PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan didalam lingkungan internal tubuh.
Homeostasis mrujuk pada ketahanan atau mekanisme pengatura lingkungan kesetimbangan
dinamis dalam (badan organisme) yang konstan. Homeostasis merupakan salah satu konsep
yang paling penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme
homeostasis pengaturan dalam organism. Upan balik homeostasis terjadi pada setiap
organisme (Resha,2009)
Contoh homeostasis yang ringkas ialah apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon
dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah
suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarakan panas
disekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah. Homeostasis pada dasarnya
adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel
(CES) yang merupakan interface antara sel dengan lingkungan liar. Oleh karena itu
parameter CES yang harus dipertahankan melalui homeostasis adalah:
1. Kadar nutrien
2. Kadar O2 dan CO2
3. Kadar sisa metabolisme
4. PH
5. Kadar air, suhu, volume dan tekanan.
Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senang tiasa memantau adanya
perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang
sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat direndan. Untuk itu, sel-sel tubuh harus
mampu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan
media yang menopang pngendaliaan fungsi sel organ tubuh. Pengendalian yang paling
sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu yang dilakukan dengan komunikasi antar
sel yang berdekatan. Pengendaliaan jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan
dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan sistem syaraf (lengkung refleks)
maupun sistem endokrin (umpan balik) (Minarma, 2004).
Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan keimbangan yang sangat halus
namun bersifat dinamis (dynamic steady state). Macam-macam pengaturan yang terlibat
dalam homeostasis itu sendiri meliputi:
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Homeostasis berasal dari bahasa yunani: homeo berarti sama,
stasismempertahankan keadaan, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
tubuh untuk mepertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang
dihadapi. Istila ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan
aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi
tubuh dan memantau organ tubuh.untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol
oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar.tubuh membuat
penyusuaian dalam frekuensi jantung, frekuensi pernafasan, tekanan darah, suhu
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran
yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi homeostasis.
B. DASAR-DASAR HOMEOSTASIS
Ahli ilmu faal amerika serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang
mendasari homeostasis, yaitu:
1. Peran sistem saraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan
kehidupan.
2. Adanya kegiataan pengendaliaan yang bersifat tonik.
3. Adanya pengendaliaan yanmg bersifat antagonistic.
4. Suatau sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbedah dijaringan tubuh
berbeda.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTASIS
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis,
yaitu:
1. Kosentrasi molekul zat-zat gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan
sebagai bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian
digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup.
2. Kosentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik
sebanyak mungkin energi dari molekul nutrient digunakan oleh sel. CO2 yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dngan
CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak
meninggkatkan keasaman dilingkungan internal.
3. Kosentrasi zat-zat sisa
Berbagai reaksi kimia mengahasilkan produk-produk akhir yang berefek toksik
bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
4. Ph
Diantara efek-efek paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan cairan
internal adalah perubahan mekanisme membentuk sinyal listrik di sel saraf dan
perubahan aktifitas enzim disemua sel.
5. konsentrasi air, garam-garam, dan eletrolit-eletrolit lain
Karena konsentrasi relatife garam(NaCl) dan air di dalam cairan
ekstrasel(lingkungan internal) mempengaruhi beberapa banyak air yang masuk
atau keluar sel, Konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan
volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila
mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam
fungsi vital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada
konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.
6. suhu