Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016

15 April 2016, Samarinda, Indonesia

SPERMATOZOA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)


FMIPA UNMUL 2016

Fitria Khoerotunnisa1, Nurfadilah A. Patang2*


1
Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: nurfadilah.apatang@yahoo.com

Abstrak Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang merupakan sel yang sangat
terdeferensiasi. Untuk melakukan reproduksi perlu dilakukan pemijahan sehingga setiap ikan
jantan harus memiliki spermatozoa dengan kualitas yang baik. Seperti pada Ikan patin
(Pangasius pangasius) merupakan ikan konsumsi yang terus berkembang. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dari spermatozoa, untuk mengetahui volume dan pH
spermatozoa, untuk mengetahui warna dan bau spermatozoa. Metode yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu dengan striping, cairan ikan yang tertampung kemudian diukur volumenya lalu diamati warna
secara visual, kemudian mengamati aroma dari sperma dan diukur derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan kertas lakmus (pH) kemudian diamati morfologi spermatozoa dan diamati dibawah
mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan bagian kepala
sperma berbentuk dari kepala sperma ikan patin (Pangasius sp.) berbentuk bulat, warna spermatozoa
ikan patin (Pangasius pangasius) yaitu putih susu dengan bau ikan normal yag khas yaitu
amis, memiliki derajat pH 8 (basa) dengan volume spermatozoa yang didapatkan sebanyak
1 ml, hal ini untuk kualitas dan kuantitas spermatozoa ikan patin ini tergolong normal.

Kata Kunci: Ikan Patin (Pangasius pangasius), Metode Stripping, Spermatozoa, Aquadest

Pendahuluan di perairan umum Indonesia.. Pada ikan


Spermatozoa merupakan satu-satunya patin siam (P. hypothalamus) memiliki
sel yang memiliki jumlah sitoplasma yang fekunditas atau jumlah telur yang lebih
terperas dan nyaris habis. Strukturnya banyak daripada ikan patin jambal (P.
sangat khusus untuk mengakomodasi djambal)[4].
fungsinya. Fungsi spermatozoa ada 2 yaitu Selain itu[3] motilitas dan viabilitas
mengantarkan material genetis jantan ke spermatozoa akan terus menurun setelah
betina dan mengaktifkan program dikeluarkan dari tubuh ikan. Salah satu
perkembangan telur[2]. cara yang bisa menyediakan ikan patin
Ikan patin (Pangasius pangasius) sepanjang tahun yaitu melalui
merupakan ikan konsumsi yang terus penyimpanan spermatozoa induk jantan
berkembang. Berdasarkan data Ditjen untuk dilakukan langkah selanjutnya yaitu
Perikanan Budidaya Tangkap, Kementrian pemijahan.
Kelautan dan Perikanan (KKP) kebutuhan Spermatozoa ikan biasanya immotile
benih ikan patin secra nasional mencapai dan tidak aktif ketika berada didalam
55 juta ekor per bulannya. Hal tersebut testis. Motilitas dari sperma dimulai
dikarenakan ikan patin termasuk jenis ikan setelah spermiasi didalam lingkungan air
air tawar yang memiliki nilai ekonomis didalam sistem reproduksi betina dengan
penting. Nilai kandungan protein pada demikian aktifitas dari sperma mungkin
daging ikan patin juga tergolong tinggi terjadi ketika faktor tekanan dicairkan, pH
yaitu mencapai 68,8%. Kandungan gizi menjadi alkanin dan osmolalitas menjadi
lainnya adalah lemak 5,8%, abu 5% dan hipotonik secara berturut-turut. Rata-rata
air 59,3%[4]. panjang total spermatozoa ikan teleostei
Ikan patin memiliki spesies yang adalah 40-60 mikron dengan panjang
cukup banyak, ikan yang bernama ilmiah kepala 2-3 mikron. Walaupun ukuran dan
P. pangasius di Indonesia terdiri dari bentuk spermatozoa berada pada jenis
banyak jenis. Jenis-jenis ikan patin ikan hewan, namun struktur morfologinya
merupakan jenis spesies asli yang berada adalah sama. Permukaan sperma
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

