Anda di halaman 1dari 4

Pengukuran Teknik, Oleh Ir.

Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL

KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR

Oleh Ir. Najamudin, MT


Dosen Universitas Bandar Lampung

Kalibrasi Alat Ukur


Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukan suatu alat ukur.
Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar
ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai
ukur standar yang dipakai, standarnya juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi
akurasinya. Dengan demikian setiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya
sampai ke tingkat standar nasional atau standar internasional.
Dari proses kalibrasi dapat menentukan nilainilai yang berkaitan dengan kinerja alat ukur atau
bahan acuan. Hal ini dicapai dengan pembandingkan langsung terhadap suatu standar ukur
atau bahan acuan yang bersertifikat. Output dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi dan label
atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Tiga alasan penting, mengapa alat ukur perlu dikalibrasi
1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain
2. Menentukan akurasi penunjukan alat.
3. Mengetahui keandalan alat,yaitu alat ukur dapat dipercaya.
Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL 2

Tujuan kalibrasi alat ukur adalah untuk menentukan devisiasi dan kebenaran nilai
penunjukan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin dengan Standar Nasional maupun
international. Dengan demikian kondisi alat ukur dapat disimpan sesuai dengan spesifikasi.
Kalibrasi atau peneraan (calibration) instrumen sangat penting, karena memungkinkan
memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui, untuk selanjutnya mengurangi
kesalahan dalam ketelitiannya. Prosedur kalibrasi melibatkan perbandingan instrumen itu
dengan standar primer atau standar sekunder yang mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dari
instrumen yang dikalibrasi, atau dengan sumber masukan yang diketahui.
Contoh :
Sebuah meter-aliran (flowmeter) mungkin dikalibrasi dengan membandingkan
dengan fasilitas pengukuran aliran standar di National Bureau of Standards
(Amerika Serikat).
Membandingkan dengan meter-aliran lain yang ketelitiannya diketahui
Melakukan kalibrasi langsung dengan pengukuran primer seperti menimbang
sejumlah tertentu air dalam tangki dan mencatat waktu yang digunakan untuk
mengalirkan kuantitas tersebut melalui meter itu.

Penggunaan Alat Ukur


Sebagai dasar untuk studi yang terinci tentang Instrument pengukuran dan karakteristiknya,
secara umum penggunaan alat ukur dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pemonitoran Proses dan Operasi ( Monitoring of Prosses and Operation )
2. Pengendalian Proses dan Operasi
3. Analisa Keteknikan Eksperimental
Pemonitoran Proses dan Operasi ( Monitoring of Prosses and Operation )
Penggunaan tertentu dari Instrument pengukuran dapat dilihat dari fungsi pemonitoran,
biasanya dapat dilihat langsung indikator pada mesinnya, misal Termometer, Barometer
digunakan untuk mengetahui tempratur dan tekanan, contoh pada refrigerator yaitu digunakan
untuk mengukur tempratur dan tekanan pada kondenser. Untuk fungsi pemonitoran cukup
digunakan alat ukur manual.

Pengendalian Proses dan Operasi (Control of Prosses and Operation)


Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL 3

Pada jenis pengukuran Instrument ini, Instrument juga bertindak sebagai sistem pengendalian
secara Automatis.
Misalnya :
Instrument pengukuran dan pengendalian pada Plant/Pabrik yang digunakan untuk
pengendalian mesin dan proses pada bidang industri, instrument pesawat terbang dan mesin-
mesin lainnya.
Contoh penggunaan alat ukur untuk proses pengendalian sederhana dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 1.6 Sistem Pengontrol Ketinggian Air

Dalam gambar disajikan Mekanisme tuas dan pelampung, selain berfungsi untuk mengukur

tinggi air juga berguna sebagai pengendalian pasokan air.

Analisa Keteknikan Eksperimental

Untuk menyelesaikan masalah keteknikan, tersedia dua metode umum yaitu Teoritis dan

Eksperimental. Banyak masalah yang memerlukan kedua metode tersebut, maka teori dan

eksperimental harus dipandang saling melengkapi.

Misal :

Untuk mengukur daya efektif poros pada suatu mesin, tidak dapat diukur secara eksperimental

tetapi dapat dihitung secara teoritis yaitu :

Daya efektif = Momen Torsi x Kecepatan sudut


Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL 4

Atau

Ne = T x

Dimana : Ne = Daya efektif

T = Momen Torsi

= Kecepatan sudut

= 2n

n = Putaran Poros ( rpm )

dari teori diatas maka daya efektif tersebut tidak dapat langsung dihitung tanpa dilengkapi

eksperimen yaitu :

Eksperimen untuk mengukur Momen Torsi digunakan Dinamometer

Eksperimen untuk mengukur putaran digunakan Tako meter

Setelah diukur secara eksperimen barulah daya efektif poros tersebut dapat dihitung.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan
di bidang Mechanical Engineering

Thanks

Ir. Najamudin, MT

Anda mungkin juga menyukai