Anda di halaman 1dari 3

Abdul Rosyid Nur Wahidin /

363172
Artikel Perekonomian Indonesia

BI 7-Day Repo Rate, Langkah Awal Menuju Perubahan yang Lebih Baik
Oleh : Abdul Rosyid Nur Wahidin

Pada tanggal 19 Agustus 2016, Bank Indonesia (BI) menerapkan suku bunga acuan yang
baru yaitu BI 7-day repo rate. Penerapan ini, bertujuan untuk memperkuat kerangka operasi
moneter yang ada di Indonesia, setelah sebelumnya kinerja suku bunga BI rate dianggap tidak
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu, penerapan suku bunga BI 7-day repo rate ini
juga mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang kondusif, mengingat inflasi dibulan
agustus 2016 yang cenderung rendah 2,79% (Data Inflasi BI). Stabilnya perekonomian
memberikan momentum yang pas untuk memperkuat kerangka operasi moneter.
Sebelum menggunakan suku bunga BI 7-day repo rate, Bank Indonesia menggunakan BI
rate sebagai acuan untuk menetapkan suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. BI rate
merupakan suku bunga acuan yang berlaku untuk pembelian kembali Sertifikat Bank Indonesia
dengan jatuh tempo satu tahun. Pada awalnya BI rate merupakan instrument moneter yang
diandalkan untuk mengontrol tingkat inflasi agar tetap stabil. Ketika gejala inflasi yang berupa
banyaknya uang yang beredar mulai nampak, Bank Indonesia menaikkan BI rate untuk menarik
Bank Umum agar membeli Sertifikat Bank Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Sebaliknya, ketika perekonomian mulai stabil, BI
menurunkan suku bunganya agar Bank Umum bisa menyalurkan dananya ke masyarakat untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dana Bank Umum yang sudah terlanjur disetor di BI
tidak bisa langsung dicairkan, karena jatuh tempo BI rate adalah satu tahun, sehingga Bank
Umum harus menunggu beberapa bulan lagi untuk bisa mengambil dananya. Hal ini tentu saja
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi operasi moneter, Bank Indonesia menerapkan suku bunga acuan yang
baru, yaitu BI 7-day repo rate.
BI 7-day repo rate merupakan suku bunga acuan yang berlaku untuk pembelian kembali
Surat Utang Negara yang memiliki jatuh tempo selama 7 hari. BI 7-day repo rate memiliki
waktu jatuh tempo yang relatif singkat, sehingga ketika suku bunga naik Bank Umum dapat
menyimpan dananya dalam bentuk Surat Utang Negara, dan langsung mencairkannya ketika
suku bunga turun tanpa harus menunggu 1 tahun terlebih dahulu. Hasilnya, efektivitas dan
efisiensi operasi moneter meningkat sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, suku bunga BI 7-day repo rate juga memberikan tingkat fleksibilitas dan likuiditas yang
lebih baik serta lebih representatif dalam pasar uang daripada suku bunga BI rate. Oleh karena
itu, secara teori suku bunga BI 7-day repo rate dianggap lebih baik dari suku bunga BI rate.
Namun, apakah BI 7-day repo rate ini tidak memiliki kekurangan? Oleh karena tidak ada
sesuatu yang sempurna di dunia ini, maka BI 7-day repo rate tetap memiliki kekurangan.
Misalnya, dari segi operasi BI 7-day repo rate ditentukan berdasarkan inflasi month to month,
Abdul Rosyid Nur Wahidin /
363172
Artikel Perekonomian Indonesia

bukan berdasarkan inflasi year to year, sehingga lebih cocok diterapkan ketika inflasi sedang
rendah. Padahal, jika inflasi yang ada di Indonesia selalu rendah dapat menyebabkan lemahnya
aktivitas ekonomi, terutama proses produksi. Yang kedua, karena kebijakan ini masih baru dalam
artian masih dalam tahap transisi, saya masih ragu bagaimana respons sector perbankan ketika
suku bunga BI 7-day repo rate diturunkan. Sektor perbankan merupakan sector terbesar yang
menyimpan dana dari masyarakat, sehingga mereka mempunyai daya tawar yang tinggi untuk
tetap menahan agar suku bunganya tinggi. Jika penurunan suku bunga BI 7-day repo rate , tidak
diikuti dengan penurunan suku bunga simpanan dan suku bunga kredit dari bank umum
mengindikasikan bahwa bank umum masih belum percaya bahwa rate ini lah yang
mencerminkan keadaan pasar uang. Padahal jika suku bunga kredit yang ditetapkan bank umum
tetap tinggi, tentu saja banyak Usaha Kecil Menengah yang kesulitan untuk mendapatkan dana
murah sehingga menyebabkan lemahnya perekonomian. Oleh karena itu suku bunga yang baru
ini masih memerlukan waktu untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, bagaimanakah pelaksanaannya di Indonesia? Sebelum Indonesia menerapkan
suku bunga 7-day repo rate, ada beberapa Negara yang terlebih dahulu menerapkannya, seperti
Malaysia (2004), Thailand (2006), Selandia Baru (2006), Korea Selatan (2008), dan Filipina
(2015) . Malaysia, Thailand dan Filipina merupakan Negara asia tenggara yang kondisi makro
ekonominya hamper mirip dengan Indonesia. Jika dilihat dari segi iklim ekonomi dan investasi,
Indonesia justru memiliki potensi yang lebih besar dari ketiga Negara tersebut. Oleh karena itu,
seharusnya BI 7-day repo rate dapat dilaksanakan dengan efektif. Tapi, mengingat di Indonesia
masih banyak investor yang lebih memilih untuk berhati hati, maka memungkinkan bagi investor
tersebut untuk memindahkan modalnya ke saham selain perbankan. Hal ini menurut saya
merupakan respons yang sudah diprediksi oleh banyak pihak dan sudah sewajarnya terjadi.
Namun, jika dilihat dari daftar saham di LQ45, ada 5 dari 15 besar jenis saham yang merupakan
saham milik perbankan, yaitu saham PT Central Bank Asia Tbk, saham PT Bank Negara
Indonesia (persero) Tbk, saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, saham PT Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk, dan saham PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Sehingga cepat atau
lambat ketika para investor sudah mulai memahami cara kerja suku bunga 7-day repo rate, maka
mereka akan kembali melakukan diversifikasi modal saham mereka ke saham perbankan. Namun
sekali lagi, masih membutuhkan waktu untuk melihat sejauh mana tingkat kepercayaan investor
terhadap keefektifan suku bunga 7-day repo rate ini dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi.
Sudah hamper sebulan sejak penerapan suku bunga 7-day repo rate, namun masih belum
terlihat secara jelas efek penerapan suku bunga ini. Saya memprediksi bahwa dalam 1-2 bulan
lagi suku bunga kredit masih akan stagnan dan baru akan efektif dalam beberapa bulan kedepan.
Lalu, apakah jika penerapan suku bunga 7-day repo rate tidak secara cepat mempengaruhi
perekonomian menunjukan bahwa kebijakan ini gagal? Menurut saya tidak, karena sesuatu yang
besar berawal dari sebuah langkah awal. Penerapan suku bunga yang baru ini menunjukkan
bahwa Bank Indonesia berani mengambil sebuah tindakan dan langkah awal yang menegaskan
bahwa Bank Indonesia masih responsive terhadap permasalahan ekonomi serta memiliki
Abdul Rosyid Nur Wahidin /
363172
Artikel Perekonomian Indonesia

optimisme dalam melakukan salah satu tugasnya yang penting yaitu menjaga stabilitas sistem
keuangan di Indonesia. Bank Indonesia sendiri sudah melalui berbagai situasi, baik itu ketika
perekonomian sedang naik maupun ketika perekonomian sedang terpuruk. Oleh karena itu,
sebagai warga Negara Indonesia, kita perlu mengawal pelaksanaan kebijakan ini dengan kritik
dan saran sebagai bentuk dukungan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Apalagi ketika persaingan didalam pasar bebas di Indonesia semakin ketat ditambah dengan
semakin banyaknya dana asing yang masuk sehingga memberikan momentum yang tepat untuk
memperbaiki fundamental ekonomi di Indonesia.

Referensi
Bank Indonesia. 2016. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen) Berdasarkan Perhitungan
Inflasi Tahunan. http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx. Diakses pada 23
Agustus 2016.
PT Bursa Efek Indonesia. 2016. IDX LQ45. http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/lq45.aspx. Diakses pada 23 Agustus 2016.
Hasanah, Wardatul. 2016. Efektivitas BI Rate dan BI Seven Days Repo Rate terhadap Kinerja
Perbankan. http://www.kompasiana.com/wardatulhasanah/efektifitas-bi-rate-dan-bi-seven-
days-repo-rate-terhadap-kinerja-perbankan_5724574c129373971b8b25d4. Diakses pada
23 Agustus 2016.
Boeconomica. 2016. Kajian : Akhirnya Sadar Juga BI Seven Day Repo Rate.
http://www.economic a.id/2016/04/18/akhirnya-sadar-juga-bi-7-day-reverse-repo-rate/.
Diakses pada 23 Agustus 2016.
Bank Indonesia. 2016. BI 7-day (Reverse) Repo Rate. http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-
RR/penjelasan/Contents/Default.aspx. Diakses pada 23 Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai