boleh menimbulkan bunyi.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.33 Pemeriksaan Vakum Sistem Pengapian Konvensional Pada Saat Mesin Hidup
Sumber: PPPPTK-VEDC Malang
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.35 Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi Pada Sistem Pengapian Konvensional
Sumber: PPPPTK-VEDC Malang
MATERI PEMBELAJARAN
kebocoran arus tegangan tinggi. Keausan elektroda busi, baik elektroda pusat
maupun elektroda tepi, sangat berpengaruh terhadap kualitas percikan yang
dihasilkan busi. Adanya endapan atau deposit kerak karbon atau kerak oli
pada elektroda busi dan insulator busi dapat menyebabkan hubung singkat
sehingga busi tidak dapat memercikkan bunga api listrik. Busi dalam kondisi
baik juga harus diperiksa celah elektrodanya. Celah elektroda busi dapat
diukur menggunakan bilah ukur (feeler gauge) atau alat ukur khusus celah
elektroda busi. Spesifikasi celah busi + 0.8 mm.
LEMBAR PRAKTIKUM
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan praktik, peserta didik diharapkan dapat:
1. memeriksa/memperbaiki/mengganti kontak pemutus;
2. menyetel celah kontak pemutus dengan fuller.
B. Peralatan Praktik
1. Kotak alat
2. Kikir kontak
C. Bahan Praktik
1. Mobil/mesin hidup
2. Kertas bersih
3. Vet distributor
4. Kertas gosok
D. Pemeriksaan Awal
1. Lepas tutup distributor, rotor, dan piringan tutup.
2. Periksa keausan kontak. Gunakan obeng untuk membuka kontak. Lihat
gambar di bawah ini.
MATERI PEMBELAJARAN
a. Kondisi baik
b. Terbakar, perlu diganti
4. Kontak pemutus yang masih dapat digunakan harus diratakan jika akan
distel dengan fuller. Bila kontak tidak rata, penyetelan dengan fuller akan
menghasilkan celah yang terlalu besar. Lihat gambar berikut ini.
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Kontrol dudukan kontak lepas pada kontak tetap. Lihat gambar berikut
ini.
Baik Miring
Miring Tergeser
Sumber: PPPPTK-VEDC Malang
9. Sebelum memasang kontak pemutus, beri vet pada tumit ebonit, tetapi
jangan terlalu banyak. Pakailah vet khusus. Jika tidak ada, pakai vet
bantalan roda.
LEMBAR PRAKTIKUM
10. Jika tidak ada vet pada tumit ebonit, bagian tersebut cepat aus dan celah
kontak menjadi lebih kecil. Ini mempengaruhi besar sudut dwell dan saat
pengapian.
F. Penyetelan celah kontak pemutus dengan fuller
1. Putar motor dengan tangan sampai kam dengan tumit ebonit dalam posisi
seperti pada gambar.
Celah maksimum
LEMBAR PRAKTIKUM
5. Perhatikan pada saat pemeriksaan celah. Jika fuller tidak dimasukkan lurus,
penyetelan akan salah.
CAKRAWALA
Michael Faraday
Penemu Transformator (Koil)
Michael Faraday lahir tahun 1791 di
Newington, Inggris. Ayahnya bernama James
Faraday dan ibunya bernama Margaret Hastwell. Ia
memiliki tiga orang saudara dan Michael Faraday
merupakan anak ketiga. Faraday terlahir dari
keluarga yang pas-pasan dan membuatnya hanya
mampu mengenyam sedikit pendidikan formal.
Gambar 7.37 Michael Faraday Pada usia 14 tahun Michael Faraday sudah bekerja
Sumber: https://it.wikipedia.org/wiki/ keras menjadi penjual dan penjilid buku.
