SMK/MAK
jilid 1
Teknik Gambar
Konstruksi
R. Eko Pristirianto
A. Arief Rahadian N. W.
TEKNIK GAMBAR KONTRUKSI
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Robertus Eko Pristirianto
Alexander Arief Rahadian Nugroho Warsito
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Nur Aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Intan Sulistyani Widiarti
Indah Mustika Ar Ruum
Ratna Murni Asih
KATA PENGANTAR
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
PRAKATA
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan di bidang
teknologi yang sangat pesat, arus informasi antarmanusia begitu cepat dan transparan.
Hal ini menuntut kita untuk membenahi diri dengan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan di bidang teknologi informasi, agar dapat ikut berperan pada era
sekarang ini.
Di sisi lain ternyata juga mulai bisa kita lihat perberkembangan kemajuan
bidang industri di Indonesia yang mulai menerapkan mesin serba otomatis, sebagai
dampak perkembangan teknologi. Maka tampak sekali banyaknya kebutuhan akan
tenaga terampil dan terdidik yang bisa menyesuaikan kemajuan yang terjadi.
Menyikapi kebutuhan tenaga terampil yang dimaksud, khususnya di bidang
pekerjaan dengan kompetensi juru gambar mesin, masih sangat dibutuhkan
kompetensinya dalam menguasai teknologi canggih seperti Computer Aided Design
(CAD). Namun juga tetap harus memiliki dasar yang kuat tentang cara mengambar
teknik mesin secara konvensional, terutama pengetahuan teorinya. Salah satu mata
pelajaran pada Kompetensi Keahlian Teknik Perancangan dan Gambar Mesin yang
harus dikuasai adalah Teknik Gambar Konstruksi.
Untuk itu melalui kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi
2013), Teknik Gambar Konstruksi disusun. Sedangkan bahan ajar Teknik Gambar
Konstruksi ini merupakan salah satu bahan ajar pelengkap kurikulum tersebut di atas.
Modul ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu referensi guru maupun siswa
untuk kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensinya.
Dengan buku ini diharapkan siswa terinspirasi untuk dapat lebih
mengembangkan pengetahuannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................iv
PRAKATA.............................................................................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................................xiii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU...............................................................................................................xiv
PETA KONSEP BUKU........................................................................................................................................xvi
APERSEPSI..........................................................................................................................................................xvii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................171
GLOSARIUM.......................................................................................................................................................172
BIODATA PENULIS............................................................................................................................................174
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.36 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut bukan
45° atau 90°.............................................................................................................................124
Gambar 6.37 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut 45° atau 90°................124
Gambar 6.38 pemberian ukuran linier untuk benda kerja dengan ukuran yang dapat
dibagi...................................................................................................................................................................124
Gambar 6.42 pemberian ukuran linier untuk jumlah lubang yang sama, jumlah
lubang dapat dicantumkan.........................................................................................................................125
Gambar 6.43 jumlah lubang dapat dicantumkan pada bentuk lingkaran.................................125
Gambar 6.44 pemberian ukuran dengan referensi bebas...............................................................125
Gambar 6.45 pemberian ukuran dengan referensi tertentu...........................................................126
Gambar 6.46 pemberian ukuran dari referensi sumbu dan lubang.............................................130
Gambar: 6.47.....................................................................................................................................................130
Gambar 7.2 Detail poros lengkap dengan simbol pengerjaan pada
gambar konstruksi..........................................................................................................................................138
Gambar 7.1 Demonstrasi Suaian Presisi dari dua buah baja...........................................................138
(Gambar 7.3 Basic graphical symbol for surface texture).................................................................141
Gambar 7.4 Simbol bagian permukaan yang dilakukan proses pengerjaan)...........................141
Gambar 7.6 Simbol grafis disajikan secara lengkap...........................................................................142
Gambar 7.7 Spesifikasi penyajian simbol geometri secara lengkap............................................142
Gambar 7.8 Penyajian simbol permukaan untuk seluruh sisi bagian benda pada
pandangan terpampang yang ada pada benda kerja sehingga bagian bawah dan
sisi belakang tidak termasuk dalam syarat pengerjaan)...................................................................142
(Gambar 7.9 Penyajian simbol kualitas permukaan)..........................................................................143
Gambar 7.9 Penampang yang dipotong untuk pengamatan tekstur kekasaran)...................143
Gambar 7.10 Hasil proyeksi tekstur penampang benda kerja jika diperbesar.........................144
Gambar 7.11 Standar penyajian simbol pengerjaan yang sesuai dengan arah
pembacaan........................................................................................................................................................145
Gambar 7.12 Cara penyajian alternatif menurut ISO dengan menggunakan
acuan garis dan anak panah.......................................................................................................................145
Gambar 7.13 Cara penyajian simbol pengerjaan dalam garis ukuran.........................................146
Gambar 7.14 Cara penyajian simbol pengerjaan yang terintegrasi dengan
toleransi geometri...........................................................................................................................................146
Gambar 7.15 Penyajian simbol pengerjaan pada garis tarik pengukuran
benda kerja berbentuk silindirs.................................................................................................................146
Gambar 7.16 Penyajian simbol pengerjaan pada garis tarik pengukuran
benda kerja silindirs dan prismatis...........................................................................................................147
Gambar 7.17 Penyajian penyederhanaan simbol tekstur permukaan untuk
persyaratan yang sama pada bidang benda.........................................................................................147
Gambar 7.18 Penyajian penyederhanaan simbol tekstur permukaan untuk
persyaratan kualitas permukaan tercantum.........................................................................................148
Gambar 7.19 Indikasi referensi jika ruang gambar minimal............................................................148
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Teknik Gambar Konstruksi XI yang
diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini,
disarankan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu Anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika Anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi untuk mempelajari
materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila Anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru Anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU
BAB I
Gambar Bukaan / Bentangan
Metode Paralel
BAB II
Gambar Bukaan / Bentangan
SEMESTER Metode Radial / Putar
GASAL
BAB III
Gambar Bukaan / Bentangan
Metode Segitiga
TEKNIK GAMBAR KONTRUKSI
BAB IV
Gambar Bukaan / Bentangan
Metode Kombinasi
BAB V
Teknik Menggambar Bukaan /
Bentangan
BAB VI
SEMESTER
Pemberian Ukuran Pengerjaan
GENAP Gambar Konstruksi
BAB VII
Simbol Pengerjaan dalam gam-
bar konstruksi
APERSEPSI
Materi pada buku ini kebanyakan bab menjelaskan tentang gambar bukaan.
Gambar bukaan disebut juga dengan gambar bentangan. Gambar bukaan
menggambarkan secara datar atau pada satu bidang saja suatu permukaan
benda yang biasanya memiliki beberapa bidang. Suatu benda berbentuk geometris
silinder merupakan benda yang mempunyai bentuk geometris dasar silindris,
seperti contohnya: silinder dan pipa silindris. Bentuk silindris dapat d i a n g g a p
sebagai suatu prisma segi banyak. Sedangkan benda persegi adalah benda-benda
yang mempunyai bentuk dasar persegi, seperti contohnya: balok, kubus, prisma
segi tiga dan prisma segi banyak. Lihat gambar 01.1 Gambar berbagai contoh hasil
gambar bukaan/bentangan yag ada di industri.
APERSEPSI
Gambar a
Gambar b
Gambar 01. 2 Drilling Jig dan gambar detail Item 2
(Sumber : Arsip Pribadi)
Dengan menyelesaikan seluruh bab dalam buku ini siswa dapat memiliki
kompetensi membuat gambar kerja atau gambar detail yang memenuhi aturan
penulisan dan pemasangan simbol-simbol yang berlaku dengan benar ketika mereka
di dunia kerja.
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Sistem langsung
Sistem langsung adalah proses menggambar bukaan/bentangan yang dilakukan
langsung pada objek atau pelat yang dikerjakan. Proses langsung ini pada umumnya
dilakukan untuk pembuatan satu objek saja. Pelat yang menjadi objek pengerjaan
langsung berfungsi sebagai tempat membuat lukisan polanya. Jadi juru gambar
langsung melukis bentuk bukaan/bentangan di atas pelat tersebut. Setelah gambar
PENDAHULUAN
Metode yang dipakai untuk membuat gambar bukaan / bentangan yang biasa
dipakai adalah ; metode paralel, metode radial / putar, metode segitiga dan metode
kombinasi. Pada bab ini kita akan membahas salah satu metode yang dapat digunakan
untuk membuat gambar bukaan / bentangan, adalah dengan menggunakan metode
paralel. Untuk metode yang lain akan dibahas pada bab berikutnya.
Metode paralel ini merupakan cara sederhana dalam membuat bukaan/
bentangan dan biasanya digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk
dasar kotak, prisma dan silinder.
Sesuai dengan sebutannya cara ini dipakai untuk membuat benda dengan bentuk
sisi satu dan lainnya berupa garis-garis sejajar.
