Anda di halaman 1dari 4

WASTEWATER TREATMENT

A. Limbah
- Limbah adalah sisa hasil kegiatan manusia atau proses alam yang tidak
punya nilai guna/nilai ekonomis bahkan negatif, yang berarti merugikan.
Menurut bentuknya, limbah dibedakan menjadi tiga yaitu limbah cair,
limbah padat dan limbah udara.
- Limbah cair misalnya air limbah domestik (air limbah rumah tangga), air
limbah industri, air limbah rembesan dan limpasan air hujan
- NEWater di Singapura, merupakan pabrik reklamasi air tempat
pengolalaan air bekas pemakaian yang kemudian dikumpulkan melalui
sistem pembuangan kotoran dan dibersihkan.
B. Pengolahan Limbah Air
Pengolahan limbah air secara fisika-kimia pada dasarnya melalui proses
penghilangan zat padat, koagulasi menggunakan koagulan, filtrasi.
1. Pengolahan pendahuluan
2. Pengolahan pertama
3. Pengolahan kedua
4. Pengolahan ketiga
5. Pembunuhan bakteri
6. Pengolahan lanjutan
C. Karakteristik Limbah
- Karakteristik limbah cair dengan fisika dilakukan dengan beberapa
parameter seperti total solid (TS), total suspended solid (TSS), warna,
kekeruhan, bau, minyak dan lemak.
- Karakteristik limbah cair secara kimia dengan parameter biological
oxygen demand (BOD), Chemical oxygen demand (COD), dissolved
oxygen (DO), derajat keasaman (pH), logam berat terutama Hg, Pb, As,
Cd, Cu, Cr, dan Ni.
- Karakteristik limbah cair secara biologi biasanya parameter yang
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam
air limbah.
- Karakteristik limbah gas (udara) yaitu sebagian besar polutan primer
terdiri dari hidrokarbon, CO, NO2, SO2, dan pertikel-partikel lainnya.
D. Prinsip pemanfaatan limbah
- Karakteristik
- Pengelolaan
- Teknologi
- Dampak
- Nilai ekonomi
- Jumlah
E. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
- Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) berbahaya karena sifat,
konsentrasi, dan jumlahnya yang dapat berakibat secara langsung
maupun tak langsung. Akibatnya dapat mencemari, merusak,
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup.
- Karakteristik dari limbah B3 diantaranya mudah meledak, terbakar,
reaktif, menyebabkan infeksi, bersifat korosif (asam kuat), bersifat
iritatif (basa kuat). Misal, sianida (CN) dan Cr (VI).
- Berdasarkan PP. Republik Indonesia No. 85 th 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun disebutkan bahwa
penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji hayati untuk
mengetahui hubungan dosis-respon antara limbah dengan kematian
hewan uji untuk menetapkan nilai LD50. Sedangkan sifat kronis limbah
B3 ditentukan dengan cara mengevaluasi sifat zat pencemar yang
terdapat dalam limbah dengan menggunakan metodelogi tertentu.
- Fase limbah dari B3 terdiri dari gas, cair dan padatan. Misal limbah B3
yang berupa gas diantaranya SO2, NO2, H2S, NH3, Pb / Hg. Misal
limbah B3 yang berupa cairan daintaranya asam, basa, zat warna, ion
logam, anion, zat organik. Misal limbah B3 yang berupa padatan
seperti sludge (lumpur), protein, endapan kimia, adsorben bahan kimia
kadaluarsa.
INDUSTRI ALKOHOL DI BEKONANG

