Anda di halaman 1dari 9

Pestisida Nabati yang Ramah Lingkungan

Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup

Dosen Pembimbing: Budiaman

Disusun oleh :

Sarah Awlia M

4915154275

SEMESTER/KELAS : 2/P.IPS B 2015

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

1
Pestisida Nabati yang Ramah Lingkungan

Pestisida merupakan suatu substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Pada umumnya pestisida yang digunakan bukan hanya dalam
pertanian saja namun juga diperlukan dalam bidang kesehatan dan rumah tangga yaitu untuk
mengendalikan vektor penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan
dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
Pestisida tersebut walau sangat berguna namun dipihak lain tanpa disadari akan menimbulkan
dampak negatif seperti timbulnya keracunan pestisida.

Penggunaan pestisida kimia di lingkungan pertanian menjadi masalah yang dilematis.


Rata-rata petani sayuran masih melakukan penyemprotan secara rutin 3- 7 hari sekali untuk
mencegah serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan kegagalan panen. Hampir
semua petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan penyemprotan 21
kali per musim tanaman. Kebiasaan tersebut memacu timbulnya beberapa dampak negatif antara
lain : polusi, lingkungan, perkembangan serangga hama menjadi resisten, resurgen ataupun
toleran terhadap pestisida.

Tumbuhan yang pada dasarnya mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
poduksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan
OPT. Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235 famili dilaporkan
mengandung bahan pestisida. Oleh karena itu, perlu dicari pestisida alternatif untuk mensubtitusi
pestisida kimia tersebut. Salah satunya adalah penggunaan senyawa kimia alami yang berasal
dari tanaman yang dikenal dengan nama Pestisida Nabati. Jika dapat mengolah tumbuhan-
tumbuhan tersebut dengan bahan pestisida yang alami maka akan membantu masyarakat petani
untuk menggunakan pengendalian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya
setempat yang ada disekitarnya.

Pestisida nabati atau alami adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman
atau tumbuhan dan bahan organik lainya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada
tanaman. Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun

2
lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan
yang sederhana.

Pestisida nabati/alami ini bersifat mudah terurai di alam jadi residunya sangat singkat.
Pestisida nabati bersifat pukul dan lari yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada
waktu itu dan setelah terbunuh maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan
terbebas dari residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi. Pestisida nabati dapat membunuh
atau menganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik yaitu dapat melalui
perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.

Cara kerja pestisida nabati yang sangat spesifik dapat merusak perkembangan telur, larva,
dan pupa, menghambat pergantian kulit, menganggu komunikasi serangga, menyebabkan
serangga menolak makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan,
memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga, dan yang terakhir yaitu dapat
menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pembuatan pestisida nabati dapat menggunakan teknologi tinggi (di laboratorium) dan
dikerjakan dalam skala industri, namun dapat pula dilakukan secara sederhana oleh kelompok
tani atau perorangan. Secara umum pembuatan pestisida di laboratorium memerlukan biaya yang
lebih mahal karena membutuhkan alat, bahan kimia khusus serta tenaga ahli. Akibatnya harga
pestisida nabati menjadi lebih mahal daripada pestisida kimia.

Cara pembuatan pestisida nabati dari berbagai jenis tumbuhan yang berhasil baik atau
efektif di suatu tempat belum tentu berhasil baik pula ditempat lain karena ramuan pestisida
nabati bersifat khusus lokasi. Hal ini disebabkan suatu tumbuhan yang sama tetapi jika tumbuh
di lingkungan yang berbeda maka kandungan bahan aktifnya pun dapat berbeda pula. Oleh sebab
itu dosis dan konsentrasi bahan aktif yang digunakan pun akan berbeda pula. Jadi ramuan
pestisida nabati akan tergantung pada hasil pengujian di lokasi setempat dan tidak berlaku
ditempat lain.

Disamping cara kerja pestisida nabati yang dinilai menguntungkan. Tentu akan
menghasilkan keunggulan serta kekurangan pestisida itu sendiri. Keunggulan pestisida nabati
yang dapat dijabarkan yaitu tidak menguras kantong dan mudah dibuat sendiri oleh petani, relatif
aman terhadap lingkungan sehingga ramah lingkungan, tidak menyebabkan resistensi hama,

3
tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, tidak meninggalkan residu pada tanaman, dan
kompatibel digabung dengan cara pengendalian lainnya. Dengan keunggulannya, tentu saja
terdapat kelemahan dalam pestisida nabati ini. Daya kerja relatif lambat, tidak membunuh jasad
sasaran secara langsung, tidak tahan terhadap sinar matahari , dan tidak dapat disimpan lama jadi
harus sering disemprotkan berulang-ulang, itu semua merupakan kekurangan dari pestisida
nabati/alami.

