Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Hari / Tanggal : Sabtu, 4 Maret 2017

Peralatan Industri Pertanian Golongan : P4


Dosen : Ir. Ade Iskandar, M.Si
Asisten :
1. Rizky Pangestu

F34130092
2. Pratiwi Wulandari

F34130109
3. Amiraihan Hendrasetianto

F34130120

MESIN PEMBANGKIT TENAGA : MOTOR BAKAR

Oleh :

Feggy Satyawanda Aselfa F34150126


Ray Einstein Manuel Sihite F34150003
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mesin sangat berkaitan dengan kegiatan perindustrian,
khususnya dalam agroindustri. Penggunaan mesin pada
agroindustri tidak dapat dipisahkan dengan proses penanaman
sampai pasca panen. Mesin dalam agroindustri digunakan
untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien dan efektif
sehingga dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi.
Umumnya jenis peralatan industri pertanian tidak banyak
berbeda dengan peralatan industri manufaktur. Perbedaan
mendasar terletak pada penanganan bahan sebab komoditas
pertanian memiliki karakter mudah rusak dan kamba sehingga
diperlukan teknik khusus agar tidak mengalami kerusakan
atau cacat selama proses produksi. Dalam mengoprasikan
mesin untuk menghasilkan produk industri pastilah
membutuhkan sumber tenaga atau motor pembangkit tenaga
untuk dapat menjalankan mesin yang akan digunakan. Mesin
pembangkit tenaga yang digunakan biasanya berupa motor
bakar atau motor listrik.
Kombinasi antara penggunaan mesin dengan sumber daya
manusia yang bagus, tentu akan menghasilkan produk dengan
kualitas handal dan berlangsung secara kontinyu. Dalam
penggunaannya, mesin harus dipilih secara tepat sesuai
dengan kebutuhan dalam operasi, baik dari segi fungsi,
maupun kapasitasnya. Untuk itulah dalam praktikum ini
mempelajari perbedaan prinsip dan cara kerja motor bakar dan
motor listrik serta bagian-bagian dan fungsi-fungsinya.

2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan memperkenalkan secara langsung
kepada praktikan tentang jenis-jenis mesin pembangit tenaga
(motor bakar), bagian-bagian, cara kerja, dan penggunaannya
dalam bidang agroindustri.

METODOLOGI

1. Alat dan Bahan


Alat yang dijelasakan pada praktikum ini meliputi motor
bakar 4 tak, motor bakar 2 tak dan disel.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
[Terlampir]

2. Pembahasan
Motor bakar adalah salah satu bagian dari mesin kalor
yang berfungsi untuk mengkonversi energi termal hasil
pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis. Terjadinya
energi panas karena adanya proses pembakaran, bahan
bakar, udara, dan sistem pengapian. Dengan adanya suatu
konstruksi mesin, memungkinkan terjadinya siklus kerja mesin
untuk usaha dan tenaga dorong dari hasil ledakan pembakaran
yang diubah oleh konstruksi mesin menjadi energi mekanik
atau tenaga penggerak (Nugroho 2006).
Motor bakar ada dua jenis yakni motor bakar diesel dan
motor bakar bensin. Motor bakar bensin dibagi lagi menjadi
dua jenis jika dilihat dari cara kerjanya yaitu motor bakar
konvensional, motor bakar yang menggunakan piston. Kedua
jenis motor bakar dua langkah dan motor bakar empat
langkah. (Suteja 1989).
Motor bakar bensin (Spark Ignition Engine) adalah salah
satu jenis dari motor pembakaran dalam (Internal Combustion
Engine) yang banyak digunakan dalam bidang transportasi.
Motor bakar bensin dapat mengubah energi panas dari bahan bakar
menjadi energi mekanik berupa daya poros pada putaran poros engkol. Energi
panas diperoleh dari pembakaran bahan bakar dengan udara yang terjadi pada
ruang bakar (Combustion Chamber) dengan bantuan bunga api yang berasal
dari percikan busi untuk menghasilkan gas pembakaran (Parende et.al 2012).
Berdasarkan siklus kerjanya motor bensin dibedakan menjadi dua jenis
yaitu motor bensin dua langkah dan motor bensin empat langkah. Komponen
motor bakar meliputi engkol, silinder, piston/torak, ring piston, batang piston,
poros engkol, karburator dan katup (pada mesin bakar 4 tak). Silinder
merupakan tempat terjadinya pembakaran pada motor bakar dalam (internal
combustion engine). Torak bergerak naik turun didalam silinder untuk langkah
hisap, kompressi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk
menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutarkan
poros engkol melalui batang torak (connetcting rod). Batang torak (connecting
rood) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutya meneruskan
tenaga yang dihasilkan oleh torak ke pores engkol. Bagian ujung batang torak
yang berhubungan dengan pena torak disebut small rod. Sedang yang lainnya
yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Pena torak
menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang
torak. Tenaga yang digunakan untuk menggerakan roda kendaraan dihasilkan
oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol.
Katup dimiliki oleh motor bakar 4 tak berguna untuk membuka dan menutup
saluran pemasukan ke silinder, dan satu katup lainnya dipakai untuk membuka
dan menutup saluran pengeluaran. Karburator berfungsi untuk pencampuran
bahan bakar (bensin) dan udara dengan perbandingan tertentu (Soedarmono
2008).
Berdasarkan siklus kerjanya motor bensin dibedakan menjadi dua jenis
yaitu motor bensin dua langkah dan motor bensin empat langkah. Motor bensin
dua langkah adalah motor bensin yang memerlukan dua kali langkah torak,
satu kali putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali daya (usaha).
Sedangkan motor bensin empat langkah adalah motor bensin yang memerlukan
empat kali langkah torak, dua kali putaran poros engkol untuk menghasilkan
satu kali daya (Depdiknas 2003).
Motor bensin 2-langkah, siklusnya terjadi dalam dua gerakan torak atau
dalam satu putaran poros engkol, dalam setiap silindernya untuk mendapatkan
satu kali usaha hanya dengan gerakan piston sebanyak dua kali, sedangkan
kruk as berputar satu kali atau 360 derajat. Prinsip kerja dari motor 2 langkah
yang pertama ialah langkah hisap dimana torak bergerak dari TMA ke TMB.
Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, didalam bak mesin terjadi
kompresi terhadap campuran bahan bakar dan udara. Di atas torak, gas sisa
hasil pembakaran sebelumnya sudah mulai terbuang keluar saluran buang. Saat
saluran bilas terbuka, campuran bahan bakar dan udara mengalir melalui
saluran bilas menuju kedalam ruang bakar. Langkah kedua ialah kompresi,
dimana torak bergerak dari TMB ke TMA. Rongga bilas dan rongga buang
tertutup, terjadi langkah kompresi dan setelah mencapai tekanan tinggi busi
memercikkan bunga api untuk membakar campuran bahan bakar dengan udara
tersebut. Pada saat yang bersamaan, dibawah (di dalam bak mesin) bahan bakar
yang baru masuk kedalam bak mesin melalui saluran masuk. Langkah ketiga
yakni kerja/ekspansi yang dimulai ketika torak kembali dari TMA ke TMB
akibat tekanan besar yang
terjadi pada waktu pembakaran bahan bakar. Saat itu torak turun sambil
mengkompresi bahan bakar baru didalam bak mesin. Langkah terakhir ialah
pembuangan, menjelang torak mencapai TMB, saluran buang terbuka dan gas
sisa pembakaran mengalir terbuang keluar. Pada saat yang sama bahan bakar
baru masuk ke dalam ruang bahan bakar melalui rongga bilas. Setelah
mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk mengadakan langkah
sebagai pengulangan dari yang dijelaskan diatas (Parende et.al 2012).
Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah
torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja
(satu langkah kerja). Langkah pertama ialah pemasukan, yang dimulai dengan
piston pada titik mati atas (TMA) dan berakhir ketika piston mencapai titik
mati bawah (TMB). Untuk menaikkan massa yang terhisap, katup masuk
terbuka saat langkah ini dan menutup setelah langkah ini berakhir. Langkah
kedua yaitu kompresi, ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam
silinder terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya. Sesaat sebelum
akhir langkah kompresi, pembakaran dimulai dan tekanan silinder naik dengan
sangat cepat. Langkah ketiga ialah kerja, atau langkah ekspansi dimulai saat
piston pada TMA dan berakhir dan berakhir sekitar 45 sebelum TMB. Gas
bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika
piston mencapai 45 sebelum TMB, katup buang terbuka untuk memulai
proses pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati
tekanan pembuangan. Dan langkah terakhir adalah pembuangan, dimulai ketika
piston mencapai TMB. Ketika katup buang membuka, piston menyapu keluar
sisa gas pembakaran hingga piston mencapai TMA, katup masuk membuka,
katup buang tertutup, dan siklus dimulai lagi (Tirtoatmodjo dan Willyanto
2010).
Motor bakar diesel merupakan mesin pembakaran internal yang
menggunakan panas kompresi untuk melakukan pembakaran pada bahan bakar.
Secara sederhana mesin diesel bekerja dengan cara menginjeksikan bahan
bakar ke dalam ruangan yang telah dikompresi dan memiliki suhu yang tinggi
sehingga bahan bakar langsung berubah menjadi uap dan meledak. Adanya
ledakan ini menyebabkan terbentuknya tenaga untuk menggerakan mesin-
mesin pertanian, generator dan lain sebagainnya (Wijaya 2013).
Secara umum motor bakar diesel terdiri atas tangki bahan bakar, pompa
pengalir, advans, saringan, pompa injeksi, governor, nozel, dan busi pemanas.
Tangki bahan bakar berfungsi sebagai tempat penampung bahan bakar. Pompa
pengalir berungsi mengalirkan solar dari tangki ke pompa injeksi. Advans
berfungsi memajukan saat penyemprotan sesuai dengan putaran motor saringan
berfungsi membersihkan solar dari kotoran dan memisahkan air yang terbawa
