Anda di halaman 1dari 4

Sugeng Riyadi (14/363203/EK/19830)

Firdaus Kurniawan (14/367164/EK/20064)

RESUME AKUNTANSI PERPAJAKAN

MATERI : Akuntansi Pajak Penghasilan

Sebagaimana diatur dalam PSAK No. 46, Akuntansi Pajak Penghasilan menggunakan
dasar akrual yang mengatur Pajak Penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak
yang lebih dibayar dalam masa pajak dan mengakui kewajiban dan aset pajak tanggungan
terhadap konsekuensi pajak periode mendatang, atas transaksi yang telah diakui sebagai unsur
laba komersial tetapi belum diakuinya sebagai laba fiskal atau sebaliknya. Dasar akrual dalam
akuntansi pajak karena faktor kepastian peraturan pajak dan digunakannya self assessment
system sebagai dasar pemungutan pajak.

Prinsip Dasar akuntansi pajak penghasilan (PSAK No. 46) adalah :

1. Pajak Penghasilan yang kurang dibayar tahun berjalan atau terutang diakui sebagai
kewajiban pajak-kini (current tax liability), sedangkan pajak penghasilan yang lebih
bayar tahun berjalan diakui sebagai aset pajak-kini (current tax asset)
2. Konsekuensi pajak periode mendatang yang dapat diatribusikan dengan perbedaan
temporer kena pajak (taxable temporary differences) diakui sebagai kewajiban pajak
tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible
temporary differences) dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan diakui sebagai
aset pajak tangguhan.
3. Pengukuran kewajiban dan aset pajak didasarkan pada peraturan perpajakan yang
berlaku, efek perubahan peraturan perpajakan yang akan terjadi di kemudian hari tidak
boleh diantisipasi atau diestimasikan.
4. Penilaian (kembali) aset pajak tangguhan harus dilakukan pada setiap tanggal neraca,
terkait dengan kemunkginan dapat atau tidaknya pemulihan aset pajak tangguhan
direalisasikan dalam periode mendatang.

Perbedaan Temporer

Perbedaan temporer adalah perbedaan antara dasar pengenaan pajak (tax base) dari
suatu aset atau kewajiban dengan nilai tercatat pada aset atau kewajiban yang berakibat pada
perubahan laba fiskal periode mendatang. Terjadinya perubahan tersebut dapat bertambah
(future taxable amount) atau berkurang (future deductible amount) pada saat aset dipulihkan
atau kewajiban dilunasi/dibayar. Perbedaan temporer ini berakibat harus diakuinya aset
dan/atau kewajiban pajak tangguhan. Hal ini dapat terjadi pada kondisi :

1. Penghasilan atau beban yang harus diakui untuk menghitung laba fiskal atau laba
komersial dalam periode yang berbeda.
2. Goodwill atau goodwill negatif yang terjadi saat konsolidasi
3. Perbedaan nilai tercatat dengan tax base dari suatu aset atau kewajiban pada saat
pengakuan awal.
4. Bagian dari biaya perolehan saat penggabungan usaha yang bermaksna akuisisi
dialokasikan ke aset atau kewajiban tertentu atas dasar nilai wajar, perlakuan akuntansi
demikian tidak diperkenankan oleh Undang-Undang Pajak

Perbedaan tetap

Perbedaan tetap (permanent difference) timbul sebagai akibat adanya perbedaan antara
pengakuan beban dan pendapatan antara pelaporan komersial dan pajak/fiskal. Akibat dari
perbedaan ini berakibat juga pada laba komersial dan laba fiskal sebagai dasar menghitung
pajak yang terutang.

Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Pajak Kini merupakan beban Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan tarif pajak
dikalikan dengan Penghasilkan Kena Pajak. Dengan memerhatikan sifat penggunaannya, dapat
dikelompokkkan menjadi Pajak Penghasilan yang pengenaan pajaknya tidak final dan Pajak
Penghasilan yang pengenaan pajaknya final. Pajak Tangguhan merupakan jumlah Pajak
Penghasilan yang terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan dari sisa kerugian yang dapat dikompensasikan. Pengakuan pajak tangguhan
berdampak pada berkurangnya laba atau rugi bersih sebagai akibat dari adanya kemungkinan
pengakuan beban pajak tangguhan atau manfaat pajak tangguhan.

Dengan demikian, beban pajak penghasilan terbagi menjadi dua bagian, yaitu beban
pajak kini dan beban/pendapatan pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan akan menimbulkan
kewajiban pajak tangguhan, sedangkan pendapatan pajak tangguhan akan menimbulkan aset
pajak tangguhan. Kewajiban pajak tangguhan dapat terjadi apabila perbedaan waktu
menyebabkan koreksi negatif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial lebih
besar dari beban pajak menurut undang-undang pajak. Sedangkan aset pajak tangguhan dapat
terjadi apabila perbedaan waktu menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak
menurut akuntansi komersial lebih kecil dibanding beban pajak menurut undang-undang pajak.

Masalah pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan ini dilakukan terhadap rugi
fiskal yang masih dapat dikompensasikan dan perbedaan waktu antara laporan keuangan
komersial dan fiskal yang dikenakan pajak, didasarkan atau dikalikan dengan tarif pajak yang
berlaku.

Contoh : Data laporan keuangan PT Amanda Tahun 2008 termasuk unsur koreksi adalah
sebagai berikut :

a. Laba komersial sebelum pajak Rp 800.000.000,00


b. Koreksi negatif positif atas
- Beban pemberian natura Rp 30.000.000,00
- Pendapatan sewa Rp 20.000.000,00
- Penyusutan bangunan Rp 60.000.000,00
c. Koreksi negatif
- Amortisasi Rp 100.000.000,00
d. PPh Pasal 25 Rp 35.000.000,00
Berdasarkan data diatas, maka hitunglah :
1. Pajak terutang
2. Pajak yang kurang/lebih dibayar
3. Kewajiban pajak tangguhan
4. Susunlah ayat jurnal dan penyajian dalam laporan keuangan
Jawaban :
Perhitungan Pajak Terutang
Laba komersial sebelum pajak Rp 800.000.000,00
Koreksi perbedaan tetap
- Beban pemberian natura Rp 30.000.000,00
- Pendapatan sewa Rp 20.000.000,00
Rp 50.000.000,00
Rp 850.000.000,00
Koreksi perbedaan waktu
- Penyusutan bangunan Rp 60.000.000,00
- Amortisasi (Rp 100.000.000,00)
(Rp 40.000.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp 810.000.000,00

1. Pajak terutang
10% x Rp 50.000.000,00 Rp 5.000.000,00
15% x Rp 50.000.000,00 Rp 7.500.000,00
30% x Rp 710.000.000,00 Rp 213.000.000,00
Total PPh terutang Rp 225.500.000,00
PPh Pasal 25 (Rp 35.000.000,00)
2. Pajak yang kurang dibayar Rp 190.000.000,00

3. Kewajiban Pajak Tangguhan = 30% x Rp 40.000.000,00 = Rp 12.000.000,00


4. Ayat jurnal yang disusun
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
PPh Badan Pajak Kini 225.500.000,00
Beban Pajak Tangguhan 12.000.000,00
Kewajiban Pajak Tangguhan 12.000.000,00
PPh Pasal 25 dibayar di muka 35.000.000,00
PPh Pasal 29 terutang 190.500.000,00

Penyajian dalam laporan keuangan


Laba komersial sebelum pajak Rp 800.000.000,00
Pajak Penghasilan :
Pajak Kini Rp 225.500.000,00
Pajak Tangguhan Rp 12.000.000,00
Rp 237.500.000,00
Laba Komersial Bersih Rp 562.500.000,00

Anda mungkin juga menyukai