Anda di halaman 1dari 7

Pembelajaran Orang Dewasa

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan, proses atau pengalaman dalam
menambah ilmu pengetahuan atau keterampilan. (Rahman, n.d.) Proses pembelajaran merupakan
proses yang telah dan akan selalu dilakukan oleh seluruh makhluk hidup. Khususnya bagi kita,
manusia. Satu-satunya makhluk dengan karunia akal ciptaan Tuhan dengan segala keistimewaan
yang ada di dalamnya. Sedari masih di dalam kandungan manusia sudah mengalami proses
pembelajaran. Dimana sang janin mulai belajar menggerakkan anggota geraknya, dan juga
secara tidak langsung belajar dari suara-suara yang biasa diperdengarkan. Saat dilahirkan ke
dunia, disitulah manusia memasuki fase baru dalam keberlanjutan proses pembelajarannya. Sang
janin yang telah berubah status menjadi bayi mulai belajar mengungkapkan keinginannya dengan
menangis, sambil terus diajak berkomunikasi oleh orang-orang di sekelilingnya hingga berlanjut
sedikit-sedikit sang bayi mengikuti. Dan begitulah seterusnya proses pembelajaran sang bayi
berlanjut hingga akhirnya dapat merangkak dan berangsur-angsur berjalan dengan kedua
kakinya.
Kemudian masa balita terlewati dan masuklah sang bayi pada fase kanak-kanak. Mulai
pula sang bayi mempelajari semakin banyak hal baru yang lebih luas cakupannnya. Belajar
bersosialisasi, berkomunikasi dengan lingkungan hingga belajar keterampilan-keterampilan lain
seperti membaca, menulis, menggambar, mewarnai dan keterampilan lainnya. Terlebih lagi masa
kanak-kanak merupakan masa dimana seseorang memiliki rasa ingin tahu dan juga semangat
untuk mengetahui, mempelajari, sekaligus menguasai hal-hal baru dalam hidup.
Pada fase dewasa proses pembelajaran itu berlanjut, namun terdapat perbedaan
dibandingkan pada masa kanak-kanak. Perbedaan ini tampak salah satunya dikarenakan
perbedaan orientasi belajar. Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah
sudah ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientsai yang berpusat pada materi
pembelajaran (Subject Matter Centred Orientation). Sedangkan pada orang dewasa mempunyai
kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang
dihadapi (Problem Centered Orientation). Hal ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolah-
olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
keseharian, terutama dalam kaitannya dengan fungsi dan peranan social orang dewasa.(Dr.
Sujarwo, n.d.)
Perbedaan lainnya jugalah karena orang dewasa membutuhkan kebebasan dalam
menentukan arah pembelajarannya. (Rahman, n.d.) berbeda dengan masa kanak-kanak yang
dimana arah pembelajaran cenderung ditentukan. Hal ini juga disebebabkan karena semakin
matang usia individu maka kesiapan belajar buan ditentukan oleh kebutuhan atau pasaan
akademik ataupun biologisnya, tettapi leih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan
perubahan tugas dan peranan sosialnya. Pada seorang anak belajar arena adanya tuntutan
akademik atau biologisnya. Tetapi pada orang dewasa siap belajarnya sesuatu karena tingkatan
perkembangan mereka yang harus menghadapi peranannya sebagai pekerja, orang tua atau
pemimpin organisasi.(Dr. Sujarwo, n.d.)
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan proses pembelajaran pada individu
dewasa dan anak-anak didasari oleh konsep diri, peranan pengalaman, serta orientasi dan
kesiapan belajar.

Daftar Pustaka
Rahman, Pembelajaran Orang Dewasa,
http://repository.unand.ac.id/3568/1/PEMBELAJARAN_ORANG_DEWASA.pdf, diakses tanggal
6 September 2015.
Sujarwo, Strategi Pembelajaran Orang Dewasa,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOLAH/196111091987031-
MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/STRATEGI_PEMBELAJARAN_ORANG_DEWASA.pdf,
diakses tanggal 6 September 2015

Anda mungkin juga menyukai