dalam aliran solar. Pompa Injeksi berfungsi memberikan tekanan pada solar
yang akan diinjeksikan / disemprotkan oleh nozel. Governor berfungsi
mengatur putaran motor dengan cara mengatur volume bahan bakar yang
disemprotkan. Nozel berfungsi mengabutkan solar kedalam ruang bakar. Dan
busi pemanas berfungsi memanaskan udara didalam ruang bakar waktu start
dingin (Wijaya 2013).
Prinsip kerja motor bakar diesel sebenarnya sama dengan prinsip kerja
mesin otto, yang membedakan adalah cara memasukkan bahan bakarnya. Pada
mesin diesel bahan bakar di semprotkan langsung ke ruang bakar dengan
menggunakan injector. Langkah pertama hisap, dimana piston bergerak dari
TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah). Saat piston bergerak ke
bawah katup isap terbuka yang menyebabkan ruang didalam silinder menjadi
vakum, sehingga udara murni langsung masuk ke ruang silinder melalui filter
udara. Langkah kedua kompresi, pada langkah ini piston bergerak dari TMB
menuju TMA dan kedua katup tertutup. Karena udara yang berada di dalam
silinder didesak terus oleh piston, menyebabkan terjadi kenaikan tekanan dan
temperatur, sehingga udara di dalam silinder menjadi sangat panas. Beberapa
derajat sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar di semprotkan ke ruang
bakar oleh injector yang berbentuk kabut. Langkah ketiga usaha, ada langkah
ini kedua katup masih tertutup, akibat semprotan bahan bakar di ruang bakar
akan menyebabkan terjadi ledakan pembakaran yang akan meningkatkan suhu
dan tekanan di ruang bakar. Tekanan yang besar tersebut akan mendorong
piston ke bawah yang menyebkan terjadi gaya aksial. Gaya aksial ini dirubah
dan diteruskan oleh poros engkol menjadi gaya radial (putar). Langkah terakhir
pembuangan, dimana pada langkah ini gaya yang masih terjadi di flywhell
akan menaikkan kembali piston dari TMB ke TMA, bersamaan itu juga katup
buang terbuka sehingga udara sisa pembakaran akan di dorong keluar dari
ruang silinder menuju exhaust manifold dan langsung menuju knalpot. Begitu
seterusnya sehingga terjadi siklus pergerakan piston yang tidak berhenti. Siklus
ini tidak akan berhenti selama faktor yang mendukung siklus tersebut tidak ada
yang terputus (Marpaung 2010).
Motor bakar bensin dan motor bakar diesel memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Jika ditinjau dari getaran yang dihasilkan, motor
bakar bensin lebih halus dibandingkan motor bakar diesel. Hal ini disebabkan
karena motor bakar diesel menggunakan mekanisme kompresi tinggi dalam
proses pembakarannya (lebih tinggi dibandingkan motor bakar bensin). Dari
segi performa, motor bakar bensin memiliki horse power lebih besar
dibandingkan motor bakar diesel. Namun motor bakar diesel memiliki torsi
yang lebih besar terutama pada putaran bawah. Akibatnya pengendara mobil
bermesin bensin akan merasakan kelincahan mobilnya. Sedangkan bagi
pengendara mobil diesel akan merasakan manfaatnya ketika harus membawa
beban berat atau menempuh medan yang ekstrim. Dari segi durability
(ketahanan/keawetan) motor bakar diesel lebih unggul dibandingkan mesin
bensin. Bila dirawat dengan benar motor bakar diesel bisa bekerja lebih lama
daripada motor bakar bensin. Ini juga menjadi salah satu faktor penentu
mengapa mesin-mesin industri rata-rata menggunakan teknologi diesel. Motor
bakar bensin jelas lebih unggul dari segi keramahan terhadap lingkungan
dibandingkan motor bakar diesel, namun kehadiran biosolar mulai
mengecilkan perbedaan ini. Tetapi tetap saja mesin bensin lebih unggul
terutama dengan adanya catalytic converter (Sitorus 2014).
Ketika motor bensin terisi dengan solar atau motor solar terisi dengan
bensin akan mengakibatkan gangguan fatal pada motor karena mobil diesel dan
mobil bensin dibuat dengan desain mesin yang berbeda. Mobil bensin
mengandalkan pengapian pada busi untuk proses pembakarannya sedangkan
mesin disel memakai metoda kompresi pada proses pembakarannya, sehingga
bahan bakar yang dipakai berbeda. Bahan bakar solar relatif sulit menguap
namun mudah menyala saat mendapat tekanan. Kisaran titik didih solar antara
165- 370 C, biasa disebut midle distillate (minyak distilat sedang). Solar
didesain untuk mudah menyala saat mendapat tekanan karena di mesin disel
tidak ada busi yang dipakai untuk memicu terjadinya proses pembakaran.
Sementara bensin memiliki sifat mudah menguap dengan kisaran titik didih
senyawa antara 27 210 C biasa disebut light distillat (minyak distilat ringan).
Mesin bensin didesain tidak mudah menyala saat mendapat tekanan karena jika
menyala sendiri maka mesin akan ngelitik. Semakin tinggi angka oktan bensin,
semakin sulit menyala karena tekanan, sehingga pada mesin bensin dibutuhkan
busi sebagai pemicu terjadinya penyalaan dan pembakaran bensin.
Ketika mobil bensin terisi solar, maka yang terjadi adalah akan terjadi
proses pembakaran yang tidak sempurna. Motor bensin umumnya didesain
memakai prinsip proses pembakaran yang kaya bahan bakar daripada motor
diesel. Solar umumnya (90%) memiliki titik didih diatas 215 C, sementara
bensin dominan (95%) memiliki senyawa dengan titik didih dibawah 200C.
Proses pembakaran yang tidak sempurna ini, mengakibatkan sebagian bahan
bakar solar tidak terbakar terutama senyawa yang memiliki suhu diatas 215C.
Solar yang tidak terbakar bisa merembes dan mengikis lapisan film oli di
dinding silinder. Jika tidak ada oli di komponen motor, maka komponen
tersebut tidak terlindungi dari gesekan dan mempercepat haus.
Selanjutnya solar akan terus menyusup dan bercampur dengan oli motor
sehingga cepat menurun efektivitas motor. Oli motor yang rusak tidak lagi
berfungsi optimal dalam melindungi komponen motor kendaraan. Selain itu
sifat solar yang mudah menyala sendiri sebelum pengapian busi,
mengakibatkan motor kasar, sebagian solar akan terbakar membentuk deposit
arang diruang bakar, menurunkan kualitas pembakaran, meningkatkan deposit
arang dan merusak sistem pengapian di ruang bakar. Ketika mobil disel terisi
bensin, maka mobil diesel tidak akan meyala atau akan menyala tidak
sempurna, karena bensin memiliki sifat yang sulit menyala karena tekanan dan
proses pembakaran motor disel didesain pada kondisi lean fuel (sedikit bahan
bakar). Masalah lainnya yaitu bensin akan melenyapkan sifat karaktristik solar
sebagai pelumas. Pompa injeksi dan injektor pada motor disel didesain untuk
bahan bakar solar yang memiliki sifat pelumasa sehingga salah mengisi bensin
pada motor deisel berpotensi merusak komponen-komponen di motor diesel
(Wiratmadja 2010).
Aplikasi motor bakar pada industri antara lain sebagai mesin traktor,
pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi/gabah/beras, penggerak pada
mesin-mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di perkebunan untuk
pengangkutan alat, bahan, dan hasil pertanian. Motor bakar diesel biasanya
digunakan sebagai motor penggerak untuk kendaraan seperti truk dalam proses
transportasi atau peralatan yang membutuhkan tenaga yang besar seperti
traktor. Motor bakar bensin biasanya digunakan untuk menggerakan mesin
yang membutuhkan keceptan yang tinggi seperti mesin pencacah dan mesin
pengering (Taslimah 2001).
PENUTUP

1. Simpulan
Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal
untuk melakukan kerja mekanik yaitu dengan cara mengubah energi kimia dari
bahan bakar menjadi energi panas dan menggunakan energi tersebut menjadi
energi mekanik. Menurut jenis bahan bakarnya, motor bakar terbagi dua yaitu
motor bakar bensin dan motor bakar diesel. Motor bakar bensin merupakan mesin
pengonversi energi tak langsung, yaitu energi bahan bakar menjadi energi panas
dan kemudian baru menjadi energi mekanis. Sedangkan motor bakar diesel adalah
motor pembakar internal dimana proses pembakaran atau perubahan energi panas
dilakukan di dalam konstruksi mesin itu sendiri. Menurut langkah kerjanya motor
bakar dibagi menjadi 2 yaitu motor bakar 2 tak dan motor bakar 4 tak. Motor
bensin 4 langkah adalah motor yang pada setiap 4 langkah torak/piston (dua
putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja.
Motor bensin 2 langkah adalah motor yang pada setiap 2 langkah torak/piston
(satu putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja. Motor bakar
diesel dan motor bakar bensin sangat penting dalam kelangsungan suatu
agroindustri karena memberikan banyak kemudahan dalam pekerjaan sehingga
membuat pekerjaan di sektor agroindustri lebih efektif dan efisien.

