(Coffea arabica)
Khairil Anbiya1, Musri Musman*2
Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
1
Dosen Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111
2
Abstrak.
Penelitian untuk mengetahui kadar asam asetat dari cuka kulit kopi (Coffea arabica) telah dilakukan
di Laboratorium Kimia FKIP Unsyiah dari Oktober-Desember 2016. Sampel yang diuji didapatkan
dari desa Sp. Nas, Kec. Gajah Putih, Kab. Bener Meriah. Sampel kulit kopi diperoleh dari hasil
pengolahan kopi hasil panen petani. Pembuatan cuka kulit kopi dilakukan dengan cara fermentasi
selama 76 hari. Analisisa kadar asam asetat dilakukan dengan metode titrasi alkalimetri. Hasil uji
menunjukkan kadar asam asetat dari cuka kulit kopi sebesar 6,57%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa limbah kulit kopi dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan cuka.
Pendahuluan
Bener Meriah merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Provinsi Aceh. Petani
mengolah hasil panen buah kopi dengan cara memisahkan antara biji dan kulit kopi
(pulping) setelah pemetikan. Proses pulping membutuhkan banyak air pada saat
pembersihan biji kopi hasil pulping. Sehingga, pengolahan kopi dengan proses pulping
menghasilkan limbah cair yang cukup banyak.
Limbah dari proses pengolahan kopi dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
cuka karena memiliki kandungan gula. Kadar sukrosa dalam gula kopi sebanyak 4,68%
sedangkan dalam gula biasa kadar sukrosanya mencapai 99,8% (Widyotomo, 2013).
Cuka digunakan sebagai bahan pengawet makanan, penyedap untuk memperbaiki cita
rasa pada berbagai jenis masakan seperti bakso, soto, dan berbagai jenis makanan
lainnya. Cuka juga dijadikan sebagai bahan pembuatan minuman dengan proses
aging/penuaan terhadap cuka tersebut. Cuka memiliki keistimewaan tersendiri karena
memiliki cita rasa (perpaduan antara rasa dan bau) yang baik (Kwartiningsih dan
Mulyati., 2005). Pembuatan cuka dari limbah kulit kopi dapat dilakukan melalui proses
fermentasi. Proses fermentasi dapat dilakukan karena terdapat kandungan gula pada
limbah kulit kopi, mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik pada zat yang
mengandung gula. Fermentasi dapat terjadi karena adanya kinerja bakteri
mikroorganisme yang dapat mengubah gula menjadi alkohol, selanjutnya alkohol yang
terbentuk diubah menjadi asam asetat yang dikenal juga dengan sebutan cuka (Raudhah
dan Ernawati., 2012).
Metode Penelitian
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober - Desember 2016 di Laboratorium Kimia FKIP
Unsyiah.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (gelas kimia,
erlenmeyer, pipet tetes, pipet volume, cawan petri, labu ukur), perangkat titrasi, batang
pengaduk, spatula, corong kaca, dan neraca analitik.
1
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah kulit kopi (Coffea arabica), air
sumur (Lam Poh U, Darussalam, Banda Aceh), akuades, natrium hidroksida (NaOH),
asam oksalat dihidrat (C2H2O4.2H2O), dan indikator fenolftalein(PP).
Prosedur Kerja
Pembuatan cuka kulit kopi
Limbah kulit kopi (Coffea arabica) hasil pemisahan dari biji dihaluskan dan direndam
dalam air dengan perbandingan 1:2, air rendaman ini kemudian disaring agar di
dapatkan ekstrak kulit kopi (Raudhah dan Ernawati, 2012). Air hasil pencucian kulit kopi
dibiarkan berada di udara terbuka selama 2 jam, kemudian disimpan dalam wadah yang
tertutup dalam jangka waktu 18 hari, hasil fermentasi dapat dilihat pada wadah
penyimpanan terbentuk 2 lapisan zat yang berbeda, lapisan bawah sebagai air (1,000
g/cm3) dan lapisan atas sebagai alkohol (0,789 gr/cm3).
Pemisahan antara kedua lapisan dilakukan dengan mengambil lapisan bagian atas
dengan menggunakan pipet volume, sampel yang telah dipindahkan kedalam wadah
yang baru ditutup dengan baik agar tidak terkontaminasi dengan zat lain yang dapat
merubah keadaan sampel (Rosmiati, dkk., 2013). Analisa kadar asam asetat pada cuka
dilakukan ketika gelembung gas sudah tidak terdapat lagi pada media fermentasi.
2
Standarisasi Larutan Baku NaOH
Larutan NaOH yang telah dibuat dititrasi dengan larutan C 2H2O4.2H2O yang telah di
tambah beberapa tetes indikator fenolftalein (PP), titrasi dilakukan hingga larutan
C2H2O4.2H2O berubah warna menjadi kemerahan (Nugroho, 2013).
Anlisisa kadar asam asetat pada cuka kulit kopi dengan cara alkalimetri didapatkan
sebesar 6,57%. Fermentasi dilakukan tanpa menambahkan bakteri Acetobakter aceti
secara langsung ke dalam wadah fermentasi selama 76 hari.
3 Cemaran logam
3
Table 2. Perbandingan hasil yang didapat dengan hasil penelitian lain.
Kada asam
Perlakuan Lama fermentasi
asetat (%)
Tanpa penambahan
bakteri Acetobakter 76 hari 6,57
aceti
Hasil penelitian Rosmiati, dkk. (2013)
Tanpa penambahan
bakteri Acetobakter 15 hari 4,115
aceti
Dengan penambahan
15 hari 6,475
Acetobakter aceti
Proses fermentasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yakni aerob dan anaerob.
Fermentasi dalam penelitian ini berlangsung dengan cara anaerob, karena proses
fermentasi ini dilakukan didalam wadah yang tertutup. Fermentasi akan terjadi karena
adanya suatu kinerja mikroorganisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya kinerja
bakteri mikroorganisme yang dapat mengubah gula menjadi alkohol, selanjutnya alkohol
yang terbentuk diubah menjadi asam asetat yang dikenal juga dengan sebutan cuka
(Raudhah dan Ernawati., 2012).
4
Pada fermentasi ini terjadi perombakan glukosa menjadi alkohol dan gas CO 2 terjadi
dengan alur reaksi sebagai berikut :
mikroorganime
C6H12O6 > 2CH3CH2OH + 2CO2
glukosa etanol karbon
dioksida
Pada fermentasi pembentukan asam asetat tersebut terjadi perubahan etanol menjadi
asam asetat melalui pembentukan asetaldehid dengan reaksi sebagai berikut :
CH3CH2OH + O2 > CH3CHO + H2O
etanol asetaldehid
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian limbah kulit kopi dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan
cuka yang cukup baik dengan kadar asam asetat yang terkandung dalam cuka kulit kopi
sebesar 6,57% pada hari ke-76.
Referensi
Baharuddin., Syahidah., & Nyni Y. (2008). Penentuan Mutu Cuka Nira Aren (Arenga
Pinnata) Berdasarkan SNI 01-4371-1996. Jurnal Perennial, 5(1), 31-35.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1996. Cuka Fermentasi SNI 01-4371-1996.
Jakarta: Departemen Perindustrian Republik Indonesia.
Hart, H., Craine, L.E., Hart, D.J., (2003). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi
Kesebelas. Jakarta : Erlangga.
Kwartiningsih, E. & Ln. Nuning. S. M. (2005). Fermentasi Sari Buah Nanas Menjadi
Vinegar. Ekuilibrium, 4(1), 8-12
Nugroho, A. T. (2013). Studi Waktu Fermentasi Dan Jenis Aerasi Terhadap Kualitas Asam
Cuka Dari Nira Aren (arenga pinnata). Skripsi. Yogyakarta : Uniersitas Negeri
Yoyakarta.
Nuryanti, S., Sabirin. M., Chairil. A., Tri. J. R. (2010). Indikator Titrasi Asam-Basa Dari
Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L), AGRITECH, 30(3), 178-
183.
Rani, Sandeep. (2016). Analysis of Vinegar VIA Titration. International Journal of
Engineering Science and Computing, 6(11), 3013-3015
Raudah, & Ernawati. (2012). Pemanfaatan Kulit Kopi Arabika Dari Proses Pulping Untuk
Pembuatan Bioetanol. Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology),
10(12), 12-21.
Rosmiati., M. Yunus., & Raudah. (2013). Penentuan Mutu Asam Asetat dari Limbah Cair
Kulit Kopi Arabika (Coffea arabica. Sp). Jurnal Reaksi (Journal of Science and
Technology), 11(1).
Simanihuruk, K., & J. Sirait. (2010). Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar Pada
Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner, 557-566.
Widyotomo, S. (2013). Potensi Dan Teknologi Diversifikasi Limbah Kopi Menjadi Produk
Bermutu dan Bernilai Tambah. Review Penelitian Kopi dan Kakao , 1 (1), 63-80.
Widyotomo, S., Sri. M., & Edi S. (2005). Kinerja Mesin Pemecah Biji dan Pemisah Kulit
Kakao Pascasangrai Tipe Pisau Putar. Pelita Perkebunan, 21(3), 184199.
Perhitungan.
5
Perlakuan Volume NaOH (L) Volume cuka (L) [CH3COOH]
1 0,0016 0,004 0,00336 M
2 0,0015 0,004 0,00315 M
3 0,0014 0,004 0,00294 M
0,106 g 1000
M C2H2O4.2H2O = 126,07 g /mol x 100 mL
= 0,00084 mol x 10 mL
= 0.0084 M
Pada titik ekivalen molaritas titran sama dengan molaritas titer, artinya :
M C2H2O4.2H2O = M NaOH
0.0084 M = 0.0084 M
Percobaan 1.
0,0084 mol NaOH 1 mol CH 3 COOH 1
0,0016 L NaOH x 1L x 1 mol NaOH x 0,004 L =
0,00336 M CH3COOH
Percobaan 2.
0,0084 mol NaOH 1 mol CH 3 COOH 1
0,0015 L NaOH x 1L x 1 mol NaOH x 0,004 L = 0,00315
M CH3COOH
Percobaan 3.
0,0084 mol NaOH 1 mol CH 3 COOH 1
0,0014 L NaOH x 1L x 1 mol NaOH x 0,004 L =
0,00294 M CH3COOH
6
0,003150,00294 M 0,00021 M
= 0.003045 M x 100% = 0.003045 M x 100% = 0, 6689x
100% = 6,689%
Rata-rata [CH3COOH]:
6,451 +6,689 13.14
2 = 2 = 6.57%