Tujuan kalibrasi alat ukur adalah untuk menentukan devisiasi dan kebenaran nilai
penunjukan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin dengan Standar Nasional maupun
international. Dengan demikian kondisi alat ukur dapat disimpan sesuai dengan spesifikasi.
Kalibrasi atau peneraan (calibration) instrumen sangat penting, karena memungkinkan
memeriksa instrumen terhadap standar yang diketahui, untuk selanjutnya mengurangi
kesalahan dalam ketelitiannya. Prosedur kalibrasi melibatkan perbandingan instrumen itu
dengan standar primer atau standar sekunder yang mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dari
instrumen yang dikalibrasi, atau dengan sumber masukan yang diketahui.
Contoh :
Sebuah meter-aliran (flowmeter) mungkin dikalibrasi dengan membandingkan
dengan fasilitas pengukuran aliran standar di National Bureau of Standards
(Amerika Serikat).
Membandingkan dengan meter-aliran lain yang ketelitiannya diketahui
Melakukan kalibrasi langsung dengan pengukuran primer seperti menimbang
sejumlah tertentu air dalam tangki dan mencatat waktu yang digunakan untuk
mengalirkan kuantitas tersebut melalui meter itu.
Pada jenis pengukuran Instrument ini, Instrument juga bertindak sebagai sistem pengendalian
secara Automatis.
Misalnya :
Instrument pengukuran dan pengendalian pada Plant/Pabrik yang digunakan untuk
pengendalian mesin dan proses pada bidang industri, instrument pesawat terbang dan mesin-
mesin lainnya.
Contoh penggunaan alat ukur untuk proses pengendalian sederhana dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Dalam gambar disajikan Mekanisme tuas dan pelampung, selain berfungsi untuk mengukur
Untuk menyelesaikan masalah keteknikan, tersedia dua metode umum yaitu Teoritis dan
Eksperimental. Banyak masalah yang memerlukan kedua metode tersebut, maka teori dan
Misal :
Untuk mengukur daya efektif poros pada suatu mesin, tidak dapat diukur secara eksperimental
Atau
Ne = T x
T = Momen Torsi
= Kecepatan sudut
= 2n
dari teori diatas maka daya efektif tersebut tidak dapat langsung dihitung tanpa dilengkapi
eksperimen yaitu :
Setelah diukur secara eksperimen barulah daya efektif poros tersebut dapat dihitung.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan
di bidang Mechanical Engineering
Thanks
Ir. Najamudin, MT