dibungkus oleh suatu membrane Ilmu Pengetahuan Alam, Unversitas


lipoprotein. Apabila sela tersebut mati, Mulawarman, Samarinda.
permeabilitas semen yang membedakan
sperma yang hidup dan yang mati[1]. Alat dan Bahan
Terdapat 5 syarat pengencer Alat yang digunakan pada pengamatan ini
spermatozoa yang ideal, yakni isotonik, adalah pipet tetes, mikroskop, objek gelas,
memiliki kemampuan menyangga dengan cover gelas, baki, gelas kimia, gelas ukur, kertas
baik mengandung nutrisi yang lakmus (pH), cawan petri. Bahan yang
menstabilkan koloid-kolid dan antioksidan, digunakan pada pengamatan ini adalah ikan
antibakteri dan mampu melindungi patin (Pangasius sp.) jantan yang berusia
sperma dari kejutan dingin. Bahan dewasa, tissue dan aquadest.
pengencer berhubungan erat dengan
komposisi ionic plasmaseminal atau Cara Kerja
plasma darah[6]. Cara stripping, ikan dipegang dengan bagian
Usaha dan peningkatan produksi dorsal ada dibawah dan bagian ventral
benih ikan patin perlu dijaga terus- menghadap keatas, tangan kanan menutupi
menerus dikarenakan hambatan yang kepala sedangkan tangan kiri menyangga ekor
terjadi saat pemijahan ikan patin secara selanjutnya dilap bagian urogenital dengan
alami yang terjadi setahun sekali, telur tissue lalu diurut pada bagian abdomen ikan dari
dan semen tidak tersedia sepanjang tahun anterior kearah posterior menuju lubang
karena termasuk ikan petelur musiman, urogenital hingga pada lubang tersebut keluar
gonad jantan dan betina ikan patin tidak cairan berwarna putih susu kemudian cairan
matang pada waktu yang sama di kolam yang keluar dimasukan kedalam gelas ukur.
budidaya[5]. Penentuan kualitas dan kuantitas spermatozoa
Pemenuhan permintaan benih dalam ikan. Cairan ikan yang tertampung kemudian
jumlah yang besar dan berkelanjutan diukur volumenya lalu diamati warna secara
masih menjadi kendala utama dalam visual kemudian aroma dengan cara dikipas-
proses produksi ikan patin. Peningkatan kipaskan dengan tangan jangan dihirup secara
produksi benih patin baik jumlah dan langsung dan diukur derajat keasaman (pH)
kualitasnya perlu dijaga mengingat dengan menggunakan kertas lakmus (pH)
pemijahan ikan patin yang sering kemudian diamati morfologi spermatozoa,
digunakan hanya dengan mengandalkan diambil menggunakan pipet tetes cairan
bantuan hipofisa. Salah satu alternative spermatozoa, diletakan diatas objek gelas dan
lain yang bisa dilakukan untuk diamati dibawah mikroskop.
menyediakan benih ikan patin sepanjang
tahun yaitu melalui penyimpanan Hasil dan Pembahasan
spermatozoa. Penyimpanan spermatozoa Dari praktikum yang dilakukan, didapatkan
dapat dilakukan dengan proses hasil sebagai berikut.
krioprotektan untuk mempertahankan
fertilitas spermatozoa[4]. Gambar 1. Spermatozoa Ikan Patin (Pangasius
Oleh karena itu yang sp.)
melatarbelakangi praktikum ini untuk
mengetahui motilitas, morfologis dan Tabel 1. Pengamatan kualitas dan
jumlah spermatozoa pada ikan patin kuantitas spermatozoa ikan patin
(Pangasius pangasius). (Pangasius sp.)
N Pengamatan Hasil
Metode o
Waktu dan Tempat 1 Warna spermatozoa putih susu
Praktikum yang berjudul Pengamatan ikan patin kental
Spermatozoa Terhadap ikan patin (Pangasius 2 Bau spermatozoa ikan bau ikan
sp.) dilaksanakan pada hari Jum`at tanggal 29 patin (amis)
April 2016 pukul 16.00-selesai WITA bertempat 3 Derajat pH (tingkat 8 (basa)
di Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan keasaman atau basa)
Molekuler Hewan, Fakultas Matematika dan
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

