Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

Disusun Oleh:
ENDAH HENI M
SN 152059

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016
TINJAUAN PUSTAKA
1 Definisi
Post partum adalah periode 6 minggu antara kelahiran sampai
kembalinya organ reproduksi pada kondisi normal seperti kondisi sebelum
hamil. (Bobak, 2003).
Post partum (masa puerperium) juga disebut masa setelah partus selesai
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi alat genetalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Hellen, 2002).
Pada saat persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu jalan lahir
(tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu), janin dan kekuatan ibu. Kelainan
satu atau beberapa faktor diatas dapat menyebabkan distosia. (Manuaba, 2007)

Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Hidayati, 2010)
2 Tanda dan Gejala (Spesifikasi)
Menurut Bobak (2003), tanda dan gejala postpartum adalah:
1 Uterus
a Involusi : Kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil.
No Waktu TFU Konsistensi After pain
1. Segera setelah Pertengahan simpisis Terjadi
lahir dan umbilikus
1 jam setelah Umbilikus Lembut
2. lahir
12 jam setelah 1 cm di atas pusat
lahir
3. setelah 2 hari Turun 1 cm/hari Berkurang

Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.


b Lochea
1 Komposisi: Jaringan endometrial, darah dan limfe.
2 Tahap: rubra (merah) : 1-3 hari, serosa (pink kecoklatan), alba
(kuning-putih) : 10-14 hari
3 Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
4 Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
5 Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
c Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu
tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.
d Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai
ovulasi pada bulan ke-3 atau lebih. Ibu tidak menyusui mulai pada
minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat,
dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

e Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal
melebar dan tampak bercelah.
2 Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran
seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.
3 Perineum
Episiotomi penyembuhan dalam 2 minggu.
4 Payudara
Payudara membesar karena vaskularisasi dan engorgement (bengkak
karena peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang tidak
disusui, engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil
bila dirangsang. Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil pada 1-2
hari.