Michael_Faraday
CAKRAWALA
Pekerjaan inilah yang membuat ia terbiasa rajin membaca buku dan membuat
keingintahuannya tentang sains semakin tinggi. Ketika Michael Faraday menginjak
usia dua puluh tahun, dia mengunjungi ceramah-ceramah yang diberikan oleh
ilmuwan Inggris kenamaan Sir Humphry Davy dan akhirnya diterima sebagai
asistennya. Kiprahnya di bidang kelistrikan menghasilkan banyak penemuan yang
masih digunakan hingga saat ini. Salah satu penemuannya adalah konsep step
up tegangan listrik atau biasa disebut transformator yang pada dunia otomotif
diwujudkan dalam bentuk komponen ignition coil. Faraday tidak hanya cerdas,
tetapi juga sederhana dan tidak peduli soal kemasyuran. Ia menolak diberi gelar
kebangsawanan dan juga menolak jadi ketua British Royal Society.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
3. Baterai (battery) berfungsi untuk menyuplai arus primer 12volt yang dialirkan
pada jalur primer sistem pengapian (baterai - fusible link - kunci kontak -
kumparan primer koil - platina - massa).
4. Kunci kontak (ignition switch) berfungsi untuk memutus atau menghubungkan
arus dari baterai ke sistem pengapian.
5. Kontak pemutus/platina (breaker point) memiliki fungsi untuk memutus-
hubungkan aliran arus primer pada jaringan sistem pengapian.
6. Kapasitor/kondensator (capasitor/condensator) memiliki fungsi untuk
menyerap arus listrik pada saat platina terbuka sehingga kecepatan
pemutusan arus lebih tinggi dan induksi tegangan tinggi dari koil meningkat.
7. Koil pengapian (ignition coil) memiliki fungsi sebagai transformator yang
menaikkan tegangan input 12 volt menjadi tegangan output 20.000 volt
sampai dengan 30.000 volt.
8. Delco (distributor) memiliki fungsi untuk membagi arus listrik bertegangan
tinggi yang dibangkitkan oleh koil pengapian dan akan didistribusikan ke
masing-masing busi (spark plug) pada setiap silinder mesin sesuai dengan FO
(firing order) pengapian.
9. Bobot pemaju (centrifugal advancer) memiliki fungsi untuk memajukan saat
pengapian terutama pada saat putaran mesin (rpm) tinggi.
10. Vakum pemaju (vacuum advancer) memiliki fungsi untuk memajukan
pengapian terutama pada saat kevakuman pada intake manifold tinggi.
11. Pengatur angka oktan (octane selector) berfungsi untuk memilih saat
pengapian sesuai dengan angka oktan bahan bakar yang digunakan pada
mesin kendaraan.
12. Kabel tegangan tinggi (high tension cord) memiliki fungsi untuk mengalirkan
arus listrik bertegangan tinggi dari koil pengapian menuju terminal tengah
pada tutup distributor dan dari terminal tepi pada tutup distributor menuju
ke masing-masing busi.
13. Busi (spark plug) memiliki fungsi untuk memercikkan bunga api listrik di
dalam ruang bakar mesin.
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
Conventional ignition system, battery, fusible link, ignition switch, ignition coil,
breaker point, capasitor/condenser, distributor, high tension cord, spark plug.
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
ini terletak pada bodi distributor, maka penggantian vacuum advancer dapat
dilakukan dengan melepas distributor dari mesin kendaraan terlebih dahulu.
9. Over houle pengatur angka oktan (octane selector)
Pekerjaan over houle pengatur angka oktan (octane selector)
dilakukan untuk penggantian unit pengatur angka oktan karena kerusakan
pada komponen ini. Kerusakan oktan selektor menyebabkan penyesuaian
pemakaian jenis bahan bakar dengan saat pengapian tidak dapat diatur
sehingga saat pembakaran yang tepat tidak dapat terpenuhi. Selain itu, hal
ini memberikan pengaruh terhadap mesin, antara lain berupa pembakaran
tidak sempurna, daya optimal tidak tercapai, konsumsi bahan bakar boros,
sertaemisi gas buang tinggi. Kondisi ini dapat diatasi dengan melakukan
penggantian pengatur angka oktan.
10. Over houle kabel tegangan tinggi (high tension cord)
Pekerjaan over houle kabel tegangan tinggi dilakukan untuk
memeriksa nilai tahanan pada kabel untuk selanjutnya dapat disimpulkan
akan dilakukan penggantian atau tidak. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan
nilai tahanan di bawah spesifikasi 25 kΩ kabel tegangan tinggi masih layak
digunakan. Sementara, hasil pemeriksaan yang menunjukkan nilai tahanan di
atas 25 kΩ mengharuskan untuk dilakukannya penggantian kabel tegangan
tinggi.
