warna. Namun ada pula beberapa jenis plastic yang tidak mengalami perubahan berat seperti pada
sampel plastic PET yang direndam didalam sabun dan LDPE yang direndam didalam asam sitrat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya reaksi antara sampel plastic dengan larutan.
Pada umumnya, plastic mengalami peningkatan berat seperti pada sampel plastic PP ( NaOH dan
Minyak) yang beratnya meningkat drastis. Kenaikan tersebut disebabkan adanya larutan yang terserap
oleh plastic. Hal tersebut dapat menandakan bahwa plastic PP sangat baik untuk mengemas bahan
pangan yang berminyak karena dapat mengurangi kandungan minyak yang berlebihan. Seperti yang
kita ketahui, kelebihan minyak pada bahan pangan akan mengakibatkan kerusakan seperti timbulnya
bau tengik. Setiap sampel yang menyerap suatu larutan, berarti dapat membantu perpenjangan umur
simpan dari bahan pangan terhadap pelarut tersebut.
Namun pada sampel plastic HDPE, hal yang terjadi justru berat plastik menurun. Penurunan tersebut
disebabkan oleh beberapa berat dari kemasan terserap kedalam pelarut.
Plastic PVC merupakan plastic yang memiliki tekstur tebal, kaku, bening dan permukaannya halus.
Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama dengan pelarut yang berbeda,
dapat dinyatakan bahwa palstik PVC mampu menyerap minyak lebih baik dibandingkan menyerap
pelarut yang lainnya. Oleh karenanya, plastic PVC baik digunakan untuk mengemas bahan pangan
yang berminyak. Selain PVC, plastic yang baik digunakan untuk mengemas bahan pangan berminyak
adalah LDPE ( pada umumnya digunakan untuk mengemas gorengan ).
Plastic HDPE merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, sangat lentur, buram dan
permuakaannya halus. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama namun
dengan pelarut yang berbeda, didapatkan bahwa plastic HDPE lebih baik dalam menyerap NaOH.
Dalam artian, HDPE mampu melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh basa ( NaOH).
Plastic PET merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, kaku, permukaannya bergelombang dan
bening. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama namun dengan pelarut
yang berbeda, didapatkan bahwa plastic PET lebih baik dalam menyerap NaOH. Dalam artian, PET
mampu melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh basa ( NaOH). Selain plastic PET dan
HDPE, plastik PP juga mampu melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat bahan kimia yang
bersifat basa.
Selain mengalami perubahan berat, plastic juga mengalami perubahan kebeningan dan kilap. Pada
sampel yang direndam kedalam minyak menunjukkan adanya peningkatan kilap namun mengalami
penurunan kebeningan.
sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasisehingga dapat mencemari lingkungan
aY's world
ACTIVE PACKAGING PADA DAGING
PENGEMASAN PRODUK DAGING A. Produk Daging Daging merupakan produk pangan yang
mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi yang tinggi...
Tulus..Ikhlas..
PENGEMAS PLASTIK
A. KEMASAN Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah utama
atau wadah yang langsung berhubungan dengan ba...
Tulus..Ikhlas..
Saat kerjamu tidak dihargai. maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN Saat
usahamu dinilai tidak penting, maka saat ...
RABU, 11 MEI 2011
PENGEMAS PLASTIK
A. KEMASAN
Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah utama atau
wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau wadah yang
tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan
inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan
perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu
bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi
kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar
matahari, tahan terhadap tekanan atau benturan dan transparan (Winarno, 1983).
Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap
mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang pengerat lainnya.
Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di dalamnya tidak boleh menyerap air dari
atmosfer dan juga tidak boleh berkurang kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air.
Perlindungan terhadap bau dan gas dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak
dapat masuk melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah. Wadah
yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan di dalamnya juga rusak
dalam arti berubah bentuknya (Winarno, 1983).
Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha menempatkan komoditi segar ke
dalam suatu wadah yang memenuhi syarat sehingga mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit
penurunan pada saat diterima oleh konsumen akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan
pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis, fisik, kimia dan
mikrobiologis selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow dan Griffin, 1980).
Pada bagian luar kemasan biasanya dilengkapi dengan etiket (label) dan hiasan (dekorasi)
yang bertujuan untuk (Sacharow dan Griffin, 1980):
a. Memberikan kemudahan dalam mengidentifikasikan produk yang dikemas, seperti jenis dan
kuantitasnya.
b. Memberikan informasi tentang merek dagang dan kualitasnya.
c. Menarik perhatian pembeli.
d. Memberikan keterangan pada pembeli tentang cara menggunakan produk yang dikemas.
Menurut Erliza dan Sutedja (1987) bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat yaitu:
a. tidak toksik
b. harus cocok dengan bahan yang dikemas
c. harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
d. dapat mencegah kepalsuan
e. kemudahan membuka dan menutup
f. kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi
g. kemudahan pembuangan kemasan bekas
h. ukuran, bentuk dan berat harus sesuai
Menurut Winarno, et al. (1986) makanan yang dikemas mempunyai tujuan untuk
mengawetkan makanan, yaitu mempertahankan mutu kesegaran, warnanya yang tetap, untuk
menarik konsumen, memberikan kemudahan penyimpanan dan distribusi, serta yang lebih
penting lagi dapat menekan peluang terjadinya kontaminasi dari udara, air, dan tanah baik oleh
mikroorganisme pembusuk, mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
maupun bahan kimia yang bersifat merusak atau racun. Beberapa faktor yang penting
diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan
lingkungan dan sifat bahan pengemas. Sifat bahan pangan antara lain adalah adanya
kecendrungan untuk mengeras dalam kadar air dan suhu yang berbeda-beda, daya tahan terhadap
cahaya, oksigen dan mikroorganisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan
yang digunakan menurut Winarno dan Jenie (1982) dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu golongan pertama kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat
dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan kimia, biokimia, fisik serta mirobiologi;
sedangkan golongan kedua, kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan dan hampir seluruhnya
dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan, misalnya kerusakan mekanis, perubahan
kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen. Berbagai jenis bahan digunakan untuk
keperluan kemasan, diantaranya adalah bahan-bahan dari logam, kayu, gelas, kertas, papan,
kertas.
7. Kopi
Dikemas dengan kemasan hampa seperti foil/poliester yang sudah dimetalisasi dan PE.
Untuk kemasan kopi instan digunakan PVC yang dilapisi dengan PVDC, tapi harganya
masih terlalu mahal.
8. Lemak dan Minyak
Digunakan kemasan PVC yang bersih dan mengkilap. Pengemasan mentega dan margarin
dilakukan dengan polistiren.
9. Selai dan Manisan
Dahulu digunakan polistiren dengan pencetakan injeksi.
Saat ini digunakan PVC berbentuk lembaran.
10. Minuman
Untuk minuman berkarbonasi maka dipilih kemasan yang kuat, tahan umbukan dan
benturan, tidak tembus cahaya dan permeabilitasnya terhadap gas rendah, sehingga jenis kemasan
yang sesuai adalah poliakrilonitril. Untuk minuman yang tidak berkarbonasi maka dipilih
kemasan berbentuk botol yang mengalami proses ekstrusi yaitu Lamicon yang berasal dari PE
dan lamipet (bahan yang mengandung 95% polivinil asetat saponifiliasi).
11. Bahan Pangan lain
Garam dikemas dengan HDPE karena sifat perlindungannya terhadap kelembaban yang
tinggi. Bumbu masak dikemas dengan LDPE yang fleksibel. Makanan beku dengan LDPE dan
EVA.
D. Simbol Kemasan Plastik (anonymous, 2010)
Plastik memiliki bermacam-macam kegunaan. Untuk mengetahui yang mana plastik untuk
makanan dan minuman dan yang mana yang bukan, maka harus dibedakan plastic jenis yang satu
dan lainnya berdasarkan symbol yang tertera pada plastic tersebut. Berikut symbol plastic
berdasar kegunaannya:
1. Simbol Food Grade : bergambar gelas dan garpu yang artinya wadah tersebut aman untuk
digunakan untuk makanan dan minuman.
2. Simbol Non Food Grade : gambar garpu dan gelas dicoret. Artinya wadah tersebut tidak
didesain untuk wadah makanan, karena kandungan zat kimia di dalamnya bisa membahayakan
kesehatan.
3. Simbol Microwave Save : gambar garis bergelombang. Wadah aman untuk digunakan sebagai
penghangat makanan di dalam microwave, karena tahan suhu yang tinggi.
4. Simbol Non Microwave : gambar garis bergelombang dicoret. Wadah tidak boleh digunakan
untuk menghangatkan makanan di dalam microwave, karena tidak tahan suhu yang tinggi atau
panas.
5. Simbol Oven Save : gambar oven (dua garis horizontal), yang artinya aman digunakan sebagai
penghangat makanan di dalam oven. Meskipun terbuat dari plastik, wadah ini tahan suhu tinggi.
6. Simbol Non Microwave : gambar dua garis horizontal dicoret. Artinya, wadah tidak tahan
suhu tinggi.
7. Simbol Grill Save : gambar pemanggang atau grill (tiga segitiga terbalik), menandakan wadah
aman digunakan untuk suhu tinggi. Jika gambar dicoret artinya wadah tidak boleh digunakan
untuk memanggang.
8. Simbol Freezer Save : gambar bunga salju, yang menunjukkan wadah aman digunakan untuk
menyimpan makanan atau minuman dengan suhu rendah atau beku. Sebaliknya, jika gambar
dicoret maka wadah tidak boleh untuk disimpan dalam lemari pendingin.
9. Simbol Cut Save : gambar pisau, yang berarti wadah aman digunakan sebagai alas saat Anda
memotong bahan-bahan makanan. Sebaliknya, jika gambar pisau dicoret, artinya tidak untuk
wadah memotong.
10. Simbol Dishwasher Save : gambar gelas terbalik. Wadah aman untuk dicuci dalam mesin
pencuci. Namun jika gambar gelas dicoret, artinya gelas harus dicuci manual.
Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa Anda gunakan semi otomatis untuk
mengemas produk secara vakum (tanpa udara, udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan
secara vakum, maka produk yang Anda kemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan
bisa lebih bertahan lama dan tetap fresh. Mesin ini bisa Anda gunanakan untuk produk apa saja.
Produk-produk yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan, roti, makanan agar
lebih awet, dll (Anonymous c, 2011)
BERLANGGANAN
Pos
Komentar
HALAMAN
Beranda
PENGIKUT
ARSIP BLOG
2011 (2)
aY's world o Mei (2)
Lihat profil PENGEMAS
lengkapku PLASTIK
ACTIVE
PACKAGING PADA DAGING
2010 (2)
abdarrianzah
SABTU, 14 JUNI 2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, memegang peranan
penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pemungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada
didalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,
getaran). Disamping itu pengemsan berfungs untuk menenpatkan suatu hasil pengolahan atau
produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yasng memudahkan dalam penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebahgai
peranhgsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu
diperhatikan dalam perencanaannya.
Sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah menyajikan kemasan, seperti
jangung yang telah dibungkus seludang, buah-buahan terbungkus kulitnya, buah kelapa yang
terlndung baik dengan sabut dan temprung, polong-polongan terbungkus kulit polong. Menurut
catatan sejarah, pengemasan telah ada sejak 4000 SM. Pada waktu itu peradaban manusia telah
tinggi dengan disertai adanya pertukaran barang niaga antara Mesir dan Mesopotamia, serta Cina
dan India.
Kemasan adalah media atau wadah yang dipergunakan untuk membungkus bahan hasil
pertanian sebelum bahan tersebut disimpan dalam ruang penyimpanan. Maksudnya adalah untuk
mempermudah pengaturan, pengangkutan, penempetan dari dan ke tempat penyimpanan, serta
memberi perlindungan pada bahan secara awal. Pada umumnya, kondisi bahan hasil pertganian
akan terjaga baik bila disimpan dalam keadaan dikemas. Namun, tidak semua hasil pertanian akan
member akibat yang sama jika disimpan dalam bentuk kemasan. Kemasan ini hanya cocok
diterapkan untuk komoditas pertanian berupa bahan yang telah dikeringkan.
Semua bahan pangan mudah rusak. Dan ini berarti bahwa setelah jangka waktu
penyimpanan tertentu ada kemungkinan untuk membedakan antara bahan pangan segar dengan
bahan pangan yang telah disimpan dalam jangka waktu tersebut diatas. Perubahan yang terjadi
merupakan suatu kerusakan. Meskipun demikian, sebagian bahan pangan menjadi matang atau
tua setelah dikemas dan memang ada perbaikan dalam waktu singkat dan kemudian diikuti oleh
kerusakan.
Pengemasan hasil pertanian sangat penting dilakukan guna penyediaan produksi untuk
keperluan pasar dan distribusi untuk masing-masingnya diperlukan persyaratan khusus. Lama
penyimpanan, jenis komoditas dan model fasilitas penyimpanan untuk tiap-tiap tingkat beragam
menurut fungsi dan kebutuhannya.
Jauh sebelum manusia mengenal teknik budi daya dan cara menyimpan hasil panen,
organism hidup, terutama dari kelompok serangga (insekta) telah dikenal sebagai pengganggu
yang merugikan manusia. Namun, tidak ada catatan yang lengkap mengenai tingkat gangguan
yang dialami oleh manusia pada jaman itu.
