Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI NERS KETRAMPLAN DASAR PROFESI


DENGAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN: NYERI

A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar


1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial. (Judith 2002). Nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri adalah
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial menyebabkan
kerusakan jaringan (Perry & Potter, 2005). Nyeri adalah pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenengkan muncul dari kerusakan
jaringan (Nanda, 2010).

2. Klasifikasi
2.1 Beberapa Bentuk Nyeri
1.1.1 Nyeri akut
Biasanya berhubungan dengan cidera spesifik, nyeri akut
terjadi mendesak secara singkat, terjadi dalam jangka waktu
1-6 bulan.
2.2.2 Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang menetap sepanjang
suatu periode yang terjadi dalam jangka waktu yang lama
lebih dari 6 bulan .Faktor yang mempengaruhi nyeri, Umur,
Jenis kelamin, Etnik dan Budaya, Lingkungan, Ansietas.

3. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan fisik da nada beberapa bentuk nyeri di
antaranya :
a. Secara Fisik.
2.1.1 Trauma
a) Trauma mekanik

1
2

Menimbulkan nyeri karena ujung saraf-saraf bebas


mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, atau pun
luka.
b) Trauma termis
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibatpanas dingin.
c) Trauma kimiawi
Terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
d) Trauma elektrik
Dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang
kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
2.1.2 Neoplasma
Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan
atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan
juga karena tarikan, jepitan, atau metastasa.
2.1.3 Peradangan
Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh
pembengkakan.

4. Patofisiologi dan Pathway


Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-
zat kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-
zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf
asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu
mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami
nyeri (Perry & Potter. 2005).

Pathway
Stimulus Nyeri
3

Trauma Adanya Spame otot Gg jaringan iskemik


jaringa tumor tubuh Cemas atau
jaringan
Ansietas
Nosiseptor

Impuls nyeri diteruskan pada bagian medulla


Spinalis melalui saraf parifer

Thalamus

Korteks cerebri

NYERI

Nutrisi Kurang Gg Mobilitas Gg Pola


dari fisik Tidur
Sumber (Perry & Potter. 2005).

5. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala yang muncul antara lain Hidayat, 2006:
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan meng hindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Nadi meningkat
8) Pernafasan meningkat
9) Depresi,frustasi

6. Komplikasi
Komplikasi yang muncul yaitu :
Edema Pulmonal adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peningkatan abnormal dari air di kantung udara (alveoli) di dalam paru-
paru.
1) Hipovolemik adalah kekurangan cairan elektrolot dalam tubuh.
2) Kejang adalah perubahan fungsi otak.
3) Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh.
4) Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah.

7. Pemeriksaan Penunjang
4

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :


1) Pemeriksaan USG
2) Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan
di abdomen.
3) Rontgen abdomen untuk mengetahui tulang atau organ dalam
abdomen yang abnormal .
4) Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
lainnya
5) Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah
yang pecah di otak.

8. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)


1) Penatalaksanaan Keperawatan :
a. Distraksi,
Distraksi bertujuan untuk menghilangkan perhatian klien
terhadap sesuatu, teknik ini dapat dilakukan, misalnya : bernafas
lambat dan berirama secara teratur, mendorong untuk berkhayal
(guided imagery), dan massage (pijatan).
b. Relaksasi,
Menghilangkan nyeri denagn melatih melemaskan otot,
misalnya : nafas dalam.
c. Hipnotis, adalah suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan
tidak sadar yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang
disampaikan oleh pehipnotis.
2) Penatalaksanaan Medis
Intervensi Medis, pemberian analgesic untuk menurunkan nyeri
a. Analgesic.
Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri.
Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif,
perawat dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya
analgesic dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak
benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat. Ada 3 jenis analgetik, yakni :
a) Non Narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID),
misal : parasetamol, salisilat, aminofinazon.
b) Analgesik narkotik atau opiate
c) Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik kanker. (Mc Nair,
1990).
5

9. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
di daerah abdomen
2) Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yng
abnormal
3) Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
4) Ct-scan untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak.

B. Asuhan keperawatan sesuai teori


1. Pengkajian
Pengakajian status nyeri pasien dilakukan dengan pendekatan P, Q, R, S, T:
P (paliatif)
Factor paliatif meliputi factor pencetus nyeri terasa setelah kelelahan,
udara dingin, dan saat bergerak.
Q ( quality)
Kualitas nyeri meliputi : nyeri seperti dipukul-pukul di iris-iris dan lain-
lain.
R ( region)
Lokasi nyeri meliputi nyeri abdomen kuadran bawah, luka post operasi.
S (skala)
Skal nyeri dinyatakan nyeri ringan, sedang berat,atau sangat nyeri.
T (time)
Waktu nyeri meliputi kapan dirasakan nyeri,berapa lama, terasa apakah
nyeri berkurang dan berakhir.
6

Skala Nyeri
1 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : nyeri berat
10 : sangat berat

2. Respon fisiologis
a. Respon simpatik
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Peningkatan frekuensi denyut jantung
- Dilatasi pupil
- Penurunan mobilitas saluran cerna
b. Respon parasimpatik
- Pucat
- Ketegangan otot
- Mual, muntah
- Kelemahan dan kelelahan
c. Respon perilaku
Perubahan postur tubuh, ekspresi wajah menangis, mengerutkan alis

3. Diagnosa Keperawatan
7

a. Nyeri akut b.d cidera fisik


b. Gangguan pola tidur b.d ketidaknyaman fisik
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang

4. Perencanaan Keperawatan
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Tt
. d
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan selama ...... x24 jam - Lakukan pengkajian
pasien dapat mengontrol nyeri nyeri secara
dengan : komprehensif termasuk
- Pain level lokasi, karakteristik,
- Pain control durasi, frekuensi,
- Comfort level
kualitas dan faktor
kriteria hasi
presipitasi
Mengenali faktor penyebab
- Observasi reaksi non
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri) verbal dari
Menyatakan rasa nyaman ketidaknyamanan
setelah nyeri berkurang - Kontrol lingkungan yang
Melaporkan bahwa nyeri dapat mempengaruhi
berkurang dengan nyeri seperti suhu
menggunakan manajemen ruangan, pencahayaan
nyeri dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri

2. Setelah dilakukan tindakan Nutrition management


keperawatan selama ...... x24 jam, - mengkaji adanya alergi
kebutuhan nutrisi pasien tercukupi makanan
dengan: - menganjurkan pasien
- Nutritional status: food and untuk meningkatkan
fluid intake protein dan vitamin C
- Waight control - memonitor jumlah nutisi
kriteria hasil: dan kandungan kalori
8

- Adanya peningkatan berat - kolaborasi dengan ahli


badan sesuai dengan tujuan gizi untuk menentukan
- Mampu mengidentifikasi jumlah kalori dan nutrisi
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pasien
- Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi penurunan berat
badan
3. Setelah dilakukan tindakan Sleep Enhancemet
keperawatan selama ...... x24 jam, - Menjelaskan pentingnya
pola tidur pasien terpenuhi dengan : tidur yang adekuat
- Slepp:extent and pattern - Menciptakan lingkungan
- Comfort level yang nyaman
- Pain level - Kolaborasi pemberian
kriteria hasil: obat tidur
- Jumlah jam tidur dalam batas - Memonitor tidur pasien
normal 6-8 jam/hari dan kebutuhan tidur
- Pola tidur, kualitas dalam batas pasien setiap hari dan
normal jam.
- Merasakan segar sesudah
bangun tidur atau istirahat
- Mampu mengidentifikasi hal-
hal yang meningkatkan tidur

5. Evaluasi
a. Evaluasi formatif
Evaluasi setelah rencana keperawatan dilakukan untuk membatu
keefektifan tindakan yang dilakukan secara berkelanjutan hingga tujuan
tercapai
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara
obyektif, fleksibel dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai