Anda di halaman 1dari 3

I.

DEFINISI
Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya
produksi hormon tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai
dengan penurunan bert badan, gelisah, tremor, berkeringat, dan kelemahan otot.
Sebagian besar pada anak disebabkan oleh penyakit Graves.
II. Epidemiologi
Insiden tertinggi hipertiroid terjadi pada masa remaja dan hanya sekitar 5 %
kasus terjadi pada usia kurang dari 15 tahun. Hipertiroid lima kali lebih sering
ditemukan pada wanita dibandingkan laki-laki. Hipertiroid kongenital terjadi saat
pranatal dan muncul beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir
dar ibu yang mengalami penyakit Graves saat hamil. Angka kejadian sebesar 2
% pada bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit Graves.
III. Etiologi
Penyebab hiperiroid dapat diketahia berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Temuan yang penting antara lain mengenai lamanya gejala, pembesaran
kelenjar tiroid difus atau noduler, dan adanya manifestasi ekstratiroid.
Pemeriksaan laboratorium seperti uptake radioiodine, skinitifrafi tiroid, antibodi
antitiroid, dan TSH membantu etiologi hipertiroid meskipun tidak selalu rutin
dikerjakan.
IV. Klasifikasi
Hipertiroid Kongenital
Hipertiroid kongenital memiliki awitan sejak masa pranatal dan muncul
segera setelah lahir, beberapa hari setelah lahir, atau beberapa minggu setelah
lahir. Biasanya bersifat transien. Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki
dibandingkan perempuan. Hipertiroid kongenital terjadi karena transfer TRSAbs
( TSH reseptor stimulating antibodies ) dai ibu ke bayi melalui plasenta. Awitan
klinis , beat, dan perjalanan penyakitnya dipengaruhi oleh adanya potensi TRSAb
, lama dan derajat beratnya hipertiroid intrauterine, serta obat antitiroid yang
dikomsumsi oleh ibu.
Bayi dengan hipertiroid kongenital memiliki kadar T4 dan T3 yang tinggi.
Pemeriksaan hormon tiroid berguna untuk konfirmasi diagnosis dan harus
dikerjakan pada setiap bayi yang dicurigai mengalami hipertiroid kongenital.
Sebagian besar bayi lahir prematur, mengalami pertumbuhan intrauterinnya
terhambat, tampak sangat gelisah, iritabel dan hiperaktif. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan adanya eksoftalmus, takikardia, takipnea dan peningkatan suhu
tubuh. Pada keadaan yang penurunan berat badan yang progresif. Dapa diemukn
pua mikrocefali, pembesaran ventrikel jantung, hepatosplenomegali, ikterus,
gagal jantung, dan hipertensi. Jika terapi tidak segera diberikan pasien dapat
meninggal.
Pengobaan yang diberikan adalah propanolol oral 2 mg/kg/ hari dibagi 3
dosis, Propiltiourasil (PTU) 5-10 mg/kg/hari yag diberikan setiap 8 jam, ditambah
larutan lugol 1 tetes setiap 8 jam. Setelah keadaan eutiroid tercapai, hanya PTU
yang diteruskan dan diturunkan secara bertahap untuk mempertahankan
keadaan eutiroid. Remisi dapat terjadi pada usia 3-4 bulan namun kadang
menetap sampai masa kanak-kanak.
Penyakit Graves

Penyakit graves merupakan bentuk hipertiroid yang paling sering ditemukan dan
dapat timbul pada berbagai usia. Wanita lima kali lebih sering dibandingkan pria.
Puncak insiden adalah pada usia 20-40 tahun. Pada lebih dari 60% pasien
ditemukan riwayat keluarga dengan penyakit tiroid autoimun. Insiden yang pasti
pada anak belum diketahui.
Patofisiologi

Tanda dan Gejala


Selama masa anak dan remaja kebanyakan pasien dengan penyakit
graves memperlihatkan gejala dan tanda klasik. Pada awal perjalanan penyakit
gejala dan tanda spesifik pada anak adalah adanya struma difus, takikardi,
cemas, peningkatan tekanan darah , proptosis, peningkatan nafsu makan,
tremor, penurunan berat badan dan tidak udara panas. Meskipun gejala
hipertiroid akibat penyakit graves bervariasi namun cenderung lebih berat dari
penyebab hipertiroid lainnya.

