NIM : 04011381419146
Kelas : Gamma
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi
dengan lingkungannya.
1) Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2) Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang
tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat
tumbuh kembangnya.
1. Lingkungan biologis.
2. Lingkungan fisik
3. Faktor psikososial
4. Faktor keluarga dan adat istiadat.
b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pengertian Toddler
Anak usia toddler adalah anak usia 12 36 bulan ( 1 3 tahun ) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang
lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode
yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal ( Perry, 1998 ).
d. Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi
dan yang merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata pertama
mulai muncul pada usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkansetidaknya 1
sampai 2 kata pada usia 1 tahun. Ketika bayi mulaimengucapkan kata-kata pertamanya,
kira-kira 12 bulan , mereka mulai menanggapidengan tepat beberapa contoh pernyataan
sederhana.
Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada bagian utama tubuh
danmenggunakan 4-6 kata-kata secara spontan dan benar, termasuk kata benda dan
nama sendiri.Anak yang baru berjalan juga menikmati berkata-kata dengan suku kata
yang banyak tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada yang mengerti. Sebagian besar
komunikasikeinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
b. Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandaikesimpulan
periode sensorimotor.
d. Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah
bahasa.Memberi nama objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik.
Setelah
d. Keterampilan utama
Sudah bisa menyebutkan kurang lebih 6 anggota tubuhnya, apap yang diucapkannya
sudah mulai dapat dipahami, dan dapat mengucapkan kalimat sebanyak 2-3 kata.
Bisa menyusun balok sebanyak 6 buah, dan cara berjalan lebih tertata.
Bisa melompat dengan kedua kakinya, dan bisa membukakan pintu.
Bisa menggosok gigi, tetapi masih dengan bantuan orang lain.
Sudah bisa menyebutkan namanya sendiri.
Sudah bisa melakukan percakapan sederhana.
Sudah bisa mengenali kegunaan 2 benda yang dikenalnya, kalimatnya sudah terdiri
dari 3-4 kata, dan dapat menyebutkan 2 kegiatan seperti, melompat dan meloncat.
e. Keterampilan yang akan dikuasai
Membicarakan tentang dirinya sendiri, bisa menyesuaikan benda-benda berdasarkan
kategori, dan sudah bisa berjalan menuruni tangga.
Bisa menggunakan kata ganti seperti, saya dan kamu, serta dapat mencuci dan
membersihkan tangan sendiri.
Sudah mulai mengerti dengan istilah seperti, besar, halus, dll.
Senang menggambar lingkaran.
Bisa berdiri dengan satu kaki secara bergantian dalam beberapa saat, mengenal
alfabet lebih banyak, dan sudah bisa menggosok giginya sendiri.
Bisa melakukan naik turun tangga dengan lancar, sudah mulai menggunakan istilah
diatas, didalam, disana, 75% ucapannya sudah mulai bisa dimengerti dengan jelas,
dan dapat menyusun balok sebanyak 8 buah.
Bisa melakukan lompat di tempat dan melompati sesuatu, sudah mengerti 2/3
permintaan atau perintah, dan sudah bisa mengendarai sepeda roda 3.
f. Keterampilan lebih lanjut
Sudah mulai mengerti kata-kata seperti, 'nanti' atau 'sebentar lagi', sudah mengerti
perbedaan gender laki-laki dan perempuan, serta mulai belajar melompat.
Sudah bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, dan bisa membuat gambar garis
vertikal.
Sudah mulai mengenal alfabet, serta dapat menjaga keseimbangan seperti berdiri
dengan satu kaki.
Bisa mengenakan pakaiannya sendiri, menyebutkan beberapa warna, dan sudah tahu
tentang nama temannya.
Bisa menggunakan 2 kata sifat, bisa menggambar silang, dan sudah mulai mengerti
jika orang lain menanyakan fungsi tempat.
Sudah bisa melakukan toilet training, bisa menggoyang-goyangkan ibu jari (jempol),
bisa melakukan berbagai ekspresi emosi seperti, senang, marah, sedih, takut dsb,
serta bisa menggambar seperti orang yang digambar hanya dengan lingkaran dan
garis silang saja.
Bisa melakukan berdiri di atas satu kaki secara bergantian selama 3 detik, dan sudah
bisa mengenakan pakaiannya sendiri baik celana maupun baju.
Sebagai anak yang baru berjalan, anak belajar untuk berjalan menjauhi danmendekati ke
orang dewasa yang dekat atau orangtuanya. Saat usia prasekolah, anak-anak menjelajahi
pemisahan emosional, bertukar-tukar antara perlawanan manja dangembira, antara berani
menjelajah dan sifat melekat. Dengan bertambahnya waktu yangdidapat di kelas atau tempat
bermain kemampuan anak untuk beradaptasi kepada aturan baru dan hubungan akan baik.
Anak-anak prasekolah mengetahui bahwa mereka dapat berbuatlebih dari yang sebelumnya,
tetapi mereka juga sangat sadar dengan keterbatasan yangdiberikan kepada mereka oleh orang
dewasa dan kemampuan terbatas mereka.
a. Pertumbuhan Fisik
Pertambahan berat badan dan tinggi badan biasanya berjalan konstan selama periode
pra sekolah. Pada akhir tahunan kedua, pertumbuhan tubuh dan otak lambat,dengan
penurunan yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan, dantimbulnya
kebiasaan makan yang memilih-milih. Rata-rata pertambahan berat badananak kira-kira 2
kg dan tinggi badan 7-8 cm setiap tahun. Berat badan lahir bertambah 410.
kali saat usia 2 tahun. Ketika berusia 4 tahun rata-rata berat yaitu 40 lb dan tinggi
40in. Kepala akan tumbuh hanya bertambah 5 cm antara usia 3 sampai 18 tahun. Anak-anak
dengan timbunan adipositas awal (pertambahan pada massa index tubuh)mempunyai resiko
untuk gemuk ketika dewasa.
Kontrol buang air besar dan buang air kecil muncul saat periode ini,
dengankesiapan untuk ke toilet mempunyai variasi individu dan budaya yang luas.
Anak perempuan cenderung lebih awal dan lebih cepat terlatih daripada anak laki-
laki.Ngompol normal sampai usia 4 tahun pada anak perempuan dan 5 tahun pada
anak laki-laki. Banyak anak-anak mengusai proses ke toilet dengan mudah, terutama
sekalisekali ketika mereka sudah mampu untuk mengatakan secara verbal
kebutuhan badannya. Untuk anak lainnya, latihan toilet pun menjadi lebih susah dilakukan.
b. Perkembangan Kognitif
Bahasa, kognisi dan permainan semuanya melibatkan fungsi simbolis, suatu
caramengatasi dunia yang semakin menjadi penting selama periode prasekolah.
Periode prasekolah dapat disamakan dengan stadium praoperasional
Piaget(pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib, egosentris, dan pemikiran yang
didominasioleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi kerancuan dari kejadian yang
kebetulan untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungkan motivasi kepada benda mati
dan kejadian)dan kepercayaan yang tidak realistik terhadap kekuatan hasrat.
Anak-anak mungkin percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan membawa
payung, bahwa matahariturun karena lelah atau bahwa perasaan marah kepada saudara
kandung sesungguhnyadapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada
ketidakmampuan anak untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti egois. Anak
mungkin berusaha untuk menyenangkan orang dewasa yang marah dengan membawa
boneka binatangkesayangannya. Setelah usia 2 tahun, anak membuat konsep tentang
dirinya dan rasakebutuhan untuk merasakan semua.
c. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terjadi paling cepat terjadi antara usia 2-5
tahun.Perbendaharaan kata bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Susunan kalimat
meningkat dari telegrafi kalimat dua- dan tiga-kata sampai penggabungan semuaaturan
tata bahasa pokok. Mudahnya, antara usia 2 sampai 5 tahun, jumlah kata-katadalam kalimat
yang khas sama dengan usia anak (2 pada 2 tahun, 3 pada 3 tahun, danselanjutnya).
Sangat penting untuk membedakan cara bicara (produksi dari suara yang
dapatdimengerti) dan bahasa, yang berkenaan dengan sikap mental yang mendasari.
Bahasaterdiri dari fungsi ekspresif dan reseptif.Kemahiran berbahasa secara prinsip
tergantung dari input lingkungan. Faktor yang menentukan ialah jumlah dan variasi cara
berbicara kepada anak secara langsungdan dari seberapa sering orang dewasa bertanya
pertanyaan dan mendorong anak untuk berbicara.
Bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif dan emosi.
Keterlambatan berbahasa dapat menjadi indikasi pertama bahwa terjadi retardasi mental
pada anak,mempunyai gangguan spektrum autis, atau diperlakukan kurang baik. Bahasa
juga memungkinkan anak mengungkapkan perasaan, seperti marah atau frustasi tanpa
melampiaskannya, olehkarena itu, penundaan berbicara anak-anak menunjukkan tingkat
temperamen yanglebih tinggi dan tingkah laku luar yang lain.
d. Bermain
Bermain melibatkan proses pembelajaran, aktifitas fisik, sosialisasi denganteman
sebayanya, dan berlatih peran orang dewasa. Bermain ditandai dengan penambahan
kompleksitas dan khayalan, Pada usia 3 tahun, permainan kerja sama tampak pada
permainan membangun balok bersama-sama,kemudian menjadi aktivitas permainan yang
lebih teratur, seperti bermain rumah-rumahan. Bermain juga makin menjadi lebih beraturan,
dari aturan awal mengenai carameminta (bukannya mengambil) dan membagi (usia 2 atau 3
tahun) sampai aturan-aturan yang berubah dari waktu ke waktu menurut keinginan para
pemain (usia 4 dan 5tahun) ke awal pengenalan aturan-aturan yang relatif tetap.
Bermain juga membuat anak dapat memecahkan konflik dan kecemasan danmembuat
jalan keluar yang kreatif. Anak-anak dapat melepaskan kemarahan denganaman (menampar
boneka), meniru kekuatan super (memainkan dinosaurus dan pahlawan super), dan
mendapatkan hal-hal yang ditolak dalam dunia nyata (membuat percaya teman atau
binatang kesayangan). Menggambar, mewarnai dan akitifitas artistik lain adalah bentuk
permainan yang menunjukkan motivasi kreatif yang lebih jelas.
Anak pada usia ini dapat mengerti bahwa ada halangan untuk mencegah dia
disekitarnya dan dapat mengekspresikan perasaan, marah, dan frustasi
tanpamemperlihatkannya. Pengawasan merupakan persoalan utama. Ketidakmampuan
dalammengatur aspek dunia luar, seperti apa yang harus dibeli atau kapan harus pergi,
seringmengakibatkan kontrol interna, yaitu, watak pemarah. Takut, terlalu lelah,
atauketidaknyamanan fisik dapat juga menimbulkan kemarahan. Kemarahan
biasanyamuncul ke arah akhir usia 1 tahun dan puncaknya lazim pada usia antara 2 dan 4
tahun.
Kemarahan yang lebih dari 15 menit atau muncul secara beraturan lebih dari 3 kali per hari
mencerminkan adanya masalah mendasar kesehatan, emosi dan sosial.Anak-anak prasekolah
biasanya mengalami perasaan sulit terhadap orangtuanya, cinta yang kuat dan kecemburuan serta
kebencian dan ketakutan bahwa perasaan marah dapat menyebabkan pengabaian.
DEFINISI
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dalam perkembangan anak mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat,
bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum
selesai pertumbuhannya Walaupun lesi serebral bersifat statis dan tidak progresif, tetapi
perkem- bangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat maturasi serebral.1
Cerebral palsy adalah suatu gangguan sikap, gerak dan tonus disebabkan
perkembangan struktur otak yang abnormal atau lesi yang non progresif dari pada otak
yang immature.
ETIOLOGI
Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode yaitu:
1) Pranatal :
a. Malformasi kongenital.
b. Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainanjanin (misalnya;
rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).
c. Radiasi.
d. Tok gravidarum.
e. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi
maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
A. Anoksialhipoksia.
b. Perdarahan intra kranial.
c. Trauma lahir.
d. Prematuritas.
e. gangguan plasenta
d. shock, infeksi
3) Postnatal :
a. Trauma kapitis.
b. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis, ensefalomielitis.
c. Kern icterus
d. Epilepsy
e. Malnutrisi
f. Inflamasi imunologis
GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik cerebral palsy tergantung dari bagian dan luasnya jaringan otak
yang mengalami kerusakan
1) Paralisis
Dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia, triplegia.
Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran.
2) Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat bersifat
flaksid, rigiditas, atau campuran.
3) Ataksia
Gangguan koordinasi ini timbul karena kerusakan serebelum. Penderita biasanya
memperlihatkan tonus yang menurun (hipotoni), dan menunjukkan perkembangan motorik
yang terlambat. Mulai berjalan sangat lambat, dan semua pergerakan serba canggung.
4) Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
5) Gangguan perkembangan mental
Retardalasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan cerebral palsy
terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastik dan ataksia. Cerebral palsy yang disertai
dengan retardasi mental pada umumnya disebabkan oleh anoksia serebri yang cukup lama,
sehingga terjadi atrofi serebri yang menyeluruh. Retardasi mental masih dapat diperbaiki
bila korteks serebri tidak mengalami kerusakan menyeluruh dan masih ada anggota gerak
yang dapat digerakkan secara volunter. Dengan dikem- bangkannya gerakan-gerakan
tangkas oleh anggota gerak, perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara positif.
6) Mungkin didapat juga gangguan penglihatan (misalnya: hemianopsia, strabismus, atau
kelainan refraksi), gangguan bicara, gangguan sensibilitas.
7) Problem emosional terutama pada saat remaja
KLASIFIKASI
Banyak klasifikasi yang diajukan oleh para ahli, tetapi pada kesempatan ini akan
diajukan klasifikasi berdasarkan gambaran klinis dan derajat kemampuan fungsionil
Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai berikut:
A. Berdasarkan gejala klinik utama (deficit neurologic system motorik)
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
Hipertoni (fenomena pisau lipat).
Hiperrefleksi yang djsertai klonus.
Kecenderungan timbul kontraktur.
Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah lebih
berat.
Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih
berat.
Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah,
biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis, distonia,
ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi mental. Di samping itu
juga dijumpai gejala hipertoni, hiperefleksi ringan, jarang sampai timbul klonus. Pada tipe
ini kontraktunjarang ditemukan, apabila mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang
asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas,
PATOGENESIS
Perkembangan susunan saraf dimulai dengan terbentuknya neural tube yaitu
induksi dorsal yang terjadi pada minggu ke 3- 4 masa gestasi dan induksi ventral,
berlangsung pada minggu ke 5-6 masa gestasi. Setiap gangguan pada masa ini bisa meng-
akibatkan terjadinya kelainan kongenital seperti kranioskisis totalis, anensefali,
hidrosefalus dan lain sebagainya. Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi
pada masa gestasi bulan ke 2-4. Gangguan pada fase ini bisa mengakibatkan mikrosefali,
makrosefali. Stadium selanjutnya yaitu stadium migrasi yang terjadi pada masa gestasi
bulan 3-5. Migrasi terjadi melalui dua cara yaitu secara radial, sd berdiferensiasi dan
daerah periventnikuler dan subventrikuler ke lapisan sebelah dalam koerteks serebri;
sedangkan migrasi secara tangensial sd berdiferensiasi dan zone germinal menuju ke
permukaan korteks serebri. Gangguan pada masa ini bisa mengakibatkan kelainan
kongenital seperti polimikrogiri, agenesis korpus kalosum. Stadium organisasi terjadi pada
masa gestasi bulan ke 6 sampai beberapa tahun pascanatal. Gangguan pada stadium ini
akan mengakibatkan translokasi genetik, gangguan metabolisme. Stadium mielinisasi
terjadi pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal. Pada stadium ini terjadi
proliferasi sd neuron, dan pembentukan selubung mialin. Kelainan neuropatologik yang
terjadi tergantung pada berat dan ringannya kerusakan Jadi kelainan neuropatologik yang
terjadi sangat kompleks dan difus yang bisa mengenai korteks motorik traktus piramidalis
daerah paraventnkuler ganglia basalis, batang otak dan serebelum. Anoksia serebri sering
merupakan komplikasi perdarahan intraventrikuler dan subependim Asfiksia perinatal
sering berkombinasi dengan iskemi yang bisa menyebabkan nekrosis.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap tentang riwayat kehamilan,
perinatal dan pascanatal, dan memperhatikan faktor risiko terjadinya cerebral palsy. Juga
pemeriksaan fisik lengkap dengan memperhatikan perkembangan motorik dan mental dan
adanya refleks neonatus yang masih menetap. Pada bayi yang mempunyai risiko tinggi
diperlukan pemeriksaan berulang kali, karena gejaladapat berubah, terutama pada bayi
yang dengan hipotoni, yang menandakan perkembangan motorik yang terlambat; hampir
semua cerebral palsy melalui fase hipotoni. Pemeriksaan penunjang lainnya yang
diperlukan adalah foto polos kepala, pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan EEG
terutama pada pendenita yang memperlihatkan gejala motorik, seperti tetraparesis,
hemiparesis, atau karena sering disertam kejang. Pemeriksaan ultrasonografi kepala atau
CT Scan kepala dilakukan untuk mencoba mencani etiologi. Pemeriksaan psikologi untuk
menentukan tingkat kemampuan intelektual yang akan menentukan cara pendidikan ke
sekolah biasa atau sekolah luar biasa.
a. Obat obatan
1. Obat anti spastisitas
Biasanya indikasi pembarian obat obatan anti spastisitas pada penderita C.P.
karena :
Spastisitas penderita sangat hebat yang disertai rasa nyeri sehingga
mengganggu program rehabilitasi.
Keadaan hiperefleksi yang sangant mengganggu fungsi motorik (misalnya:
ada klonus kaki yang hebat)
Kontraksi pleksi pada tungkai yang progresif.
Spasitisitas penderita yang mempersulit perawatan.
2. Obat psikotropik
3. Antikonvulsan
b. Tindakan ortopedi
Salah satu indikasi dilakukan tindakan ortopedi jika sudah terjadi deformitas akibat
proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur pada otot dan tendon. Dalam hal ini harus
dipertimbangkan secara matang beberapa factor sebelum melakukan tindakan bedah.
c. Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita C.P fisioterapi yang cepat
dilaksanakan pada penderita yang masih muda pada tahap dini manfaatnya jauh lebih nyata
jika dibandingkan dengan penderita yang lebih lambat. Satu hal yang perlu ditekan kan
pada orang tua didalam membantu pelaksanaan fisioterpi sang anak berada dirumah.
Adapn jenis jenis nya adalah :
Alat bantu: pada fisioterapi banyak sekali dijumpai jenis alat bantu yang
bertujuan untuk melatih dan membangkitkan aktifitas reflektoris dan membantu
melakukan aktifitas sehari hari.
Occupational therapy
Speech therapy
Pendidikan luar biasa
d. Factor social
Rekreasi, sport dan kesenian
Gizi yang baik
Kesempatan memperoleh kerja
e. Pendidikan
Penderita cerebral palsy dididik sesuai dengan tingkat intelegensinya, disekolah luar
biasa dan bila mungkin disekolah biasa bersama sama dengan anak yang normal. Mereka
sebaiknya diperlakukan sama seperti anak yang normal yaitu pulang kerumah dengan
kendaraan bersama sama sehingga mereka tidak mersa diasingkan hidup dalam suasana
normal. Orang tua janganlah melindungi anak secara berlebihan.
PROGNOSIS
Di negeri yang telah maju misalnya inggris dan skandinvia terdapat 20-25%
penderita cerebral palsy sebagai buruh penuh dan 30-50% tinggal di institute cerebral palsy.
Prognosis penderita dengan gejaka motorik yang ringan adalah baik, makin banyak gejala
penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya.
KESIMPULAN
1. Cerebral palsy (CP) adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu
kurun waktu dalam perkembangan anak mengenai sel-sel motorik di dalam susunan
saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan
otak yang belum selesai pertumbuhannya. Gangguan neurologik ini menyebabkan
cacat menetap.
2. Cerebral palsy dapat disebabkan faktor genetik maupun faktor lainnya. Apabila
ditemukan lebih dari satu anak yang menderita kelainan ini dalam suatu keluarga, maka
kemungkinan besar disebabkan faktor genetik. Waktu terjadinya kerusakan otak secara
garis besar dapat dibagi menjadi : pada masa pranatal, perinatal dan postnatal.
3. Terdapat bermacammacam klasifikasi CP, tergantung berdasarkan apa klasifikasi itu
dibuat, yaitu berdasarkan gejala dan tanda neurologis, dan berdasarkan perkiraan
tingkat keparahan dan kemampuan penderita untuk melakukan aktifitas normal.
4. Untuk mendiagnosis CP disamping berdasarkan anamnesis yang teliti, gejalagejala
klinis, juga diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya.
5. Perawatan pada anak CP memerlukan pengertian dan kerja sama yang baik dari
pihak orang tua/keluarga penderita. Hal ini akan tercapai dengan baik jika
diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik khusus. Cerebral palsy yang dikelola
tenaga tenaga dari pelbagai multidisipliner ( misal: dokter anak, neurologis, ahli bedah
ortopedi, bedah saraf, THT, guru luar biasa)
6. Di negara yang telah maju misalnya inggris dan skandinvia terdapat 20-25% penderita
cerebral palsy sebagai buruh penuh dan 30-50% tinggal di institute cerebral palsy.
Prognosis penderita dengan gejaka motorik yang ringan adalah baik, makin banyak
gejala penyertanya dan makin berat gejala motoriknya, makin buruk prognosisnya.
Anmal
h. Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi
dan yang merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata pertama
mulai muncul pada usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkansetidaknya 1
sampai 2 kata pada usia 1 tahun. Ketika bayi mulaimengucapkan kata-kata pertamanya,
kira-kira 12 bulan , mereka mulai menanggapidengan tepat beberapa contoh pernyataan
sederhana.
Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada bagian utama tubuh danmenggunakan 4-6 kata-
kata secara spontan dan benar, termasuk kata benda dan nama sendiri.Anak yang baru berjalan juga
menikmati berkata-kata dengan suku kata yang banyak tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada
yang mengerti. Sebagian besar komunikasikeinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
Tidak normal
Apakah dampak dari tidak langsung menangis setelah dilahirkan? Adakah hubungannya
dengan kasus ?
Apa imunisasi yang harus didapatkan pada anak usia 20 bulan dan kapan waktu diberikan?
Bagaimana perkembangan oromotor pada anak usia 20 bulan?
f. Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandaikesimpulan
periode sensorimotor.
h. Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah
bahasa.Memberi nama objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik.
Setelah
Pranatal :
a. Malformasi kongenital.
b. Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainanjanin (misalnya;
rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).
c. Radiasi.
d. Tok gravidarum.
e. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi
maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
A. Anoksialhipoksia.
b. Perdarahan intra kranial.
c. Trauma lahir.
d. Prematuritas.
e. gangguan plasenta
d. shock, infeksi
3) Postnatal :
a. Trauma kapitis.
b. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis, ensefalomielitis.
c. Kern icterus
d. Epilepsy
e. Malnutrisi
f. Inflamasi imunologis
Foto polos kepala, pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan EEG terutama pada
pendenita yang memperlihatkan gejala motorik, seperti tetraparesis, hemiparesis, atau
karena sering disertam kejang. Pemeriksaan ultrasonografi kepala atau CT Scan kepala
dilakukan untuk mencoba mencani etiologi. Pemeriksaan psikologi untuk menentukan
tingkat kemampuan intelektual yang akan menentukan cara pendidikan ke sekolah biasa
atau sekolah luar biasa.
Pencegahan