Tugas Kepanitraan Klinik RSUD Karawang
Tugas Kepanitraan Klinik RSUD Karawang
Definisi
Istilah mesin anestesi adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang
mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap.
Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan perlengkapannya yang
digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi.
Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi.
Fungsi mesin anestesia ialah menyalurkan gas atau campuran gas anesthetic yang aman ke
rangkaian sirkuit anesthetic yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa
campuran gas dari pasien.
Mesin yang aman dan ideal ialah mesin yang memenuhi persyaratan berikut:
4. Bertekanan rendah
Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah berfungsi dengan baik atau
tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu diperhatikan.
1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada kerusakan atau tidak,
apakah rangkaian sambungannya benar.
2. Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya tidak longgar atau
bocor.
3. Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin sudah benar.
Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem lingkar.
Sirkuit Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi gas pada
common gas outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur flowmeter dan
vaporizer. Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi volatil anestetik, pada
sirkuit pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor yang lain, termasuk
pemgambilan zat anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation, aliran gas total , volume
sirkuit pernafasan , dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran gas tinggi selama induksi
dan bangun menurunkan efek dari variabel-variabel tersebut dan dapat mengurangi perbedaan
antara konsentrasi zat anestesi di fresh gas outlet dan sistem lingkar. Pengukuran dari gas
anestesi yang diinspirasi dan diekspirasi berkontribusi terhadap manajemen anestetik.
2.7.2 Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume ekshalasi
tidal di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup ekshalasi. Beberapa
mesi juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi (Datex-Ohmeda
Aestiva/5) atau yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal ekshalasi pada Y
connecttor yang tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan
katup ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur
secara elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin
ini, volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah
gas pada waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di setting
ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau malfungsi
ventilator. Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia, gesekan, dan
pengembunan air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada tempat ini di
lengan ekspirasi termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke sirkuit).
Perbedaan antara volume gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang sebenarnya
mencapai pasien menjadi sangat signifikan dengan long compliant breathing tube, pernafasan
yang cepat, dan tekanan airway yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat dipecahkan
sebagian dengan mengukur volume tidal pada Y connector di jalan nafas pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan alirangas
pada kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer tahanan-
konstan, aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk menjaga suhu
kabel tetap konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu untukmendeteksi aliran
balik dan kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi sumber api yang potensial
untuk semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan oleh
turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk piezoelektrik, yang
ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler pada beam proporsional
terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama adalah tidak ada bagian
bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur
aliran pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada
lubang ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk
menghasilkan penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor.
Tabung transparan menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin
anestesi (Datex-Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan yang
banyak, dapat terjadi kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang
dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang
proporsional terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu
menghasilkan volume tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan waktu
akan menghasilkan informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan nafas.
Ketidak akuratan karena kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi kegunaan klinis
dari monitor-monitor ini hingga adanya modifikasi dari desain untuk mengatasi masalah ini.
Sebuah modifikasi menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y. (cth. Datex-Ohmeda D-
lite and Pedi-lite sensor). Aliran gas melalui sensor menciptakan perbedaan tekanan antara
tabung Pilot. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk mengukur aliran, arah aliran dan
tekanan jalan nafas. Gas pernafasan di sampling terus-menerus untuk mengkoreksi
pembacaan aliran untuk perubahan densitas dan viskositas.
2.8 Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit
(ICU). Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya,
ventilator OK lebih sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya
menjadi makin tak jelas karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan ventilator
model ICU untuk pasien-pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa
mesin anestesi modern sudah sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki
kemampuan yang sama. Setelah mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian ini
akan mengulas penggunaan ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara
jalan nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan
negatif disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern menciptakan
tekanan positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling baik dijelaskan
dalam empat fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi,
dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa klasifikasi skema, yang
paling umum berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode siklus dari inspirasi ke
ekspirasi. Klasifikasi yang lain seperti sumber tenaga (cth. Pneumatic-high pressure,
pneumatic-Venturi, atau elektrik), desain (single-circuit system, double-circuit system, rotary
piston, linear piston), dan mekanisme kontrol (cth. Elektronik timer dan mikroprosessor).
Beberapa mekanisme telah dibuat untuk mesin anestesia yang baru untuk menurunkan
perbedaan volume tidal. Selama self-checkout elektronis yang awal, beberapa mesin
mengukur komplians total dari sistem dan pengukuran ini digunakan untuk menyesuaikan
pergerakan bellow dan piston; kebocoran juga diukur tapi biasanya tidak dikompensasi.
Metode pengkompensasian atau modulasi dari volume berbeda tergantung model dan pabrik
pembuatnya. Dalam sebuah desain (Datex-Ohmeda Aestiva/5), sensor aliran mengukur
volume tidal yang diberikan pada katup inspirasi untuk beberapa nafas pertama dan
menyesuaikan aliran volume gas berikutnya untuk (penyesuaian preemptive). Sebagai
penggantinya, mesin yang menggunakan kontrol elektronik dari aliran gas dapat memisahkan
aliran gas segar dari volume tidal dengan pemberian aliran gas segar selama ekshalasi
(Draeger Julian). Terakhir, fase inspirasi dari aliran gas segar ventilator dapat dipisahkan
melalui katup decoupling menuju kantong pernafasan, yang dikeluarkan dari sistem lingkar
selama ventilasi (Draeger Fabius GS dan Narkomed 6400). Selama ekshalasi katup
decoupling terbuka, dan mengizinkan fas segar yang disimpan sementara di kantong
pernafasan memasuki sirkuit pernafasan.