Anda di halaman 1dari 9

Retardasi Mental

RETARDASI MENTAL

Pendahuluan

Retardasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri

dari gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam

keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun. (1)

Retardasi mental terjadi pada 3 % dari kelahiran hidup dan 1 % dari

populasi. Ratio pria : wanita adalah 2 : 1. (2) Diperkirakan bahwa di negara

kita 1 3 % dari jumlah penderita retardasi mental. Dapat dibayangkan

besarnya jumlah penderita yang terbelakang ini. Sikap terhadap

penderita-penderita ini mencerminkan sikap sosial umum suatu masyarakat

atau kebydayaan tertentu.(3)

Retardasi mental boleh dipandang sebagai masalah kedokteran,

psikologik atau pendidikan, akan tetapi pada analisa terakhir merupakan

suatu masalah sosial, karena pencegahan, pengobatan dan terutama

perawatan serta pendidikan penderita-penderita ini hanya dapat dilakukan

dengan baik melalui usaha-usaha kemasyarakatan (sosial). (3)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 1


Retardasi Mental

Definisi

Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang

(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau masa anak)

sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seorang menjadi

terganggu. Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara

keseluruhan, tetapi gejala utama yang menonjol ialah intelegensia yang

terkebelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang

atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. (3)

Etiologi

Penyebab retardasi mental mungkin faktor keturunan (retardasi

mental genetik), mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex).

Kedua-duanya ini dinamakan juga retardasi mental primer. Retardasi

mental sekunder disebabkan faktor-faktor dari luar yang diketahui dan

fakto-faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu prenatal,

perinatal atau postnatal.(1,3,4)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 2


Retardasi Mental

Retardasi mental oleh karena genatik

Kesalahan metabolisme bawaan, misalnya fenilketonuria, penyakit Tay

Sachs.

Kelainan kromosom, paling utama : sindrom Down (trisomi 21) 1/1000

kelahiran. Fasies tipikal, hipotonia, hiperrefleksia, malaformasia

jantung, anomali gastrointestinal. Sindrom fragile-X 1/1000 1/2000

kelahiran pria hidup. Makroorkidisme pascapuber, kepala dan telinga

besar, muka sempit dan panjang. (Sebagian wanita membawa ciri fasial

dan disfungsi kognitif).

Retardasi mental oleh karena psikososial

Retardasi mental ringan sering disebabkan oleh kekurangan kronik

stimulasi intelektual.

Retardasi mental oleh karena faktor lainnya

Sekuele dari infeksi, toksin, atau trauma otak, intrauteri, perinatal

atau kemudian, misal rubela kongenital atau sindrom alkohol fetal

(mikrosefali, hipoplasia midfasial, fisura palpebra pendek, pektus

eskavatum, mungkindefek jantung, perawakan pendek). (2,5)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 3


Retardasi Mental

Manifestasi klinis

Retardasi mental ringan, keterampilan sosial dan komunikasinya

mungkin adekuat dalam tahun-tahun prasekolah. Tetapi saat anak menjadi

lebih besar, defisit kognitif tertentu seperti kemampuan yang buruk

untuk berpikir abstrak dan egosentrik mungkin membedakan dirinya dari

anak lainnya seusianya.

Retardasi mental sedang, keterampilan komunikasi berkembang

lebih lambat. Isolasi sosial dirinya mungkin dimulai pada saat sekolah

dasar. Dapat dideteksi lebih dini jika dibandingkan dengan retardasi

mental ringan.

Retardasi mental berat, bicara anak terbatas dan perkembangan

motoriknya buruk. Pada usia prasekolah sudah nyata ada gangguan. Pada

usia sekolah mungkin kemampuan bahasanya berkembang. Jika

perkembangan bahasanya buruk, bentuk komunikasi nonverbal dapat

berkembang.

Retardasi mental sangat berat, keterampilan komunikasi dan

motoriknya sangat luas. Pada masa dewasa dapat terjadi perkembangan

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 4


Retardasi Mental

bicara dan mampu menolong diri sendiri secara sederhana. Tetapi

seringkali masih membutuhkan perawatan orang lain.

Terdapatnya ciri klinis lainnya yang dapat terjadi sendiri atau

menjadi bagian dari gangguan retardasi mental, yaitu hiperaktivitas,

toleransi frustasi yang rendah, agresi, ketidakstabilan afektif, perilaku

motorik stereotipik berulang, dan perilaku melukai diri sendiri. (1,3)

Diagnosis

Kriteria diagnostik

Fungsi intelektual secara bermakna di bawah rata-rata IQ, kira-kira

70 atau kurang pada tes IQ yang dilakukan secara individual ( untuk

bayi, pertimbangan klinisnya adalah fungsi intelektual yang jelas di

bawah rata-rata)

Adanya defisit atau gangguan penyerta dalam fungsi adaptif sekarang

(yaitu efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-standar

yang dituntut menurut usianya dalam kelompok kulturalnya) pada

sekurangnya dua bidang keterampilan berikut, yaitu komunikasi,

merawat diri sendiri, aktivitas di rumah, keterampilan sosial/

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 5


Retardasi Mental

interpersonal, menggunakan sarana masyarakat, mengarahkan diri

sendiri, keterampilan akademik fungsional, pekerjaan, liburan,

kesehatan dan keamanan

Bermula sebelum usia 18 tahun(1,2,5).

Diagnosa banding

Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi

rangsangan yang berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi

rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan

pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin

juga gangguan bicara dan cerebral palsy membuat anak kelihatan

terbelakang, biarpun inteligensinya normal. Gangguan emosi dapat

menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. Early

infantile autism dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala

yang mirip retardasi mental.(3)

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 6


Retardasi Mental

Penatalaksanaan

Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier. (1,3)

Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan.

Tindakan tersebut termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional

bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan

masyarakat, dan eradikasi gangguan yang diketahui disertai kerusakan

sistem saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik dapat membantu.

Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat

perjalanan penyakit, sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk

menekan kecacatan yang terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis

pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak ;

terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika ; pendidikan keluarga ; dan

intervensi farmakologis.

Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan

mencakup latihan keterampilan adaptif, sosial, dan kejuruan. Satu hal yang

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 7


Retardasi Mental

penting adalah mendidik keluarga tentang cara meningkatkan kompetensi

dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik.

Untuk mengatasi perilaku agresi dan melukai diri sendiri dapat

digunakan naltrekson. Untuk gerakan motorik streotipik dapat dipakai

antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. Perilaku kemarahan

eksplosif dapat diatasi dengan penghambat beta seperti propanolol dan

buspiron. Adapun untuk gangguan defisit atensi atau hiperaktifitas dapat

digunakan metilpenidat (1,3)


.

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 8


Retardasi Mental

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grabb JA. Synopsis of Psychiatry, Seventh


Edition, Hongkong, Williams & Wilkins, 1994 , Dalam Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga. Jilid I, Media Aesculapius FKUI. 1999 :
225 - 7

2. Kaplan HI, Sadock BJ. Buku Saku Psikiatri Klinik, Penerbit Binarupa
Aksara, Jakarta, 1994 : 259 - 66

3. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi I, Airlangga


University Press, Surabaya, 1980 : 385 - 97.

4. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jenderal Pelayan Medis,


Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosa
Gangguan Jiwa di Indonesia III, Jakarta, 1993 : 52 - 3.

5. Maslim R, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan


dari PPGDJ III, Jakarta, 1996 : 65

Bagian Psikiatri FK UNBRAH RSPM Medan 9

Anda mungkin juga menyukai