Gejala Persentase (%)


Struma 98
Takikardia 82
Gelisah 82
Peningkatan tekanan denyut 80
Proptosis 65
Peningkatan selera makan 60
Tremor 52
Penurunan berat badan 50
Intoleransi panas 30

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang penting adalah pengukuran kadar T4 bebas dan
TSH dalam darah untuk menegakkan diagnosis hipertirois. Pada hipertiroid
didapatkan peningkatan kadar T4 bebas dan penurunan kadar TSH. Pemeriksaan
laboratorium lain mungkin diperlukan seperti antara lain kadar T3, antibodi tiroid
( terutama TRAbs ) dan ambilan yodium radioaktif. Pemeriksaan terakhir ini
dilakukan jika diagnosis penyakit Graves belum meyakinkan.
Penatalaksanan
Tujuan pengobatan penyakit Graves adalah tercapainya kembali kadar hormon
tiroid yang normal. Ada tiga modalitas terapi untuk pasien dengan penyakit
graves yaitu Obat antitiroid, Yodium radioaktif dan pembedahan. Faktor yang
mempengaruhi pilihan pengobatan antara lain usia pasien, besar kelenjar tiroid,
adanya alergi obat dan derajat beratnya hipertiroid.
Obat Antitiroid
Sebagian besar ahli endokrin anak merekomendasikan pengobatan medis
dengan yodium radioaktif dan pembedahan. Dua macam obat golongan tionamid
yang dipakai secara luas adalah Propiltiourasil (PTU) dan Metimazol
( Carbimazol ) . Kedua obat ini menghambat biosintesis hormon tiroid dan
menurunkan kadar hormon tiroid.
Dosis awal PTU adalah 5 10 mg / kg/ hari dibagi menjadi 3 dosis sedangkan
metimazol 0,25 1 mg/ kg / hari yang diberikan sekali atau dua kali sehari.
Pemantauan klinis harus dilakukan setelah terapi dimulai. Peningkatan kadar TSH
yang melebihi normal merupakan pertanda dosis PTU atau metimazol yang
terlalu besar dan dapat menyebabkan bertambah besarnya kelenjar tiroid.
Respon klinis akan terlihat dalam 2 3 minggu setelah insiasi terapi.
Pemantauan ketat perlu dilakukan dalam 1 3 bulan. Dosis Obat dapat
diturunkan sampai ke dosis minimal yang dapat mempertahankan keadaan
eutiroid.
Dosis obat yang digunakan untuk terapi hipertiroid

Nama Obat Dosis / hari Pemberian


Propiltiourasil 5- 10 mg / kg Dalam 3 dosis
Metimazol 0,25 1,0 mg / kg Dalam 1 atau 2 dosis
Propanolol 0,5 2,0 mg / kg Dalam 3 dosis

Reaksi toksik yang dapat terjadi pada pemakaian kedua obat tersebut
kebanyakan bersifat ringan tetapi terkadang ditemukan efek samping yang
mengancam jiwa. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan dan dapat timbul segera
atau beberapa lama setelah terapi diberikan. Sering terjadi leukopenia yang
bersifat sementara dan tanpa gejala klinis dan bukan merupakan pertanda
agranulositosis. Leukopenia bukan merupakan alasan untuk menghentikan
pengobatan. Ruam dan urtikaria juga sering terjadi namun dapat diatasi dengan
penghentian obat untuk sementara kemudian memulai kembali dengan obat
antitiroid lainnya. Litium karbonat atau yodium stabil digunakan untuk
menghambat pelepasan hormon tiroid pada pasien yang tidak toleran dengan
obat antitiroid. Reaksi yang berat dapat berupa agranulositosis, hepatitis, gagal
hati, sindrom menyerupai lupus, glomerulonefritis serta vaskulitis pada kulit dan
berbagai organ. Meskipun jarang reaksi ini pernah dilaporkan pada pemakaian
obat diatas. Pemantauan fungsi hati secara rutin tidak diperlukan pada
pemakaian obat ini.
Pengobatan dapat diberikan sleama 5 tahun atau lebih dan remisi sebesar 25%
dapat terjadi setiap tahun pengobatan . Jika terjadi relaps setelah obat
dihentikan maka terapi harus dimulai kembali. Relaps biasanya timbul dalam 3
bulan sampai 6 bulan setelah terapi dihentikan. Pada pasien hipertiroid berat
dapat diberikan B-bloker seperti propanolol dengan dosis 0,5 2 mg / kg dibagi
menjadi 3 dosis. Obat ini digunakan untuk mengontrol manifestasi
hiperadrenegik seperti tremor, gelisah, takikardia,dan keringat yang banyak.
Propiltiourasil dan Metimazol dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui
dalam dosis seminimal mungkin.
Tatalaksana Hipertiroid dengan Obat Antitiroid

Hipertiroid
Penyakit Sedang PTU 50 mg dibagi 3
dosis
Graves
MMI 10, dibagi 2 dosis

Obat
Tes TSH dan Berat PTU 100- 150 mg, dibagi
FT4 4
Antitiroid 3 dosis

Anda mungkin juga menyukai