Pemeriksaan harus dilakukan pada seluruh kabel tegangan tinggi,
baik kabel yang menghubungkan koil pengapian dengan tutup distributor,
maupun kabel tegangan tinggi yang menghubungkan tutup distributor
dengan masing-masing busi. Jika dilakukan penggantian kabel tegangan
tinggi, penggantian juga harus dilakukan untuk semua kabel tegangan tinggi.
Pemasangan kabel tegangan tinggi yang baru sama dengan kabel tegangan
tinggi yang lama. Pemasangan harus memperhatikan FO (firing order) yang
berlaku pada mesin bersangkutan.
11. Over houle busi (spark plug)
Over houle busi dilakukan untuk membersihkan atau mengganti
unit busi. Selama pemakaian pada mesin kendaraan kemampuan busi dalam
memercikkan bunga api tidak selamanya dalam kondisi optimal. Adanya
endapan kotoran karena deposit karbon atau deposit kerak oli yang tidak
terbakar menyebabkan percikan bunga api pada busi lemah atau bahkan tidak
dapat memercikkan bnunga api. Dalam kondisi ini perlu dilakukan over houle
pada busi untuk dilakukan pembersihan.
Over houle pada busi juga harus dilakukan ketika akan dilakukan
penggantian busi karena kerusakan seperti pecah insulator busi, kerusakan
ulir busi, keausan elektroda busi, meleleh elektroda busi dan usia busi yang
sudah melebihi batas-batas spesifikasi. Idealnya penggantian busi dilakukan
untuk seluruh busi meskipun yang mengalami kerusakan hanya satu atau
beberapa busi.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
Catatan: kata “dingin atau panas” dalam kalimat merupakan suhu koil
pengapian. Posisi dingin untuk suhu 10º – 50º C, sedangkan posisi panas
artinya 50º – 100º C.
10. Pemeriksaan kabel dari sumber tegangan
Dengan switch pengapian posisi ON dan selektor multimeter
pada posisi pengukuran tegangan, hubungkan probe (+) ke terminal B dan
probe (-) ke massa/bodi dengan tegangan terukur + 12 V.
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
CAKRAWALA
Pada bagian tengah busi terdapat elektrode yang dihubungkan dengan kabel
ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi dan dengan ground pada bagian
bawah busi membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk
busi diberikan secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert
Bosch.Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang busi.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
1. Lakukan studi pustaka atau browsing internet tentang perbaikan dan over
houle sistem pengapian konvensional pada kendaraan!
2. Catatlah informasi mengenai perbaikan dan over houle sistem pengapian
konvensional pada kendaraan!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab kedelapan tentang Perbaikan dan Over Houle Sistem
Pengapian Konvensional, kalian tentu menjadi lebih memahami konsep dasar
dan prosedur perbaikan sistem pengapian konvensional. Kemudian, dari seluruh
materi yang sudah dijelaskan pada bab kedelapan tersebut, menurut kalian materi
mana yang sulit untuk dipahami? Coba kalian diskusikan dengan teman-teman
atau guru kalian karena konsep dasar dan prosedur perbaikan sistem pengapian
konvensional ini akan menjadi pondasi untuk memahami tentang sistem pengapian
pada kendaraan yang lebih kompleks dan juga memungkinkan untuk diaplikasikan
pada kendaraan-kendaraan modern saat ini serta pada kendaraan-kendaraan masa
mendatang.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
e. Pulley
7. Komponen alternator yang berfungsi untuk menghubungkan terminal F dan
terminal E dengan slip ring pada rotor adalah …
a. Stator
b. Sikat-sikat (brushes)
c. Pulley
d. Kipas
e. Rotor
8. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah …
a. Slip ring menghubungkan sikat-sikat dengan lilitan rotor.
b. Stator tersusun dari inti dan lilitan penghantar yang tidak bergerak.
c. Slip ring berhubungan langsung dengan diode penyearah.
d. Rotor tersusun dari inti dan lilitan penghantar yang berputar pada
porosnya.
e. Bantalan dipasangkan pada kedua ujung poros rotor agar rotor berputar
halus.
9. Sering kali baterai mengalami drop tegangan karena sistem pengisian tidak
dapat bekerja secara maksimal dalam membangkitkan arus listrik. Pernyataan
berikut yang bukan penyebab permasalahan tersebut adalah …
a. Bantalan poros rotor kocak sehingga rotor tidak balans.
b. Sabuk penggerak (drive belt) alternator terlalu kendor.
c. Kondisi slip ring kotor.
d. Tegangan output alternator diatas 12 volt.
e. Keausan pada sikat-sikat (brushes).
10. Kunci kontak dalam konteks sistem pengisian (charging system) berfungsi
untuk …
a. Mematikan lampu indikator pengisian atau lampu CHG.
b. Memutus-hubungkan arus listrik dari baterai ke rotor coil untuk
membangkitkan elektromagnet.
c. Menyalakan lampu indikator pengisian atau lampu CHG.
d. Jawaban a dan b benar.
e. Jawaban b dan c benar.
11. Pemeriksaan rotor alternator menggunakan ohmmeter sebagai berikut yang
tidak benar adalah …
a. Kedua colokan ohmmeter masing-masing ditempelkan pada slip ring dan
inti rotor, hasilnya ada kontinuitas.
b. Kedua colokan ohmmeter masing-masing ditempelkan pada kedua slip
ring, hasilnya ada kontinuitas.
c. Kedua colokan ohmmeter masing-masing ditempelkan pada slip ring dan
inti rotor, hasilnya tidak ada kontinuitas.
d. Kedua colokan ohmmeter masing-masing ditempelkan pada poros rotor
dan inti rotor, hasilnya ada kontinuitas.
e. Kedua colokan ohmmeter masing-masing ditempelkan pada slip ring dan
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. SOAL ESSAY
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !
1. Sistem pengisian menjamin baterai selalu dalam kondisi kapasitas penuh
dan menyuplai kebutuhan arus listrik pada komponen-komponen kelistrikan
ketika mesin dalam kondisi hidup. Sebutkan komponen-komponen sistem
pengisian beserta fungsinya masing-masing!
2. Sebutkan disertai penjelasan singkat mengenai hal-hal yang menyebabkan
output sistem pengisian kecil!
3. Sistem pengapian memiliki fungsi membangkitkan arus listrik bertegangan
tinggi yang digunakan oleh busi untuk melakukan pembakaran di dalam ruang
bakar mesin. Sebutkan komponen-komponen sistem pengapian konvensional
pada mesin kendaraan!
4. Sistem pengapian konvensional dilengkapi dengan sistem pengatur dan
pemaju saat pengapian. Jelaskan prinsip kerja dari vakum pemaju (vacuum
advancer), sentrifugal pemaju (centrifugal advancer), dan pengatur angka
oktan (octane selector)!
5. Sebutkan dan jelaskan penyebab busi pada sistem pengapian tidak dapat
memercikkan bunga api listrik sehingga terjadi kegagalan pembakaran dan
mesin mati!
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://hdabob.com/windows.htm
h t t p s : / / w w w. w a l m a r t . co m / i p /Co n t ro l l e rs - M o t o rs - Re m o t e - Ce n t ra l -
S y s t e m - Ve h i c l e - E n t r y - L o c k i n g - A c t u a t o r - U n i v e r s a l - U n l o c k -
Tr u c k - C o n v e r s i o n - D o o r - L o c k - K e y l e s s - 2 - 4 - C a r - S U V - K i t - V a n s -
Power/198726145?wmlspartner=wlpa&selectedSellerId=17188
https://www.yourmechanic.com/article/symptoms-of-a-bad-or-failing-windshield-
wiper-motor
https://www.howacarworks.com/bodywork/checking-windscreen-wipers-and-
washers
https://www.kia.ca/cadenza
https://www.cartoq.com/parking-sensors-reverse-cameras-or-both-which-is-safest-
and-most-useful/
https://www.digitaltrends.com/cars/best-gps-for-your-car/
https://www.amazon.com/Bosch-MicroEdge-40710-Wiper-Blade/dp/B000BZI5II
http://www.hongmei.com.tw/shop/door-power-mirror-repair-parts/05-06-07-08-
09-cadillac-sts-door-power-folding-mirror-motor-housing/
https://www.carid.com/cigarette-lighters-components.html
https://www.autoexpose.org/2018/07/power-window-mobil.html
https://orozcosautoservice.com/power-window-repair/
https://www.fredbeans.com/reasons-windshield-wipers-not-working-doylestown-
pa/
http://www.mcx5.org/global_positioning_system_gps_antenna-275.html
www.hyunday-forums.com
www.rollaclub.com
https://www.ambrasta.com/12-volt-cigarette-lighter-socket-wiring-diagram/
https://www.ukessays.com/essays/engineering/components-features-central-
locking-1083.php
ASTRA Honda Motor
https://de.wikipedia.org/wiki/Nikola_Tesla
https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_J._Van_de_Graaff
https://www.jx-expo.com/how-to-repair-your-car-battery/
https://www.teknik-otomotif.com/2017/04/fungsi-oktan-selector-pada-sistem.html
https://it.wikipedia.org/wiki/Michael_Faraday
DAFTAR PUSTAKA
https://axleaddict.com/auto-repair/DIY-Auto-Service-Ignition-Systems-Operation-
Diagnosis-and-Repair
https://crawfordsautoservice.com/how-to-jump-a-dead-battery/
https://www.mirafiori.com/faq/content/switch/index.html
https://www.hagerty.com/media/maintenance-and-tech/dependable-ignition-
system/
https://www.hemmings.com/stories/2018/11/06/my-triumph-obsession-part-iv-an-
ignition-coil-lasted-more-than-a-half-century
https://www.carparts.com/blog/a-short-course-on-ignition-systems/
https://www.diyford.com/ford-big-block-ignition-starting-charging-interchange/
http://www.superchevy.com/how-to/additional-tech/1601-everything-you-wanted-
to-know-about-vacuum-advance-and-ignition-timing/?fullsite=true
https://www.vipauto.com/education-center-spark-plug/
GLOSARIUM
ACG (alternating current generator) : sistem starter mesin yang tidak lagi
memanfaatkan motor listrik untuk
memberikan putaran awal pada mesin,
melainkan memanfaatkan generator arus
bolak-balik.
Alternating current : arus bolak balik, yakni arus yang dihasilkan
oleh alternator pada kendaraan sebelum
diatur atau diregulasi oleh regulator.
Alternator : penghasil arus listrik yang menghasilkan arus
jenis bolak balik (alternating current).
Battery load tester : alat untuk mengetahui kemampuan baterai
khususnya tegangan kerja baterai.
Bearing : bantalan yang dipasangkan diantara poros
dan dudukannya dan berfungsi untuk
mencegah terjadinya gesekan secara
langsung.
Breaker point : kontak pemutus atau sering disebut dengan
nama platina berfungsi sebagai alat untuk
memutus hubungkan arus primer pada system
pengapian konvensional.
Busi/pemantik api (spark plug) : komponen sistem pengapian yang berfungsi
untuk memercikkan bunga api listrik agar
dimulai proses pembakaran pada ruang bakar
mesin.
Centrifugal advancer : sistem pengajuan saat pengapian pada mesin
yang memanfaatkan putaran poros distributor
sebagai mekanisme pengontrolnya.
Charging system : sistem kelistrikan pada kendaraan yang
berfungsi untuk menghasilkan energi listrik
dan ditampung didalam baterai.
Commutator : komponen pada jangkar (armature) berupa
plat-plat memanjang yang dipasangkan di
sekeliling poros jangkar dan difungsikan
sebagai terminal kumparan jangkar.
Condensator/capasitor : komponen sistem pengapian yang berfungsi
untuk menyimpan arus listrik primer dalam
jangka waktu yang singkat agar tidak terjadi
loncatan bunga api listrik pada celah platina
ketika platina proses buka tutup.
Conventional ignition system : sistem pengapian pada mesin kendaraan yang
masih menggunakan kontak platina sebagai
pemicu bangkitnya arus bertegangan tinggi
pada koil pengapian.
GLOSARIUM
GLOSARIUM
GLOSARIUM
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 1:
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS