Anda di halaman 1dari 58

BAB V

PERENCANAAN PENULANGAN
5.1 Penulangan Pelat
5.1.1 Pembebanan Pelat Lantai
Beban-beban yang bekeja pada pelat berdasarkan pada SNI 1727-
2013.
Adapun ketentuan dari pelat lantai adalah :
Tebal pelat lantai, t = 12 cm = 120 mm
Tebal spesi, t = 3 cm = 30 mm
Tebal tegel, t = 2 cm = 20 mm
Diameter tulangan utama = 10 mm
Tebal selimut beton untuk beton yang tidak langsung berhubungan
dengan cuaca atau berhubungan dengan tanah sesuai SNI 2847-2013
pasal 7.7.1 point c slab dinding, balok usuk seperti batang tulangan
D-36 dan yang lebih kecil, digunakan selimut beton (p) = 20 mm
Gamma beton, b = 2.400 Kg/m3
Gamma spesi s = 2.100 Kg/m3
Beban mati (WD), ditinjau per meter lebar pias
- Berat sendiri pelat (0,12 2.400 Kg/m3) = 288 Kg/m2
(Tidak perlu diinput pada program SAP 2000)
- Berat spesi t = 3 cm (0,03 2.100 Kg/m3) = 63 Kg/m2
- Berat tegel, t = 2 cm (0,02 2.400 Kg/m3) = 48 Kg/m2
- Berat plafond = 11 Kg/m2
- Berat penggantung = 7 Kg/m2
- Instalasi MEP = 40 Kg/m2
Total beban mati (WD) = 169 Kg/m2
Beban hidup (WL)
- Beban untuk lantai sekolah = 250 Kg/m2
Total beban mati (WL) = 250 Kg/m2
Beban ultimate (WU)
WU =

=
= 948,4 Kg/m2
= 9,484 KN/m2
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 95 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y

dy =

=
= 85 mm

Gambar 5.1 Tinggi efektif untuk pelat lantai


5.1.2 Pembebanan Pelat Atap
Beban-beban yang bekeja pada pelat berdasarkan pada SNI 1727-2013
Adapun ketentuan dari pelat atap adalah :
Tebal pelat atap, t = 10 cm = 100 mm
Tebal spesi, t = 3 cm = 30 mm
Diameter tulangan utama = 8 mm
Tebal selimut beton untuk beton yang langsung berhubungan dengan
tanah atau cuaca sesuai SNI 03-2847-2013 pasal 7.7 butir 1.b :
batang D-16 dan batang yang lebih kecil, jaring kawat polos 16
atau kawat ulir D16 dan yang lebih kecil dipakai p = 40 mm
Gamma beton, b = 2.400 Kg/m3
Gamma air a = 1.000 Kg/m3
Beban mati (WD), ditinjau per meter lebar pias
- Berat sendiri pelat (0,10 2.400 Kg/m3) = 240 Kg/m2
(Tidak perlu diinput pada program SAP 2000)
Berat spesi (0,03 2.100 Kg/m3) = 63 Kg/m2
- Berat plafond = 11 Kg/m2
- Instalasi MEP = 40 Kg/m2
- Berat penggantung = 7 Kg/m2
Total beban mati (WD) = 121 Kg/m2
Beban hidup (WL)
- Untuk atap, beban hidupnya = 96 Kg/m2
- Berat air hujan (40 0,8 ), = 0 = 4 Kg/m2
Total beban hidup (WL) = 100 Kg/m2
Beban ultimate (WU)

WU =

=
= 593,2 Kg/m2
= 5,932 KN/m2
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 76 mm

- Tinggi efektif (d) dalam arah-y

dy =

=
= 68 mm

68 76

Gambar 5.2 Tinggi efektif untuk pelat atap

5.1.3 Perhitungan Penulangan


Untuk menentukan dimensi penulangan, sebelumnya harus dihitung
momen-momen yang ditimbulkan akibat lentur yang bekerja selebar 1 meter
lebar pias pada arah x dan arah y sesuai dengan tipe penyaluran beban pada
pelat berdasarkan hasil analisis SAP2000.
Digunakan min terbesar yaitu min = 0,0035

b =

= = 0,027

max = = = 0,02032
jadi besarnya adalah

Jika lebih kecil dari min maka yang digunakan adalah min. Momen-momen
tersebut dihitung menurut momen lapangan (ml) dan momen tumpuan (mt),
masing-masing pada arah x dan arah y. Momen jepit tak terduga (mjt) dianggap
sama dengan setengah momen lapangan.

5.1.3.1 Perhitungan Penulangan Pelat Atap


Pelat Atap Tipe A (Pelat 1 arah)

Gambar 5.3 Pelat atap tipe A (pelat 1 arah)

=4m; = 1,5 m = 2,67


Karena nilai > 2, maka pelat di atas termasuk pelat 1 arah. Penulangan
yang digunakan adalah dalam arah Lx sebagai arah yang lebih kecil, karena
Lx memikul beban yang lebih besar.
Beban ultimate (qu) pada lantai = 5,932 KN/m2
Digunakan tulangan 8

Tinggi efektif (d)

d =

=
= 76 mm
Momen Lapangan
MU = 0,1496 KNm
Momen Tumpuan
MU = 0,2861 KNm

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = 149500 N.mm
Mn = 166111,1 N.mm

Rn = =
= 0,02876 MPa

m = = =18,8235

=
=
= 7,2 x 10-5 < min

Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang


disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,00014 = 9,6 x 10-5


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 166,667 mm 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 150 mm

Penulangan Tumpuan Arah-x


Mu = 0,2861 kNm
= 286100 N.mm
Mn = 0,31789 kNm
= 317888,9 N.mm

Rn = =
= 0,05504 MPa
m = = =18,8235

=
= 0,00014 < min

Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang


disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,00014 = 0,00018


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 150 mm
Jadi untuk tulangan tumpuan dipasang 8 150 mm

Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 1 arah


Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,0018 b h
= 0,0018 1000 100
= 180 mm2

Jumlah tulangan :

n = = = 3,57 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 8 250 mm

5.1.3.2 Perhitungan Penulangan Pelat Atap


Pelat Atap Tipe B (Pelat 2 arah)
Gambar 5.4 Pelat atap tipe B (pelat 2 arah)

=4m; = 2,5 m

= 1,6

Karena nilai < 2, maka pelat di atas termasuk pelat 2 arah. Beban
ultimate (qu) pada lantai = 5,932 KN/m2
Digunakan tulangan 8

Tinggi efektif (d)


Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 76 mm
- Tinggi efektif (d) dalam arah-y
dy =

=
= 68 mm
Momen Lapangan
MLx = 0,443 KN.m
MLy = 1,6213 KN.m

Momen Tumpuan
MTx = 0,4927 KN.m
MTy = 1,7132 KN.m

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = M lx = 0,443 KN.m = 433000 N.mm

Mn = = = 553750 N.mm

Rn = = = 0,09587 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00024 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :
perlu = analisis = 0,00024 = 0,00032 < min
Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 150 mm

Penulangan Lapangan Arah-Y


Mu = M ly = 1,6213 KN.m = 1621300 N.mm

Mn = = = 2026625 N.mm

Rn = = = 0,35087 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00088 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,00088 = 0,00118 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 238 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 4,73295 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 200 mm

Penulangan Tumpuan Arah-x


Mu = M tx = -0,4927 KN.m = -492700 N.mm

Mn = = = -615875 N.mm

Rn = = = -0,10663 MPa

m = = = 18,8235
=

=
= -0,00027 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,00027 = -0,00036 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 150 mm

Penulangan Tumpuan Arah-Y


Mu = M ty = -1,7132 KN.m = -1713200 N.mm

Mn = = = -2141500 N.mm
Rn = = = -0,46313 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00117 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,00117 = -0,00156 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 238 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 4,73295 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 200 mm
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 2 arah
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,0018 b h
= 0,0018 1000 100
= 180 mm2
Jumlah tulangan :

n = = = 3,57 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 8 250 mm

5.1.3.3 Perhitungan Penulangan Pelat Atap


Pelat Atap Tipe C (Pelat 2 arah)
Gambar 5.5 Pelat atap tipe C (pelat 2 arah)

=4m; = 3,5 m

= 1.14

Karena nilai < 2, maka pelat di atas termasuk pelat 2 arah. Beban
ultimate (qu) pada lantai = 5,932 KN/m2
Digunakan tulangan 8
Tinggi efektif (d)
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 76 mm
- Tinggi efektif (d) dalam arah-y
dy =

=
= 68 mm
Momen Lapangan
MLx = 0,457 KN.m
MLy = 1,6935 KN.m

Momen Tumpuan
MTx = 0,3548 KN.m
MTy = 1,6935 KN.m

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = M lx = 0,457 KN.m = 457000 N.mm

Mn = = = 571250 N.mm

Rn = = = 0,0989 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00025 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :
perlu = analisis = 0,00025 = 0,00033 < min
Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 150 mm

Penulangan Lapangan Arah-Y


Mu = M ly = 1,6213 KN.m = 1693500 N.mm

Mn = = = 2116875 N.mm

Rn = = = 0,36649 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00092 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,00092 = 0,00123 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 238 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 4,73295 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 200 mm

Penulangan Tumpuan Arah-x


Mu = M tx = -0,3548 KN.m = -354800 N.mm

Mn = = = -443500 N.mm

Rn = = = -0,07678 MPa

m = = = 18,8235
=

=
= -0,00019 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,00019 = -0,00026 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 266 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 5,28977 buah 6 buah

S = = 150 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 150 mm

Penulangan Tumpuan Arah-Y


Mu = M ty = -1,6935 KN.m = -1693500 N.mm

Mn = = = -2116875 N.mm
Rn = = = -0,4578 MPa

m = = = 18,8235

=
= 0,00116 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,00116 = -0,00154 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 238 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8 mm

n = = = 4,73295 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 8 200 mm
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 2 arah
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,0018 b h
= 0,0018 1000 100
= 180 mm2
Jumlah tulangan :

n = = = 3,57 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 8 250 mm
5.1.4 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai
Pelat Lantai Tipe A (Pelat 1 arah)

Gambar 5.6 Pelat lantai tipe A (pelat 1 arah)

=4m; = 1,5 m

= 2,67

Karena nilai > 2, maka pelat di atas termasuk pelat 1 arah. Penulangan
yang digunakan adalah dalam arah Lx sebagai arah yang lebih kecil, karena
Lx memikul beban yang lebih besar.
(qu) pada lantai = 948,4 Kg/ m2 = 9,484 KN/m2
Digunakan tulangan 10
Tinggi efektif (d)

dx =

=
= 95 mm
Momen Lapangan
MU = 0,5744 KNm
Momen Tumpuan
MU = 0,6108 KNm

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = 574400 N.mm
Mn = 638222,2222 N.mm

Rn = =
= 0,0707 MPa

m = =
=18,8235

=
= 0,000177088 < min

Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang


disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,000177088 = 0,00023


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8mm

n = = = 4.231818182 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm
Penulangan Tumpuan Arah-x
Mu = 0,6108kNm
= 6108 N.mm
Mn = 0.7635 kNm
= 7635 N.mm

Rn = =
= 0,000845983 MPa

m = =
=18,8235

=
= 2,12 x 10-6 < min

Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang


disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 2,12 x 10-6 = 2,82 x 10-6


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 8mm

n = = = 4.231818182 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm

Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 1 arah


Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,002 b h
= 0,002 1000 120
= 240 mm2

Jumlah tulangan :

n = = = 3,0545 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 10 250 mm

5.1.4.2 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai


Pelat Lantai Tipe B (Pelat 2 arah)
Gambar 5.5 Pelat lantai tipe B (pelat 2 arah)

=4m; = 2,5 m

= 1,6

Karena nilai < 2, maka pelat di atas termasuk pelat 2 arah. Beban
ultimate (qu) pada lantai = 948,4 Kg/ m2 = 9,484 KN/m2
Digunakan tulangan 10
Tinggi efektif (d)
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 95 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y

dy =
=
= 85 mm

Momen Lapangan
MLx = 2,6202 KN.m
MLy = 5,5973KN.m

Momen Tumpuan
MTx = -1,2139 KN.m
MTy = -6,2252 KN.m

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = M lx = 2,6202 KN.m = 2620200 N.mm

Mn = = = 2911333 N.mm

Rn = = = 0,323 MPa

m = =
= 18,8235

=
= 0,00813 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :
perlu = analisis = 0,00813 = 0,001084 < min
Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 4,232 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm
Penulangan Lapangan Arah-Y
Mu = M ly = 5,5873 KN.m = 5587300 N.mm

Mn = = = 6208111 N.mm

Rn = =
= 0,688 MPa

m = =
= 18,8235

=
= 0,00178 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,00178 = 0,00233 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 297,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 3,786 buah 4 buah


S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 250 mm
Penulangan Tumpuan Arah-x
Mu = M lx = -1,2139 KN.m = -1213900 N.mm

Mn = = = -348778 N.mm

Rn = =
= -0,1494 MPa

m = =
= 18,8235

=
= -0,000375 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,000375 = -0,0005 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 4,232 buah 5 buah


S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm
Penulangan Tumpuan Arah-Y
Mu = M ty = -6,2252 KN.m = -6255200 N.mm

Mn = = = -6916889 N.mm

Rn = =
= -0,957 MPa

m = =
= 18,8235

=
= -0,00245 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,00245 = -0,00327 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 297,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 3,786 buah 4 buah


S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 250 mm
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 2 arah
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,002 b h
= 0,002 1000 120
= 240 mm2
Jumlah tulangan :

n = = =3,0545 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 10 250 mm

5.1.4.3 Perhitungan Penulangan Pelat Lantai


Pelat Lantai Tipe C (Pelat 2 arah)

Gambar 5.6 Pelat lantai tipe C (pelat 2 arah)


=4m; = 3,5 m

= 1,14

Karena nilai < 2, maka pelat di atas termasuk pelat 2 arah. Beban
ultimate (qu) pada lantai = 948,4 Kg/ m2 = 9,484 KN/m2
Digunakan tulangan 10
Tinggi efektif (d)
Tinggi efektif (untuk arah sumbu-x dan sumbu-y)
- Tinggi efektif (d) dalam arah-x

dx =

=
= 95 mm
- TInggi efektif (d) dalam arah-y

dy =

=
= 85 mm

Momen Lapangan
MLx = 2,0765 KN.m
MLy = 5.7599 KN.m

Momen Tumpuan
MTx = - 0.934 KN.m
MTy = - 5.0687 KN.m

Penulangan Lapangan Arah-x


Mu = M lx = 2,0765 KN.m = 2076500 N.mm

Mn = = = 2307222 N.mm

Rn = =
= 0,2556 MPa

m = =
= 18,8235

=
= 0,000643011 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,000643011 = 0.000857348 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm
n = = = 4,232 buah 5 buah

S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm
Penulangan Lapangan Arah-Y
Mu = M ly = 5,7599 KN.m = 5759900 N.mm

Mn = = = 6399888 N.mm

Rn = =
= 0,709 MPa

m = =
= 18,8235

=
= 0,001803 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = 0,001803 = 0,002405 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 297,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 3,786 buah 4 buah


S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 250 mm
Penulangan Tumpuan Arah-x
Mu = M lx = -0,934KN.m = -934000 N.mm

Mn = = = -1037777 N.mm

Rn = =
= -0,11499 MPa

m = =
= 18,8235

=
= -0,000288 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0,000288 = -0,000384 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 332,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 4,232 buah 5 buah


S = = 200 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 200 mm
Penulangan Tumpuan Arah-Y
Mu = M ty = -5,0687 KN.m = -5068700 N.mm

Mn = = = -5631889 N.mm

Rn = =
= -0,7795 MPa

m = =
= 18,8235

=
= -0.00199 < min
Berdasarkan peraturan SNI 2847-2013 pasal 10.5.3 Luas tulangan yang
disediakan paling tidak sepertiga lebih besar dari yang disyaratkan dalam
analisis, sehingga :

perlu = analisis = -0.00199 = -0.00265 < min


Jadi yang digunakan adalah min = 0,0035

As =

=
= 297,5 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan dengan 10 mm

n = = = 3,786 buah 4 buah


S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan lapangan dipasang 10 250 mm
Perhitungan Tulangan Bagi / Tulangan Susut untuk pelat 2 arah
Berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 7.12.2.1 (b) Tulangan susut harus paling
sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton
0,0020 dan tidak kurang dari 0,0014 untuk pelat yang menggunakan batang
tulangan ulir atau tulangan kawat las mutu 420.
Asb = 0,002 b h
= 0,002 1000 120
= 240 mm2
Jumlah tulangan :

n = = =3,0545 buah 4 buah

S = = 250 mm
Jadi untuk tulangan susut/ bagi dipasang 10 250 mm

5.1.5 Perataan Beban Pelat


A. Beban Trapesium
Tipe I

F1 =
F2 =

F =

RA =

Momen maksimum di titik O akibat beban trapesium:

Mo =

=
Momen maksimum akibat beban merata

Mmax =
Mmax = Mo

qek =

qek perataan =

Jadi qek perataan =

B. Beban Segitiga
Tipe I
RA = =

=
Momen maksimum

M yang terjadi =

Mmax =
Mmax = M yang terjadi

qek =

qek perataan =

Tipe II
F1 = F2 = =
F = F1 + F2

RAV = RBV =

=
Momen maksimum yang terjadi akibat beban segitiga di titik O

MO =

=
=

Momen maksimum akibat beban merata adalah :

Mmax =
Sehingga :
Mmax = MO

qek =
Jadi beban perataannya adalah :

qek perataan =
5.1.6 Rekap Penulangan Pelat Atap dan Lantai

5.1.6.1 Rekap Penulangan Pelat Atap

TABEL HASIL PERHITUNGAN PENULANGAN


PELAT ATAP
fy 400 t 100
fc' 25 p 20

DIMENSI Qult Mly


Mlx Mty
TIPE Ly Lx (Kg/m Ly/Lx (kNm Mtx (kNm)
(kNm) (kNm)
(cm) (cm) ) )
A (PELAT 1 2.666 0.149
ARAH) 400 150 593.2 7 5 - 0.2861 -
B (PELAT 2 1.621 1.713
ARAH) 400 250 593.2 1.6 0.443 3 0.4927 2
C (PELAT 2 1.142 1.693 1.693
ARAH) 400 350 593.2 9 0.457 5 0.3548 5

TABEL PERHITUNGAN TUMPUAN ARAH X


n
Jara
n dipasan
Rencana dx As S k
TIPE Mu m min max perlu (batang g (m -
(mm) (mm) (mm) (mm) (m
(kNm Mn dy Rn ) (batang m)
m)
) (kNm) (mm) (Mpa) )
A (PELAT 1 0.28 0.0550 18.82 0.000 0.020 0.000 166.6
-
ARAH) 8 61 0.3179 76 68 4 4 0.0035 14 3 18 266 5.28977 6 67 8 150
B (PELAT 2 0.49 0.1066 18.82 0.000 0.020 0.000 166.6
-
ARAH) 8 27 0.6159 76 68 3 4 0.0035 27 3 36 266 5.28977 6 77 8 150
C (PELAT 2 0.35 0.0767 18.82 0.000 0.020 0.000 166.6
-
ARAH) 8 48 0.4435 76 68 8 4 0.0035 19 3 26 266 5.28977 6 67 8 150

TABEL PERHITUNGAN TUMPUAN ARAH Y


n
As n dipasan
Rencana dx S Jarak
TIPE m min max perlu (mm (batan g -
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Mu Mn dy Rn ) g) (batang
(kNm) (kNm) (mm) (Mpa) )
A (PELAT 1
- - - - - - - - - - - - - - -
ARAH) 8 76 68
B (PELAT 2 1.713 2.141 0.4631 18.8 0.00 0.001 0.020 0.0015 4.732
-
ARAH) 8 2 5 76 68 3 24 35 17 3 6 238 95 5 200 8 200
C (PELAT 2 1.693 2.116 0.4578 18.8 0.00 0.001 0.020 0.0015 4.732
-
ARAH) 8 5 9 76 68 0 24 35 16 3 4 238 95 5 200 8 200

TABEL PERHITUNGAN LAPANGAN ARAH X


n
n dipasa
Rencana dx As S Jarak
TIPE m min max perlu (batan ng (m -
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Mu Mn dy Rn g) (batan m)
(kNm) (kNm) (mm) (Mpa) g)
A (PELAT 1 0.149 0.166 0.028 18.82 0.003 7.2E- 0.02 9.6E- 5.289 166.6
-
ARAH) 8 5 1 76 68 76 4 5 05 03 05 266 77 6 67 8 150
B (PELAT 2 2.026 0.095 18.82 0.003 0.000 0.02 0.0003 5.289 166.6
-
ARAH) 8 0.443 6 76 68 87 4 5 24 03 2 266 77 6 67 8 150
C (PELAT 2 0.571 0.098 18.82 0.003 0.000 0.02 0.0003 5.289 166.6
ARAH) 8 0.457 3 76 68 90 4 5 25 03 3 266 77 6 67 8 150
TABEL PERHITUNGAN LAPANGAN ARAH Y
n
n dipasa
Rencana dx As S Jarak
TIPE Mn m min max perlu (batang ng -
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Mu (kNm dy Rn ) (batan
(kNm) ) (mm) (Mpa) g)
A (PELAT 1
- - - - - - - - - - - - - - -
ARAH) 8 76 68
B (PELAT 2 1.621 2.02 0.350 18.8 0.00 0.000 0.02 0.0011 4.7329
-
ARAH) 8 3 66 76 68 9 24 35 88 03 8 238 5 5 200 8 200
C (PELAT 2 1.693 2.11 0.366 18.8 0.00 0.000 0.02 0.0012 4.7329
ARAH) 8 5 69 76 68 5 24 35 92 03 3 238 5 5 200 8 - 200

5.1.6.2 Rekap Penulangan Pelat Atap

TABEL HASIL PERHITUNGAN PENULANGAN PELAT


LANTAI
fy 400 Mpa t 120 mm
fc' 25 Mpa p 20 mm

DIMENSI Qult
Mlx Mly Mtx Mty
TIPE (Kg/m Ly/Lx
Ly (cm) Lx (cm) (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
)
2.6666 0.574 0.610
A (PELAT 1 ARAH) 400 150 948.4 67 4 - 8 -
2.620 5.587 1.213 6.225
B (PELAT 2 ARAH) 400 250 948.4 1.6 2 3 9 2
1.1428 2.076 5.759 5.068
C (PELAT 2 ARAH) 400 350 948.4 57 5 9 0.934 7

TABEL PERHITUNGAN TUMPUAN ARAH X


n
dx As n dipasa
S Jarak
TIPE Rencana Mu (m dy m min max perlu (mm (batan ng (m -
(mm) (mm)
(mm) (kNm Mn m) (m Rn ) g) (batan m)
) (kNm) m) (Mpa) g)
A (PELAT 1 0.61 0.0008 18.823 0.003 2.115E- 0.020 2.82E- 332. 4.2318
-
ARAH) 10 08 0.7635 95 85 46 53 5 06 32 06 5 18 5 200 10 200
B (PELAT 2 1.21 1.3487 0.1494 18.823 0.003 0.020 332. 4.2318
-
ARAH) 10 39 78 95 85 49 53 5 0.00038 32 0.0005 5 18 5 200 10 200
C (PELAT 2 0.93 1.0377 0.1149 18.823 0.003 0.020 332. 4.2318
-
ARAH) 10 4 78 95 85 89 53 5 0.00029 32 0.0004 5 18 5 200 10 200

TABEL PERHITUNGAN TUMPUAN ARAH Y


n
dx As n dipasa S
Rencana Jarak
TIPE Mu (m dy Rn m min max perlu (mm (batan ng (m -
(mm) (mm) (mm)
(kNm Mn m) (m (Mpa ) g) (batan m)
) (kNm) m) ) g)
A (PELAT 1
- - - - - - - - - - - - - - -
ARAH) 10 95 85
B (PELAT 2 6.22 6.9168 0.95 18.823 0.002 0.020 0.003 297. 3.7863
-
ARAH) 10 52 89 95 85 74 53 0.0035 45 32 27 5 64 4 250 10 250
C (PELAT 2 5.06 5.6318 0.77 18.823 0.001 0.020 0.002 297. 3.7863
-
ARAH) 10 87 89 95 85 95 53 0.0035 99 32 65 5 64 4 250 10 250

TABEL PERHITUNGAN LAPANGAN ARAH X


n
Jara
dx As n dipasa S
Rencana k
TIPE Mu (m dy m min max perlu (mm (batan ng (m (m -
(mm) (m
(kNm Mn m) (m Rn ) g) (batan m) m)
m)
) (kNm) m) (Mpa) g)
A (PELAT 1 0.57 2.3072 0.0707 18.823 0.00 18.82352 0.020 0.000177 332. 4.2318
-
ARAH) 10 44 22 95 85 17 53 35 941 32 088 5 18 5 200 10 200
B (PELAT 2 2.62 2.9113 0.3225 18.823 0.00 0.020 332. 4.2318
-
ARAH) 10 02 33 95 85 85 53 35 0.000813 32 0.001084 5 18 5 200 10 200
C (PELAT 2 2.07 2.3072 0.2556 18.823 0.00 0.000643 0.020 0.000857 332. 4.2318
-
ARAH) 10 65 22 95 85 48 53 35 011 32 348 5 18 5 200 10 200

TABEL PERHITUNGAN LAPANGAN ARAH Y


n
Jara
dx As n dipasa S
Rencana k
TIPE Mu (m dy m min max perlu (mm (batan ng (m (m -
(mm) (m
(kNm Mn m) (m Rn ) g) (batan m) m)
m)
) (kNm) m) (Mpa) g)
A (PELAT 1
- - - - - - - - - - - - - - -
ARAH) 10 95 85
B (PELAT 2 5.58 6.2081 0.6878 18.823 0.00 0.020 297. 3.7863
-
ARAH) 10 73 11 95 85 79 53 35 0.001748 32 0.002331 5 64 4 250 10 250
C (PELAT 2 5.75 6.3998 0.7091 18.823 0.00 0.001803 0.020 0.002404 297. 3.7863
ARAH) 10 99 89 95 85 29 53 35 433 32 577 5 64 4 250 10 - 250

Anda mungkin juga menyukai