RINGKASAN SKRIPSI
Oleh:
Al Vionita Vivin Novarina
NIM. 09401244035
Oleh:
Al Vionita Vivin Novarina dan Sri Hartini,M.Hum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya yang dilakukan polisi dalam
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY.
Disamping itu untuk mengetahui faktor yang menghambat polisi dan upaya yang dilakukan oleh
polisi untuk mengantisipasi hambatan dalam upaya menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan metode penelitian
kualitatif. Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini secara purposive. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan diperoleh subjek penelitian Kabid Humas, Penyidik Madya, dua penyidik
dan lima penyidik pembantu Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda
DIY. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik cross check antara hasil wawancara dan
dokumentasi. Analisis data secara induktif melalui reduksi data, unitisasi/ kategorisasi data,
display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, 1) upaya polisi dalam menangggulangi tindak
pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY dilakukan melalui upaya
preventif dengan press release, talk show, dan dialog interaktif, dan upaya represif yang diawali
dengan penyelidikan kemudian penyidikan.2) Hambatan polisi dalam upaya preventif adalah
penentuan waktu pelaksanaan acara talk show dan dialog interaktif. Hambatan dalam upaya
represif secara internal meliputi peraturan perundang-undangan, keterbatasan sarana dan
prasarana, dan kualifikasi sumber daya manusia. Hambatan eksternal meliputi birokrasi dan
kurangnya kesadaran masyarakat (korban). 3) Upaya polisi mengatasi hambatan dalam upaya
represif menaggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online di Polda
DIY yaitu selalu berkoordinasi dengan pihak stasiun televisi dan radio. Upaya mengatasi hambatan
internal dalam upaya represif: terkait peraturan perundang-undangan memberlakukan Pasal 378
atau 372 KUHP, mencari bukti selain dari bank dan berupaya membuat MoU dengan pihak bank;
terkait keterbatasan sarana dan prasarana meminta bantuan dari Mabes Polri atau ahli di bidang
Teknologi dan Informasi; dan terkait kualifikasi SDM meminta bantuan kepada Polisi Penyidik
Subdit III maupun ahli di bidang Teknologi dan Informasi. Upaya polisi mengatasi hambatan
eksternal dalam upaya represif: terkait birokrasi membuat MoU dengan pihak bank dan
mengirimkan permintaan langsung melalui email ke penyedia layanan online trading yang berada
di negara lain; terkait kurangnya kesadaran masyarakat menjalin komunikasi yang baik dengan
korban maupun masyarakat.
Kata Kunci: Upaya Polisi, Menanggulangi Tindak Pidana, Penipuan Berkedok Investasi dengan
Sistem Online
1
I. PENDAHULUAN
Kasus penipuan berkedok investasi terus berulang bahkan sekarang ini
yang terjadi adalah semakin lama semakin banyak terjadi kasus penipuan
berkedok investasi dengan modus-modus yang semakin canggih yaitu dengan
melalui sistem online. Karena semakin maju dan modern kehidupan
masyarakat, maka semakin maju dan modern pula jenis dan modus operandi
kejahatan yang terjadi di masyarakat (Abdul Wahid dan M.Labib, 2005: viii).
Era globalisasi menyebabkan semakin canggihnya teknologi informasi
sehingga telah membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai bentuk
kejahatan yang sifatnya modern dan berdampak lebih besar daripada kejahatan
konvensional (Budi Suhariyanto, 2012:12).
