IL. TINJAUAN PUSTAKA
\- PANGAN DARURAT.
Pangan darurat (Emergency Food Product, BFP) islah pangan khusws
_yang dikonsumsi pada saat daruret (emergency). Karakteristik kits yang perl
liperbatikan dalam pengembangan pangan darurat ialah aman, memiliki
nutrisi yang cule, dapat diterima, muah dipindahkan dan mudah digunakan
(Zoumas, etal, 2002).
‘Tujuan utama dari pangan darurat alah mengurangi jumiah Kematian
iantara para pengungsi dengan menyediakan pangan dengan nutrisilengkap
sebagai sumber energi satu-stunya, Pangan darurat juga dikarapkan dapat
thn, Jaa 79g.
‘Karbohidiat™ NA Base
‘atrium? 2-5 thn, analeanake i3g 300 mg
‘Kalium® 2-5 thn, anakeanak 17 396 ms
Klorin 25 thn, snal-anak 208. 66mg,
alsa 9-13 thn anak-amak 768 mg 180mg
Fosfor 9-13 thn aman 70 ms Time
‘Magnesiam 14-18 thn laki-lak 190mg. 25mg
Kromi 1B 3
“Tembaga ST keataswanita i
Todium 13 tha, anakeanale 105; 25
Besi 19-50 th, wanita 16m,
‘Mang 1.3 th, anak-anak 14 my 033m
‘um 18th, 28 ng! is
Tine. 14-18 th, aK 105 2am
‘Vital A__14-18 thn aki lok 500. 7,
= Vitamin D 50-70 th, wanita S2ug 12
Vitamin e 18 tn, 16mg! 22
i
Vitamin K 19.50 Oy if
Vitamin C37 i 100m Tt
Thiamin 1-5 thn, anak-anake 12mg! 0.28 mg.
Riboflavin 14-18 th, lakilak 12mg 028mg
‘Niacin 1418 to, lakh 11.2 mg NE 26mg
Vitamin By 51° tahun, wanita 12mg" 028mg
Folats 1418 in, 310 ug DPE! n
Vitamin Bin ES, ue 28
eamine peempuas
em TIS th, ang? 6
Pantotenie__perempuan
Biotin ST tahun, wank a 3
: Kolin 51 tahun, pri 365mg Bmg
Rasa yang ibe pads jumlah erg! 3100 Waar (OM, 195)
erdasaan tert yang dust OM (1997)
‘Nill yang brat deable ats (NRC, 1989)
4 iodopst dar nil desis aus
berdar 10 ovale dares
{Gea eaten seer sitesi eh mada aera
‘Sumber 1OM (1997, 1955, 198,200),|. PANGAN SEMI BASAH_
Pangan semi basa atau Jnermediate Moisture Food merupakan babsn
ppangan yang mempunyai kadar air antara 10-40% dan akifitas ait (a) antara
0.65-0.90 (Karel, 1976 ; Soekarto, 1979), Pumomo (1995), mendeskripikan
‘pangan semi basah sebagai pangan yang memiliki kadar air sckitar 15-40%
dan memiliki ativtas air anatara 0.6540.90, Robson (1976) menyatakan
‘baa pangan semi basah, memiliki ay antara0.65-0.85 dan kadar ei 15-30%,
Pada tingkat ay tersebut, petumbuhan bakteritumbuh pada ay datas 0.90,
dan Khamir yang bersifat patogen tidak efektif. Pangan semi basuh termasuk
ppengan yang stabil texhedap pertumbuhan mikrobe, tehan disimpan tanpa
‘memeriukan proses pengawetan yang lain seperti pendinginan, sterilisai
‘staupun pengeringan,
Pangan semi basoh merupakan makanan dengan kadat air yang lebih
tinggi dibandingkan dengan makanan kering dan dapat dimaken tanpa
rehidrasi (Taoukis ef a, 1999). Pangan semi bassh mempunyai prinsip
ppengolsben dengan menurunkan ay sampai tingkst mikroba patogen dan
pembusuk tidak tumbuh, tetapi kandungan aimyn masih eukup sehingga dapat
‘dimakan tanpa rehidrasi dahulu dan cukup ering sebingga stabil dalam
penyimpanan (Leisner dan Roéel, 1976).
Menurut Taoukis et, al. (1999) karekteristik produk IMF memiliki
‘beberapa keunggulan dibandingkan produk kering konvensional sta makanan
dengan kadar ir tinggi. Proses pengolahan IMF lebih hemat energi
dibandingkan pengeringan, reftgemasi, pembelaan atau pengalengan.
Teknologi IMF juga menghasikan produk dengan retensi ntrisi dan ualitas
yong lebih tinggi dibandingkan dengan proses tain seperti pengeringan dan
proses panas, Sift IMF yang plastis dan muah dikunyah tanpa ada sensasi
keering menjadikan produk IMF dapat secsra langsung dikonsumsi tanpa
penyiapan dan lebih convenience. Sift pasts yang tedapat pada IMP, juga
smemudahkan pengemasan karene dapat dengan mudah dibentuk dengan
ukuran dan bentuk geometris yang diharapkan, Taub dan Singh (1998)smenystakan babwa pangan semi basah dapat dikonsumsi temps pemesakan,
dan daptdikemas dalam kemasan yen feksibe,
Keunggulan Karakteriik IMF sesuai dengan kebutuhan konsumen
‘modem terhadapproduk pangan dengan denstas nen tinggi. IMF terutama
sang dperokan Keka soplaibabon pangen, Kenampuen untuk mensupai
dan waktuperiapan menjadi filtorpembsta, misunya pada keadsandaruat
milter, ruang angkasa, cksplorasi dan pendakian gunung (Teoukis et al,
1999).
Beberpa pengen semi asah wadsinal banyak peal sebagai menu
sakanan masyarakat Indonesia pade umumaya, Keuntungan lain dasi IMF
yi dapat dirakit menjadi makanan yang mempunya nila gizi yang dapat
likendalian dan disebutsebogei IMF modern atau IMF rain.
Kare (1976) menyatakan baa cara peagolahan PSE dibedakan ats
‘ign cara yaita cara pencelupan basah, cara peneslopan kering dan cara
pencampuran, Pencampurensecara basah (moist inftion) dimana potongan-
potongan bahan dicempur menjadi stu dan dimarucan dalam lata tertenta
sehingga menghasilkan produk pada tingkat ay yang dinginkan. Penelupan
ering (dry inftion) dilakakon dengan cara mendchidrasi baban pangan
emudian dibesablan Kembali dengan mengocokaya dalam laruan yang
berckanan osmose tetents.Pencampuran (Bending), semua bahan dicarapur
an dimasak untuk mengatur Kedar air sehingga menghasilen makanan dengan
ay teen
DODOL
Dodol merupakan panganan tadisional yang termasuk dalam pangen
‘semi basah. Produk ini dipasarkan hampir di seluruh wilayab Indonesia. Pada
vumumnya dodo! dibuat dari baban balu tepung Ketan, gula merah dan santan
kelapa yang dididitkan sampsi kena, Makanan ini memiliki rasa manis dan
tgurih, berwama coklat dan beriekstur anak, Buab-bushan juga dijdikan
sebagai bahan boku untuk menambeh cite rasa dan meningkatkan nila jual
bua yang muda rusk,
0Hariyadi (2006) menyatakan bahwa pembentuk tekstur yang utema
‘pada dodo! ish tepung Ketan, Saat gelatinsas, pati yang terkandung dalam
tepung menyerap air membentuk pasta yang kental, lenting dan liat. Gula
Kelapa berfungsi sebagai pemberi rasa manis dan sebagai bahan pengawet,
Gula juga membants pembentukkn tekstar dodol lebih lit dan genting.
Selain gu kelapa, dapet juga digunakan gola pasr atau jenis gula yang In
‘Santan kelapa memberi rasa guri, karena banyek menganéung protein. Pada
ppemanasan santan melepaskan minyak yang menyebabkan dodol menjadi
tidak Jekatlekat atau kali. Air berfangsi sebagi pelarat dan pembanta
‘pembentukan tekstur dodol. Makin banyak sir yang makin lunak dodolnye,
dan makin sedikit aimya makin padat dodol yang tesjadi, Kadar air dodol
Jeurang lebih 12%.
“Hariyadi (2006) menyatakan proses pembustan dodol diawali dengan
ppersapn bahan. Daging Kelapa diparu, diberi air, diremas-emas, dipers
dan disaring, Selenjutnya santan kelape ini dibagi menjadi dua bagian, untuk
rmelarutkan gula kelpa don untuk ditambshlan pada tepung Ketan, Gula
kelapa diis-rs, kemmian dipanaskan bersama dengan sentan sehingga lara.
Santan Kelapa ditambahian pada tepung dan selalu diaduk egar tidak
‘mengendap. Kemudian seikit demi sedikitditwangkan ke dalam larutan gula
‘yang (lah dipanaskan, dan diaduk dengan kat sehinges tepung melarut dan
‘membentuk pasta. Keempat baban yang telah dicampurkan tersebut
ididibkan selma 3-4 jam lagi schingga kadar gula dalam pasta tepung ketan
‘mencapa 50-65%, Setela ita pasta yang sudsh mengenta dipindabkan ke
dalam nampan atau cetakan dan dibiarkan agar mendingin dan memadat.
Doviot dingin dipotong-potong sesusi dengan bentuk dan ukuan yang
slikohendaki
. AKTIVITAS AIR
Dalam produk pangan, sir dapat berfungsi sebagai media reaksi,
reakian, oksidator, dan Komponen straktural (Koerber, 2000). Ukuran yang.
menyatakan jumish molekul air yang tidak terikat dalam sistem disebut
Raltivits air, Skala ativtas dai 0.0 hinggs 1.0, dengan air mur dengan skala
10,
‘Parnomo (1995) menyatakan aktfitas air (ay) baban pangan digunakan
untuk mengukar terikatnya air pada behan pangan atau Komponen bakan
‘pangan tersebut. Aktifitas sir menunjkkan sejumiah air dalam baban pangan
‘yang dapat dipunakan untuk reaksi kimi dan biokimia, termasuk bagi
pertunbuhan mikroorganisme. Aktvitas air tidsk menunjukkan jumla
absolut sir dari aban pangan sehingga kemongkinan us baban pangan punya.
kadar sir yang sama tetapiberbeda sy. Parameter ini juga dapat
rmengambarkan persentase Kelembaben relatif! Aktivitas air ini dipengaruhi
‘oleh padatan yang tidak larut dan Komponen yang tidak dapat larut yang akan
Derfingsi untuk mengikat air, yang nantinya akan mengurangi air bebas dan
menekan
KKisaran ay pada PSB merupakan saan optimum untuk
‘erlangsungnya oksidasi lemak. Selain itu nlat paling rendah pada Kisaran
ppangan semi basth merupakan nilai optimum untuk terjadinya browning non
enzimalik (resi mailard dalam larutan Kecepatannys pada a antara 0.6-
0.70). Kisaran ay juga merupakan kisaran optimum terjadi reaksihidrolss
‘Berbagai reals yang terjadipade bahen pangan pada berbagaitingkat ay dapat