Anda di halaman 1dari 25

MODUL 1

Design Plan Manufacture

1.1 Tujuan Praktikum


1) Praktikan mampu memilih bagian Design Part produk yang akan diberi
toleransi ukuran.
2) Praktikan mampu merencanakan ukuran yang memenuhi klasifikasi design.
3) Praktikan mampu menyesuaikan ukuran bahan dari design berdasar material
yang tersedia.
4) Praktikan mampu membuat Design Plan Manufacture.
1.2 Landasan Teori

Design dan Manufaktur mempunyai makna yaitu Desain artinya seni


terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya, dan dalam kalimat,
kata "desain" bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Makna
Desain dalam kata kerja memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan
obyek baru". Dan dalam kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil
akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau
berbentuk benda nyata.

Sedang Manufaktur diturunkan dari bahasa Yunani yaitu manu


fuctus,yang berarti dibuat dengan tangan.dalam arti modern manufaktur
merupakan pembuatan produk dari bahan mentah,dengan berbagai proses,mesin
dan oprasi,yang mengikuti perencanaan yang terorganisasi, baik untuk setiap
organisasi yang di butuhkan.kata produk berarti barang yang di produksi,dan kata
produk muncul pada abad ke-15,kata produksi sering digunakan di Amerika
Serikat,dimana istilah yang ekivalen di negeri kita adalah teknik produksi.

Manufaktur umumnya merupakan suatu kegiatan kompleks yang


melibatkan sumber dan kegiatan yang sangat beragam seperti:

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 2017 1


1. Desain produk 7. Perencanaan proses
2. Pembelian 8. Kendali produksi
3. Penjualan 9. Pengiriman
4. Pemasaran 10. Bahan
5. Mesin mesin dan perkakas 11. Pelayanan pelanggan
6. Manufaktur 12. Pelayanan dukunga

Praktikum Proses Manufaktur 2


13.
PASAR Penjualan
14.

15.

16.
Spesifikasi Manufaktur
17.

18. lterasi
Desain Utama
19.
Design konsep Aliran Design Rinci

20.

21. Toleransi Suaian


22. Tolereansi - Pencantuman ukuran pada suatu gambar kerja terdiri
atas ukuran minal dan juga toleransi di tentukan juga dibubuhi batas sesatan .
Batas sesatan menyatakan penyimpangan penyimpangan yang diizinkan pada
benda kerja ukuran terbesar dan ukuran terkecil yang dibolehkan dari ukuran
nominal .
23. Selisih antara ukuran terbesar dan ukuran terkecil dibolehkan
disebut toleransi . Ukuran yang sebenarnya (nilai pengukuran) yang dimiliki
benda kerja yang telah selesai mengarungi proses pemberian bentuknya disebut
ukuran jadi . Ukuran jadi benda kerja harus berada didalam toleransi atau dengan
kata lain diantara ukuran terbesar dan ukuran terkecil .
24. Suaian Sebuah benda kerja yang dikerjakan dengan ukuran
toleransi jarang digungakan tersendiri . Biasanya beberapa benda kerja saling
berkaitan untuk melaksanakan suatu fungsi : sekrup-mur ; poros-dudukan dsb .
Pengerjaan dua bagian yang saling mempengaruhi harus berlangsung sedemikian
rupa sehingga keduanya setelah selesai dikerjakan cocok satu dengan lainnya
sebagaimana yang ditentukan oleh fungsi kedua bagian itu . Hanya dengan cara
demikian perakitan (penggabungan) kedua bagian tersebut dapat dilaksanakan
dengan cepat dan memenuhi persyaratan fungsi . Pengertian sesuaian adalah
hubungan ukuran antara benda kerja yang digabungkan menjadi satu . Dengan
berpedoman pada kedudukan batas sesatan (batas sesatan postif / negatif) ukuran
dalam dan ukuran luar diperolerh suaian berikut : suaian kelonggaran , suaian
kempa , suaian peralihan

1.3 Analisa dan Pembahasan

3
25. 1.3.1 Gambar Lama dan Gambar Baru

26. Perbandingan Desain Assembly Penyangga Proyektor

4
27.

28. Gambar 1.1 : Desain Assembly Penyangga Proyektor pada Gambar Baru.
29.
30. Gambar 1.2 : Desain Assembly Penyangga Proyektor pada Gambar Lama.

5
31. PENYANGGA PROYEKTOR 32. PENYANGGA PROYEKTOR
LAMA BARU
a. Memiliki engsel sebagai a. Tidak memiliki engsel.
penyangga LCD.
b. 2 lubang baut pada pipa besar. b. Lubang baut hanya satu pada pipa
besar.
c. Memiliki plat bawah berupa c. Terdapat 4 buah lubang baut.
persegi dan mempunyai 4 lubang.
d. Terdapat 6 buah lubang baut. d. Ukuran plat bawahnya 100 mm x
100 mm.
e. Ukuran plat bawahnya adalah 33. -
370 mm x 280 mm.
34.

35. Interpretasi :

36. Pada produk (penyangga proyektor) ini memiliki bagian-bagian


part yang meliputi : plat bawah, plat engsel, plat atas, pipa besar, pipa kesil, mur
dan baut yang dirangkai sehingga menjadi sebuah produk. Semua part itu di
hubungkan menggunakan baut dan ada yang menggunakan las.

37. Pada produk (penyangga proyektor) baru ini mempunyai bagian-


bagian part yang meliputi : pipa besar, pipa kecil, plat atas, plat atas, plat
penyangga, rel penyangga, mur dan baut yang di rangkai sehingga menjadi
penyangga proyektor

38. Perbedaan yang bisa kita lihat adalah bagian dari kaki atau
bagian bawah dan bagian atas penyangga. Pada produk ini dihubungkan
menggunaka baut dan mur atau juga dengan bantuan las. Mungkin produk baru
ini lebih efisien dan pratis dalam penggunaan. Pada bagian produk lama hanya
bisa di ubah lebih ke atas atau lebih turun, tapi sedangkan pada produk baru bisa
dapat di putar ke berbagai arah , sehingga lebih efisien dalam penggunaannya.

39.

40.

41.

42.

43. Perbandingan Desain Pipa Besar

6
44. Gambar 1.3 : Desain Pipa Besar pada Gambar Lama.

7
45.

46. Gambar 1.4: Desain Pipa Besar pada Gambar Baru.

47.

48.

49.

50. PIPA BESAR LAMA 51. PIPA BESAR BARU


a. Diameter luar 47 mm. a. Diameter luar 43 mm.
b. Diameter dalam 41 mm. b. Diameter luar 41 mm.
c. Diameter lubang tempat baut 6. c. Diameter lubang tempat baut 5.
d. Jarak lubang baut dari terdekat d. Jarak lubang baut dari tepi terdekat
50 50 mm.
e. mm dan lubang yang lain 15 mm.
f. Jumlah lubang tempat baut 2. e. Jumlah lubang tempat baut 1.
52.

8
53. Interpretasi :

54. Pada gambar awal dapat diketahui bahwa panjang pipa adalah
750 mm dengan memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar diatas.
Diameter luar pipa besar adalah 47 mm sementara diameter dalam pipa besar
adalah 41 mm. Diameter lubang untuk Bolt adalah 6 mmdan jarak lubang baut
terdekat dengan tepi adalah 50 mm dan lubang lainnya 15.

55. Pada gambar baru, panjang pipa adalah 600 mm dengan


memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar diatas. Dengan diameter
luar 43 mm dan diameter dalam 41 mm sehingga ketebalan pipa besar adalah 2
mm. Diameter lubang tempat Bolt adalah 5 mm. Jarak lubang dengan tepi
terdekat adalah 50 mm dan jumlah tempat Baut adalah 1.

56. Perbedaan yang menonjol adalah pada ukurannya, pada part baru
lebih pendek dari part sebelumnya dan pada part baru ini mempunyai lubang
seperti persegi panjang bukan bulat. Bagian yang diberi panah bewarna jingga
merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan toleransi suaian.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63. Perbandingan Desain Pipa Kecil

9
64. Gambar 1.5: Desain Pipa Kecil pada Gambar Lama

65.

66. Gambar 1.6: Desain Pipa Kecil


pada Gambar Baru.

67.

68.

69.

10
70. PIPA KECIL LAMA 71. PIPA KECIL BARU
a. Diameter luar 43.00 mm a. Diameter luar 41.00 mm
b. Diameter dalam 39.00 mm b. Diameter dalam 35.00 mm
c. Tempat baut berbentuk lubang c. Tempat baut berbentuk potongan
yang sejajar dengan diameter 12 persegi dengan lebar 5 mm.
mm.
d. Jarak lubang dari tepi 50 mm dan d. Jarak potongan dari tepi 50 mm.
lubang yang satunya 15.
e. Jarak antar lubang 50 mm dengan e. Jarak antar potongan 50 mm.
banyak lubang 10.
f. Jumlah seluruh lubang 11 f. Banyak potongan 3.
g. Tebal pipa 2 mm. g. Tebal pipa 3 mm.
72.