3 Adaptasi Fisiologis dan Psikologi


Menurut Bobak (2003) adaptasi fisiologis dan psikologis postpartum adalah:
1 Adaptasi Fisiologi
Pada ibu post partum akan mengalami beberapa perubahan fisiologi yang
umumnya kembali setelah 6 minggu, seperti :
a Perubahan pada corpus uteri
Pemulihan uterus lebih dikenal dengan involusio uteri, dimana
uterus kembali pada ukurannya dan kondisi normal setelah kelahiran
bayi 12 jam. Setelah persalinan tinggi fundus uteri (tfu) sekitar 1 cm
di atas umbilicus. Pada hari keenam tfu sekitar 2 jari di bawah
umbilicus dan uterus tak teraba lagi, pada abdomen setelah hari
kesembilan setelah persalinan. Berat uterus pada minggu kesatu
persalinan adalah 500 gram, pada minggu kedua sekitar 350 gram,
setelah minggu keenam berat uterus hanya seberat 50-60 gram.
b Perubahan pada serviks
Bagian atas serviks sampai segmen bawah uterus sedikit
odema dan mengalami penipisan. Pada ekstroserviks terasa lembut
dan sedikit memar, bahkan kadang tampak terkoyak yang
memungkinkan terjadinya infeksi.
c Tempat pelepasan plasenta
Setelah persalinan terjadi vasokonstriksi vaskuler dan diikuti
pertumbuhan endometrium untuk mencegah scar dan kembali
sempurna pada akhir minggu ketiga persalinan. Kegagalan
penyembuhan disebut sebagai sub involutio, dari bekas pelepasan
plasenta akan keluar lochea.
d Vagina dan perineum
Terjadi perpisahan mukosa dan tidak ditemukan adanya
penonjolan rugae. Rugae atau tonjolan pada vagina akan kembali
setelah 4 minggu persalinan, sedangkan vagina dan perineum akan
pulih setelah 6-8 minggu.
e Payudara
Sekresi dan ekskresi kolostrum berlangsung pada hari kedua
dan ketiga setelah persalinan. Payudara menjadi penuh, tegang, dan
kadang nyeri, tetapi setelah proses laktasi maka payudara akan terasa
lebih nyaman.
f Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah perlu diukur setelah plasenta lahir, hasilnya
perlu dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya. Perbedaan yang
menyolok dari perbandingan ini misalnya systole dari 100 menjadi 60
atau 50, menunjukkan bahwa pekerjaan jantung kurang normal. Jika
terlalu lambat memompakan darah ke dalam arteri, dapat dianggap
sebagai salah satu gejala permulaan shock. Tanda-tanda vital setelah
persalinan:
1 Suhu
Selama 24 jam pertama, mungkin meningkat sampai 380C
sebagai suatu akibat dari dehidrasi. Persalinan setelah 24 jam
wanita tidak boleh demam, bila demam berlangsung selama 2 hari
kemungkinan lain adalah mastitis, endometritis.
2 Nadi
Bradicardi pada 6 8 jam pertama setelah persalinan ini
merupakan suatu konsekwensi peningkatan cardiacoutput dan strok
volume. Nadi kembali normal setelah persalinan nadi 50 70 kali
per menit dianggap normal. Bila nadi cepat/bila lebih, mungkin
indikasi hipofalemia sekunder dan perdarahan.
3 Tekanan Darah
TD sedikit berubah biasanya terjadi hipotensi yang
diindikasikan dengan perasaan pusing/pening setelah berdiri,
berkembang dalam 24 jam pertama sebagai suatu akibat gangguan
daerah persyarafan yang mungkin terjadi setelah persalinan. Jika
terjadi hipertensi pada periode pertama post partum, evaluasi rutin
tekanan darah bila diperlukan. Analgetik diberikan jika tensi tinggi
dan istirahat di tempat tidur.
4 Respirasi
Akan menurun sampai keadaan normal seperti sebelum
hamil dalam 6 bulan setelah persalinan. Bila terjadi peningkatan
subarachnoid (spinal) block maka akan terjadi hipoventilasi dan
hipotensi.
g Sistem Urinaria
Setelah partus akan terasa pedih bila buang air kemih, ini
kemungkinan disebabkan iritasi pada uretra sebagai akibat
persalinan, sehingga penderita takut buang air kemih. Bila kandung
kemih penuh harus diusahakan agar pasien dapat buang air kemih
sehinggga tidak dilakukan kateterisasi, karena akan menimbulkan
infeksi.
h Sistem Gastro Intestinal
Ibu akan merasa lelah dan lemas setelah bayi lahir karena
kehabisan tenaga. Hendaknya lekas diberikan minum hangat dan
manis. Bila ibu menghendaki makan, berikanlah makan yang
sifatnya ringan walaupun dalam proses persalinan. Lambung dan
otot pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses
persalinan tersebut, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi
proses persalinan tersebut, sehingga alat pencernaan perlu istirahat
guna memulihkan keadaan kembali.
i Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin yaitu hormon
plasenta penurunan HTC (Human Chrorionic Somatropin)
estrogen, kortisol serta enzim plasenta mengembalikan efek
diabetik janin, menghasilkan tinggi gula darah yang cukup pada
nifas pertengahan. Tingkat penurunan estrogen dan progesterone
sangat mencolok setelah pengeluaran plasenta yaitu terjadi satu
minggu post partum. Penurunan tersebut mencapai 10 % dari nilai
ketika hamil dalam 3 jam post partum. Tingkat terendah terjadi
pada hari ke 7 pada hormon pituitary keadaan prolaktin pada darah
meninggi selama kehamilan dan persalinan. Pada ibu yang tidak
menyusui prolaktin menurun sampai keadaan sebelum hamil pada
waktu 2 minggu.
j Sistem muskuluskeletal
Adaptasi muskuluskeletal ibu terjadi selama kehamilan
akan kembali seperti semula pada poerperium , adaptasi ini
termasuk relaksasi dan mobilitas berlebihan dari tulang sendi dan
perubahan dalam pusat grafitas ibu untuk merespon terhadap
pembesaran uterus. Tulang sendi akan stabil semua dalam 6 sampai
8 minggu post partum, walaupun seluruh tulang sendi seperti
hamil, tetapi tidak demikian dengan ukuran kaki ibu. Ibu biasanya
mengatakan ukuran kakinya bertambah besar.
k Hematokrit dan hemoglobin
Pada 72 jam pertama persalinan kehilangan volume plasma
dari sel darah. Pada hari ke 3 sampai 7 setelah persalinan terjadi
peningkatan keadaan hematokrit dan Hb. Masa peurpurium bukan
penghancuran RBC, tetapi tambahan-tambahan akan menghilang
secara perlahan sesuai waktu hidup RBC. Hematokrit dan Hb
kembali normal dalam 4 sampai 5 minggu post partum.

2 Adaptasi Psikologis
a Taking In (dependent)
Taking in terjadi 1-2 hari post partum. Ibu didominasi oleh
tingkah laku dependent dan pasif, sebagian besar kebutuhannya
dipenuhi orang lain. Fase dependent suatu waktu yang menyenangkan
dan kebanyakan orang tua berbicara semangat, mereka menceritakan
ketika hamil dan melahirkan. Memusatkan, menganalisa,
memperhatikan pengalaman ini membantu orang tua untuk
melanjutkan pada fase selanjutnya.

b Taking Hold (dependent-independent)


Pada fase ini bersifat antara dependent dan independent. Ibu
secara berselang menerima pemeliharaan yang ekstensif dan
dukungan dari orang lain, serta sekali-kali menginginkan untuk
melakukan sendiri.
Fase ini merupakan fase yang baik untuk melakukan
penyuluhan pada ibu dan secara psikologis seorang ibu mempunyai
tanggung jawab yang benar-benar melimpah sebagai orang tua.
c Letting Go (independent)
Ibu sudah mulai independent pada peranannya yang baru. Terjadi
pada
hari-hari terakhir pada minggu pertama post partum. Ibu dan
keluarganya harus segera menyesuaikan diri terhadap suatu system
interaksi antar anggota keluarga. Pada fase ini sering kali
menyebabkan stress bagi kedua orang tuanya.

4 Patofisiologi dan Pathway


Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat
implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan
diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu
setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala ( Manjoer,
2010)

Pathways
Post partum fisiologis

Psikologis Kontraksi rahim Episiotomi ( insisi )

Proses parenting
Terputusnya
inkontinyuitas
Mekanis jaringan

Kelemahan fisik
Luka jahitan
perinium
Intoleran aktivitas Nyeri akut

Resti infeksi

(Sumber: Hellen, 2010)

5. Penatalaksanaan Medis dan keperawatan


Menurut Manuba (1998) penatalaksanaan postpartum adalah:
1 Penatalaksanaan medis
Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada
penatalaksanaan khusus. Pemberian obat obatan hanya diberikan pada ibu
yang melahirkan dengan penyulit, terutama pada ibu anemia dan resiko
infeksi dengan pemberian anti biotic dan obat-obat roboransia seperti
suplemen vitamin, demikian juga pada bayi obat-obatan biasanya
diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vitamin K untuk mencegah
perdarahan, antibiotik untuk mencegah infeksi.
2 Penatalaksanaan keperawatan
a Mobilisasi Dini
Karena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur
telentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring
kekanan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo
emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan
dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi
diatas memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas
dan sembuhnya luka-luka. Keuntungan dari mobilisasi dini adalah
melancarkan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi purperium,
mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat
gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran
peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
sisa metabolisme.
b Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan,
sayuran dan buah-buahan.

c Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum
maupun didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan
sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air
besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau
ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok
ke arah depan dan setelah BAB cebok kearah belakang, ganti
pembalut stiap kali basah atau setelah BAB atau BAK , setiap kali
cebok memakai sabun dan luka bisa diberi betadin
d Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya
puting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui
bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan segera
setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu
proses involusi serta colostrum mengandung zat antibody yang
berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
5 Komplikasi
Menurut Bobak (2003) komplikasi postpartum adalah:
1 Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2 Infeksi
a Endometritis (radang edometrium)
b Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi
keras dan berbenjol-benjol)
e Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses)
f Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada
kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
g Luka perineum ( Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur
naik 38,3 C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan
pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau
lembab, lukanya meluas)
3 Gangguan psikologis
a Depresi post partum
b Post partum Blues
c Post partum Psikosa
4 Gangguan involusi uterus
6 Asuhan Keperawatan pada ibu postpartum
1 Pengkajian
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
a Data Umum Kesehatan
b Riwayat Kehamilan Persalinan Lalu
1 Tipe persalinan
2 Bb lahir
3 Keaadaan bayi waktu lahir
4 Komplikasi nifas
5 Umur sekarang
c Riwayat kehamilan saat ini
1 Berapa kali periksa hamil
2 Masalah kehamilan
3 Jenis persalinan
4 Jenis kelamin
Berat badan
Tinggi badan
5 Perdarahan
6 Masalah dalam persalinan
d Riwayat ginekologi
1 Masalah ginekologi
2 Riwaya KB
e Data postnatal
1) Status obstretikus : G . P . A .
2) Keadaan umum
3) Kesadaran
4) BB/TB
5) Tanda vital
6) Kepala Leher
7) Dada
a Jantung
b Paru
c Payudara
8) Abdomen
a Involusi uterus
b Fundus uterus
c Kontraksi
d Posisi
e Kandung kemih
f Diastasis rectus abdominis
g Fungsi pencernaan