Pembuatan pestisida nabati biasanya terdiri dari campuran beberapa tumbuhan. Ramuan
pestisida nabati tidak dapat berlaku umum, jadi berlaku khusus lokasi mengingat bahwa suatu
jenis tanaman yang ditanam ditempat dan lingkungan berbeda kemungkinan besar akan
mengandung bahan aktif yang berbeda pula. Akibatnya dosis dan konsentrasi dan efektifitas
ramuanpun akan berbeda bergantung lokasi setempat.Dalam pembuatan ramuan tidak perlu
menggunakan minyak tanah atau solar walaupun kedua bahan tersebut dapat meningkatkan daya
bunuh ramuan. Hal ini disebabkan apabila dosisnya tidak tepat maka kedua bahan tersebut akan
menimbulkan fitotoksisitas sehinggaakhirnya tanaman layu seperti terbakar

Contoh membuat ramuan pestisida nabati dan sararan OPT untuk hama penghisap (kutu
putih) dan ulat.

Pestisida Nabati Daun Pepaya (Carica papaya L)

Daun Pepaya mengandung bahan aktif papain sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan
hama penghisap.

4
Bahan :

daun pepaya segar 1 kg

detergent 50 gram

air 10 liter

Cara membuat :

5
Daun pepaya diiris direndam dalam 10 lt air + detergent 50 gr biarkan semalam.

+ +

=
Saring larutan hasil perendaman dengan menggunakan kain halus

6
Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman

Pada pelaksanaan penyemprotan ini petani diwajibkan memakai alat pelindung diri yang
lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan
penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu
sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan
berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya keracunan.

Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
pestisida digunakan apabila diperlukan, gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang
dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain
yang diperlukan, gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus, pasanglah tanda
peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida, dan setelah bekerja dengan
pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah
dengan sabun sebersih mungkin.

Sangat mudah untuk membuat pestisida nabati ini yang menghasilkan banyak
keuntungan. Namun, biarpun pestisida alami ini menawarkan konsep yang ramah lingkungan
dan aman dalam keunggulannya. Penggunaan dan pengembangan pestisida nabati di Indonesia
mengalami beberapa kendala. Pestisida sintetis (kimia) tetap lebih disukai dengan alasan mudah
didapat, praktis mengaplikasinya, hasilnya relatif cepat terlihat, tidak perlu membuat sediaan
sendiri, tersedia dalam jumlah banyak, dan tidak perlu membudidayakan sendiri tanaman
penghasil pestisida .

7
Kurangnya rekomendasi dari para penyuluh karena mungkin keterbatasan pengetahuan
para penyuluh tentang pestisida nabati, tidak tersedianya bahan tanaman secara
berkesinambungan dalam jumlah yang memadai saat diperlukan dan sulitnya regristasi pestisida
nabati di komisi pestisida karena bahan aktif tidak dapat dideteksi. Walaupun demikian di
Indonesia, akhir-akhir ini telah mulai banyak kegiatan-kegiatan petani dengan sistem pertanian
organik yang menggunakan pestisida nabati.

Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama
dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan
hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak
tanaman). Sebaiknya para petani dan pencinta tanaman menggunakan pestisida alami sebagai
pengganti dari pestisida sintesis yang digunakan agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Disarankan untuk menggunakan pestisida alami secukupnya dan tidak berlebihan dikarenakan
bisa mengganggu keseimbangan ekosistem.

8
Daftar Pustaka

Adiyoga, W. 1987. Overview of Production, consumption, and distribution aspect of hot pepper

inIndonesia. Annual Report Indonesian Vegetable Research Institute.

Hasyim, A. dkk. 2010. Efikasi dan Persistensi Minyak Serehwangi sebagai Biopestisida terhadap

Helicoverpa aemigera . Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.

Kardinan, Agus. 2002. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya Jakarta.

Lestari, Garsinia. 2008. Tanaman Toga. PT. Gramedia Jakarta.

Moekasan, Tonny dkk. 2000. Penerapan PHT pada Sistem Tumpang Gilir Bawang Merah dan

Cabai

Rizal, Molide. 2009. Pemenfaatan Tanaman Arsiri sebagai Pestisida Nabati, Balitro. Bogor

Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Penerbit Kanisius Jakarta

Anda mungkin juga menyukai