Anda di halaman 1dari 5

Modul : 2 (Penyakit Pulpa)

Judul : gigiku linu semua

SKENARIO
Wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan gigi geraham pertama bawah kiri terasa linu saat
minum dingin, linu yang dirasakan tidak tajam dan berakhir lambat. Pasien juga
mengeluhkan gigi geligi depan atasnya juga linu saat minum dingin, namun linu yang
dirasakan tajam dan berakhir cepat. Jika tidak minum dingin, gigi tersebut tidak terasa linu.
Keluhan tersebut dirasa semenjak 1 tahun yang lalu.
Pemeriksaan klinis tampak kavitas pada gigi 36 dengan kedalaman dentin. Pemeriksaan
vitalis (CE) : +, SONDASI : -, PERKUSI : -, PALPASI : -. Tampak retakan kecil pada
servikal gigi 12,11,21,22 dan dokter gigi mendiagnosa kondisi diatas.

Step 1 :
1. Linu : suatu keluhan yang mendasari awalnya kelainan otot, tulang dan syaraf. Karena
gesekan mekanik dan kimia atau gesekan terus menerus, karena minuman dingin.
Step 2
1. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada skenario
2. Apa diagnosa pada kasus diskenario?
3. Apa etiologi dari diagnosa kasus pada skenario
4. Etiologi dari retakan kecil pada gigi 12, 11 ,21, 22
5. Apa saja macam macam dari fraktur pada gigi?
6. Bagaimana patofisiologi diagnosa pada skenario?
7. Klasifikasi dari penyakit pulpa
8. Tipe tipe dari nekrosis
9. Perbedaan linu dikedua gigi pada skenario
10. Hubungan kavitas di 36 dengan gigi geraham pertama terasa linu saat minum dingin
11. Mengapa pasien merasakan linu padahal pemeriksaan sondasi perkusi dan palpasi
negatif?
12. Perawatan dari diagnosis di skenario

Step 3
1. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada skenario
a. Anamnesis( kebiasaan pasien & menanyakan tingkat linu)
Gigi linu berakhir cepat & tajam : ada rangsangan menjadi linu
Gigi linu berakhir lambat : rangsangan dihilangkan akan tetap terasa linu
b. Pemeriksaan IO( Pemeriksaan vitalitas CE, sondasi, perkusi, palpasi, pemeriksaan
thermal dan elektrik puptes untuk mengetahui vitalitas dari pulpa)
CE + = pulpa masih vital
Sondasi - = tidak nyeri
Perkusi - = tidak nyeri
Palpasi - = jaringan masih normal
c. Pemeriksaan RO (radiografi)
d. Pemeriksaan lab

2. Apa diagnosa dan diagnosa banding pada kasus diskenario?


Diagnosa :
Pulpitis irreversible pada gigi 36
Pulpitis reversible pada gigi anterior
Diagnosa banding :
Gigi 36 : hiperemi pulpa bisa menjadi pulpitis,
Gigi anterior : fraktur kelas 1

3. Pengertian dari Fraktur elise :

4. Pengertian hipersensitivitas dentin

Merupakan kondisi dari gigi permanen karena terpaparnya dentin yg disebabkan


hilangnya struktur email dan sementum, karena proses psikologis dan fisik.

5. Perbedaan hipersensitivitas dentin dengan pulpitis reversible & fraktur


Hipersensitivitas dentin: adanya kehilangan struktur gigi, melalui tubulus dentin,
dipengaruhi cairan di tubulus dentin, tebal tipisnya dentin
Pulpitis : adanya inflamasi pada pulpa
Reversible & irreversible : tergantung dari tingkat inflamasinya
Fraktur : langsung terekspos pulpanya, karena mekanik, pulpa bisa inflamasi

6. Perbedaan pulpitis reversible dengan irreversible dari pemeriksaan anamnesa,


histopatologi, etiologi, aspek lainnya

7. Apa etiologi dari diagnosa kasus pada skenario


a. Bakteri yang menyebabkan karies bisa menyebabkan pulpitis
b. Trauma karena tekanan yg besar
c. Panas preparasi kavitas, gesekan, pemolesan
d. Dingin dari asupan yang dimakan
e. Erosi pada servikal gigi menyebabkan linu
f. Fisis : trauma, thermal, erosi
g. Kimia : zat kimia
h. Abfraksi karena tekanan berlebih menyebabkan retakan pada servikal gigi
i. Iritasi mekanik : pada orthodonsi, preparasi kavitas
j. Iritasi kimia : dentin terbuka dan terpapar obat obatan,
8. Etiologi dari retakan kecil pada gigi 12, 11 ,21, 22
Reabsobsi akar : trauma, akibat defisiensi makrofag, menghilangkan ketebalan dari
akarnya pulpitis
Erupsi gigi ektopik
Inflamasi
Perubahan oklusi
Tumor
Abfraksi karena tekanan berlebih menyebabkan retakan pada servikal gigi

9. Apa saja macam macam dari fraktur pada gigi?


Fraktur menurut elise :
a. Fraktur email
b. Fraktur dentin
c. Fraktur akar
Fraktur menurut elise :
a. Kelas 1
b. Kelas 2
c. Kelas 3, pulpa terluka
d. Kelas 4, nekrosis dan non vital
e. Kelas5, karena oklusi gigi hilang
f. Kelas 6, fraktur pada akar
g. Kelas 7, keseluruhan pada mahkota
h. Kelas 8, trauma

Fraktur menurut Davi:


a. Kelas 1
b. Kelas 2
c. Kelas 3
d. Kelas 4
e. Kelas 5
f. Kelas 6
g. Kelas 7
h. Kelas 8
i. Kelas 9

10. Bagaimana patofisiologi diagnosa pada skenario?


Karies kedalaman dentin lalu minum dingin rangsangan dingin masuk
melalui kavitas masuk ke tubulus dentin menuju pulpa saraf a delta
menghantarkan rasa nyeri

Retakan kecil lesi pada enamel/dentin tubullus dentin terbuka rangsangan


dari tubulus dentin mengenai saraf pada pulpa saraf perifer pulpa mengirimkan
ranganan ke otak rangsangan panas, mekanis, kimia mengenai dentin akibat lesi
meningkatkan cairan dentin tingkat potensial pada saraf interdental persepsi
pada otak linu
Karies merusak lapisan odontoblas terjadi vasodilatasi(pembuluh darah)
udema menekan serabut saraf serabut saraf c terkumpul sel radang terjadi
pulpitis reversible gangguan sistem sirkulasi pada pulpa saraf tertekan
pulpitis irreversible

11. Klasifikasi dari penyakit pulpa


a. Pulpitis reversible : inflamasi pulpa yg tidak parah
b. Pulpitis ireeversible : simpomatis(respon) asimpomatis(mekanisme pertahanan
pada jaringan pulpa terhadap iritasi )
Pulpitis akut serosa: karies mengenai tanduk pulpa
Pulpitis akut supurativa : dreinase tdk lancar mengakibatkan pus yg terakumulai
menyebabkan mikroba berkembang
Pulpitis ulseratif : karena pulpa terbuka lebar, dreinase lancar sehingga tekanan
intara pulpa lanvar
Pulpitis irreversible hiperplastik
Nekrosis pulpa
c. Pulpitis irreversible hiperplastik(polip pulpa) :DD gingiva polip(tdk mudah
berdarah, warna seperti gusi)
d. Nekrosis pulpa : koagulasi(jar pulpa yg nekrotik terjadi penggumpalan) &
likuefaksi(jar pulpa yg nekrotik berisi cairan, adanya abses, melalui jar periapikal)
Menurut ingle
a. normal
b. Reversible : simpomatik(tajam, cepat), asimtomatik
c. Irreversible : akut (blm parah, terasa saat ada rangsang dingin ), kronik(respon
teroksposnya pulpa, hiperplastik tdk sakit jika dipotong, warna merah darah,
cepat berdarah, polip pulpa adanya perkembangan jar granulasi yg
diselimuti oleh epitelium
d. Nekrotik pulpa : kematian pada pulpa
e.

12. Perbedaan linu dikedua gigi pada skenario


Gigi geraham pertama bawah : linu tdk tajam dan berakhir lambat serabut saraf c,
0,2 m/detik, diameter 0,4 mikrometer, karena adanya inflamasi
Gigi depan atas :linu tajam dan berakhir cepat serabut saraf a, diameter 200
mikrometer, 12-30m/detikletaknya ditepi, merupakan mekanoreseptor yaitu peka
terhadap impuls yg diberikan, berfungsi untuk menerima rangsang halus, contoh
rangsangan dari semut, mielin ada namun impulsnya yang menghilang bergabung
dengan saraf yang disebut fleksus raschkeow

13. Proses linu pada gigi anterior


Retakan kecil minum dingin tubulus dentin terbuka pergerakan cairan di
tubulus dentin sistem saraf terhimpit odontoblas terjepit nyeri

14. Hubungan kavitas di 36 dengan gigi geraham pertama terasa linu saat minum dingin
Kavitas di 36 minum dingin tubulus dentin terbuka pergerakan cairan di
tubulus dentin
15. Mengapa pasien merasakan linu padahal pemeriksaan sondasi perkusi dan palpasi
negatif?
Sondasi - : kavitas masih di dentin
Perkusi - : jar periodontal masih baik
Palpasi - : tdk terbentuk abses
CE + : masih vital
Jar pulpanya masih terlokalisasi blm sampai pulpa

16. Perawatan dari diagnosis di skenario


Gigi anterior : restorasi dgn RK
Gigi 36 : dilakukan pulp capping

Anda mungkin juga menyukai