PEMBAHASAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
NamaPasien : Ny.SS
Umur : 60 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat: : Jakarta Utara
DatangkePoli Mata RSPAD tanggal 05Desember 2016
II. ANAMNESA
Anamnesa : Autoanamnesa pada tanggal 05Desember 2016
Pasien merasakan nyeri di kedua mata yang disertai mata merah , mata berair,
mata mengeluarkan banyak kotoran, mata seperti ada yang mengganjal , silau dan
penglihatan sedikit buram.
1
Pasien kemudian merendam matanya dalam mangkuk berisi air keran selama
10 menit. Di rumah pasien mengatakan selama 5 hari SMRS telah di tetesi obat
mata polynel.
Kesadaran : Composmentis
2
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84x / menit
Suhu : Tidak diperiksa
Frekuensi nafas : 20x / menit
Kepala : Nomochepali
Jantung : tidakdiperiksa
Paru : tidakdiperiksa
Abdomen :tidakdiperiksa
STATUS OFTALMOLOGI
Visus
KETERANGAN OD OS
KETERANGAN OD OS
3
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Supra silia
KETERANGAN OD OS
KETERANGAN OD OS
4
Fissura palpebra 11 mm 11 mm
KETERANGAN OD OS
Konjungtivabulbi
KETERANGAN OD OS
5
Perdarahan
Tidak ada Tidak ada
subkonjungtiva
Sistimlakrimalis
KETERANGAN OD OS
Sklera
KETERANGAN OD OS
Kornea
KETERANGAN OD OS
Ukuran 10 mm 10 mm
6
Infiltrat dan Dendrit Tidak ada Tidak ada
BilikMata Depan
KETERANGAN OD OS
Iris
KETERANGAN OD OS
7
Pupil
KETERANGAN OD OS
Ukuran 4 mm 4 mm
Lensa
KETERANGAN OD OS
Badankaca
KETERANGAN OD OS
Fundus okuli
KETERANGAN OD OS
8
Reflex Fundus Positif Positif
Papil
Retina
Makula Lutea
Palpasi
KETERANGAN OD OS
Tensi Okuli N N
9
NCT 17 mmHg 18 mmHg
Kampusvisi
KETERANGAN OD OS
Tes Konfrotasi Lapang pandangan pasien sama Lapang pandangan pasien sama
dengan pemeriksa dengan pemeriksa
IV. RESUME
Seorang wanita berusia 66 tahun datang ke Poliklinik Mata RSPAD GATOT
SOEBROTO dengan keluhan nyeri pada kedua mata. Nyeri dirasakan setelah terkena
serbuk obat nyamuk kertas yang di bakar 5 hari SMRS. Pasien mengaku setelah
membakar obat nyamuk, saat api telah mati pasien meniup serbuk pembakaran
kemudian serbuk masuk ke kedua mata pasien. Pasien telah memakai kacamata
minus disertai plus sejak 20 tahun.Pasien merasakan nyeri di kedua mata yang
disertai mata merah , mata berair, mata mengeluarkan banyak kotoran, mata seperti
ada yang mengganjal , silau dan penglihatan sedikit buram. Pasien kemudian
merendam matanya dalam mangkuk berisi air keran selama 10 menit. Di rumah
pasien mengatakan selama 5 hari SMRS telah di tetesi obat mata polynel.Saat datang
ke RSPAD GATOT SOEBROTO pasien mengatakan kedua mata tidak ada luka ,
mata sudah tidak buram, sudah hilang, mata tidak merah, tidak banyak berair , tidak
mengeluarkan kotoran tetapi masih nyeri.
10
Pada funduskopi didapatkan kekeruhan ringan pada permukaan kornea disertai
kerusakan epitel kornea ringan, tidak ada perforasi atau ulkus kornea.
tensi okuli ODS tidak meningkat (N), NCT ODS tidak meningkat (OD = 17 mmHg
dan OS = 18 mmHg), dan lapang pandangan pasien sama dengan pemeriksa.
V. DIAGNOSA KERJA
Trauma Kimia Alkali Ringan ODS
VIII. PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa :
Dexametason ED 1x1 setiap 2 jam
Doksisiklin 3 x 100 mg
IX. PROGNOSIS
OD OS
Quo Ad Vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
11
Quo Ad fungsionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Berdasarkan teori, diagnosis trauma mata basa diambil dari anamnesis yang
terpapar bahan kimia basa. Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau
rusaknya sel jaringan. Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan
disertai dengan disosiasi asam lemak membran sel. Akibat persabunan membran sel
akan mempermudah penetrasi lebih lanjut dari pada alkali. Mukopolisakarida
jaringan oleh basa akan menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau
keratosit. Serat kolagen kornea akan menjadi bengkak dan stroma kornea akan mati.
Akibat edem kornea akan terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma
kornea. Serbukan sel ini cendrung disertai dengan masuknya pembuluh darah baru
atau neovaskularisasi. Akibat membran sel basal epitel kornea rusak akan
memudahkan sel epitel di atasnya lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan
berhubungan langsung dengan stroma di bawahnya. Sel epitel baru ini melekat
dengan stroma di bawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan
dilepaskan plasminogen aktivator, dilepas juga kolagenase yang akan merusak
kolagen kornea, sehingga terjadi tukak pada kornea. Akibat akan terjadi gangguan
penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan tukak kornea dan dapat terjadi
perforasi kornea. Keadaan akut yang terjadi pada minggu pertama bergantung pada
kuatnya alkali dapat mengakibatkan hilangnya epitel, dan peningkatan tekanan intra
okular, membentuk jaringan parut pada kelopak, terjadi kerusakan pada sel
goblet,terjadi keratinisasi (pertandukan) epitel kornea akibat berkurangnya musin,
lensa keruh diakibatkan kerusakan kapsul lensa.
12
Diagnosis trauma mata alkali ringan pada pasien Ny. SS diambil dari
anamnesis yang telah dilakukan oleh pemeriksa terhadap pasien, dimana dari
anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami paparan serbuk kertas yang berasal
dari obat nyamuk bakar. Jumlah serbuk yang masuk tidak banyak, bahkan hanya
terpercik. Keluhan yang dialami pasien tidak begitu hebat, seperti mata nyeri ringan,
mata merah ringan, berair dan silau. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan ada
kerusakan epitel kornea ringan, kekeruhan kornea ringan. Tidak terdapat
neovaskularisasi , peradangan kronik dan defek epitel yang menetap, serta tidak ada
perforasi kornea. Trauma basa tersebut tidak mengakibatkan penetrasi kedalam
intraokuler, sehingga tidak ditemukan adanya komplikasi katarak, glaukoma
sekunder dan kasus berat ptisis bulbi. Tidak terdapat jaringan parut pada palpebra
dan sindroma mata kering. Tidak didapatkan adanya simbleparon.
Diagnosis trauma bakar termal ditegakkan berdasarkan paparan mata pasien
terkena serbuk kertas yang berasal dari reaksi panas pada pembakaran obat nyamuk.
Reaki yang terjadi merupakan reaksi termal dalam bola mata, dengan defek epitel
kornea minimal tanpa adanya perforasi.
13