Ham (pest) menurut kamus oxford diartikan sebagai sesuatu yang menyusahkan atau
merusak manusia dan makhluk lain. Dalam bahasa prancis hama disebut sebagai peste yang
berarti wabah. Menurut konsep klasik, hama mencakup semua organism hidup yang dapat
menimbulkan kerusakan. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian hama lebih dikhususkan
pada hewan atau binatang perusak, baik yang memiliki ukuran tubuh besar hingga yang
berukuran kecil. Jasad perusak yang berwujud tanaman dimasukkan dalam kelompok tanaman
pengganggu (gulma), sedangkan organism jasad renik, seperti cendawan, bakteri, virus, dan
amuba masuk ke dalam kelompom pathogen. Namun, tidak semua organism tersebut
dikategorikan sebagai organism perusak
Mengingat teknologi pengemasan dan penyimpanan sangat penting bagi upaya ketahanan
pangan nasional, maka perlu diadakan praktikum untuk menguasai lebih jauh tentang teknik
pengemasan bahan pangan maupun produk pangan yuang sudah siap untuk dipasarkan.
B. Tujuan
Mengenalkan mahasiswa tentang teknik pengemasan produk pangan.
Melatih mahasiswa agar lebih menguasai teknik,peralatan dalam pengemasan.
Mengenalkan mahasiswa dengan alat-alat yabg digunakan untuk mengemas produk.
Penyimpanan biji-bijian
1.Penyimpanan Tingkat Kebun
Penyimpanan di tingkat kebun dilakukan oleh petani. Tempat penyimpanan di tingkat
kebun ini pada umumnya sangat sederhana, bahkan relatif sebagai tempat berteduh dari resiko
kehujanan atau kelembaban udara yang tinggi. Apabila di kebun atau sawah tidak tersedia
bangunan untuk tempat penyimpanan, maka yang dilakukan adalah menyimpan padi, jagung
berkelobot, polong kacang kedelai, atau polong kacang hijau di rumah atau gudang khusus di
rumahnya untuk dikeringkan pada keesokan harinya.
Penyimpanan di tingkat kebun atau di tempat tinggalnya tersebut di atas, merupakan
kegiatan yang berlangsung pada tahap pengeringan. Lama penyimpanan di tingkat kebun relatif
singkat, sampai proses pengeringan dipandang cukup. Pada saat penyimpanan, biji-bijian dapat
berbentuk ikatan padi bertangkai bahkan berdaun, ikatan jagung berkelobot atau tanaman kedelai,
kacang hijau, kacang tanah (kedelai dipanen dengan seluruh bagian tanaman), atau sudah
mengalami proses perontokan, sehingga sudah berbentuk gabah, biji jagung atau biji kedelai, biji
kacang hijau atau kacang tanah berkulit.
Bentuk produk yang disimpan apakah masih dengan bagian lain selain biji atau sudah
tinggal bijinya, tergantung pada berapa lama produk biji-bijian hasil panen tersebut akan
disimpan, dan proses apa yang selanjutnya akan dilakukan. Hal tersebut akan mempengaruhi
efisiensi dan efektivitas penyimpanan.
1. Penyimpanan bentuk Biji bertangkai :
Penyimpanan bentuk biji bertangkai pada padi dan jagung berkelobot menunjukkan :
sifat penyimpanan sementara, karena akan dikeringkan lebih lanjut akan digunakan
sebagai bibit
efisiensi biaya (tidak dilakukan perontokan, tidak memerlukan kantong atau karung)
2. Penyimpanan dalam bentuk biji (gabah, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang
tanah :
dilakukan setelah pengeringan selesai
jumlah biji-bijian yang disimpan dapat dalam jumlah/volume yang lebih besar
Penyimpanan biji-bijian berkadar air relatif rendah (12 16 %) yang dilakukan pada suhu
kamar, akan sangat membantu mengurangi resiko kerusakan kimia/biokimia dan mikrobiologis.
Eliminasi kerusakan tersebut akan lebih dibantu apabila ruang penyimpanan memiliki lantai
kering (tidak lembab, biasanya lantai beton atau semen, atau bahan yang disimpan tidak kontak
langsung dengan lantai), terdapat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara, dan berdinding
(tembok, bilik bambu/kayu, seng).
2.Penyimpanan Industri
Persyaratan penyimpanan biji-bijian, yaitu :
bentuk dan ukuran bangunan
Bentuk dan ukuran ruang penyimpanan akan menentukan kesesuaian baik jumlah maupun
jenis biji-bijian yang akan disimpan.