9) Perineum dan genital


a Vagina
b Perineum
c Kebersihan
d Lokhea
e Hemorrhoid
10) Ekstremitas
a Ekstremitas atas
b Ekstremitas bawah
11) Eliminasi
12) Istirahat dan kenyamanan
13) Mobilisasi dan latihan
14) Nutrisi dan cairan
15) Keadaan mental
f Pemeriksaan penunjang
g Terapi

2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a Nyeri akut b.d agen cidera fisik
b Intoleran aktivitas b.d kelemahan fisik
c Resiko tinggi infeksi b.d luka perineum
3 Tujuan, kriteria hasil (NOC), dan Intervensi keperawatan (NIC)
N DX NOC NIC
o
1 Nyeri Pain Level, Pain control, dan Pain Management
akut Comfort level -Lakukan pengkajian
Setelah dilakukan askep selama nyeri secara
x 24 jam, diharapkan nyeri komprehensif termasuk
berkurang dengan KH: lokasi, karakteristik,
-Mampu mengontrol nyeri (tahu durasi, frekuensi,
penyebab nyeri, mampu kualitas dan faktor
menggunakan tehnik presipitasi (PQRST)
-Observasi reaksi
nonfarmakologi untuk
nonverbal dari
mengurangi nyeri, mencari
ketidaknyamanan
bantuan)
-Gunakan teknik
-Melaporkan bahwa nyeri
komunikasi terapeutik
berkurang dengan menggunakan
untuk mengetahui
manajemen nyeri
-Mampu mengenali nyeri (skala, pengalaman nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda pasien
-Ajarkan tentang teknik
nyeri)
-Menyatakan rasa nyaman non farmakologi
-Tingkatkan istirahat
setelah nyeri berkurang
-Latih mobilisasi
-Tanda vital dalam rentang
miring kanan miring
normal
kiri jika kondisi klien
mulai membaik
-Kaji kontraksi uterus,
proses involusi uteri.
-Kolaborasi dokter
tentang pemberian
analgesik
2 Intoleran Tolaransi aktivitas Terapi aktivitas
Self care: ADL -Bantu pasien
aktivitas
Setelah dilakukan tindakan
melakukan ambulasi
keperawatan selama 3x24 jam yang dapat ditoleransi
-Rencanakan jadwal
pada klien diharapkan tidak
aktivitas dan istirahat
terjadi infeksi dengan KH:
-Bantu dengan aktivitas
-Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik teratur
fisik tanpa disertai peningkatan
-Minimalkan ancietas
TD, nadi, RR, dan ECG normal
dan stress
-Pasien dapat beraktivitas sehari-
-Berikan istirahat yang
hari tanpa bantuan atau dengan
adekuat
bantuan minimal tanpa -Kolaborasi dengan
meninjukkan kelelahan fisioterapi dalam
pemilihan terapi yang
tepat
3 Resiko Immune status, Risk control, Infection control
infeksi dan Knowledge : infection -Bersih lingkungan
control setelah dipakai pasien
Setelah dilakukan tindakan lain
-Pertahankan tekhnik
keperawatan selamax24 jam
isolasi
pada klien diharapkan tidak
-Cuci tangan sebelum
terjadi infeksi dengan KH:
dan sesudah tindakan
-Klien bebas dari tanda gejala -Monitor tanda dan
infeksi gejala infeksi
-Menunjukan kemampuan untuk -Ajarkan pasien dan
mencegah timbulnya infeksi keluarga untuk
-Menunjukan prilaku hidup
menghindari infeksi
sehat -Kolaborasi dengan ahli
gizi diit TKTP
4 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai
atau tidak. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak
kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta
apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan pada post partum, sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
a Klien mengatakan nyeri berkurang
b Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Farrer, Hellen. 2002. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC.

Hidayati, Ratna. 2010.Asuhan Keperawatan pada kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta: Salemba Medika.

Mansjoer. 2010. Kapita Selekta kedokteran, Edisi 3, Jakarta: FKUI.


Nurarif A H, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Jogjakarta: Mediaction.

Prawirohardjo S. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal, Jakarta: Yasasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai