Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk membersihkan sisa jaringan
pulpa, jaringan nekrotik dan serbuk dentin (Cohen dan Hargreaves, 2006). Irigasi adalah
pengambilan fragmen kecil-kecil debris organik dan serpihan dentin dari saluran akar. Tindakan
irigasi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam perawatan endodontik. Sebab jika diabaikan
dapat menyebabkan kegagalan perawatan endodontik. Karena dinding saluran akar yang tidak
bersih dapat menjadi tempat persembunyian bakteri, mengurangi perlekatan bahan pengisi
saluran akar dan meningkatkan celah apikal. Tujuan irigasi saluran akar yaitu: (1) mengeluarkan
debris, (2) melarutkan jaringan smear layer, (3) antibakteri, (4) sebagai pelumas (Johason dan
Noblet, 2009). Adapun sifat bahan irigasi yang ideal adalah merupakan pelarut debris atau
pelarut jaringan, tidak toksis, memiliki tegangan permukaan rendah, sebagai pelumas, mampu
membuang smear layer serta bahan irigasi tidak mudah dinetralkan dalam saluran akar agar
Bahan irigasi yang biasa dipakai adalah yang mempunyai sifat antiseptik artinya suatu bahan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara in vitro dan in vivo pada jaringan
hidup. Bahan irigasi yang populer digunakan adalah natrium hipoklorit dan natrium hipoklorit
kombinasi EDTA.2,3,19,20 Natrium Hipoklorit (NaOCl) 5% tidak mahal, mudah diperoleh dan
mudah untuk digunakan.2 NaOCl 5% mampu melarutkan jaringan serta membersihkan saluran
akar dan memiliki efek antibakteri yang paling baik.3,4 Namun, kekurangannya adalah bersifat
toksik.2,3 Bahan irigasi ini mampu merusak dan menekan jaringan periapikal, bersifat korosif,
menyebabkan reaksi alergi, bau dan rasa yang tidak enak sehingga dalam penggunaannya harus
berhati-hati.
Berbagai teknik irigasi yang digunakan juga telah berkembang. Teknik irigasi yang
digunakan secara sederhana adalah dengan menggunakan alat semprit disposible 12 ml berupa
jarum berlubang dengan ujung buntu dan bertakik. Kemudian dengan menggunakan alat khusus
yaitu spuit endodonti dengan ujung jarum pipih untuk mencegah penetrasi ke dalam saluran akar
yang berdiameter kecil agar debris pada saluran akar dapat keluar.
Gambar 1 menunjukkan suatu spuit endodonti berupa jarum berlubang dengan ujung buntu serta
penampang saluran akar gigi. Tanda panah di atas menunjukkan lubang jarum yang merupakan
tempat keluarnya bahan irigasi ke arah lateral sehingga menyebabkan perforasi ke arah lateral
dan jika mengenai jaringan periapikal. Jadi dengan menggunakan alat ini tekanan harus diatur
Gambaran jarum endodonti di dalam saluran akar (Gambar 2), menunjukkan jarum harus
dibengkokkan menjadi sudut tumpul untuk mencapai saluran akar gigi depan dan belakang.
Jarum dimasukkan sebagian ke dalam saluran dan harus ada ruang yang cukup antara jarum dan
dinding saluran yang memungkinkan pengaliran kembali larutan dan menghindari penekanan ke
Dan teknik yang terbaru adalah dengan menggunakan teknik Ultrasound, dengan prinsip
kerja negative pressure. Artinya alat-alat yang digunakan pada sistem ini harus memiliki
pergerakan dan perputaran selama irigasi berlangsung tanpa berkontak atau menyentuh dinding
saluran akar (seperti roda berputar). Tujuan akhir dari teknik irigasi yang akan digunakan adalah
untuk mendapatkan saluran akar yang bersih artinya bebas dari mikroorganisme.
Ibuprofen merupakan asam organic yang lemah yang secara luas digunakan sebagai
antipiretik dan merupakan pilihan setelah acetaminophen. Ibuprofen adalah sejenis obat yang
Ibuprofen juga tergolong dalam kelompok analgesik dan antipiretik. Ibuprofen merupakan obat
pilihan bagi anak-anak sebagai antipiretik, dimana dosisnya tergantung dari usia dan berat badan
anak.
1. Farmakokinetik
Untuk sifat farmakokinetik dari ibuprofen adalah secara umum dapat diabsorpsi
dengan baik dari gastrointestinal, dan kecepatan absorpsi pada umumnya cepat tetapi dapat
dirubah dengan adanya beberapa obat ataupun makanan di dalam lambung karena dalam hal
ini absorpsi dipengaruhi oleh makanan. Ibuprofen memiliki ikatan yang kuat yaitu 90%
dengan albumin plasma dan juga waktu paruh 2 jam. Ibuprofen dimetabolisme di hati dengan
hidroksilasi dan konjugasi glukoronid. Derivat dari ibuprofen nantina akan diekskresi di urin.
2. Mekanisme Kerja
inhibitor. Obat ini memiliki kemampuan menghambat COX dan mencegah efek PGs pada
otot halus di dalam uterin sehingga baik digunakan untuk kasus-kasus disminore. Ibuprofen
juga memiliki kemampuan bekerja di perifer sehingga dapat menunjukkan efek anti
inflamasi.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1-2 jam setelah pemberian. Adanya
makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang diabsorbsi.
Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Ekskresi bersama urin dalam
3. Indikasi
1. Menurunkan demam pada anak-anak.
2. Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri
haid)
3. Nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi.
4. Nyeri setelah operasi
5. Sakit kepala
6. Gejala nyeri ringan sampai sedang pada penyakit nyeri reumatik tulang sendi dan sendi
terkilir.
4. Kontraindikasi
Ibuprofen tidak boleh digunakan pada:
a. Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan duodenum) yang berat dan aktif.
b. Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap ibuprofen dan obat anti infalamasi non
5. Efek Samping
Efek samping yang dapat disebabkan oleh ibuprofen adalah rasa mual, muntah,
pendarahan di lambung, kontipasi dan juga diare. Oleh karena memiliki efek penekanan
terhadap COX-1 sehingga dapat menurunkan kemampuan sitoprotektif yang dihasikan PG1
dan PGE2, maka mukosa lambung dapat terluka dan terjadi perdarahan pada lambung.
Ibuprofen juga dapat memberikan efek terhadap sistem saraf pusat (SSP) yaitu berupa sakit
kepala, kelelahan, lesu, vertigo, dan kerusakan audio visual. Selain itu, efek samping yang
Dosis pada anak ditentukan berdasarkan usia dan berat badan anak. Menurut
penelitian yang telah dilakukan, untuk penggunaan 400 mg ibuprofen lebih efektif
ibuprofen dapat digunakan dengan dosis 400 mg setiap 4-6 jam, tetapi tidak boleh melebihi
7. Penulisan Resep
drg. Nandia Astriana
SIP. 087/2009
R/ Ibuprofen 100 mg
s. 4 c.th 1 p.r.n
Pasien
5 th, BB; 20 kg
Struktur:
R/ --- Invocatio
Cohen S., dan Hargreaves, K.M.. 2006. Pathways of the Pulp. 9th ed., Mosby Elsevies, St. Louis,
262-281; 318-348.
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70379/potongan/S1-2014-149728-chapter1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30054/4/Chapter%20II.pdf
http://www.alodokter.com/ibuprofen