Contoh benda yang dibentuk dengan metoda paralel antara lain adalah kotak
PENDAHULUAN
kubus, balok, silinder baik tunggal, maupun gabungan dan prisma (segitiga, segilima,
segienam, dll). Bentuk lainnya adalah prisma dan silinder, garis bentangan pola prisma
dan silinder berbentuk lurus dan pengukuran garis berdasarkan penarikan garis tegak
lurus dan sejajar. Berikut ini akan kita bahas bermacam-macam bentuk yang dapat
dibuat bentangannya dengan menggunakan metode paralel :
1. Bentangan segiempat
2. Bentangan prisma
3. Bentangan silinder
4. Bentangan belokan (elbow)
MATERI PEMBELAJARAN
A. Bentangan Segiempat
Gambar 1.3. Gambar Bukaan / Bentangan Kubus Terbuka Gambar 1.4. Gambar Bukaan / Bentangan Kubus
(Sumber: Arsip Pribadi) Tertutup
(Sumber: Arsip Pribadi)
Gambar bukaan / bentangan metode paralel untuk kubus dan balok adalah
dengan cara membuka setiap sisinya ke arah alasnya. Untuk lebih jelasnya dapat
melihat gambar 1.3 dan 1.4 di atas.
Pada pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk balok, kita juga bisa
melihat pada gambar 1.5. Yang membedakan antara gambar bentangan balok dan
kubus adalah panjang sisi balok tidak sama, sehingga ada ukuran untuk panjang,
lebar, dan tinggi.
MATERI PEMBELAJARAN
B. Bentangan Prisma
Metode parallel/sejajar dapat digunakan dalam membuat bentangan benda-
benda yang termasuk dalam kelompok prisma. Benda dengan bentuk prisma
memiliki ciri bentuk yang sama pada penampang lintang sepanjang benda tersebut,
antara lain prisma segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi banyak atau
silinder. Cara pembuatan bentangannya dengan menggelindingkan permukaan
benda tersebut pada permukaan datar.
Sebuah prisma segi enam yang atasnya terbuka beserta bentangannya
ditunjukkan Gambar 1.6. Sedangkan prisma segi enam yang kedua ujungnya
tertutup beserta bentangannya ditunjukkan oleh Gambar 1.7. Bentangan tersebut
memiliki bentuk empat persegi panjang. Panjang bentangan sama dengan keliling
segi enam, dan lebarnya sama dengan tinggi prisma tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
C. Bentangan Silinder
MATERI PEMBELAJARAN
dapat ditentukan letak titik-titik yang dapat menentukan bentuk bentangan yang
sebenarnya.
MATERI PEMBELAJARAN
Teknik secara grafis adalah dengan membagi lingkaran pandangan atas dalam
12 bagian yang sama besar. Kemudian diberi tanda angka 1 sampai 12 pada titik
baginya (perhatikan gambar 1.12).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
D. Bentangan Belokan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.18 adalah gambar sambungan berbentuk T dari dua tabung yang
garis tengahnya sama. Lingkaran tersebut dibagi menjadi 12 bagian sama besar. Dari
titik tersebut ditarik garis-garis ke bidang depan (pandangan utama). Karena kedua
tabung tersebut mempunyai garis tengah yang sama maka garis pertemuan kedua
tabung adalah garis lurus, dan sambungannya berbentuk V. Untuk menggambar
bukaan/bentangan dari bagian A, dibuat sebuah empat persegi panjang, dibagi
menjadi 12 bagian yang sama. Tabung dibuka dari titik 3 memanjang. Tarik garis-
garis a, b, c, d, e, f, dan g ke empat persegi panjang sehingga memperoleh titik-titik
a1, b1, c1, d1, e1, f1, dan g1. Hubungkan titik-titik tersebut. Untuk menggambar
bukaan bagian B, buat sebuah empat persegi panjang pembantu dan bagi menjadi
12 bagian yang sama. Bila dibuka dari titik 1 memanjang, maka garis 1a sama
dengan garis 1a2, garis 2b sama dengan garis 2b2, garis 3c sama panjang dengan
garis 3c2, garis 4d sama panjang dengan garis 4d2, garis 5e sama panjang dengan
garis 5e2, garis 6f sama panjang dengan garis 6f2, dan garis 7g sama panjang
dengan garis 7g2. Kemudian titik-titik a2, b2, c2, d2, e2, f2, dan g2, dihubungkan.
Maka gambar bentangan bisa dibuat.
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
1. Perhatikan gambar 2 dimensi benda berikut ini. Buatlah gambar bukaan /
bentangan selubung dan tutup atas bawah dengan metode paralel, pada kertas
A 4. Proyeksi yang dipakai pada gambar soal adalah Proyeksi Eropa.
2. Amati hasil pekerjaan gambar bukaan / bentangan pada kertas A4. Mulailah
memotong gambar bentangan sesuai bentuk bentangannya, kemudian melipat
sesuai garis lipatannya dan menyambung bagian tepinya sehingga terbentuk
benda sesuai gambar.
LEMBAR PRAKTIKUM
Kemudian ujilah kesesuaian ukuran hasil benda yang terjadi dengan gambar
soalnya.
Kunci Jawaban.
Lembar Penilaian.
Buatlah penilaian dari hasil praktik dengan menggunakan Lembar Penilaian
berikut.
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
Pembuatan bukaan atau bentangan tidak terlepas dari alat potong pelat
tersebut. Berbagai alat potong yang ada dapat ditunjukkan disini, antara lain
dapat dilihat pada gambar berikut.
CAKRAWALA
Pembuatan bukaan atau bentangan tidak terlepas dari alat potong pelat
tersebut. Berbagai alat potong yang ada dapat ditunjukkan disini, antara lain
dapat dilihat pada gambar berikut.
CONTOH SOAL
5. Buatlah gambar bukaan /bentangan dari benda seperti gambar berikut ini,
yang dibuka pada bagian depan.
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban:
1. Caranya dengan membuka (membentangkan) lipatan pada setiap sisinya.
2. Cara membuat bukaan/ bentangan prisma adalah:
a. Prisma dibuka pada garis yang pertemuan dua buah bidang yang berdekatan.
b. Buatlah garis mendatar yang panjangnya sama dengan keliling prisma segi
enam tersebut.
c. Buatlah garis tegak lurus dari masing-masing ujung setiap garis tersebut
yang panjangnya sama dengan tinggi prisma tersebut, sehingga membentuk
empat persegi panjang.
d. Bagi empat persegi panjang tersebut menjadi enam bagian sama besar,
sehingga jumlah bagian yang sama ada enam.
3. Cara untuk membuat bukaan/ bentangan silinder secara grafis adalah:
a. Buatlah pandangan atas dari silinder yang akan dibuat bentangannya.
b. Bagi lingkaran dari silinder tersebut menjadi 12 bagian yang sama, dimana
bagian 1 dan 12 saling berimpit.
c. Buat garis lurus mendatar di samping lingkaran, kemudian dengan
menggunakan jangka pindahkan bagian-bagian yang ada dalam lingkaran
ke dalam garis tersebut, sehingga hasil pemindahan seluruh bagian
tersebut akan merupakan keliling lingkaran yang terbentuk.
d. Buat garis tegak lurus dari pangkal garis mendatar yang tingginya sama
dengan tinggi silinder.
e. Buatlah garis mendatar yang sejajar dengan garis mendatar pertama dan
menghubungkan kedua ujung garis tegak lurus di ujung garis mendatar
pertama yang dibuat.
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Soal :
Buatlah gambar bukaan/bentangan dari TABUNG SILINDRIS seperti gambar
berikut ini. Jika bentuknya sama , cukup dibuat satu gambar bentangan.
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Bentuk-bentuk benda pada sistim saluran yang tidak memakai sistem pipa atau
disebut ducting system yang dapat dikembangkan dengan metode ini adalah benda-
benda dengan bentuk piramida, limas, dan kerucut.Saluran tersebut memiliki bentuk
yang mengarah pada satu titik puncak.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Bentangan Piramida
Sebuah benda dikatakan sebagai piramida apabila benda tersebut dibatasi
oleh bidang rata bersudut banyak yang dinamakan alas dan bidang sisi berupa segi
tiga yang jumlahnya minimal empat yang puncaknya sama dan bertemu pada satu
titik. Dengan demikian, bidang-bidang yang membatasi bentuk piramida adalah:
1. Bidang/sisi bersudut banyak (polygon) sebagai alas,
2. Bidang/sisi yang berbentuk segi tiga dengan panjang sisi alasnya umumnya sama
dengan panjang sisi polygon, serta puncaknya sama dan bertemu pada satu titik,
yang dinamakan puncak piramida (perhatikan gambar berikut).
Apabila piramida yang kiri pada gambar di atas tersebut alasnya dilepas dan
lipatannya di buka, maka bentuk bentangan selubungnya dapat dilihat pada
gambar berikut.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk membuat bentangan dari piramida di atas, langkahnya sama seperti pada
saat membuat bentangan piramida yang tidak terpotong (Gambar 2.5). Artinya,
langkah (1) sampai (8) sama, hanya untuk melukis bentangan sisi atas piramida,
langkah yang harus dilakukan adalah harus memproyeksikan titik- titik pada
sisi atas piramida ke garis panjang sebenarnya. Apabila proses proyeksi tersebut
benar, maka panjang garis sebenarnya dari sisi pojok piramida yang terpotong
akan sebanding dengan panjang sebenarnya sisi pojok keseluruhan dari piramida.
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan garis ini sebagai ukuran, selanjutnya buatlah busur lingkaran secukupnya
sejajar lingkaran luar. Titik potong antara busur lingkaran ini dengan garis-garis
radial dihubungkan dengan garis, dan akan diperoleh sisi atas dari piramida.
Gambar bentangan piramida terpancung miring:
Gambar berikut adalah gambar yang menjelaskan tentang sebuah piramida yang
ujungnya terpotong miring, berikut bentangannya.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2.10 (b) adalah bukaan/bentangan dari piramida miring Terpotong Miring .
Cara menggambarnya adalah sebagai berikut;
1. Buat garis 12T2 sepanjang 11T, kemudian buat lingkaran di titik 12 dengan
panjang jari-jari sama dengan panjang dari salah satu sisi segi enam.
2. Buat lingkaran di titik T2 dengan jari-jari 21T sehingga berpotongan di titik 22.
3. Buat lingkaran di titik 22 dengan jari-jari 1-2, kemudian buat lingkaran dengan
jari-jari 31T dengan pusat lingkaran di titik T dan berpotongan di titik 32.
4. Buat lingkaran di titik 32 dengan jari-jari 1-2, kemudian buat lingkaran di Mik
MATERI PEMBELAJARAN
C. Bentangan Kerucut
Kerucut merupakan sebuah limas istimewa dengan alas yang berbentuk lingkaran.
Dalam pandangan dua dimensi, kerucut memiliki 2 sisi dan 1 rusuk. Sisi tegak
dari sebuah kerucut tidak berupa segitiga melainkan berupa bidang miring yang
disebut selimut kerucut.
Benda dengan bentuk seperti corong misalnya, merupakan salah satu bentuk benda
ducting system. Oleh karena itu, untuk dapat membuat benda tersebut dengan
benar harus diawali dengan membuat gambar bentangannya. Dalam membuat
gambar bentangan benda kerucut, digunakan metode bentangan garis radial/putar.
Secara prinsip, pembuatan gambar bentangan benda kerucut ini identik dengan
proses pembuatan gambar bentangan benda piramida, yaitu harus menentukan
dulu panjang yang sebenarnya.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 2.12 Kerucut Terpancung Rata Gambar 2.13 Bukaan/bentangan Kerucut Terpotong Rata
(Sumber : Modul Pelatihan Guru, Gambar Bentangan (Sumber : Modul Pelatihan Guru, Gambar Bentangan
DirPTK,2016) DirPTK,2016)
MATERI PEMBELAJARAN
sebagai titik pusat busur keliling alas kerucut dan untuk mendapatkan panjang
garis sebenarnya.
3. Buat busur lingkaran pada alas pandangan depan dengan jari-jari ½ diameter
alas kerucut.
4. Bagi busur lingkaran menjadi 6 bagian yang sama
5. Buat busur lingkaran dengan titik pusat titik A jari-jari A1.
6. Berikutnya, buat busur lingkaran dengan titik pusat T dengan jari-jari A1’ .
7. Pindahkan tali busur yang terdapat pada busur lingkaran dari nomor 1 sampai
nomor 7 dan dari nomor 7 sampai dengan nomor 1.
8. Hubungkan semua titik-titik yang terdapat pada garis busur A pada titik puncak
kerucut di titik A.
MATERI PEMBELAJARAN
yang sama banyaknnya dengan banyaknya pembagian tampang atas. Pada titik
ini dalam prosedur, perlulah untuk menentukan panjang sejati elemen benda
terpancung dengan cara yang sama dengan cara memperoleh panjang sejati
piramida terpancung. Dengan informasi ini, gambar bentangan yang dikehendaki
dapat dibuat lengkap dengan mengukurkan panjang sejati pada garis yang sesuai
dalam gambar dan menyambung titik-titik yang diperoleh dengan demikian itu
dengan garis lengkung yang mulus.
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
1. Perhatikan gambar soal di bawah ini, kemudian buatlah gambar bukaan/
bentangan dari gambar tersebut. Hasil pekerjaan dibuat dalam lembar kerja
praktik, dalam skala : 1 : 1. Cobalah tentukan ukuran secara ebas namun harus
menyesuaikan bentuk soalnya.
2. Buatlah peraga dari bahan kertas karton, bukaan beserta tutupnya, dari hasil
jawaban soal nomor 1 di atas. Sambunglah tepian bentangan tersebut dengan
lem atau isolasi agar terbentuk peramida terpancung sesuai dengan ukuran
soalnya.
LEMBAR PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
Berbagai alat tekuk, roll dan potong plat yang ada dapat ditunjukkan pada
gambar berikut ini. Gambar 2,.22 merupakan mesin potong dan pelubang atau
Punch plat yang otomatis.
CAKRAWALA
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
Kunci jawaban:
CONTOH SOAL
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 3.4. Cara Menentukan Panjang Sejati dan Bukaan Limas Segiempat Tertutup
(Sumber : Warren J Luzader, 1996, “Menggambar Teknik untuk Desain Pengembangan Produk, dan Kontrol Numerik,
alih bahasa : Hendarsin H, Jakarta : Erlangga)
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
1. Perhatikan gambar 2 dimensi benda berikut ini. Buatlah gambar bukaan /
bentangan piramida berikut ini pada kertas A 4. Proyeksi yang dipakai pada
gambar soal adalah Proyeksi Eropa.
CONTOH SOAL
Soal:
1. Sebutkan kegunaan metode segitiga !
2. Bagaimana menghitung panjang sisi dasar piramida ?
3. Buatlah gambar bukaan /bentangan dari benda seperti gambar berikut ini :.
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban:
1. Metode segituga dipakai untuk menggambar bentangan yang berbentuk
dasar segitiga.
2. Cara menentukan panjang sisi sebenarnya;
Dapat ditemukan dengan membuat busur dari puncak piramida ke ujung
piramida dalam arah diagonal.
CONTOH SOAL
1:1 Dilihat
Visa
CAKRAWALA
Hopper
Hopper adalah alat berbentuk corong yang digunakan untuk memindahkan
material dari satu wadah ke wadah lainnya. Jika Anda perlu menuangkan material
agar dapat mudah diarahkan ke bak penampungan, hopper memungkinkan Anda
memindahkannya tanpa tumpah atau tercecer. Zat padat, seperti biji-bijian juga
bisa dipindahkan menggunakan hopper. Bentuk hopper dari bahan plat logam
pada umumnya diambil dari bentuk piramida atau kombinasinya
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
RANGKUMAN
terpancung miring
3. Untuk bentuk permukaan gabungan atau transisi yang sulit dikerjakan
penggambarannya dengan metode paralel dan radial dapat dipakai metode
segitiga.
TUGAS MANDIRI
Soal:
Buatlah gambar bukaan/bentangan dari piramida seperti gambar berikut ini
REFLEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat menggambar bukaan /
bentangan dengan menggunakan metode kombinasi untuk bermacam bentuk
benda saluran dengan benar
PETA KONSEP
BENTANGAN KOMBINASI
BENTANGAN BENTANGAN
INTERSEKSI TRANSISI
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Bentangan Interseksi
1. Bentangan kombinasi sambungan 2 bentuk atau lebih
a. Bentangan silinder berpotongan membentuk sudut 90°
MATERI PEMBELAJARAN
Cara menggambar bentangan silinder sama dengan cara menggambar
bentangan silinder terpancung dan telah dipaparkan sebelumnya.
2. Bentangan kombinasi 2 bentuk atau lebih yang memotong
a. Silinder Berpotongan Bentuk T (sudut 90°) dengan Diameter Sama
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.5 Gambar bentangan silinder berpotongan bentuk T dengan diameter tidak sama
(Sumber: Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.6 Gambar bentangan silinder berpotongan bentuk T dengan diameter tidak sama dan tidak sepusat
(Sumber : Modul Pelatihan Guru, Gambar Bentangan DirPTK,2016)
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Langkah II:
Menyelesaikan gambar bentangannya dengan cara-cara yang telah
dipaparkan sebelumnya.
MATERI PEMBELAJARAN
f. Silinder Berpotongan dengan Limas
Garis perpotongannya berupa garis lengkung.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam pandangan atas dibuat busur lingkaran pada silinder, kemudian
dibagi 6 bagian yang sama pula. Buat lingkaran-lingkaran dengan jari-jari
dari sumbu tegak ke titik-titik potong, sehingga akan diperoleh lingkaran
12, 1-11, 2-10, 3-9, 4- 8, 5-7, dan lingkaran 6. Titik yang terdapat pada
busur lingkaran dihubungkan dengan lingkaran-lingkaran. Titik 9 harus
dihubungkan dengan lingkaran 9, titik 10 dihubungkan dengan lingkaran
10, titik 11 dihubungkan dengan lingkaran 11, dan seterusnya. Apabila titik
potong tersebut dihubungkan maka garis tersebut adalah garis pertemuan
dari silinder dengan lingkaran. Dengan cara yang sama kita rriendapatkan
garis pertemuan yang terdapat pada pandangan depan.