Kerusakan Buah-Buahan
Kehilangan mutu dan kerusakan pangan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi
toksin didalam pangan
2. katabolisme dan pelayuan (senescence) yaitu proses pemecahan dan pematangan yang
dikatalisis enzim indigenus
3. reaksi kimia antar komponen pangan dan/atau bahan-bahan lainnya dalam lingkungan
penyimpanan
Penyimpanan Biskuit
Biskuit biasanya mempunyai RH sekitar 3%. Dengan begitu, biskuit cenderung bersifat
kering. Apabila ditempatkan pada tempat terbuka yang mempunyai kelembaban sedang/ tinggi,
maka bisa dipastikan biskuit tersebut akan mlempem (agak basah). Biasanya, orang meletakkan
biskuit pada tempat tertutup (toples) supaya awet.
Berikut ini adalah beberapa cara alternatif supaya biskuit bertahan lama:
Dengan cara ini dapat mencegah masuknya mikroba perusak. Proses pengalengan yang
ditujukan untuk pengawetan jangka panjang, dilakukan dengan melibatkan proses pengeluaran
udara, pengemasan, pengaturan pH dan penggunaan suhu tinggi (sterilisasi). Juga penting
diperhatikan penggunaan \ wadah (container) dan kemasan yang dapat melindungi produk dari
mikroorganisme untuk menghindari terjadinya rekontaminasi selama penyimpanan.
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum teknologi pengemasan dan penyimpanan dilaksanakan pada tanggal 8
Januari 2012, jam 09:00 - Selesai di Laboratorium teknologi pangan, Fakultas Pertanian,
Universitas Haluoleo.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat dalam praktikum teknologi pengemasan dan penyimpanan adalah :
- Plastic kemas
- Aluminium foil
- Seller dan
- Timbangan analitik
b. Bahan
Bahan yang dipakai dalam pengemasan adalah :
- 1 kg kripik ubi yang dibagi dua rasa yaitu rasa manis dan rasa padas manis.
C. Prosedur Kerja
Gunting aluminium foil sesui dengan ukuran berat produk yang dikemas
Lipat aluminium foil sehingga membentuk kemasan
Masukan aluminium foil ke seller dan perhatikan kelurusan kemasannya agar
tidak bengkok kemasannya
Kemudian setelah berbentuk kemasan masukan produk yang akan dikemas
Setelah itu kembali aluminium foil dimasukan ke seller untuk menutup bagian
atas kemasan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang kita lihat bersama desain kemasan pada gambar ini adalah hasil dari praktikum
teknologi pengemasan yang kelompok III lakukan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemasan adalah pewadahan,pembungkusan, atau pengepakan, yang memegang peranan penting
dalam pengawetan makanan atau produk pangan.
Fungsi kemasan selain berperan penting dalam pengawetan produk pangan yaitu sebagai sarana
komonikasi dan daya tarik konsumen untuk membeli produk pangan.
Sebelum mendesain kemasan perlu diperhatikan dulu berapa berat produk yang akan dikemas,
kemudian baru didesain kemasan nya.
B. Saran
1. agar jadwal praktikum dan pengamatan dapat diatur dengan baik lagi, sehingga praktikum
dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil praktikum yang memuaskan
2. sarana dan prasarana dalam laboratorium supaya dilengkapi lagi seperti kursi dan alat-alat
lain sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A; dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Kartasapoetra, A.G. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen . Jakarta: Penerbit Bina Aksara.
Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta : UGM.
SNI. 01.2973.1992. Mutu dan cara uji biskuit. Badan Standarisasi Nasional.
Syarief, Rizal. 1991. Teknologi Penyimpanan Pangan . Jakarta: Penerbit ARCAN
Winarno, F.G; Srikandi Fardiaz; Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan
Winarno, F.G. 1979. Fisiologi Lepas Panen . Jakarta: PT. Sastra Hudaya.
http://id.wikipedia.org/wiki/rempah 20 desember 2010 jam 20:12
http://qym7882.blogspot.com/2009/03/bumbu-dan-rempah.html 20-12- 2010 jam 20:39
http://id.wikipedia.org/wiki/serealia 20 desember 2010 jam 20:18
Diposkan oleh abdarrianzah hasan di 10.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
MENGENAI SAYA
abdarrianzah hasan
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG
2014 (4)
o Juni (4)
analisis kadar air
Isolasi Bakteri Asam Laktat pada Pembuatan Sauerkr...
laporan teknologi pengemasan dan penyimpanan bahan...
manfaat minuman kopi