73. Interpretasi :

74. Pada gambar awal dapat kita lihat bahwa panjang dari pipa kecil
adalah adalah 750 mm dengan memberikan toleransi pada warna orange seperti
gambar diatas. Dimana diameter luar pipa kecil adalah 43 mm dan diameter
dalamnya adalah 39 mm dan tebal pipa 2 mm. Pada gambar lama tempat untuk
baut berbentuk lingkaran yang sejajar dengan diameter 12 mm. Jarak lubang dari
tepi adalah 50 mm dan lubang yang satunya adalah 15 mm. Sementara jarak antar
pusat lubang adalah 50 mm dengan banyak lubang adalah 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa jumlah lubang adalah 11.

75. Sementara dapat kita lihat dari gambar baru bahwa terdapat
beberapa perubahan. Diantaranya adalah panjang pipa kecil adalah 400 mm
dengan memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar diatas, jauh
lebih pendek dari pipa kecil yang sebelumnya. Diameter pipa kecil luar yang baru
adalah 41 mm dan diameter dalamnya adalah 35 mm. Ketebalan pipa kecil baru
adalah 3 mm. Pada gambar baru, tempat Bolt tidak lagi berbentuk lingkaran
melainkan berbentuk potongan dengan lebar 5 mm. Jarak potongan tersebut dari
tepi terdekat adalah 50 mm dan jarak antar potongan adalah 50 mm. Jumlah dar
potongan tersebut adalah 3. Bagian yang diberi panah bewarna jingga
merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan toleransi suaian.

76.

77.

78.

79. Perbandingan Desain Plat Atas

11
1. PLAT ATAS LAMA 2. PLAT ATAS BARU
a. Panjangnya 150 mm dan lebarnya
a. Ukuran panjang dan lebar sama. 190 mm.
b. Terdapat 4 buah lubang baut. b. Terdapat 6 buah lubang.
c. Jarak lubang dari tepi yaitu c. Jarak lubang dari tepi yaitu 15x20
20x20 mm. mm.
d. Jarak antar pusat lubang yaitu d. Jarak antar pusat lubang 50 mm.
110 mm.
e. Berbentuk datar sepanjang 30 dari
e. Memiliki bentuk persegi dan tepi kemudian kebawah sejauh 32
datar. mm, mendatar 130 mm, keatas 32
mm dan kemudian mendatar 30
mm.
f. Memiliki diameter lubang
sebesar 12 mm. f. Diameter lubang sebesar 7 mm.
g. Terdapat plat engsel untuk tempat 3.
pipa.

80. Gambar 1.7: Desain Plat Atas pada


Gambar Lama.

81. Gambar 1.8: Desain Plat Atas pada Gambar Baru.


82.
83.
84.
85.
86.

87.

12
88. Interpretasi :

89. Pada produk lama mempunyai panjang dan lebar 150 mm dengan
memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar diatas dan memiliki
lubang pada setiap pojoknya dengan jarak setiap pusat lubang dari tepi adalah 20
mm x 20 mm. Sementara jarak antar pusat lubang adalah 110 mm, dan setiap
lubang berdiameter 12 mm.

90. Pada part ini mempunyai spesifikasi bentuk plat atas mendatar
sepanjang 130 mm, kemudian ujung kanan dan kiri dibengkokan 32 mm
kemudian dibengkokan lagi dengan arah berlawanan antara sisi kanan dan kiri
sepanjang 30 mm. Panjang total plat atas baru adalah 150 mm sementara lebarnya
adalah 190 mm dengan memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar
diatas. Memiliki 6 lubang pada bagian kaki plat. Dengan jarak pusat lubang
dengan tepi terdekat adalah 15 mm x 20 mm. Sementara jarak antar pusat lubang
adalah 50 mm. Diameter setiap lubang adalah 7 mm.

91. Perbedaan yang dapat kita lihat perbedaan dengan produk yang
baru diantaranya adalah bentuk plat. Digambar baru seperti huruf U . Bagian yang
diberi panah bewarna jingga merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan
toleransi suaian.

92.

93.

94. Perbandingan Desain Plat


Bawah

13
95. Gambar 1.9: Desain Plat Bawah pada
Gambar
Lama

96.
Gambar
1.10: Desain
Plat Bawah
pada Gambar
Baru

97.

98.

99.

100. PLAT BAWAH LAMA 101. PLAT BAWAH BARU


a. Ukuran panjang 370 mm dan a. Ukuran panjang dan lebarnya sama
lebarnya 280 mm. yaitu 110 mm.

b. Jarak pusat lubang dari garis tepi b. Jarak pusat lubang baut dari garis
30 mm. tepi 10 mm.
c. Jarak antara pusat lubang baut c. Jarak antara pusat lubang baut dari
dari samping 330 mm dari depan samping dan depan sama yaitu 80
240 mm. mm.
102.

14
103. Interpretasi :

104. Pada gambar awal, panjang plat bawah adalah 370 mm, lebarnya
280 mm degan memberikan toleransi pada warna orange seperti gambar diatas
dan tebal plat 3 mm. Jumlah lubang adalah 5 dan jarak pusat lingkaran dari tepi
terdekat adalah 45 mm dan 20 mm.

105. Sementara di gambar baru, panjang plat bawah adalah 100 mm


dan lebarnya adalah 100 mm (berbentuk persegi) dengan memberikan toleransi
pada warna orange seperti gambar diatas. Jumlah lubang hanya 4. Dan jarak
pusat lubang dengan tepi terdekat adalah 10 mm x 10 mm. Pada gambar baru,
tidak terdapat plat engsel untuk tempat pipa namun terdapat penyangga dan rel
penyangga bawah untuk mempermudah pelepasan dan pemasangan proyektor.

106. Perbedaan diantaranya adalah ukuran dari part tersebut, pada part
baru lebih pendek dari part sebelumnya.

107.

108.

109.

110.

111.

112.

15
113.

Perbandingan Desain Bolt

114.Gambar 1.11 : Desain Bolt pada Gambar Baru

115.Gambar 1.12 : Desain Bolt pada Gambar Lama

116.

117.

118.

119.

120. BOLT LAMA 121. BOLT BARU


a. Panjang ulir 50 mm dari pangkal a. Panjang ulir 31,13 mm dari pangkal .
baut.
b. Tebal kepala baut adalah 4,7 mm. b. Tebal kepala baut adalah 7,5 mm.
c. Panjang baut adalah 55,3 mm. c. Panjang baut adalah 77,5 mm.
d. Diameter terluar kepala baut 13 d. Diameter terluar kepala baut adalah
mm. 18 mm.
e. Diameter kedua kepala baut e. Diameter kedua kepala baut adalah
adalah 11,63 mm. 13,50 mm.
122.

123. Interpretasi :

16
124. Pada produk lama, Bolt memiliki panjang 55,3 mm dengan tebal
4,7 mm. Dimana Baut pada awalnya memiliki ulir sepanjang 50 mm dari pangkal
Bolt. Diameter terluar kepala baut adalah 13 mm. Sementara diameter kedua
kepala bolt adalah 11,63 mm.

125. Perbedaan yang dapat kita lihat dari gambar awal dan gambar
akhir diantaranya adalah panjang Baut yang bertambah menjadi 77,5 mm.
Dibandingkan gambar lama, panjang ulir jauh lebih pendek, yaitu 31,13 dari
pangkal Bolt itu sendiri. Tebal kepala Bolt adalah 7,5 mm dengan diameter
terluar kepala Bolt adalah 18 mm dan diameter kedua pada kepala bolt adalah
13,50 mm. Dari part baut dapat kita ketahui bahwa tidak memiliki perbedaan.

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

134.

135.

136.

137.

138.

139.

140. Perbandingan Desain Nuts dan


washer

17
141.

142.Gambar 1.13 : Desain Nuts dan washers pada Gambar Baru

143.Gambar 1.14 : Desain Nuts dan washers pada Gambar Lama.

144.

145.

146. NUT DAN RING 147. NUT DAN RING


LAMA BARU
a. Ring berbentuk lingkaran dengan
diameter lingkaran luar 24 mm dan a. Ring berbentuk lingkaran
diameter lingkaran dalam 13 mm. dengan diameter lingkaran luar
24 mm dan diameter lingkaran
dalam 13 mm.
b. Ring memiliki ketebalan 3 mm,
artinya ring ini dapat diberikan b. Ring memiliki ketebalan 3 mm,
toleransi ketebalan sesuai dengan artinya ring ini dapat diberikan
kebutuhan yang diinginkan. Semisal toleransi ketebalan sesuai
diberi toleransi ketebalan +0.5 mm dengan kebutuhan yang
dan -0.5 mm. diinginkan. Semisal diberi
toleransi ketebalan +0.5 mm
dan -0.5 mm.
c. Bagian luar mur berbentuk
lingkarang dengan diameter 26 mm. c. Bagian luar mur berbentuk
lingkarang dengan diameter 26

18
mm.
d. Bagian dalam mur yang merupakan
tempat ulir memiliki diameter 10.11 d. Bagian dalam mur yang
mm. merupakan tempat ulir memiliki
diameter 10.11 mm.
e. Panjang segienam yang menyelimuti
tempat ulir adalah 20.78 mm. e. Panjang segienam yang
menyelimuti tempat ulir adalah
20.78 mm
148.

149. Interpretasi :

150. Pada gambar awal, panjang Nut adalah 15,01 dengan diameter
terdalam Nut adalah 6,65 mm. Sementara pada gambar baru, panjang Nut adalah
20,78 dan diameter terdalam adalah 10,11 mm. Tidak ada perbedaan bentuk Nut
pada gambar awal dan gambar baru, namun yang ada hanya pernedaan ukurannya
saja.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

157.

158.

159.

160.

161.

162. Perbandingan Desain Peyangga


Bawah

19
163.

164.Gambar 1.15 : Desain Penyanggah Bawah

165.

166. PENYANGGA 167. PENYANGGA BAWAH


BAWAH LCD LAMA LCD BARU

168. - 169. a. Alat baru untuk


menyesuaikan ukuran LCD.
170. - 171. b. Membantu baut untuk
mengait/menyambung antara tiang
penyangga dengan LCD.
172.

173.Interpretasi :

20
174. Part ini adalah termasuk part baru dari produk. Part ini
mempunyai ukuran pajang 75 mm hanya saja pada ukuran tertentu bahan di
bengkokan, lebar 18 mm dengan memberika toleransi pada warna orange seperti
gambar diatas dan tebal 2mm. Part ini memiliki lubang berdiameter 5 mm dengan
batas 7,50 mm dari tepi dan pada bagian yang panjang di lubangi bebrbentuk
persegi panjang dengan ukuran PxL = 31X10 mm dengan batas lebar 2 mm dan
batas panjang 4 mm dari masing-masing tepi. Bagian yang diberi panah bewarna
jingga merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan toleransi suaian.

175. Perbandingan Desain Rel


Penyangga Bawah

176.

177.Gambar 1.16 : Desain Rel Penyangga Bawah setelah revisi

178. REL PENYANGGA 179. REL PENYANGGA


BAWAH LAMA BAWAH BARU

21
180. - 181. a. Memiliki ukuran 50mm
x 20mm dan memiliki tebal 6 mm.
182. - 183. b. Memiliki 1 hole dengan
diameter 5 mm.
184. - 185. c. Bentuknya persegi
panjang.
186. - 187. d. Memiliki rongga
berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 31 mm x 10 mm.
188.
189. Interpretasi :

190. Gambar ini bagian baru dari produk penyangga ptoyektor. Desain
ini mempunya ukuran dengan panjang 50 mm, lebar 20 dengan masing-masing
diberikan toleransi pada warna orange seperti gamabr diatas dan lebar 6 mm,
yang memiliki bentuk hampir sama dengan balok hanya saja pada bagian depan
di beri lubang yang berdiameter 5 mm dengan batas 5 mm dari tepi lebar ke titik
pusat dan lubang berbentuk kotak dengan ukuran 10 mm dan 31 mm ygeng
mempunyai batas dari sisi lebar 2 mm dan di letakkan tepat pada tengah
produkdan pada bagian tengah di pahat sampai tembu batas kanan sampai kiri
dengan ketebalan 2 mm dari tengah. Bagian yang diberi panah bewarna jingga
merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan toleransi suaian.

191. Perbandingan Desain Plat


Engsel

192.

193.Gambar 1.17 : Desain Plat Engsel Lama

22
194. PLAT ENGSEL 195. PLAT ENGSEL BARU
LAMA
197.
196. Panjang Plat Engsel 198. -
60.00 mm.
200. -
199. Lebar Plat Engsel 40.00
mm.

201. Diameter hole 12.00 202. -


mm.

203. Jarak lubang dari atas plat 204. -


15.00 mm.

205. Ketebalan Plat Engsel 206. -


3.00 mm.
207.
208. Interpretasi :

209. Part ini adalah part dari produk lama yang memiliki ukuran
panjang 60 mm dan lebar 40 mm dengan memberikan toleransi pada warna
orange seperti gambar diatas dan tebal 3 mm. Part ini memiliki lubang dengan
diameter 12 mm dan jarak dari sisi panjang 15 mm. Bagian yang diberi panah
bewarna jingga merupakan bagian yang perlu dikerjakan dengan toleransi
suaian.

210.

211.

212. 1.3.2 Spesifikasi Bahan

213. BAJA TUANG (STEEL CASTING)


214. Baja tuang atau steel casting merupakan material
berbasis iron yang produk jadinya dikerjakan melalui proses pengecoran.
Kandungan karbon dari baja tuang yakni kurang dari 2% (ada yang
menyebutkan 0,008% sampai 2,6%).

a) Plat Baja Panjang


215. Ukuran : P : 6 m, L : 2 m dan tebal 2 mm
216. Harga : Rp. 300.000,00
b) Plat Baja Tipis
217. Ukuran :P : 4 m, L : 1,5 m dan tebal 2 mm
218. Harga : Rp. 425.000,00

23
c) Pipa Besar
219. Ukuran : P : 6 m, D : 45 mm dan tebal 2 mm
220. Harga : Rp. 125.000,00
d) Pipa Kecil
221. Ukuran : P : 6 m, D : 38 mm dan tebal 3 mm
222. Harga : Rp. 110.000,00
223.
224. 1.3.3 Alasan Perubahan
225. Alasan mengapa pada produk ini ( penyangga
proyektor ) diubah dikarenakan 2 faktor yaitu faktor pasar dan fator
permintaan. Dari sini kita bisa membayangkan mengapa permintaan
mempengaruhi jumlah produk atau bentuk produk. Seperti yang kita
ketahui bahwa Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta
pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan
keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi.
Mungkin dari produk penyangga proyektor di perbarui karena pada produk
lama kurang efisien dalam penggunaannya sehingga konsumen
mengusulkan untuk memperbarui produk sehingga menjadi efektif dan
efisien. Dan dari segi pasar mungkin banyak produk-produk yang di buat
oleh pabrik , oleh karena itu produk ini kembali di kembangkan sehingga
akan menjadi produk yang mungkin bisa di pasarkan dengan produk yang
lainnya.
226.
1.4 Kesimpulan
227. Dalam proses pembuatan produk (penyangga proyektor) pratikan
harus bisa membuat produk itu. Dengan menggunakan perhitungan yang sudah
dilakukan yang tidak lupa sudah di perhitungkan kembali toleransinya
228. Dilihat dari perubahan-perubahan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perubahan-perubahan bentuk dan ukuran diperlukan dengan
memperhatikan kwalitas design. Tujuannya adalah agar produk yang dibuat
sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan.
229. Perubahan-perubahan ini difungsikan untuk menambah kekuatan
dari produk itu sendiri dan untuk membuat efektif dan efisien dari produk
maupun penggunaannya. Pada pembuatan produk kita harus juga mencermati
material yang ada.
230. Dengan adanya praktikum pratikan dapat membuat design plan
manufaktur dan bagaimana kita bisa memperkecil kesalahan atau material yang
terbuang sia-sisa. Sehingga produk yang di buat menjadi sesuai yang diinginkan.
231.
232. DAFTAR PUSTAKA

24
233. Sato, Takhesi, G, Hartanto, Sugiarto, N. Mechanical Drawing According
To ISO Standards .P.T. Pradnya Paramita, Jakarta. 1999.
234. Gieseke, Frederick, E., dkk. Gambar Teknik. Erlangga, Jakarta, 2001.
235. Machine Design Magazine. Design for Manufacture and Assembly.
[online : diakses 7 Maret 2009] URL: http://smaplab.ri.uah.edu/ipd/1_1.pdf
236. Ulrich, Karl T. dan Eppinger Steven D. 1995. Product Design and
Development,McGraw-Hill, Inc. 1995
237. Schonmetz, Frischerz , Domayer. Pengerjaan Logam dengan Perkakas
Tangan dan Mesin Sederhana , Bandung, 1985

238.

25

Anda mungkin juga menyukai