Anda di halaman 1dari 14

Bencana Gempabumi

Gempabumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat


dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan
yang mengalami deformasi. Gempabumi dapat didefinisikan sebagai
rambatan gelombang pada masa batuan/tanah yang berasal dari hasil
pelepasan energi kinetik yang berasal dari dalam bumi. Sumber
energi yang dilepaskan dapat berasal dari hasil tumbukan lempeng,
letusan gunungapi, atau longsoran masa batuan/tanah. Hampir
seluruh kejadian gempa berkaitan dengan suatu patahan, yaitu satu
tahapan deformasi batuan atau aktivitas tektonik dan dikenal sebagai
gempa tektonik. Sebaran pusat-pusat gempa (epicenter) di dunia
tersebar di sepanjang batas-batas lempeng (divergent, convergent,
maupun transform), oleh karena itu terjadinya gempabumi sangat
berkaitan dengan teori Tektonik Lempeng.
Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang
menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara
tiba-tiba. Gempabumi dapat disebabkan antara lain oleh:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi

2. Aktivitas sesar di permukaan bumi

3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan


tanah

4. Aktivitas gunung api

5. Ledakan Nuklir

Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan inilah yang


menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar
bagian bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana
batuan kembali berada pada keadaan seperti semula.

Gambar 1 Urut-urutan proses terjadinya gempabumi


Intensitas dan Magnitude Gempabumi
Intensitas dan magnitude gempa yang terjadi di permukaan bumi
dapat diketahui melalui alat seismograf, yaitu suatu alat pencatat
getaran seismik yang sangat peka yang ditempatkan diberbagai lokasi
di bumi. Skala Richter adalah satuan yang dipakai untuk mengukur
besarnya magnitute gempa. Satuan besaran gempa berdasarkan satuan
skala Richter adalah 1 hingga 10. Satuan intensitas dan magnitute
gempabumi dapat juga diukur berdasarkan dampak kerusakan yang
ditimbulkan oleh getaran gelombang seismik dan satuan ini dikenal
dengan satuan Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI)

Gambar 2 Gelombang P (Primer) sebagai gelombang kompresi yang mampu merubah


volume batuan dan gelombang S (Sekunder) sebagai gelombang Shear yang mampu
merubah bentuk.

Tabel 1 Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI)

Dampak Bencana Gempabumi


1. Rekahan / patahan di permukaan bumi
Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan
patahnya permukaan bumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi
kerakbumi. Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkan permukaan daratan
rekah dan terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satu
bukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada
Februari, 1976 dimana areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan
San Andreas, 65 km di sebelah utara kota Los Angeles mengalami
pegangkatan (uplifted) oleh pergeseran sesar San Andreas. Rekahan dan
patahan yang terjadi di permukaan bumi dapat berdampak pada bangunan-
bangunan, jalan dan jembatan, pipa air minum, pipa listrik, saluran
telepon, serta prasarana lainnya yang ada di daerah tersebut.

Gambar 3 Patahan di permukaan

2. Getaran / guncangan permukaan tanah


Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat
serius adalah runtuhnya bangunan-bangunan yang disebabkan oleh
getaran/guncangan gempa yang merambat pada media batuan/tanah. Pada
umumnya bangunan-bangunan yang berada diatas lapisan batuan yang
padat (firm) dampaknya tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan
bangunan-bangunan yang berada diatas batuan sedimen jenuh.

3. Perubahan Pengaliran (drainage modifcations)


Terbentuknya danau yang cukup luas akibat amblesnya (subsidence)
permukaan daratan seperti dataran banjir (floodplain), delta, rawa, yang
diakibatkan oleh gempabumi merupakan suatu permasalahan yang cukup
serius. Perubahan pengaliran akibat penurunan permukaan daratan yang
disebabkan oleh gempa memungkinkan terbentuknya danaudanau buatan
dan reservoir baru serta rusaknya bendungan

4. Perubahan Air Bawah Tanah (Ground Water Modifications)


Regim air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan
yang disebabkan oleh sesar atau oleh goncangan. Contoh kasus dari
perubahan air bawah tanah adalah gempa yang terjadi disepanjang suatu
patahan yang mengakibatkan terjadinya offset batuan di kedua sisi
permukaan tanah dan aliran air bawah tanah di wilayah Santa Clara County,
California, yaitu suatu wilayah yang terletak di bagian selatan teluk San
Francisco. Dalam kasus ini kipas aluvial yang sangat luas yang terletak di
Alameda Creek mengalami offset/perpindahan sejauh 2 km ke arah barat
perbukitan. Gawir yang terbentuk oleh sesar setinggi 8 meter menutup
saluran-saluran sungai yang menuju ke teluk San Francisco sehingga
membentuk kolam-kolam yang sangat luas

5. Tsunami
Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara
tiba-tiba pada dasar samudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut,
kondisi ini akan menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar
yang lazim disebut tidal waves. Tsunami berasal dari bahasa Jepang.
"tsu" berarti pelabuhan, "nami" berarti gelombang sehingga secara umum
diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan. Istilah tsunami telah
digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang (tidal waves)
maupun gelombang yang disebabkan oleh gempabumi atau yang lebih
dikenal dengan istilah seismic sea waves.

