Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA (PERMENAKERTRANS)


NOMOR PER.08/MEN/V/2007 (8/2007)
TENTANG
PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
bahwa sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor KEP. 58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan
Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat darl Angka Kreditnya,
perlu mengatur pola karir dan pola pendidikan dan pelatihan
fungsional penggerak swadaya masyarakat yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3682);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 4.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonasia Nomor 3800);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4263);
9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
10. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004, tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP.58/M-
PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan
Angka Kreditnya;
12. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP.222/MEN/X/2005 dan Nomor 37 Tahun 2005
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional penggerak Swadaya
Masyarakat dan Angka Kreditnya;
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER.
60/PAN/6/2005 tentang Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Jabatan
Fungsional dan Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN
POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri yang dimaksud dengan :


1. Penggerak Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat PSM adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan di bidang
penggerakan masyarakat.
2. PSM Terampil adalah Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kualifikasi teknis atau
penunjang profesional yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di bidang penggerakan
masyarakat.
3. PSM Ahli adalah pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kualifikasi profesional
yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat.
4. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan kelompok masyarakat dengan
kesadarannya dan inisiatif sendiri untuk mengadakan usaha kearah pemenuhan
jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok
masyarakat.
5. Angka Kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh PSM.
6. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan
memberhentikan dalam dan dari jabatan PSM adalah Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersallgkutan atau pejabat lain yang ditunjuk.
7. Lembaga Pelatihan/Pembelajaran adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga
pelatihan/pembelajaran pemerintah daerah yang telah mendapat akreditasi dari
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
8. Instansi Pembina Jabatan Fungsional PSM adalah Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
9. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional yang selanjutnya disebut Diklat Fungsional
adalah diklat yang dipersyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan dan telah
menduduki Jabatan Fungsional.
10. Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Fungsional PSM dan bukan
pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil.
11. Pendidikan dan Pelatihan Teknis adalah diklat yang bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme, pengetahuan, keterampilan dan keahlian serta sikap dan prilaku
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12. Pola Karir adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan
alur pengembangan karir yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara
jabatan, pangkat, diklat jabatan, kompetensi serta masa jabatan seorang Pegawai
Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan
pensiun.
13. Pola Diklat adalah kerangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil melalui diklat guna
(peningkatan dan pengembangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja) seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya. '
14. Jabatan Karir Terbuka adalah jabatan yang dapat diduduki oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.
15. Pembinaan karir adalah pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan kedudukan
seseorang dalam susunan jabatan.
16. Sertifikasi adalah suatu proses pemberian surat keterangan bagi Pegawai Negeri
Sipil yang telah lulus mengikuti diklat atau uji kompetensi.
17. Jenjang Jabatan adalah tingkat kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seseorang dalam kaitannya dengan karir.
18. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
19. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 2

(1) Pedoman Pola Karir dan Pola Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional PSM
ini sebagai acuan bagi Pejabat Fungsional PSM dan pembina kepegawaian dalam
melakukan pembinaan terhadap Pejabat Fungsional PSM.
(2) Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Ruang Lingkup Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat ini, meliputi ketentuan yang
berkaitan dengan Karir Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Fungsional PSM
di instansi Pemerintah maupun instansi pemerintah daerah.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 08 Mei 2007
MENTERI
TENAGA KERJA DAN RANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
ttd
ERMAN SUPARNO

LAMPIRAN AWAL TIDAK ADA

A. Jabatan Fungsional PSM


Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor KEP.58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak
Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa Jabatan Fungsional
PSM termasuk dalam Rumpun Sosial dan yang berkaitan. Sedangkan kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Penggerak Swadaya Masyarakat, meliputi:
1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
a. Kedudukan
1) PSM merupakan pejabat fungsional yang berkedudukan
sebagai pelaksana teknis fungsional dalam melakukan
kegiatan dibidang penggerakan masyarakat;
2) PSM terdiri dari PSM Terampil dan PSM Ahli;
3) Jabatan PSM merupakan jabatan karir.
b. Tugas Pokok
Tugas Pokok PSM adalah melaksanakan kegiatan penggerakan
swadaya masyarakat yang meliputi persiapan penggerakan,
publikasi program, pelaksanaan penggerakan masyarakat dan
evaluasi penggerakan masyarakat.
c. Fungsi
PSM berfungsi untuk melaksanakan publikasi, penggerakan dan
evaluasi:
1) penyuluhan kepada masyarakat;
2) pelatihan kepada masyarakat; dan
3) pendampingan kepada masyarakat.
2. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Golongan
a. Jenjang Jabatan PSM Terampil dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi adalah sebagai berikut:
1) PSM Pelaksana Pemula;
2) PSM Pelaksana;
3) PSM Pelaksana Lanjutan; dan
4) PSM Penyelia.
b. Jenjang Pangkat PSM Terampil sesuai dengan jenjang jabatan
adalah sebagai berikut:
1) PSM Pelaksana Pemula, Pangkat Pengatur Muda, golongan
ruang II/a;
2) PSM Pelaksana terdiri dari:
a) Pengatur Muda Tingkat I golongan ruang Il/b;
b) Pengatur, golongan ruang Il/c;
c) Pengatur Tingkat I, golongan ruang I lId.
3) PSM Pelaksana Lanjutan terdiri dari:
a) Penata Muda, golongan ruang III/a;
b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IIIb.
4) PSM Penyelia terdiri dari:
a) Penata, golongan ruang Ill/C;
b) Penata Tingkat I golongan ruang III/d.
c. Jenjang jabatan PSM Ahli dari yang terendah sampai yang tertinggi,
adalah sebagai berikut:
1) PSM Pertama;
2) PSM Muda; dan
3) PSM Madya.
d. Jenjang Pangkat PSM Ahli sesuai dengan jenjang jabatannya adalah
sebagai berikut:
1) PSM Pertama terdiri dari:
a) Penata Muda, golongan ruang III/C; dan
b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
2) PSM Muda terdiri dari:
a) Penata, golongan ruang IllIG; dan
b) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
3) PSM Madya terdiri dari:
a) Pembina, golongan ruang IV/a;
b) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
c) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
B. Pembinaan Karir Jabatan Fungsional PSM
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam Jabatan Fungsional PSM tidak dapat
menduduki jabatan rangkap, baik dalam jabatan struktural maupun jabatan
fungsional lainnya. Dengan demikian diharapkan Pejabat Fungsional PSM akan
berkonsentrasi sepenuhnya pada bidang tugasnya, sehingga pencapaian angka
kredit sebagai salah satu unsur untuk kenaikan jabatan dan pangkat akan dapat
terpenuhi. Hal-hal yang terkait dengan pembinaan karir, Jabatan Fungsional PSM
adalah sebagai berikut :
1. Pengangkatan Pertama dalam Jabatan Fungsional PSM
a. Persyaratan
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan
Fungsional PSM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tingkat Terampil
a) berijasah serendah-rendahnya SLTA sesuai dengan
kualifikasi yang ditentukan;
b) pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda,
golongan ruang II/a;
c) lulus diklat fungsional dibidang penggerakan swadaya
masyarakat Tingkat Terampil;
d) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai "Baik" dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
e) tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam
proses penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang
atau berat.
f) untuk pengangkatan pertama berdasarkan perolehan
angka kredit yang ditetapkan oleh Tim Penilai.
2) Tingkat Ahli
a) berijasah serendah-rendahnya Sarjana (S-1/D-IV)
sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan;
b) pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan
ruang III/a;
c) lulus diklat fungsional dibidang penggerakan
masyarakat Tingkat Ahli;
d) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai "Baik" dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
e) tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam
proses penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang
atau berat;
f) untuk pengangkatan pertama berdasarkan perolehan
angka kredit yang ditetapkan oleh Tim Penilai.
b. Tata cara
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan
Fungsional PSM dilakukan oleh:
1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk instansi pembina
kepegawaian tingkat pusat; dan
2) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk
instansi kepegawaian tingkat daerah.
2. Kenaikan Jabatan dan Pangkat
a. Kenaikan Jabatan
Pejabat Fungsional PSM dapat diberikan kenaikan jabatan dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
terakhir;
2) memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan setingkat lebih tinggi;
3) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
b. Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat dalam Jabatan Fungsional PSM merupakan
kenaikan pangkat pilihan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk
kenaikan pangkat bagi Pejabat Fungsional PSM adalah sebagai
berikut :
1) memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi;
2) telah mendapatkan keputusan kenaikan jabatan;
3) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat
terakhir;
4) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksana
pekerjaan dalam daftar penilaian pekerjaan (DP-3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
c. Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah
Kenaikan pangkat penyesuaian ijasah dapat dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1) memiliki ijasah S-1 atau D-IV;
2) sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat
terakhir;
3) DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir setiap unsur bernilai baik;
4) lulus diklat penyetaraan atau uji kompetensi;
5) telah memenuhi jumlah angka kredit komulatif minimal yang
ditentukan untuk pangkat baru berdasarkan tingkat
pendidikan yang diperoleh.
3. Penempatan Pejabat Fungsional PSM
Pejabat Fungsional PSM ditempatkan pada unit kerja yang mempunyai
lingkup tugas sesuai dengan rincian tugas (butir kegiatan) PSM yang
memungkinkan pencapaian angka kredit.
4. Perpindahan Jabatan
Untuk kepentingan dinas dan/atau menambah pengetahuan, pengalaman
dan pengembangan karir, PSM dapat dipindahkan atau dialihkan kedalam
jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang memenuhi
persyaratan jabatan.
a. Perpindahan kedalam jabatarl struktural.
Pejabat Fungsional PSM dapat pindah/diangkat kedalam jabatan
struktural sepanjang memenuhi persyaratan jabatan.
b. Perpindahan kedalam jabatan fungsionallainnya.
Pejabat Fungsional PSM dapat pindah/diangkat kedalarn jabatan
fungsional lain dan/atau sebaliknya sepanjang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan maupun persyaratan yang
ditetapkan.
c. Perpindahan dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya
ke dalam Jabatan PSM :
1) memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut dalam
pengangkatan pertama;
2) memiliki pengalaman dibidang penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun;
3) usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum batas usia
pensiun;
4) DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir setiap unsur bernilai baik.
5. Pembebasan sementara, Pengangkatan kembali, dan Pemberhentian dari
jabatan
a. Pejabat Fungsional PSM dapat dibebaskan sementara dari
jabatannya, apabila :
1) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam
Jabatan PSM Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda
golongan ruang II/a sampai dengan PSM Penyelia, pangkat
Penata, golongan ruang II/D, dan PSM Pertama, pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a, sampai dengan PSM
Madya, pangkat Pembina Tingkat I, Golongan Ruang IV/b
tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi;
2) PSM Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang
1II/d tidak dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) angka kredit dari kegiatan unsur utama dalam
waktu 1 (satu) tahun;
3) PSM Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang
IV/c tidak dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) angka kredit dari kegiatan unsur utama dalam waktu 1
(satu) tahun;
4) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
5) diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;
6) ditugaskan secara penuh diluar Jabatan Fungsional PSM;
7) menjalani cuti diluar tanggungan negara;
8) menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
b. Pejabat Fungsional PSM dapat diangkat kembali dalam jabatannya
apabila :
1) secara umum telah selesai menjalani pembebasan sementara
sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 4, angka 7, dari
angka 8;
2) dapat memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan atau pangkat setingkat lebih tinggi;
3) memenuhi angka kredit yangdiwajibkan setiap tahunnya bagi
PSM Penyelia Pangkat III/d dan PSM Madya Pangkat IV/c;
4) berdasarkan hasil pemeriksaan yang berwajib atau telah
menerima keputusan hukum yang tetap PSM yang
bersangkutan dinyatakan tidak bersalah;
5) telah selesai menjalani tugas diluar Jabatan Fungsional PSM
c. Pejabat Fungsional PSM diberhentikan dalam jabatannya, apabila :
1) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebarkan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
angka 5 huruf a butir 1) tidak dapat mengumpulkan angka
kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat jabatan
setingkat lebih tinggi;
2) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatan fungsionalnya sebagaimana dimaksud
dalam angka 5 huruf a butir 2) dan 3) tidak dapat
mengumpulkan angka kredit yang ditentukan;
3) dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap kecuali hukuman disiplin penurunan
pangkat.
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian dari Jabatan
Fungsional PSM ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang
bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk.