Pada tahun 2011 terdapat sembilan kasus tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY, namun pada tahun
2012 jumlahnya meningkat menjadi 22 kasus. Melihat semakin bertambahnya
jumlah kasus penipuan berkedok investasi melalui sistem online maka tindak
pidana ini memerlukan penanganan yang lebih serius dalam rangka
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online. Sehubungan dengan hal tersebut karena Negara Indonesia adalah
negara hukum (Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945) maka setiap tindak pidana yang terjadi akan diberikan
sanksi sesuai dengan peraturan yang sudah ada, berkenaan dengan kasus
penipuan berkedok investasi melalui sistem online ini, diberlakukan peraturan
perundang-undangan yang ada seperti pada Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana dalam Pasal 378 atau Pasal 372. Berdasarkan pasal-pasal tersebut di
atas dapat dipahami bahwa Negara Indonesia sebagai negara hukum maka
setiap tindak pidana apapun bentuknya dan bagaimanapun motivasinya akan
ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan oleh aparat penegak
hukum yang berwenang berkaitan dengan masalah tersebut. Salah satu aparat
hukum yang berwenang untuk menangani kasus tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online pertama kali adalah polisi. Hal ini
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 2 yang berisi yaitu
fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemeliharaan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Menanggulangi
tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online, merupakan
pelaksanaan dari fungsi polisi di atas.
Dalam upaya menanggulangi tindak pidan berkedok investasi melalui
sistem online secara tegas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam Pasal 14 ayat (1) huruf g,
memberi wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap
semua tindak pidana dalam hal ini terhadap penipuan berkedok investasi
melalui sistem online, sesuai dengan hukum acara pidana dan aturan
perundang-undangan lainnya. Berdasarkan bunyi Pasal 13 dalam Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang menetapkan tugas-tugas yang diemban polisi berupa memelihara
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, menegakkan hukum, dan
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,
maka seharusnya kejahatan berupa penipuan berkedok investasi melalui
sistem online dapat ditanggulangi, diminimalisir atau bahkan diberantas.
Namun pada kenyataannya di Polda DIY saja pada tahun 2012, dari 22 kasus
yang ditangani oleh Polda DIY pada tahun 2012 baru ada dua kasus yang
dilimpahkan ke kejaksaan sedangkan 17 kasus lainnya masih dalam proses
penyelidikan atau penyidikan.
Tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online
memang berbeda dengan modus penipuan berkedok investasi lainnya seperti
sistem penjualan surat berharga atau dengan pola Multilevel Marketing
(MLM) karena dalam penipuan berkedok investasi melalui sistem online
transaksi antara investor dengan emiten tidak dilakukan secara langsung tetapi
dengan cara investor mentransfer sejumlah uang tertentu pada rekening
emiten, sehingga investor tidak mengenal serta tidak pernah bertemu dengan
emiten dan tidak mengetahui dengan jelas keberadaan emiten. Hal ini
3
2. Penyidikan
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya
(Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana). Pelaksanaan tugas-tugas
penyidikan ditangani oleh pejabat penyidik atau penyidik pembantu,
sesuai dengan kewenangannya masing-masing sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 dan Pasal 11 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP). Dalam
KUHP dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan penyidik adalah
pejabat polisi negara atau pejabat pegawai negeri sispil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan (Pasal 1 angka 1 KUHP).
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Husaini
Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 1996: 73). Dalam penelitian ini,
dokumen yang dimaksud adalah dokumen tentang data tindak pidana
investasi yang di laporkan ke Polda DIY, susunan organisasi dan tata kerja
pada tingkat Kepolisian Daerah, susunan organisasi dan tata kerja pada
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus), press release hasil
Operasi Pundi Progo tahun 2012.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan adalah teknik cross check data. Menurut Burhan Bungin teknik
pemeriksaan data dengan menggunakan cross check dilakukan manakala
pengumpulan data penelitian mengunakan strategi pengumpulan data
ganda. Cross check data dilakukan dengan mengecek data hasil
wawancara dengan data dokumen (Burhan Bungin, 2001: 95-96).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data induktif. Analisis data induktif yaitu penarikan kesimpulan
yang berangkat dari fakta yang khusus, peristiwa yang konkrit kemudian
ditarik kesimpulan secara umum dengan menyajikan data dan
menganalisis data dalam bentuk deskriptif. Langkah-langkah analisis yang
digunakan dalam penelitian ini analisis data kualitatif, yang menurut
Sayekti Pujosuwarno (1992: 19) meliputi:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan pemusatan perhatian dan
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Data
yang dihasilkan dalam proses wawancara dan dokumentasi merupakan
data yang masih kompleks dan kasar sehingga peneliti perlu untuk
melakukan pemilihan data yang relevan dan bermakna yang dapat
12
2. Upaya Represif.
Upaya Represif dalam menanggulangi tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY dilakukan oleh
Polisi Penyidik Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi
Ditreskrimsus Polda DIY. Penyidik tersebut terdiri dari satu orang Kepala
Unit (Kanit) dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol), satu orang Panit
dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dan lima orang Banit
dengan pangkat Briptu, Brigadir, Aiptu, Aipda dan Bripka. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai upaya represif polisi dalam
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online di Polda DIY akan diuraikan sebagai berikut:
a. Penyelidikan
Penyelidikan terhadap tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online di Polda DIY dilakukan oleh Polisi Penyelidik Unit
B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY.
Sebelum dilakukan tindakan penyidikan, dilakukan dulu penyelidikan
oleh pejabat penyelidik, dengan maksud dan tujuan mengumpulkan bukti
permulaan atau bukti yang cukup agar dapat dilakukan tindak lanjut
penyidikan. Setelah mendapatkan laporan adanya tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online dilakukan tindakan penyelidikan.
Pada tahap penyelidikan, polisi penyelidik melakukan serangkaian
tindakan yaitu:
15
b. Penyidikan
Penyidikan merupakan serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya
(Pasal 1 angka 2 KUHP). Dalam hal ini penyidikan tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online di Polda DIY di lakukan oleh
Polisi Penyidik Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi
Ditreskrimsus Polda DIY. Setelah dikeluarkan surat perintah penyidikan
dan surat perintah tugas, polisi penyidik segera melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online.
Adapun tindakan penyidikan yang dilakukan oleh Polisi Penyidik Unit B
bidang Fiskal Moneter dan Devisa (Fismondev) Subdit I/ Ekonomi
Ditreskrimsus Polda DIY diuraikan sebagai berikut:
1) Penangkapan
17
2) Penahanan
Untuk kepentingan penyidikan dan berdasarkan hasil pemeriksaan
diperoleh bukti yang cukup, tersangka diduga keras melakukan tindak
pidana penipuan sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP yang dapat
dikenakan penahanan, tersangka dikhawatirkan melarikan diri, merusak
18
atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana maka
dapat dilakukan penahanan terhadap tersangka dengan Surat Perintah
Penahanan dari Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda
DIY. Penahanan tersebut dilakukan oleh beberapa orang petugas dari Unit
B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditrekrimsus Polda DIY yang
telah diperintahkan oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus
(Dirreskrimsus). Penahanan dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan di
Kantor Ditreskrimsus Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Polda
DIY, karena tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri atau akan
mengulangi perbuatannya serta akan menghilangkan barang bukti,
dilakukan penahanan yang ditempatkan di Rumah Tahanan Polda DIY
guna proses penyidikan lebih lanjut. Atas penahanan tersebut kemudian
dibuatkan Berita Acara Penahanan.
3) Penggeledahan
Penggeledahan bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan fakta
dan bukti serta dimaksudkan untuk mendapatkan orang yang diduga keras
sebagai tersangka pelaku tindak pidana. Dalam kasus tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online, untuk kepentingan
penyidikan, penyidik Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Polda
DIY dapat melakukan penggeledahan rumah atau penggeledahan pakaian
atau penggeledahan badan menurut tata cara yang ditentukan dalam
KUHAP (Pasal 32 KUHAP). Dalam melakukan penggeledahan rumah,
penyidik Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Polda DIY harus
memenuhi syarat yaitu dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat
penyidik dalam melakukan penyidikan dapat mengadakan penggeledahan
rumah yang diperlukan; dalam hal yang diperlukan atas perintah tertulis
dari penyidik, petugas Kepolisian Negara RI dapat memasuki rumah,
setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam
hal tersangka atau penghuni menyetujuinya; setiap kali memasuki rumah
harus disaksikan oleh kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang
19
saksi, dalam hal tersangka atau penghuni menolak atau tidak hadir; dalam
waktu dua hari setelah memasuki dan atau menggeledah rumah, harus
dibuat suatu berita acara dan turunannya disampaikan kepada pemilik atau
penghuni rumah yang bersangkutan (Pasal 33 ayat (1-5) KUHAP).