Penyebab terjadinya Tsunami antara lain:

1. Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa


tanah/batuan yang sangat besar dibawah air (laut/danau)
2. Tanah longsor didalam laut
3. Letusan gunungapi dibawah laut atau gunungapi pulau.

Gejala terjadinya tsunami:

1. Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan


energi yang sangat kuat.
2. Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului
dengan gempa bumi besar dan susut laut.
3. Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya? gempa bumi
sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai
mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar
dibandingkan kecepatan tsunami.
4. Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi
tinggi.
6. Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu
kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di
bawah laut.

Mekanisme terjadinya tsunami


1. Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oleh pengangkatan
sebagai akibat kompresi.
2. Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah yang terangkat
3. Panjang gelombang berkurang tetapi tingginya meningkat saat
mencapai bagian yang dangkal, kemudian melaju ke arah darat
dengan kecepatan +/-100 km/jam setelah sebelumnya surut dulu
untuk beberapa saat

(a)

(b)
Gambar 4 (a) Mekanisme terjadinya tsunami (b) Pergerakan gelombang
tsunami ke daratan
Gambar 6 Model gelombang tsunami yang terjadi
oleh gempabumitanggal 26 Desember2004 dengan
pusat gempa di pesisir sebelah utara pulau Sumatra
(source:
www.usgs,gov).

Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana

Mitigasi Bencana Gempabumi

1. Melakukan pemetaan penyebaran lokasi-lokasi gempa yang


disajikan dalam bentuk Peta
Rawan Bencana Gempabumi / Seismik.
2. Membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan desain
struktur bangunan tahan gempa guna mencegah runtuhnya
bangunan ketika terjadi gempa.
3. Tidak membangun bangunan di wilayah-wilayah yang rawan
bencana gempa

4. Menghindari lahan-lahan yang rawan gempa untuk areal


pemukiman, dan aktivitas manusia.
5. Melakukan penataan ruang baik yang berada di sekitar pantai
ataupun di daratan guna mencegah dan menghindari
terjadinya korban jiwa dan harta serta dampak yang mungkin
timbul ketika bencana itu terjadi.
6. Memasang Sistem Peringatan Dini (Early Warning System).

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan


Bencana Gempa Bumi

1. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa


khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan yang telah ada dengan mengikuti standar
kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan
lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya
gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa
bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan
peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan
pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian,
dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.

Tindakan Yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempabumi

13. Di dalam rumah


Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda
harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda.
Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan
benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda
dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan
segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
13. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau
buku, jangan Gocal, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai
dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan
berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
13. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di
daerah perkantoran atau kawasan GocalGGG, bahaya Goca muncul
dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala
anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda
bawa.
13. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti
semua petunjuk dari petugas atau satpam
5. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada
di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti,
keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak
dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.
13. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan.
13. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan GocalGG terhadap mobil
dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil
anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika
harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak
terkunci.
13. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya GocalG dari
tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami
tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat
terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-
rumah sakit akan mengalami kesulitan GocalG ke tempat kejadian,
maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-
orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap
tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda
dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang
atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana Tsunami:

13. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya


tsunami.
2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di
daerah pantai tentang bahaya tsunami.
3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan
Dini Tsunami).
13. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang
beresiko.
5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis
pantai untuk meredam gaya air tsunami.
6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar
daerah pemukiman yang cukup tinggi dan mudah dilalui untuk
menghindari ketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat Gocal khususnya yang
tinggal di pinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda
tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi
tsunami.
11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
tsunami.
12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan
terjadinyan tsunami kepada petugas yang berwenang : Kepala
Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK PB maupun institusi terkait
13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Djauhari. Geologi Untuk Perencanaan . Graha Ilmu. 2011.
Bogor

Fukuyama. Enchi. Fault zone Earthquake. International Geophysic


Series. 2009. California. USA

Anda mungkin juga menyukai