2. Saran
Diperlukan penjelasan lebih lanjut tentang tata cara dan aspek yang harus
dipertimbangkan serta dikaji dalam menentukan motor bakar yang sesuai untuk
digunakan dalam suatu agroindustri.
DAFTAR PUSTAKA

[Depdiknas]. 2003. Modul teknik Dasar Motor Diesel. Yogyakarta (ID) :


Universitas Negeri Yogyakarta.

Marpaung EB. 2010. Kajian eksperimental pengaruh penggunaan bahan bakar


campuran dimetil ester dengan solar terhadap performansi motor diesel
[skripsi]. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara.

Nugroho A. 2006. Metode pengaturan penggunaan tenaga listrik dalam upaya


penghematan bahan bakar pembangkit dan energi. J. Transmisi. 11(1) :
45-51.
Parende F, Gunawan H, Gede IN. 2012. Analisis konsumsi bahan bakar motor
bensin yang terpasang pada sepeda motor Suzuki Smash 110CC. J.
Teknik Mesin. 1(1) : 28-34.
Sitorus TB. 2014. Kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan program visual
basic [skripsi]. Medan (ID) : Universitas Sumatera Utara

Soedarmo. 2008. Panduan Praktik Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor.


Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka.

Suteja W. 1989. Peralatan Industri. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Taslimah. 2001. Motor Bakar dan Traktor Pertanian. Jember (ID): Universitas
Jember Press.

Tirtoatmodjo R, Willyanto. 2010. Peningkatan unjuk kerja motor bensin empat


langkah dengan penggunaan busi splitfire SF392D dan kabel busi
Hurricane. J. Teknik Mesin. 2(2) : 114-120.

Wijaya SA. 2013. Efek katalisator (MPG-CAPS) terhadap daya torsi mesin sepeda
motor 4 langkah [skripsi]. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.

Wiratmadja. 2010. Analisa unjuk kerja motor bensin akibat pemakaian


Biogasoline. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. 4 (1): 16-25.

Anda mungkin juga menyukai