1. Proses Pembuatan
- Proses peragian mengawali proses fermentasi bahan dasar berupa
tetes tebu yang didatangkan dari berbagai pabrik gula di wilayah Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Komposisi bahan awal fermentasi
adalah tetes tebu, badeg atau limbah distilasi awal, air dan laru atau
ragi jenis saccharomyces.
- Komposisi awal fermentasi tetes tebu itu nantinya akan disuling setelah
didiamkan selama tujuh hari. Dari proses awal ini tetesan alkohol tahap
pertama dihasilkan dengan kadar 35%. Atau yang lebih dikenal sebagai
ciu, yang dihasilkan setelah menyuling fermentasi tetes tebu selama
tiga jam. Alkohol dengan kadar inilah yang paling banyak diproduksi
karena memakan waktu paling singkat.
- Proses kedua berlangsung ditungku distilasi berbeda untuk
meningkatkan kadar 35% alkohol menjadi 75%. Dari proses
peningkatan kadar alkohol yang berlangsung lama itu, alkohol kembali
akan menjalani proses distilasi terakhir dengan proses paling lama. Di
tungku yang berbeda, alkohol 75% diproses menjadi etanol atau
alkohol 90% selama 9 hingga 11 jam pengapian.
- Akhir dari proses panjang para pengrajin itu akan berakhir di tangan
distributor yang membeli etanol dengan harga Rp 20 ribu per liter.
Distributor inilah yang kemudian menyalurkan etanol industri rumahan
Bekonang ke pabrik-pabrik atau tempat lainnya.
2. Pengolahan Limbah (Pratiwi: 2011)
- Untuk mengatasi limbah alkohol di sentra kerajinan alkohol Dusun
Sentul dan Dusun Sembung, Desa Bekonang, Mojolaban, Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Sukoharjo mengaku telah membangun
Instalasi Pengolahan Limbah atau IPAL berbasis bio teknologi di wilayah
itu.

- Instalasi terdiri lima unit komponen yaitu:


o Bak umpan dengan ukuran 2.5 x 1 x 1 meter
o Bak sedimentasi ukuran 7.5 x 2.5 meter, kedalaman bervariasi
o Bak anaerob 4 kompaartmen dibuat seri masing-masing ukuran
1.5x2.5x2.5 m3
o Bak pengendapan akhir (final setting tank) dengan ukuran 3 x
2.5 meter kedalaman 3 meter
o Sistem aerasi dengan cara menglirkn effluent melalui tangga
secara gravitasi.
o Effluent dibuang langsung ke dalam badan air atau saluran
irigasi
- Konstruksi bangunan terbuat dari pondasi batu kali, lantai dan dinding
dengan pasangan batu bata tebal 15-20 cm dan pada bak anaerob
ditutup dengan pelat beton.
- Bangunan yang berada di lingkungn persawahan tertanam dalam
tanah rata-rata 1.5 meter dan pondasi bangunan di atas muka tanah
setinggi 1.5 meter
- Bagian atas dinding dipasang pagar kawat sebagai pengaman
- Bak sedimen tidak dilengkapi dengan lubang pengurasan dan terlihat
penuh dengan lumpur sehingga menyumbat aliran air limbah
- Pada bak umpan tidak dilengkapi penyaringan sampah (screen)
3. Penggunaan air paling banyak yaitu pada tahap awal fermentasi tetes
tebu yang membutuhkan 60 liter air.
4. Ketersediaan limbah cair industri alkohol Bekonang yang melimpah dan
masih mengandung senyawa organik mengindikasikan berpotensi untuk
dimanfaatkan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada ketua
paguyuban pengrajin alkohol Bekonang menunjukkan bahwa limbah cair
hanya diolah kembali selama 5 hari sehingga menghasilkan pupuk cair.
Hal ini mengindikasikan keterbatasan pemanfaatan limbah cair alkohol.
Padahal limbah cair ini dihasilkan setiap hari dan jumlahnya melimpah
(Nurcahyani: 2015). Kesimpulannya, air limbah yang dihasilkan dapat di-
Re-use dengan mengolahnya menggunakan proses fermentasi sehingga
diperoleh alkohol kembali.
SUMBER:
Nurcahyani, Karina, et.al. 2015. Industrial Wastewater Treatment Using The
Process of Fermentation Alcohol Bekonang. Jurnal FKIP, p. 112-116
Pratiwi, Yulia. 2011. Tugas Akhir: Pengaruh Keberadaan Industri Alkohol di Desa
Bekonang Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo terhadap Lingkungan,
Ekonomi dan Sosial. Universitas Sebelas Maret.
Surajah, Wawan. 2014. Menyuling Etanol dalam Dekap Legendaris Ciu Bekonang.
http://chic-id.com/menyuling-etanol-dalam-dekap-legendaris-ciu-bekonang/.
Diakses pada 11 April 2017

Anda mungkin juga menyukai