Untuk membuat bentangan dari benda silinder, langkah yang harus
dilakukan adalah dengan membagi lingkaran dari silinder menjadi
12 bagian yang sama besar. Setelah itu tarik garis-garis mendatar ke
pandangan depan sehingga terdapat beberapa bagian yang sama.
Adapun untuk untuk membuat bentangan benda kerucutnya adalah
membuat lingkaran dengan jari-jari salah satu sisi dari kerucut tersebut
dan membaginya menjadi 12 bagian yang sama besar. Kemudian dengan
menggunakan panjang sebenarnya dari sisi miring sebagai jari-jari, buat
buat sebuah busur lingkaran dari titik T dan bagi menjadi 12 bagian yang
sama besar sesuai dengan pembagian pada alas kerucut. Anggap kerucut
berada di sebelah 01. Hubungkan titik pembagi tersebut ke titik 0.
Kemudian buat busur-busur lingkaran dengan jari-jari titik 0 ke masing-
masing titik perpotongan. Titik perpotongan tersebut dihubungkan satu
sama lain, seperti tampak pada Gambar 4.11
Untuk mengetahui bentuk dari garis pertemuan silinder menembus
kerucut seperti terlihat pada Gambar 4.11. Cara memperoleh gambar
tersebut adalah sebagai berikut. Setelah menggambar ketiga buah
pandangan, lingkaran yang terdapat dalam pandangan samping dibagi
dalam 12 bagian yang sama (Gambar 4.12). Kemudian beri nomor mulai
dari 1, 2, 3, dan seterusnya. Setelah itu buat lingkaran pertolongan pada
penampang silinder yang terdapat pada pandangan depan. Busur tersebut
dibagi menjadi 6 bagian yang sama. Buat garis horizontal dari titik 12
dihubungkan dengan 12. Kemudian titik 1-11 dengan 11 dan 1, titik 2-10
dengan 10 dan 2, titik 3-9 dengan 9 dan 3, demikian seterusnya. Garis-
garis tersebut berpotongan dengan kerucut di a, b, c, d, e, f, dan g.
MATERI PEMBELAJARAN
B. Bentangan transisi
1. Bentangan Segi Empat dengan Lingkaran Sepusat
Berikut ini ilustrasi berbagai benda dengan alas segi empat disebut transisi atau
juga disebut transformer, dalam berbagai pandangan pada gambar 4.13. Pada
gambar 3 dimensi (3D) tampak bentuk jadi dari bentangan yang sudah
ditekuk. Sedangkan bentuk bukaan / bentangannya ditunjukkan dalam
gambar planview. Ukuran panjang garis dalam pembuatan bukaan/bentangan
dapat dilihat pada gambar True Lengths.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Pada gambar 4.15 adalah sebuah bukaan/bentangan dari suatu corong dengan
alas segi empat dan ujungnya berbentuk lingkaran. Lingkaran pada Gambar 4.13 dan
gambar 4.14 dibagi menjadi 12 bagian yang sama besar. Dengan pusat lingkaran di titik
B, dibuat lingkaran di titik 3 dan titik 4, kemudian tarik garis tegak lurus, maka diperoleh
titik 3' dan titik 4'. Panjang garis B3 dan B4, adalah panjang yang sebenarnya. Buat garis
sumbu x-x dan buat CD tegak lurus x-x. Buat garis D171 dan C171, garis tersebut
sama panjang dengan garis B4'. Buat lingkaran di titik 7, dengan jari-jari 1-2, dan buat
lingkaran di titik D1, dengan jari-jari B3, hingga diperoleh titik 61. Buat lingkaran di
titik 61. dengan jari-jari 1-2 dan buat lingkaran di titik D1, jari-jari B3, hingga diperoleh
titik 51. Dengan pusat di titik D1 buat lingkaran dengan jari-jari B4, dan di titik 51
dibuat lingkaran dengan jari-jari 1-2 diperoleh titik 41. Demikian seterusnya sehingga
garis 11-11 sama dengan keliling lingkaran
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.19 Bentangan transisi bentuk segi empat dengan lingkaran tidak sepusat
(Sumber : Modul Pelatihan Guru, Gambar Bentangan DirPTK,2016)
Gambar 4.20 Bentangan transisi bentuk segi empat dengan bujur sangkar
(Sumber : Modul Pelatihan Guru, Gambar Bentangan DirPTK,2016)
MATERI PEMBELAJARAN
4. Bentangan Segi Empat Bersilang
LEMBAR PRAKTIKUM
Perhatikan Gambar Berikut
CONTOH SOAL
Tugas 1
1. Akan dibuat suatu cerobong seperti pada gambar berikut ini. Cerobong
dibuat dari plat mild steel dengan tebal 1,2 mm, dengan proses pengerolan
dan pengelasan oksi-asitilin. Cerobong terdiri dari pipa silndris dan
kerucut. Kelonggaran sebesar - 0,5 mm. Buatlah gambar bentangannya, mal
akan dibuat dari plat seng yang tipis.
2. Amatilah, corong yang akan dibuat, termasuk jenis silinder tegak atau oblik
(miring).
3. Amatilah silinder belokan, jika bentuknya sama cukup dibuat satu,
perpotongan kedua pipa silinder mempunyai bentuk geometris apa
4. Belajarlah membuat bentangan silinder terpancung dari bab sebelumnya,
termasuk bila harus berpotongan dengan bentuk kerucut.
5. Belajarlah membagi busur lingkaran secara perhitungan dan secara lukisan.
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban :
Gambar kerja kerucut tegak.
CAKRAWALA
Untuk lebih memiliki wawasan seputar bentangan kombinasi , berikut ini beberapa
gambar untuk menambah wawasan.
JELAJAH INTERNET
Untuk jenis transisi juga bisa dilihat pada tautan berikut; https://www.youtube.
com/watch?v=r2DCx6wrmh0
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Buatlah gambar bentangan dan mal dari konstruksi yang berbentuk kerucut
oblik seperti pada gambar. Kerucut menyalurkan gas dari saluran bawah, lewat
corong, menuju saluran atas. Sambungan antara saluran digunakan sistem
lipatan. Saluran terbuat dari plat mild steel tebal 1,2 mm. Kelonggaran 1 mm.
Hasil jadi akan diperbesar dengan skala 2 : 1, ukuran silakan disesuaikan
REFLEKSI
LEMBAR SOAL
PETUNJUK :
A. Soal Pilihan Ganda :
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (X) pada salah satu pilihan jawaban A, B, C, D, dan E pada lembar
jawaban yang disediakan!
2. Apabila ada jawaban yang Anda anggap salah, dan Anda ingin
memperbaikinya, tidak diperbolehkan menggunakan correction pen
(tipe-x) atau penghapus, melainkan dengan cara seperti di bawah ini :
2. Gambar Proyeksi Eropa berikut ini , merupakan benda dengan bentuk dari
bangun...
A. Silinder Segi Enam
B. Limas Segi Enam
C. Prisma Segi Enam
D. Trapesium segi Enam
E. Kerucut Segi Enam
4. Pengelompokan benda secara geometris memiliki macam yang beragam, untuk
benda di bawah ini yang memiliki bentuk geometris sama sepanjang bendanya
adalah...
A. Prisma
B. Balok
C. Bujursangkar
D. Kerucut
E. Limas
5. Beberapa metoda yang ada dalam proses pembuatan bukaan / bentangan, salah
satu metoda yang menggunakan prinsip segitiga dalam proses pembuatannya
adalah...
A. metoda garis radial
B. metoda garis paralel
C. metoda trianguler
D. metoda garis tegak lurus
E. metoda transisi
6. Metode di bawah ini yang tidak termasuk metode dalam membuat gambar
bentangan/bukaan adalah
A. Metode paralel
B. Metode radial
C. Metode segitiga
D. Metode kombinasi
E. Metode konseptual
7. Metode yang sesuai untuk membuat gambar bentangan benda prismatis dan
silindris adalah
A. Metode paralel
B. Metode radial
C. Metode segitiga
D. Metode kombinasi
E. Metode konseptual
8. Metode yang sesuai untuk membuat gambar bentangan benda piramida dan
kerucut adalah
A. Metode paralel
B. Metode radial
C. Metode segitiga
D. Metode kombinasi
E. Metode konseptual
9. Metode yang sesuai untuk membuat gambar bentangan benda dengan bentuk
transisi adalah...
A. Metode paralel
B. Metode radial
C. Metode segitiga
D. Metode kombinasi
E. Metode konseptual
10. Bentuk gambar bentangan sebuah kerucut terpancung dari pelat baja di bawah
ini berbentuk …
A B C D E
11. Dari gambar silinder terpancung di bawah ini, ukuran panjang bentangan yang
benar adalah …
A. B.
C. D.
E.
