Abstrak Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang merupakan sel yang sangat
terdeferensiasi. Untuk melakukan reproduksi perlu dilakukan pemijahan sehingga setiap ikan
jantan harus memiliki spermatozoa dengan kualitas yang baik. Seperti pada Ikan patin
(Pangasius pangasius) merupakan ikan konsumsi yang terus berkembang. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dari spermatozoa, untuk mengetahui volume dan pH
spermatozoa, untuk mengetahui warna dan bau spermatozoa. Metode yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu dengan striping, cairan ikan yang tertampung kemudian diukur volumenya lalu diamati warna
secara visual, kemudian mengamati aroma dari sperma dan diukur derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan kertas lakmus (pH) kemudian diamati morfologi spermatozoa dan diamati dibawah
mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan bagian kepala
sperma berbentuk dari kepala sperma ikan patin (Pangasius sp.) berbentuk bulat, warna spermatozoa
ikan patin (Pangasius pangasius) yaitu putih susu dengan bau ikan normal yag khas yaitu
amis, memiliki derajat pH 8 (basa) dengan volume spermatozoa yang didapatkan sebanyak
1 ml, hal ini untuk kualitas dan kuantitas spermatozoa ikan patin ini tergolong normal.
Kata Kunci: Ikan Patin (Pangasius pangasius), Metode Stripping, Spermatozoa, Aquadest
jumlah spermatozoa cepat dan lebih 50% punya bentuk sel normal,
4 yang teramati 850 morfologi dan motilitas spermatozoa baik
5 Volume sperma 1 ml sperma bisa disebut baik serta dengan jumlah
spermatozoa lebih dari 20 juta[5].
Berdasarkan dari pemeriksaan
Menurut[2] klasifikasi ikan patin adalah
mikroskopis dan makroskopis sperma
sebagai berikut:
pada pengamatan praktikum ini, ikan
Kingdom : animalia
patin tersebut masih tergolong layak dan
Filum : osteicites
normal untuk dijadikan sampel uji
Ordo : ostariophysi
penyimpanan sperma. Didapatkan morfologi
Family : pangasidae
spermatozoa pada ikan patin (Pangasius sp.)
Genus : pangasius
terlihat bagian kepala sperma dan bentuk dari
Spesies : P. pangasius
kepala sperma ikan patin (Pangasius sp.)
berbentuk bulat, hasil pengukuran kuantitas dan
Ikan patin memiliki warna putih
kualitas spermatozoa ikan patin (Pangasius sp.)
keperak-perakan dan punggung biru-
volume sperma yang didapat sebanyak 1 ml.
selain itu, seperti yang dihasilkan dari kebiruan, bentuk tubuh memanjang,
hasil tabel diatas bahwa ikan patin yang kepala relative kecil, pada ujung kepala
teramati memiliki warna spermatozoa terdapat mulut yang dilengkapi 2 pasang
(semen) putih susu yang kental dengan sungut pendek, pada sirip punggung
volume yang cukup banyak, selain itu memiliki sebuah jari-jari yang keras dan
untuk pengukuran kadar pH yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan
didapatkan juga masih tergolong normal besar di sebelah belakangnya. Sirip ekor
yaitu sebesar 8 derajat pH (basa) dan membentuk cagak dan bentuknya
jumlah motilitas pada setiap 1 ml nya simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik,
memiliki jumlah telur 850 butir telur sirip dubur relative panjang yang terletak
(spermatozoa) yang teramati dengan diatas lubang dubur terdiri dari 30-33 jari-
mikroskop. Hal ini juga sesuai dengan jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang
rujukan[3] tentang aplikasi bioteknologi berubah menjadi patil, di bagian
inovatif menggunakan sperma ikan patin permukaan punggung ikan patin terdapat
dihasilkan data volemenya sperma dari 2 sirip lemak yang berukuran kecil[2].
ml-16 ml, dengan konsentrasi Habitat aslinya, patin memijah pada
spermatozoanya 9,4x109 sel sperma/ml, musim penghujan sehingga benihnya
motilitasnya 70-99%. Faktor pengukuran banyak ditemukan pada bulan Maret-Mei.
pH sperma tersebut dapat digunakan Patin matang kelamin pada usai 2-3 tahun
untuk tolak ukur dalam penyimpanan dengan berat diatas 1,5 kg. induk patin
sperma, yaitu yang memiliki pH 7,14-7,85 yang berbobot 5-6 kg dapat menghasilkan
dan persentase hidup spermatozoa lebih telur 1,5 juta butir pada ikan betina dan
dari 70%[3] menghasilkan semen 2 ml-16 ml dengan
Menurut[5] sperma dari beberapa ikan konsentrasi spermatozoa 9,4x109 sel
berwarna kekuningan menyerupai putih susu. sperma/ml, motilitasnya 70%-99% dengan
Ukuran sperma masing-masing ikan berbeda pH 7,14-7,85 (basa)[2].
berdasarkan spesiesnya. Sehingga hasil Motilitas dan viabilitas sperma
pengamatan berbeda dengan literature tersebut, merupakan parameter yang penting untuk
ini bisa dikarnakan faktor jenis ikan yang keberhasilan proses fertilisasi. Motilitas
berbeda maupun usia dari ikan itu tersendiri. sperma menggambarkan kemampuan
Disamping itu, Sperma yang berkualitas baik spermatozoa untuk membuahi sel telur
terlihat seperti susu kental berwarna putih susu, semakin tinggi nilai pula persentase hidup
penuh dan menyebar dengan mudah ketika (viabilitas) spermatozoa tersebut.
diteteskan dalam air tawar atau garam fisiologis. Penggunan gliserol dalam pengencer susu
Dibawah mikroskop terlihat sperma dengan skim dan kuning telur ini diharapkan
bepatan tinggi dan semuanya berbentuk normal mampu melindungi spermatozoa ikan
serta pergerakannya sangat aktif. Apabila patin pada saat prefreezing dan post
spermatozoa lebih dari 50% mampu bergerak thawing[6].
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan didapatkan bagian kepala
sperma berbentuk dari kepala sperma ikan patin
(Pangasius sp.) berbentuk bulat, warna
spermatozoa ikan patin (Pangasius
pangasius) yaitu putih susu dengan bau
ikan normal yag khas yaitu amis, memiliki
derajat pH 8 (basa) dengan volume
spermatozoa yang didapatkan sebanyak 1
ml, hal ini untuk kualitas dan kuantitas
spermatozoa ikan patin ini tergolong
normal.
Referensi
[1] Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan
Mas di Kolam Perkarangan. Agromedia
Pustaka : Jakarta.
[2] Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. WB
Soundary Company : Phyladelphia.
[3] Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor.
112 hal.
[4] Fujaya, Y. 2010. Materi Kuliah Genetika
Dan Pemuliabiakan Ikan. Fakultas Ilmu
kelautan dan perikanan. Universitas
Hasanuddin : Makassar.
[5] Gordon, M.S. 1982. Animal Physiology
Princile. MC Millan Publishing co : New
York.
[6] Susanto, H. Khairul, A. 2002. Budidaya
Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta:
90 hal
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia
Lampiran