jumlah spermatozoa cepat dan lebih 50% punya bentuk sel normal,
4 yang teramati 850 morfologi dan motilitas spermatozoa baik
5 Volume sperma 1 ml sperma bisa disebut baik serta dengan jumlah
spermatozoa lebih dari 20 juta[5].
Berdasarkan dari pemeriksaan
Menurut[2] klasifikasi ikan patin adalah
mikroskopis dan makroskopis sperma
sebagai berikut:
pada pengamatan praktikum ini, ikan
Kingdom : animalia
patin tersebut masih tergolong layak dan
Filum : osteicites
normal untuk dijadikan sampel uji
Ordo : ostariophysi
penyimpanan sperma. Didapatkan morfologi
Family : pangasidae
spermatozoa pada ikan patin (Pangasius sp.)
Genus : pangasius
terlihat bagian kepala sperma dan bentuk dari
Spesies : P. pangasius
kepala sperma ikan patin (Pangasius sp.)
berbentuk bulat, hasil pengukuran kuantitas dan
Ikan patin memiliki warna putih
kualitas spermatozoa ikan patin (Pangasius sp.)
keperak-perakan dan punggung biru-
volume sperma yang didapat sebanyak 1 ml.
selain itu, seperti yang dihasilkan dari kebiruan, bentuk tubuh memanjang,
hasil tabel diatas bahwa ikan patin yang kepala relative kecil, pada ujung kepala
teramati memiliki warna spermatozoa terdapat mulut yang dilengkapi 2 pasang
(semen) putih susu yang kental dengan sungut pendek, pada sirip punggung
volume yang cukup banyak, selain itu memiliki sebuah jari-jari yang keras dan
untuk pengukuran kadar pH yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan
didapatkan juga masih tergolong normal besar di sebelah belakangnya. Sirip ekor
yaitu sebesar 8 derajat pH (basa) dan membentuk cagak dan bentuknya
jumlah motilitas pada setiap 1 ml nya simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik,
memiliki jumlah telur 850 butir telur sirip dubur relative panjang yang terletak
(spermatozoa) yang teramati dengan diatas lubang dubur terdiri dari 30-33 jari-
mikroskop. Hal ini juga sesuai dengan jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang
rujukan[3] tentang aplikasi bioteknologi berubah menjadi patil, di bagian
inovatif menggunakan sperma ikan patin permukaan punggung ikan patin terdapat
dihasilkan data volemenya sperma dari 2 sirip lemak yang berukuran kecil[2].
ml-16 ml, dengan konsentrasi Habitat aslinya, patin memijah pada
spermatozoanya 9,4x109 sel sperma/ml, musim penghujan sehingga benihnya
motilitasnya 70-99%. Faktor pengukuran banyak ditemukan pada bulan Maret-Mei.
pH sperma tersebut dapat digunakan Patin matang kelamin pada usai 2-3 tahun
untuk tolak ukur dalam penyimpanan dengan berat diatas 1,5 kg. induk patin
sperma, yaitu yang memiliki pH 7,14-7,85 yang berbobot 5-6 kg dapat menghasilkan
dan persentase hidup spermatozoa lebih telur 1,5 juta butir pada ikan betina dan
dari 70%[3] menghasilkan semen 2 ml-16 ml dengan
Menurut[5] sperma dari beberapa ikan konsentrasi spermatozoa 9,4x109 sel
berwarna kekuningan menyerupai putih susu. sperma/ml, motilitasnya 70%-99% dengan
Ukuran sperma masing-masing ikan berbeda pH 7,14-7,85 (basa)[2].
berdasarkan spesiesnya. Sehingga hasil Motilitas dan viabilitas sperma
pengamatan berbeda dengan literature tersebut, merupakan parameter yang penting untuk
ini bisa dikarnakan faktor jenis ikan yang keberhasilan proses fertilisasi. Motilitas
berbeda maupun usia dari ikan itu tersendiri. sperma menggambarkan kemampuan
Disamping itu, Sperma yang berkualitas baik spermatozoa untuk membuahi sel telur
terlihat seperti susu kental berwarna putih susu, semakin tinggi nilai pula persentase hidup
penuh dan menyebar dengan mudah ketika (viabilitas) spermatozoa tersebut.
diteteskan dalam air tawar atau garam fisiologis. Penggunan gliserol dalam pengencer susu
Dibawah mikroskop terlihat sperma dengan skim dan kuning telur ini diharapkan
bepatan tinggi dan semuanya berbentuk normal mampu melindungi spermatozoa ikan
serta pergerakannya sangat aktif. Apabila patin pada saat prefreezing dan post
spermatozoa lebih dari 50% mampu bergerak thawing[6].
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan didapatkan bagian kepala
sperma berbentuk dari kepala sperma ikan patin
(Pangasius sp.) berbentuk bulat, warna
spermatozoa ikan patin (Pangasius
pangasius) yaitu putih susu dengan bau
ikan normal yag khas yaitu amis, memiliki
derajat pH 8 (basa) dengan volume
spermatozoa yang didapatkan sebanyak 1
ml, hal ini untuk kualitas dan kuantitas
spermatozoa ikan patin ini tergolong
normal.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Penanggung Jawab dan Asisten
Praktikum Fisiologi Reproduksi atas
bimbingan, dukungan dan arahan yang
diberikan. Selanjutnya, penulis berterima
kasih pada Laboratorium Fisiologi,
Perkembangan dan Molekuler Hewan atas
fasilitas yang diberikan untuk melakukan
praktikum ini.

Referensi
[1] Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan
Mas di Kolam Perkarangan. Agromedia
Pustaka : Jakarta.
[2] Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. WB
Soundary Company : Phyladelphia.
[3] Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor.
112 hal.
[4] Fujaya, Y. 2010. Materi Kuliah Genetika
Dan Pemuliabiakan Ikan. Fakultas Ilmu
kelautan dan perikanan. Universitas
Hasanuddin : Makassar.
[5] Gordon, M.S. 1982. Animal Physiology
Princile. MC Millan Publishing co : New
York.
[6] Susanto, H. Khairul, A. 2002. Budidaya
Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta:
90 hal
Jurnal Fisiologi Reproduksi FMIPA UNMUL 2016
15 April 2016, Samarinda, Indonesia
Lampiran

Gambar 1. Pengambilan sperma dengan metode stripping

Gambar 2. Pengukuran volume sperma

Gambar 3. Penentuan pH sperma


Gambar 4. Diteteskan sperma pada object glass

Gambar 5. Diamati dengan menggunakan mikrosokop

Anda mungkin juga menyukai