Apabila penyidik harus melakukan penggeledahan rumah di luar
daerah hukumnya, dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut dalam
pasal 33 KUHAP seperti yang telah diuraikan diatas, maka penggeledahan
harus diketahui oleh kepala pengadilan negeri dan didampingi oleh
penyidik dari daerah hukum di mana penggeledahan itu dilakukan (Pasal
36 KUHAP). Penggeledahan dalam rangka penyidikan tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online dilakukan Polisi
Penyidik Unit B bidang Fismondev Unit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda
DIY adalah untuk mencari bukti kejahatan yang telah merugikan banyak
korban dengan menggeledah semua aset yang diduga sebagai hasil tindak
pidana. Barang hasil penggeledahan oleh Polisi Penyidik Unit B bidang
Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY di lakukan
penyitaan untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan
dan peradilan.
4) Penyitaan
Polisi Penyidik Unit B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi
Ditreskrimsus Polda DIY selain melakukan penahanan terhadap tersangka
penyidik juga melakukan penyitaan terhadap barang bukti. Penyitaan
hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan
negeri setempat (Pasal 38 ayat (1) KUHAP). Penyitaan oleh penyidik Unit
B bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY
dilakukan dengan terlebih dahulu menunjukan tanda pengenal sesuai
dengan ketentuan Pasal 128 KUHAP. Setelah melakukan penggeledahan
dengan disaksikan oleh kepala desa atau kepala lingkungan dan dua orang
saksi (Pasal 129 ayat 1KUHAP). Penyidik Unit B bidang Fismondev
Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY membuat berita acara yang
20
5) Pemanggilan
Demi untuk melakukan pemeriksaan, penyidik Unit B bidang
Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY melakukan
pemanggilan terhadap saksi yang dianggap perlu untuk diperiksa.
Pemanggilan saksi dilakukan penyidik dengan berhati-hati dan teliti.
Jangan sampai ada saksi yang dipanggil, ternyata tidak dapat memberikan
keterangan apapun. Untuk memanggil dan menjadikan seseorang untuk
diperiksa sebagai saksi, pejabat/penyidik pembantu harus benar-benar
berpedoman pada kriteria yang ditentukan oleh Pasal 1 butir 26 KUHAP,
yaitu seseorang yang mendengar sendiri, melihat sendiri, mengalami
sendiri peristiwa pidananya, dan orang yang bersangkutan akan apa yang
ia dengar ia lihat serta ia alami.
Guna kepentingan penyidikan, selain melakukan pemanggilan
terhadap saksi-saksi, polisi penyidik mendatangkan ahli dari Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, auditor dari akuntan publik
dan ahli IT. Dalam kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online, pemanggilan saksi dilakukan dengan panggilan
berbentuk surat pemanggilan.
21
6) Pemeriksaan
Pemeriksaan penyidikan dilakukan oleh Polisi Penyidik Unit B
bidang Fismondev Subdit I/ Ekonomi Ditreskrimsus Polda DIY.
Pemeriksaan penyidikan dilakukan terhadap tersangka yang karena
perbuatan/ keadaannya berdasarkan bukti permulaan yaitu keterangan
saksi (pelapor) dan bukti petunjuk, patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana; terhadap saksi yang dianggap perlu untuk diperiksa dan ahli yang
yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara karena
pada kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online sangat perlu dilakukan karena tindak pidana ini melibatkan ilmu
dan teknologi yang terus berkembang, sehingga harus melibatkan ahli
sesuai dengan bidang keahlian yang mereka miliki.
7) Pemberkasan
Setelah penyidik berpendapat segala sesuatu pemeriksaan yang
diperlukan dianggap cukup, penyidik atas kekuatan sumpah jabatan segera
membuat berita acara. Untuk kelengkapan berita acara, setiap pemeriksaan
yang berita acaranya terlah dibuat tersendiri dalam pemeriksaan
penyidikan, dilampirkan dalam berita acara penyidikan yang dibuat oleh
penyidik. Polisi penyidik Unit B bidang Fismondev Unit I/ Ekonomi
Ditreskrimsus Polda DIY dalam membuat berita acara penyidikan dan
lampiran-lampiran yang bersangkutan dengan kasus penipuan berkedok
investasi melalui sistem online. Berkas tersebut dijlid menjadi satu berkas.
Setelah berkas perkara disempurnakan penjilidannya maka selanjutnya
diserahkan kepada Penuntut Umum. Penyerahan berkas perkara kepada
Penuntut Umum dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama,
penyidik hanya menyerahkan berkas perkara dan tahap kedua, penyidik
menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti hasil
penyitaan kepada penuntut umum.
22
b. Hambatan Eksternal
1) Hambatan Birokrasi
Untuk mendukung upaya represif polisi dalam
menanggulangi tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online berupa penyelidikan dan penyidikan memerlukan
kerjasama dengan lembaga atau instansi lain. Namun untuk
mendapatkan data guna mencari alat bukti dalam penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online terdapat hambatan dari lembaga atau instansi lain,
karena birokrasi yang berbelit-belit. Hambatan dari lembaga atau
instansi lain tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Bank
Proses polisi penyidik untuk mendapatkan data rekening
pelaku tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online pada bank yang digunakan untuk menghimpun dana dari
para investor, membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kurang
lebih enam bulan, sehingga hal tersebut menghambat polisi dalam
penyidikan tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui
sistem online.
b) Negara Lain
Negara lain sebagai pusat penyedia layanan online trading
sehingga polisi penyidik harus meminta data yang ada pada di
penyedia layanan online trading di negara lain tersebut dengan
mengajukan surat permohonan ke instansi di negara lain tersebut.
25
Hal ini tentu saja akan membutuhkan waktu yang lama dan belum
tentu mendapatkan respon dari instansi tersebut, karena saat ini
belum ada kerjasama secara khusus antara pihak Kepolisian dengan
negara lain tersebut terkait tindak pidana ini. Kerjasama yang ada
masih secara umum hubungan internasional kenegaraan.
online di Polda DIY yang setidaknya Sarjana Hukum dan Sarjana Teknik
Informatika sesuai dengan bidang informasi dan teknologi. Disamping itu
perlu pengadaan sarana dan prasarana seperti CDR, Jammer dan Recovery
My Data atau Data Doctor Recovery yang dibutuhkan polisi penyidik
dalam penyidikan kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi
melalui sistem online di Polda DIY
c. Untuk Masyarakat
Agar tidak menjadi korban maupun pelaku tindak pidana tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online, masyarakat perlu
melakukan tindakan pencegahan dengan selalu berhati-hati, waspada dan
tidak mudah tergiur dengan profit atau keuntungan di atas 5 % yang
ditawarkan pada sebuah website dan lebih aktif mencari informasi tentang
investasi. Masyarakat baik korban ini maupun masyarakat lain yang
terkait dengan tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem
online ini juga harus lebih aktif dalam bekerjasama dengan polisi dalam
melakukan komunikasi yang baik dan memberikan informasi yang benar
untuk membantu mempermudah proses penyidikan kasus tindak pidana
penipuan berkedok investasi melalui sistem online.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan
Internet