A. B. C .
D. E.
13. Gambar bentangan untuk limas segi empat terpancung di bawah ini adalah …
A. B. C.
D. E.
14. Gambar bentangan untuk limas segi enam terpancung di bawah ini adalah …
A. B C.
D E
A. B. C.
D. E.
18. Pada gambar sebuah kerucut dengan spesifikasi seperti pada gambar, yakni
alas berjari-jari 40 mm, tinggi kerucut 120 mm, maka luas alas kerucut tersebut
adalah...
19. Pada pembuatan bukaan / bentangan limas atau kerucut, panjang garis
sebenarnya (true lange) merupakan penentu kebenaran dan keakuratan
penggambaran. Panjang garis sebenarnya ini adalah...
A. Garis tempat kedua bentangan akan disambungkan.
B. Garis penentu ukuran panjang garis yang digambar pada bentangan.
C. Garis yang menentukan bagian benda untuk dipotong.
D. Garis yang menunjukkan tepi benda sehingga bentuknya terlihat jelas.
E. Garis yang menentukan tempat tekukan bentangan tersebut.
20. Sebuah kerucut memiliki ukuran diameter 90 mm dan ketinggiannya 150 mm.
Jadi panjang radius bukaan untuk membuat bentuk kerucut itu adalah...
A. √24525 B. √24625 C. √25254 D. √30600 E. √37802
21. Pada proses pembuatan bentangan kerucut secara grafis, kita akan membagi
lingkaran alas kerucut menjadi beberapa bagian yang sama. Pernyataan di
bawah ini yang BUKAN menjadi tujuan cara pembuatan bukaan / bentangan
kerucut adalah...
A. Membuat gambar bentangan lebih enak dipandang
B. Agar tidak salah dalam penyambungan bentangan.
C. Memudahkan dalam menghitung bentangan
D. Membuat ukuran lebih tepat saat melakukan penggambaran bentangan
E. Membedakan garis khayal dan garis benda
22. Pada gambar benda berikut ini, metoda yang paling sesuai untuk membuat
bukaan / bentangannya adalah...
A. Metode Paralel
B. Metode Radial
C. Metode Segitiga
D. Metode Interseksi
E. Metode Transisi
23. Pada gambar benda berikut ini, metoda yang paling sesuai untuk membuat
bukaan / bentangannya adalah...
A. Metode Paralel
B. Metode Radial
C. Metode Segitiga
D. Metode Interseksi
E. Metode Transisi
24. Pada gambar benda berikut ini, metoda yang paling sesuai untuk membuat
bukaan / bentangannya adalah...
A. Metode Paralel
B. Metode Radial
C. Metode Segitiga
D. Metode Interseksi
E. Metode Transisi
25. Amatilah gambar bentangan berikut ini. Jika disambung maka akan membentuk
bangun...
A. Kerucut Terpancung
B. Kerucut Miring Terpancung
C. Prisma Miring Terpancung
D. Piramida Terpancung
E. Limas Miring Terpancung
26. Amatilah gambar bentangan berikut ini. Jika disambung maka akan membentuk
bangun...
27. Amatilah gambar bentangan berikut ini. Bentuk geometri benda apakah
bentangan benda tersebut adalah...
A. Prisma Segi Enam Terpancung
B. Limas Segi Enam Terpancung
C. Piramida Terpancung Miring
D. Balok Segi Enam Terpancung
E. Kerucut Alas Segi Enam Terpancung
28. Jika sebuah benda berbentuk silinder diketahui memiliki ukuran Radius Alasnya
35 mm dan tingginya 100 mm. Maka ukuran bentangan yang diperlukan untuk
membuat selimut silinder tersebut adalah ...
A. 70 x 100 mm
B. 109,9 x 100 mm
C. 177,8 x 100 mm
D. 219,8 x 100 mm
E. 222 x 102 mm
29. Perhatikan gambar benda berikut ini. Bentuk sambungan saluran jenis ini
merupakan sambungan dengan jenis....
A. Transisi
B. Interseksi
C. Kombinasi
D. Triangulasi
E. Adaptasi
30. Perhatikan gambar benda berikut ini. Bentuk sambungan saluran jenis ini
merupakan sambungan dengan jenis....
A. Transisi
B. Interseksi
C. Kombinasi
D. Triangulasi
E. Adaptasi
B. Essay:
1. Jelaskan bagaimana cara melukis gambar bukaan/bentangan benda
profil prisma segi enam dengan menggunakan metode garis parallel!
2. Jelaskan bagaimana cara melukis gambar bentangan kerucut!
3. Buatlah bentangan dari gambar berikut ini.
5. Buatlah bentangan silindris berikui ini, jika dipotong pada tanda sambungan
lasnya.
BAB
TEKNIK MENGGAMBAR BUKAAN/BENTANGAN V
BAB V TEKNIK MENGGAMBAR BUKAAN/BENTANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Pendahuluan
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kelebihan proses ini adalah hasilnya yang mendekati nyata atau realistis dengan
benda aslinya, dan dapat digunakan untuk berbagai bentuk, mulai bentuk
profil utuh, terpancung, maupun berlubang. Namun kelemahan cara ini adalah
prosesnya yang relatif lebih rumit karena menggunakan prinsip pembagian
lingkaran, metode garis sejajar, maupun metode lain yang sering digunakan saat
menggambar dengan proyeksi.
2. Teknik Membuat Gambar Bukaan / Bentangan Secara Matematis
Kelebihan proses ini adalah caranya yang relative lebih mudah, karena
menggunakan prinsip dan rumus matematika. Namun kelemahan cara ini adalah
prosesnya akan menjadi lebih rumit jika gambar yang dibuat mempunyai bentuk yang
tidak biasa seperti terpancung, ataupun berlubang.
Dengan kelebihan dan kekurangannya, maka pemakaian teknik pembuatan
gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis pun dibedakan
penggunaannya. Untuk benda-benda dengan bentuk yang sederhana atau utuh,
cenderung dilakukan secara matematis. Sedangakan untuk bentuk terpancung
ataupun berlubang, cenderung dilakukan secara grafis. Pada bab ini akan dibahas
teknik pembuatan gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis yang
meliputi beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Slindris
2. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Konis
3. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Prismatis
4. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Piramidal
Namun untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka dalam pembuatan
gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis ini pun diberi batasan. Batasan
gambar di sini adalah bahwa gambar bukaan / bentangan yang dibuat adalah gambar
PENDAHULUAN
terbuka. Yang dimaksudkan dengan gambar terbuka adalah kita hanya akan membuat
gambar bentangan untuk “selimut” saja. Gambar alas kita abaikan, karena secara
otomatis alasnya identik dengan benda yang dibuat. Misalnya untuk benda slindris
dan konis alasnya pasti berbentuk lingkaran. Sedangkan untuk benda prismatis dan
pyramidal juga menyesuaikan seperti segi tiga, segi empat, segi lima, dan seterusnya.
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.4. Gambar Bukaan / Bentangan Benda Slindris Sederhana secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.5 Gambar Bukaan/Bentangan Slindris Terpancung secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.6 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Slindris secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.7 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Konis Sederhana secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
Untuk benda konis terpancung, ukuran yang dapat kita tentukan secara
matematis adalah diameter terbesar (D), diameter terkecil (h), panjang garis
miring konis utuh (S), dan panjang garis miring konis terpancung (s). Proses
pembuatan gambar bukaan / bentangannya hampir sama dengan benda konis
sederhana, namun terdapat langkah tambahan untuk menggambarkan busur
pada bagian yang terpancung. Ilustrasi ukuran benda konis terpancung dapat
dilihat pada gambar 5.6. berikut ini :
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.9 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Prismatis Sederhana secara Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk benda prismatis terpancung, ukuran yang dapat kita tentukan secara
matematis adalah diameter panjang sisi (S), tinggi maksimal (H), dan tinggi
minimal (h). Proses pembuatan gambar bukaan / bentangannya hampir sama
dengan benda konis sederhana, namun terdapat langkah tambahan untuk bagian
yang terpancung dengan cara grafis. Ilustrasi ukuran benda konis terpancung
dapat dilihat pada gambar 5.8. berikut ini :
Gambar 5. 10 Gambar Bukaan / Bentangan Prismatis Terpancung secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.11. Cara Menentukan Panjang Sejati dan Bukaan Limas Segiempat Tertutup
(Sumber : Warren J Luzader, 1996, “Menggambar Teknik untuk Desain Pengembangan Produk, dan Kontrol Numerik, alih
bahasa : Hendarsin H, Jakarta : Erlangga)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 5.12 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Piramida Terpancung secara Grafis dan Matematis
(Sumber : Arsip Pribadi)
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
Buatlah gambar bukaan /bentangan dari benda seperti gambar berikut ini,
secara Matematis atau Grafis
LEMBAR PRAKTIKUM
Kunci Jawaban :
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
2. Perhatikan gambar 2 dimensi benda berikut ini. Buatlah gambar bukaan /
bentangan konis berikut ini secara grafis. Proyeksi yang dipakai pada gambar
soal adalah Proyeksi Eropa.
CAKRAWALA
Bagian-Bagian Tabung
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
BAB
PEMBERIAN UKURAN PENGERJAAN GAMBAR TRUKSI VI
BAB V PEMBERIAN UKURAN PENGERJAAN GAMBAR TRUKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat memberikan ukuran untuk
pengerjaan gambar konstruksi dengan benar
PETA KONSEP
Pemberian Ukuran
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Gambar Teknik adalah bahasa yang digunakan dalam dunia teknik. Dengan
gambar, seseorang akan lebih cepat menangkap maksud orang lain dibandingkan
dengan kata-kata. Pada gambar 6.1 diperlihatkan sebuah benda lengkap dengan
ukuran dan tanda atau simbol yang lain. Ukuran, tanda atau simbol tersebut sangatlah
penting artinya dalam proses pembuatan maupun perakitan benda tersebut dengan
komponen pasangannya, sehingga akan diperoleh sebuah benda yang sesuai dengan
tuntutan teknis benda tersebut. Salah satu bagian penting dari gambar adalah
pemberian ukuran / dimensioning. Maka untuk lebih memudahkan komunikasi
setiap pihak yang menggunakan gambar untuk mengerjakan sebuah produk,
diperlukan standarisasi dalam pemberian ukuran dari gambar. Hal tersebut penting
karena dengan pemberian ukuran yang berbeda maka ada kemungkinan perbedaan
perlakuan benda kerja. Misal : Pengambilan referensi ukuran akan berdampak pada
urutan proses pengerjaan di mesin. Hal ini akan berakibat tidak tercapainya tuntutan
teknis yang diharapkan oleh juru gambarnya.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Prinsip Umum
Pada umumnya gambar berisi ukuran jadi. Bila produk-produk yang
digambarkan merupakan bagian – bagian yang akan dikerjakan lagi, maka ukuran
yang tercantum di dalam gambar berlaku sebagai ukuran jadi. Oleh karena itu,
dalam memberikan ukuran dalam gambar, prinsip yang harus ditaati adalah :
1. Ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
2. Ukuran hanya boleh ditulis satu kali pada gambar, dan diletakkan pada
pandangan yang paling menjelaskan bentuk benda kerja.
3. Memiliki satuan ukuran yang sama dan standar (mm/inchi), sehingga satuan
ini tidak perlu ditulis. Apabila ada satuan lain yang berbeda maka perlu diberi
keterangan yang jelas, dan harus dituliskan.
4. Seperti terlihat dalam Gambar 6.2, ukuran yang dicantumkan dalam gambar
disesuaikan dengan tuntutan industri. Ukuran yang dibutuhkan industri
dikategorikan sbb :
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
a. Ukuran Berantai :
b. Ukuran Sejajar :
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pemberian ukuran untuk pembuatan gambar kerja dengan benda kerja bentuk
miring dan menyudut
Gambar 6.36 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut bukan 45° atau 90°
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press)
Gambar 6.37 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut 45° atau 90°
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press)
3. Pemberian ukuran untuk pembuatan gambar kerja dengan ukuran yang dapat
dibagi.
Gambar 6.38 pemberian ukuran linier untuk benda kerja dengan ukuran yang dapat dibagi
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press)
Gambar 6.39 pemberian ukuran untuk lubang Gambar 6.40 Gambar 6.41 pemberian ukuran
dalam jarak tertentu pemberian untuk lubang ulir dengan
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press) ukuran untuk pengulangan
lubang dengan (Sumber: Gambar Tehnik, ATMI
pengulangan Press)
(Sumber: Gambar
Tehnik, ATMI Press)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 6.42 pemberian ukuran linier untuk Gambar 6.43 jumlah lubang
jumlah lubang yang sama, jumlah lubang dapat dapat dicantumkan pada bentuk
dicantumkan lingkaran
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press) (Sumber: Gambar Tehnik, ATMI
Press)
b. Jarak-jarak dan lubang-lubang harus tepat dari sisi atas dan sisi kanan
(gb 6.45)
MATERI PEMBELAJARAN
c. Jarak-jarak dan lubang-lubang harus tepat dari kedua garis sumbu lubang
∅14 (gb. 6.46)
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
1. Perhatikan gambar pelat yang dilengkapi pemberian ukuran berikut ini,
berdasarkan aturan yang berlaku, berikanlah koreksinya, berilah tanda
silang untuk bagian yang salah seperti contoh yang ditunjukkan!
LEMBAR PRAKTIKUM
Kunci Jawaban :
1.
2.
CONTOH SOAL
Soal :
1. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja
sebagai berikut (1 kotak=5mm)
2. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja
sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban:
1.
2.
CAKRAWALA
Gambar: 6. 47
CMM (Coordinate Measuring Machine)
(Sumber: http://belajarmachining.blogspot.com/2012/05/coordinate-measuring-machine.html )
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
TUGAS MANDIRI
3. Pemberian ukuran paling tepat untuk benda plat berikut ini adalah …
TUGAS MANDIRI
Soal :
1. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari
benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
4. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja
sebagai berikut (ukuran diambil dari soal)!
5. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja
sebagai berikut (ukuran diambil dari soal)!
REFLEKSI
BAB
SIMBOL PENGERJAAN PADA GAMBAR KONSTRUKSI
VII
BAB VII SIMBOL PENGERJAAN PADA GAMBAR KONSTRUKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Gambar 7.2 Detail poros lengkap dengan simbol pengerjaan pada gambar konstruksi
(Sumber : Normen-Auzung 2014 Fur die technische Ausbildung und Praxis)
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang simbol pengerjaan pada gambar konstruksi sangat
dibutuhkan, terlebih seiring dengan berkembangnya teknologi di dunia industri
manufaktur. Praktik pemberian simbol pengerjaan gambar konstruksi sangat penting
dalam menggambar teknik, karena memuat berbagai informasi praktis tentang
proses pengerjaan mulai dari metode pengerjaan sampai dengan tuntuan kualitas
suatu produk. Seperti pembuatan desain spare part poros seperti pada gambar 7.1
tentang demonstrasi suaian presisi dan gambar 7.2 tentang gambar detail poros
lengkap dengan simbol pengerjaan pada gambar konstruksi, perlu dipikirkan pada
bagian tertentu yang memerlukan perlakuan khusus sehingga bisa memenuhi
kriteria fungsional kerja ketika dirakit dengan bagian lainnya. Pada bagian khusus
tersebut biasanya akan diberikan tanda khusus seperti tingkat kekasaran permukaan,
toleransi bentuk dan posisi, dan toleransi dimensi mulai dari standar umum, khusus,
atau ISO.
Seorang juru gambar harus memiliki wawasan yang luas tentang macam-
macam pola objek yang akan digambarnya, termasuk pemberian solusi melalui
pemilihan dan penempatan simbol pengerjaan pada tiap gambar yang dibuat sesuai
dengan proses manufakturnya. Ketidakmampuan juru gambar dalam penyajian
gambar sesuai dengan pola standar, dalam penempatan simbol akan mengakibatkan
kesalahan desain yang berujung pada tidak terpenuhinya prasarat fungsional objek
yang akan dibuat. Hal lain yang perlu dimengerti dalam standar pemberian simbol
pengerjaan gambar konstruksi gambar harus dipenuhi, karena gambar teknik sendiri
merupakan bahasa universal dimana setiap informasi yang disajikan harus bisa
dengan mudah dipahami oleh para operator dalam melakukan proses produksi.
Pemberian simbol pengerjaan gambar konstruksi harus dapat memenuhi syarat
seperti di bawah ini yakni :
1. Tidak memiliki pemahaman ganda dan harus memiliki pengertian makna yang
jelas. Setiap permintaan dalam gambar harus memiliki kejelasan yang pasti.
Hal ini akan mempermudah setiap orang dalam memahami permintaan atau
tuntutan teknis gambar tersebut. Setiap penyimpangan yang diizinkan dalam
range tertentu bisa disebut sebagai batas penyimpangan.
2. Lengkap : Gambar teknik harus memperlihatkan kondisi sesungguhnya dari
model benda yang disajikan berikut dengan fungsinya. Gambar harus memuat
informasi secara lengkap untuk memenuhi semua tuntutan, seperti contoh
proses produksi dari sebuah benda untuk inspeksi sesuai dengan spesifikasi
benda yang akan dicek. (ISO 8015)
3. Kebebasan dalam memberikan ukuran. Setiap prasyarat dalam pengukuran
geometri atau pengukuran berkaitan dengan geometri lain dapat dilakukan
secara bebas sesuai dengan permintaan gambar
4. Kebebasan dalam memilih bahasa dalam penyajian gambar
5. Standar yang digunakan harus dinyatakan dalam gambar sebagai acuan dalam
penyajian gambar. Contoh aplikasi pencantuman standar dalam kepala gambar
dalam konteks General tolerance ISO 2768-mK.
MATERI PEMBELAJARAN
(Sumber : https://www.omesin.com/2018/08/kekasaran-permukaan-atau-tanda.html)
Pada tabel di atas (tabel 7.1) adalah sebagian pola lama penyajian simbol
kualitas permukaan dalam standar baku menurut ISO. Standar penyajian simbol
kekasaran permukaan yang terbaru menurut ISO 1302:2002 (E) secara lengkap
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 7.2 Perubahan standar ISO 1302 dalam penyajian simbol kualitas permukaan
dari versi lama ke versi 2001
MATERI PEMBELAJARAN
3. Sistem penulisan simbol pengerjaan / tanda kekasaran permukaan versi
lama telah diganti dengan sistem penulisan yang baru sesuai dengan ISO
1302:2002 (E) yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan arah
bekas pengerjaan. Hal ini berdampak pada perencanaan suatu elemen mesin
karena berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan, kelelahan,
kerekatan suaian, dan sebagainya. Konfigurasi permukaan sebuah objek
harus dinyatakan perencana dalam gambar sesuai standar untuk memenuhi
spesifikasi fungsionalnya. Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-
rata aritmetik dari garis rata-rata profil, hal ini bisa disebut sebagai nilai
kekasaran (Ra) sedangkan banyaknya gelombang permukaan dalam suatu
panjang pada sebuah bidang permukaan disebut sebagai tingkat gelombang
(Rz = Waviness). Berikut ini adalah penjabaran yang lebih detail tentang tingkat
kekasaran sesuai standar yang baru (ISO 1302:2002 (E)) :
a. Simbol Grafis untuk mengidentifikasi kualitas permukaan.
1) Penyajian simbol grafis dasar
Dasar penyajian simbol secara grafis dinyatakan dengan dua
garis lurus yang saling bertolak belakang dengan berbeda panjangnya
menyudut sebesar 60° yang saling berpotongan menempel pada garis
untuk menunjukkan kualitas permukaan bidang tersebut, hal ini seperti
disajikan pada gambar 7.3 di bawah ini.
MATERI PEMBELAJARAN
Tinggi 1 (H1) 5 7 10 14
Tinggi 2 (H2) 11 15 21 30
Gambar 7.8 Penyajian simbol permukaan untuk seluruh sisi bagian benda pada pandangan terpampang yang ada pada
benda kerja sehingga bagian bawah dan sisi belakang tidak termasuk dalam syarat pengerjaan)
(Sumber : Normen-Auzung 2014 Fur die technische Ausbildung und Praxis)
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.10 Hasil proyeksi tekstur penampang benda kerja jika diperbesar
Sumber : Normen-Auzung 2014 Fur die technische Ausbildung und Praxis
Dasar penentuan tingkat kehalusan permukaan adalah rata – rata
kekasaran Permukaan. Hal ini dapat diamati pada gambar di bawah ini terdapat
garis yang menengahi Rz sehingga membagi menjadi dua bagian sama besar
yakni Zp dan Zy sepanjang benda uji sepanjang Lr. Besar tingkat kekasaran
Ra sendiri merupakan bagian dari baris aritmatika dari pemantulan profil
kekasaran terhadap garis tengah yang ditunjukkan pada simbol sebagai simbol
dari kekasaran benda dengan acuan garis tengah. Total kekasaran secara
keseluruhan disimbolkan dengan Rz dimana merupakan penjumlahan dari Zp
dan Zv. Di bawah ini akan disajikan perbandingan tingkat kekasaran Ra secara
lengkap sesuai dengan ISO 1302 : 1992 sebagai pedoman penggolongan
tingkat kekasaran dalam tabel
Tabel 7.4 Standar perbandingan nilai Ra / tingkat kekasaran permukaan
MATERI PEMBELAJARAN
simbol versi lama masih menggunakan kode N sebagai kriteria kualitas
permukaan yang dipersyaratkan telah berubah dengan mencantumkan tingkat
kekasaran (Ra) atau kerataan permukaan (Rz) sesuai kriteria yang terbaru.
Contoh aplikasi pemberian simbol yang terbaru bisa dilihat pada gambar 7.11
di bawah ini.
Gambar 7.11 Standar penyajian simbol pengerjaan yang sesuai dengan arah pembacaan
Sumber : ISO 1202:202 (E)
Bila sebuah pengerjaan spesifik pada benda untuk mencapai kualitas
permukaan yang diingikan, maka dapat mencantumkan contoh proses
semisal milling atau bubut tersebut pada tanda pengerjaan dengan kata-
kata semisal milled untuk pross milling , turned untuk bubut. Hal ini seperti
disajikan pada gambar 7.12 di bawah ini.
Gambar 7.12 Cara penyajian alternatif menurut ISO dengan menggunakan acuan garis dan anak panah
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pemberian simbol pengerjaan di dalam garis ukuran
Pemberian simbol dalam garis ukuran dimungkinkan karena tidak menimbulkan
sesalahan interpretasi dalam gambar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7.13 di
bawah ini
Gambar 7.14 Cara penyajian simbol pengerjaan yang terintegrasi dengan toleransi geometri
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
4. Pemberian simbol pengerjaan di garis tarik pengukuran
Simbol pengerjaan memungkikan untuk dicantumkan di garis tarik pengukuran
beda kerja atau di tunjukkan dengan menggunkan anak panah seperti pada
gambar 7.15 dan 7.16 di bawah ini
Gambar 7.15 Penyajian simbol pengerjaan pada garis tarik pengukuran benda kerja berbentuk silindirs
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.16 Penyajian simbol pengerjaan pada garis tarik pengukuran benda kerja silindirs dan prismatis
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
Gambar 7.17 Penyajian penyederhanaan simbol tekstur permukaan untuk persyaratan yang sama pada bidang benda
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.18 Penyajian penyederhanaan simbol tekstur permukaan untuk persyaratan kualitas permukaan tercantum.
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
2. Persyaratan umum pada banyak permukaan
Untuk menghindari pengulangan indikasi yang perlu dan rumit
secara berulang kali, atau keterbatasan sela area gambar pada media , atau
pencantuman tekstur permukaan yang sama yang diperlukan pada sejumlah
besar permukaan benda kerja, indikasi referensi penyederhanaan gambar
dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Pencantuman simbol grafis dengan kode huruf
Indikasi referensi yang disederhanakan dapat digunakan pada
permukaan, dengan syarat maknanya sudah dijelaskan di dekat benda
kerja yang dimaksud, di dekat blok judul atau di ruang yang dikhususkan
untuk catatan umum, lihat gambar 7.19.
Gambar 7.20 Penyederhanaan simbol permukaan dengan proses pembuatan yang tidak ditentukan
.(Sumber : ISO 1302:202 (E)
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.21 Penyederhanaan simbol permukaan dengan syarat proses penyayatan benda
(Sumber : ISO 1302:202 (E)
Gambar 7.23 Identifikasi prasarat tekstur permukaan sebelum dan sesudah dikerjakan (dengan tambahan proses
pelapisan)
Sumber : ISO 1302:202 (E)
MATERI PEMBELAJARAN
2. Arah alur hasil pengerjaan permukaan benda dapat disajikan dalam simbol
yang tertera pada tabel 7.3 di bawah ini :
Tabel 7.5 Identifikasi alur permukaan
Identifikasi
Simbol Contoh aplikasi
penggunaan
Alur sejajar dengan
bidang proyeksi
tampilan dimana
simbol digunakan
Alur dilintasi
dua arah miring
relatif terhadap
bidang proyeksi
pandangan
di mana simbol
tersebut digunakan
MATERI PEMBELAJARAN
Alur melingkar
dengan acuan
relatif menuju ke
pusat permukaan
sebagai simbol
Alur melingkar
dengan acuan
radial relatif ke
pusat permukaan
sebagai simbol
Permukaan adalah
partikulat, non-
directional, atau
menonjol
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.24 Penyajian simbol kelonggaran pemesinan untuk benda yang telah jadi.
(Permintaan kelonggaran pemesinan dengan nominal 3mm untuk semua sisi)
.(Sumber : ISO 1302:202 (E))
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
A. Soal.
1. Lengkapilah tabel di bawah ini dengan informasi yang tepat sesuai dengan
aturan pemberian simbol pengerjaan yang telah kamu pahami .
No Persyaratan Contoh Aplikasi
1 Kekasaran permukaan :
a. Spesifikasi bilateral
b. Area batas atas Ra = .... µm
c. Area batas bawah Ra = .... µm
d. Alur permukaan ................. dengan
acuan relatif menuju ke pusat
permukaan
e. Proses pengerjaan manufaktur dengan
mesin ..............
2 Kekasaran permukaan berlaku pada
seluruh bagian benda terkecuali yang
ditunjukkan :
a. Spesifikasi tunggal, unilateral batas
atas
b. Rz = 6,1 µm
c. Alur permukaan tidak diatur
d. Perlu dilakukan penyayatan pada
bidang permukaan melalui proses
dalam manufaktur
Permukaan dengan perbedaan syarat
kekasaran sebagai berikut
a. Spesifikasi tunggal , unilateral batas
atas
b. Ra = 0,7 µm
c. Alur permukaan tidak diatur
d. Perlu dilakukan penyayatan pada
bidang permukaan melalui proses
dalam manufaktur
LEMBAR PRAKTIKUM
B. Lembar Penilaian.
Kriteria Sesuai
2 1 7
pengerjaan Permintaan
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
2. Simbol
a.
b.