BAB III
KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PSM

Kompetensi PSM merupakan sejumlah kemampuan kerja yang dipersyaratkan sebagai


PSM sesuai jenjang jabatannya yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja sesuai standar kompetensi yang ditetapkan untuk dapat melaksanakan
kegiatan-kegiatan bidang penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dalam
penggerakkan swadaya masyarakat.

untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan bidang penyuluhan, pelatihan, dan


pendampingan, PSM harus memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. melakukan identifikasi potensi masyarakat sasaran penggerakan;
2. menyusun rencana program penyuluhan penggerakan;
3. menyusun rencana program pelatihan;
4. menyusun rencana program pendampingan;
5. mengemas pesan penggerakan;
6. menyusun rencana operasional;
7. melakukan sosialisasi program;
8. melakukan penggerakan masyarakat;
9. mengembangkan strategi dan metode penggerakan masyarakat;
10. melakukan evalu9si penggerakan masyarakat.

BAB IV
DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PSM

Peningkatan kualitas Pejabat Fungsional PSM dilakukan melalui diklat PSM, bimtek,
seminar, lokakarya yang sesuai dengan bidangnya. Diklat diselenggarakan dalam rangka
memenuhi kompetensi untuk pengangkatan kedalam ,Jabatan Fungsional PSM, atau
untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas.
A.Klasifikasi Diklat
1. Diklat Dasar
Diklat Dasar adalah diklat wajib yang harus diikuti oleh Pegawai Negeri
Sipil yang akan diangkat sebagai Pejabat Fungsional PSM yang meliputi :
a. Diklat PSM Terampil.
Merupakan diklat yang diperuntukan sebagai persyaratan
pengangkatan dalam Jabatan Fungsional PSM Terampil.
Persyaratan sebagai peserta Diklat Dasar PSM Tingkat Terampil :
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat dan/atau Daerah;
2) pendidikan SLTA s/d
3) pangkat minimal Pengatur Muda, golongan ruang (IlIa);
4) lulus seleksi diklat.
b. Diklat PSM Ahli.
Merupakan diklat yang diperuntukkan sebagai persyaratarl
pengangkatan dalam jabatan fungsional PSM Ahli.
Persyaratan sebagai peserta Diklat Dasar PSM Tingkat Ahli :
1) Pegawai Negeri Sipil Pusat dan/atau Daerah;
2) pendidikan minimal D-IV atau Sarjana (S1);
3) pangkat minimal Penata Muda, golongan ruang (III/a);
4) lulus seleksi diklat.
2. Diklat Peningkatan (Up-Grading)
Diklat Peningkatan (Up-grading) adalah diklat yang diselenggarakan
berdasarkan pemenuhan kebutuhan kompetensi dan/atau penambahan
kompetensi yang disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada setiap jenjang jabatan PSM, Jenis-jenis Diklat Peningkatan
(Up-grading) sebagai berikut:
a. Diklat Peningkatan Bidang Penyuluhan.
Adalah diklat yang diselenggarakan bagi seorang PSM dalam
rangka pemenuhan kebutuhan khusus dan perkembangan di bidang
penyuluhan.
b. Diklat Peningkatan Bidang Pelatihan.
Adalah diklat yang diselenggarakan bagi seorang PSM dalam
rangka pemenuhan kebutuhan khusus dan perkembangan di bidang
pelatihan.
c. Diklat Peningkatan Bidang Pendampingan.
Adalah diklat yang diselenggarakan bagi seorang PSM dalam
rangka pemenuhan kebutuhan khusus dan perkembangan di bidang
pendampingan.

B. Program Diklat PSM


1. Program Diklat PSM ditetapkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan berpedoman
pada standar kompetensi yang ditetapkan.
2. Dalam menentukan program diklat baik diklat PSM Dasar maupun Diklat
untuk Peningkatan jenjang jabatan PSM, Pusdiklat Pegawai harus
berkonsultasi dengan unit kerja terkait.
3. Kepesertaan Diklat PSM, didasarkan pada ketentuan yang berlaku, sesuai
dengan klasifikasi Diklat PSM.
4. Waktu penyelenggaraan diklat ditetapkan berdasarkan kebutuhan untuk
pemenuhan setiap unit kompetensi pada standar kompetensi yang
dipersyaratkan.
5. Tenaga kependidikan dan kepelatihan dapat berasal dari :
a. Widyaiswara;
b. Widyaiswara Luar Biasa.
6. Sarana dan prasarana Diklat PSM antara lain:
a. ruang kelas;
b. ruang simulasi;
c. alat-alat audio visual;
d. perpustakaan;
e. dan lain-lain.
7. Penyelenggara Diklat
a. Diklat PSM diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga
diklat daerah yang terakreditasi.
b. Metoda Diklat.
Diklat diselenggarakan dengan cara klasikal.
c. Pembiayaan Diklat.
Pembiayaan Diklat PSM bersumber pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota serta sumber pernbiayaan lainnya yang
sah dan tidak mengikat.
C. Surat Keterangan Diklat
Setiap peserta diklat yang dinyatakan lulus seluruh kompetensi berhak
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)/Sertifikat
dengan ketentuan :
1. STTPP diberikan pada lulusan diklat berjenjang sedangkan sertifikat
diberikan pada lulusan diklat non jenjang;
2. Bentuk dan format STTPP ditentukan oleh instansi pembina diklat pegawai;
3. Instansi yang berwenang mengeluarkan STTPP/sertifikat adalah Pusat
Pendidikan dan Peiatihan Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pedoman Pola Karir dan Pola Pendidikan dan Pelatihan PSM ini disusun untuk dijadikan
acuan dalam melakukan pembinaan karir dan diklat oleh seluruh instansi/lembaga di
tingkat Pemerintah maupun pemerintah daerah yang memiliki Pejabat Fungsional PSM
agar terdapat persamaan persepsi.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 08 Mei 2007
MENTER TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
ttd
ERMAN SUPARNO

Anda mungkin juga menyukai