CAKRAWALA
CAKRAWALA
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Untuk lebih membuka wawasan dalam hal pemberian simbol pengerjaan pada
gambar konstruksi dapat dilihat dari tautan berikut :
1. Tentang teori untuk mengetahui definisi dari tingkat kekasaran dan gelombang
pada permukaan benda dapat melihat link : https://www.youtube.com/
watch?v=K209mHg9DO8
JELAJAH INTERNET
5. Tentang aplikasi hasil pengerjaan presisi yang terkait dengan kualitas
permukaan bidang benda dapat di lihat melalui link : https://www.youtube.
com/watch?v=qCQtP5KB6Z4
RANGKUMAN
1. Pemberian simbol proses pengerjaan dari tahun ke tahun mengalami
penyesuaian yakni awalnya mengunakan simbol segitiga lalu direvisi sehingga
menggunakan kode N untuk meggolongkan tingkat kekasaran permukaan
benda dan yang terbaru adalah dengan cara mencantumkan secara langsung
tingkat kekasaran permukaan benda (Ra) juga dapat menambahkan kriteria
gelombang permukaan (Rz) yang dipersyaratkan dalam permukaan benda
tersebut pada satu simbol standar yakni dalam ISO 1302:2002 (E).
2. Sebagai prinsip, persyaratan tekstur permukaan pada gambar teknik harus
terdiri dari setidaknya satu dari simbol ditunjukkan pada Gambar 7.3, 7.4,
7.5, 7.6, dan 7.8 dan anotasi tambahan yang relevan yang dijelaskan dalam
berbagai penjelasan pada bab diatas.
3. Simbol grafis yang digunakan hanya memiliki makna sebagai persyaratan
tekstur permukaan yang ditunjuk.
4. Identifikasi permukaan harus diterakan dalam gambar pada keadaan benda
kerja hasil porses yang telah selesai sesuai dengan proses manufakturnya,
dengan mempertimbangkan proses pemotongan material melalui pemesinan
atau dengan cara lain.
TUGAS MANDIRI
Buatlah gambar detail potongan sebagian bagian pada poros. Gambar ini
khusus untuk menginformasikan tingkat kekasaran permukaan benda sesuai
permintaan. Gambar detail potongan sebagian poros ini alur pasak dengan
kriteria tingkat kekasaran pada sisi pasak 6.5 µm dan terdapat chamfer pada sisi
diameternya sebesar 2x45° dan kekasaran Ra 2.5 µm !
REFLEKSI
LEMBAR SOAL
3. Untuk melukis garis perpotongan dua buah silinder yang disambung menjadi
satu bentuk saluran, diperlukan metode penggambaran dengan...
a. Matematis b. Grafis c. Potongan d. Proyeksi Orthogonal e. Eropa
5. Alasan yang paling tepat dalam membuat mal gambar bentangan diambil
skala gambar 1 : 1, adalah ...
a. supaya dapat menghemat bahan bentangan.
b. supaya dapat segera dibuat bentanganya
c. supaya lebih fleksibel dalam membuat dalam jumlah banyak dengan ukuran
berbeda
d. supaya lebih mudah untuk pembuatan berbagai skala gambar
e. supaya mengatur kebutuhan bahan bentangan
d. e.
9. Pernyataan di bawah ini adalah syarat dalam menyambung belokan dua buah
pipa dari bentangan plat , agar kedua pipa tersebut dapat disambung . Namun
ada satu pernyataan yang salah yaitu...
a. Diameter pipa harus sama
b. Ketebalan plat harus sama
c. Sudut potong harus simetris
d. Penampang memanjangnya harus sama
e. Bentuk ellipnya harus sama
10. Pasangan antar bidang benda kerja yang merupakan ukuran fungsional sehingga
perlu diberikan nominal dimensi tertentu yang memiliki tujuan mengatur fungsi
pasangan tersebut ketika dilakukan perakitan . Hal diatas merupakan definisi
dari …
a. Toleransi
b. Suaian
c. Pengukuran
d. Tanda pengerjaan
e. Quality Product
11. Dalam proses perancangan atau penggambaran benda hal paling penting adalah
mencantumkan ukuran yang selalu mengacu pada proses pengerjaan benda
kerja dan hal tersebut tidak mungkin mutlak sesuai dengan ukuran yang diminta
atau kata lain ada penyimpangan.
Melihat hal tersebut maka perlu adanya …
a. Nominaliasasi
b. Simbolisasi
c. Referensi
d. Koreksi
e. Toleransi
12. Penulisan ukuran untuk benda bubutan berikut ini yang paling tepat adalah...
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
13. Penulisan ukuran yang benar sesuai proses dan aturan yang paling tepat adalah
...
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
14. Pemberian ukuran benda berlubang dengan counterbore di bawah ini yang
paling tepat ialah …
a. b. c.
d. e.
15. Cara pemberian ukuran untuk pemotongan panjang pada benda bubutan yang
benar adalah …..
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
16. Pemberian ukuran yang paling tepat pada pembuatan chamfer benda bubutan
adalah …
e.
17. Pemberian ukuran yang paling tepat berdasarkan proses kerjanya adalah …
d.
a.
b. e.
c.
18. Pemberian ukuran yang paling tepat berdasarkan proses kerjanya adalah …
a. b. c.
d. e.
19. Pemberian ukuran paling tepat untuk benda plat berikut ini adalah …
a. b. c.
d. e.
20. Berikut ini adalah yang merupakan syarat pemberian ukuran agar dapat
dipahami secara umum yang benar adalah ….
a. Terlihat rapi dan jelas
b. Kebebasan dalam memilih bahasa dalam penyajian gambar dan lengkap
c. Menggunakan standar internal perusahaan dan lengkap
d. Tidak memiliki pemahaman yang ganda dan rapi
e. Kebebasan dalam memberikan ukuran sesuai selera penggambar dan rapi
21. Arti dari simbol kekasaran permukaan model lama berikut ini adalah …..
a. Permukaan benda harus mencapai tingkat kekasaran N6
melalui proses gerinda.
b. Permukaan benda harus dikerjakan melalui proses
gerinda hingga mencapai tingkat kekasaran N6.
c. Permukaan benda diproses dengan mesin hingga
mencapai tingkat kekasaran N6
d. Permukaan benda yang dibubut hingga mencapai tingkat
kekasaran N6-gerinda.
22. Penunjukkan simbol pengerjaan benda untuk BUBUTAN yang sesuai dengan
ketentuan, diantara gambar berikut ini adalah…
a. b. c. d. e.
TEKNIK PERANCANGAN DAN
166 GAMBAR MESIN
TEKNIK GAMBAR KONTRUKSI
23. Setiap bidang benda kerja yang dilakukan proses pemotongan dengan mesin dan
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi membutuhkan ……………, sehingga awet
ketika digunakan karena alur pemotongan lebih teratur rapi dan ukuran pada tiap
jaraknya stabil. Isi dari titik titik yang paling sesuai dengan pernyataan diatas
adalah …
a. Permukaan Geometris yang baik
b. Tanda kerja yang sesuai
c. Nilai kekasaran permukaan yang tinggi
d. Nilai kekerasan permukaan yang tinggi
e. Linieritas permukaan benda kerja
24. Posisi letak keterangan tentang tambahan ukuran untuk pengerjaan (allowance),
pada simbol kekasaran permukaan yang lama dibawah ini yang benar adalah...
a. pada posisi huruf A
b. pada posisi huruf B
c. pada posisi huruf C
d. pada posisi huruf D
e. pada posisi huruf E
27. Dalam ISO 1302 :1997 besar kekasaran permukaan dapat disimbolkan dengan
kode N7, besar kekasaran permuakaan yang dimaksud memiliki nilai …. µm
a. 3,2
b. 1,6
c. 0,8
d. 0,4
e. 0,2
28. Definisi dari tingkat gelombang suatu permukaan yang dinilai dari titik puncak
dan lembah terdalam pada suatu luasan specimen disimbolkan dengan ….
a. Zp
b. Ra
c. Rz
d. Lr
e. Zy
29. Identifikasi penggunaan simbol pengerjaan yang menghasilkan alur tegak lurus
ke bidang proyeksi adalah ….
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
2. Buatlah Gambar Detail atau Gambar Kerja (lengkap dengan pemberian ukuran)
dari benda pelat berikut ini ;
DAFTAR PUSTAKA
Perez, J. ( 2014 ), “Normen Auszug 2014 fur die techniche Ausbildung und Praxis”,
Swissmem Berufsbildung Zurich
Sato, T. G dan Sugiharto, H. N (2000), “Menggambar Mesin” PT Pradnya Paramita
Bandung
La Heij, J and De Bruijn, L.A (1991),”Ilmu Menggambar Bangunan Mesin” PT
Pradnya Paramita Bandung
J. Almering SJ. (1982 ), “Gambar Teknik Mesin”, ATMI Press, Solo
Drs. Sirod Hantoro, Drs. Pardjono, ( 1983 ),”Menggambar Mesin I”, PT. Hanindita
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016, “Guru Pembelajar Modul Pelatihan Guru – Gambar
Bentangan dan Pembuatan Ducting System”
GLOSARIUM
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 1 :
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 2 :