Anda di halaman 1dari 12

PAPER

ASKEP IMUNOLOGI

ORGAN LIMFOID PRIMER DAN SEKUNDER

Disusun Oleh :

KELOMPOK II

1. Aris (108112052)
2. Asep Saefudin (108112059)
3. Achmad Chaidir (108112058)
4. Intan Aliyani (108112055)

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2014
ORGAN LIMFOID PRIMER DAN SEKUNDER

Sistem imun tubuh adalah suatu organ komplek yang memproduksi sel-sel
khusus yang dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel darah merah (eritrosit),
tetapi bekerja sama dalam melawan infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing
kedalam tubuh (sebagai antigen). Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat
bervariasi dan bersirkulasi dalam sistem imun dan diproduksi oleh sumsum tulang
(bone marrow). Sedangkan kelenjar limfe adalah kelenjar yang dihubungkan satu sama
lain oleh saluran limfe yang merupakan titik pertemuan dari sel-sel sistem imun yang
mempertahankan diri dari benda asing yang masuk kedalam tubuh. Limpa adalah organ
yang penting tempat dimana sel imun berkonfrontasi dengan mikroba asing, sedangkan
kantung-kantung organ limfoid yang terletak diseluruh bagian tubuh seperti: sumsum
tulang, thimus, tonsil, adenoid dan apendik adalah juga merupakan jaringan limfoid.
Sistem imun aktif jika ada bahan asing (antigen) beredar di dalam tubuh
setelah masuk dinding sel. Hal ini terjadi disebabkan pertahanan pertama tubuh tidak
mampu menetralisir agen infeksi sehingga agen infeksi tersebut masuk dan beredar
melalui peredaran darah keseluruh tubuh. Pertahanan pertama yang bertanggung jawab
terhadap serangan agen infeksi adalah sel imun non spesifik (innate immunity) seperti
sel monosit, makrofag, neutrofil, basofil, polimorfonuklear, sel dendrit, sel langerhan
dan sel mast. Jika sel-sel tersebut tidak mampu menetralisir agen infeksi maka
selanjutnya terjadilah penginfeksian dan kemudian sistem pertahanan kedua muncul
yang dikenal adaptive immune responses. Pertahanan kedua aktif setelah terjadi
komunikasi diantara sel imun yang didahului adanya sekresi sitokin dan ekspresi
peptida antigen ke permukaan sel imun nonspesifik yang dikenal dengan antigen
precenting cells (APC) dan selanjutnya akan mengaktifkan sel B dan sel T.

A. Pengertian
Sistem Limfoid adalah sel-sel sistem imun ditemukan dalam jaringan dan
organ.Organ Limfoid primer atau sentral diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan
proliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit yang mengenal antigen.Ada 2 organ
yaitu kelenjar timus danBursa Fabricius (sumsum tulang). Organ Limfoid
sekunder untuk menangkap dan mempresentasikan antigen dengan efektif, proliferasi
dan diferensiasi limfosit yang disensitasi oleh antigen spesifik, dan produksi utama
antibody. Organ utama adalah MALT yang meliputi jaringan limfoid ekstranodul yang
berhubungan dengan mukosa diberbagai lokasi seperti SALT (kulit), BALT (bronkus),
GALT (saluran cerna, mukosa hidung, mamae dan serviks uterus)
B. Organ Limfoid

Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ-organ


limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus, dan tonsil. Berdasarkan
fungsinya organ limfoid dibagikan atas:
1. Organ Limfoid Primer
Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus dan
susmsum tulang.Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit
yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu
kelenjarthymus yang merupakan diferensiasi limfosit T dansumsum tulang yang
merupakan diferensiasi limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa
fabricius. Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit
sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang
ditemukan serabut retikuler.
Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari
jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang
merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi
limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid
primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam
anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan serabut
retikuler.
a. Thymus

Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan


pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam
organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada
mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah
mendapat sel induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami
proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke
dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami
diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi
imunologis humoral. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-
lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut
diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.

a) Gambaran Histologis

Tiap lobulus dibungkus dalam kapsel jaringan pengikat longgar yang tipis
dan melanjutkan diri ke dalam membagi lobus menjadi lobuli dengan ukuran 0,5
2 mm. Jaringan parenkim thymus terdiri dari anyaman sel-sel retikuler saling
berhubungan tanpa adanya jaringan pengikat lain, diantara sel retikuler terdapat
limfosit. Sel retikulernya berbentuk stelat seperti didalam nodus lymphaticus dan
lien, tetapi berasal dari endoderm. Hubungan ini lebih jelas di daerah medulla
sampai membentuk struktur epitel yang disebut corpuskulum hassalli (thymic
corpuscle). Masing-masing lobus terdiri dari cortex dan medulla.

b) Cortex
Limfosit dihasilkan di daerah cortex sehingga sebagian besar populasi sel di
cortex adalah limfosit dari berbagai ukuran. Hubungan antara sel retikuler terlihat
dengan M.E. sebagai desmosom, sel retikuler epitelnya adalah sel stelat dengan
inti oval yang berwarna pucat dan berukuran 7-11 mikron. Limfosit besar banyak
terdapat di bagian perifer dan makin kedalam jumlah limfosit kecil makin
bertambah, sehingga cortex bagian dalam sangat padat oleh limfosit kecil. Dalam
cortex terjadi proses proliferasi dan degenerasi, dan terdapat makrofag yang
walaupun sedikit merupakan penghuni tetap dalam cortex. Kadang-kadang juga
ditemukan sedikit plasmasit dalam parenkim.

c) Medulla
Pada medulla, banyak terdapat sel retikuler dengan berbagai bentuk, kadang
mempunyai tonjolan dan kadang tidak mempunyai tonjolan sitoplasma. Ada pula
sel retikuler yang berbentuk gepeng dan tersusun konsentris membentuk
corpusculum Hassali. Sel-selnya berhubungan sebagai desmosom. Bagian
tengahnya mengalami degenerasi dan kadang-kadang kalsifikasi. Limfosit
terdapat tidak begitu banyak dan hanya dari jenis bentuk kecil. Perbedaan dengan
limfosit cortex karena bentuk yang tidak teratur dengan sitoplasma lebih banyak.
Dalam medulla terdapat jenis sel lain dalam jumlah kecil seperti makrofag dan
eosinofil.

d) Pembuluh Darah

Cortex mendapat darah sebagai anyaman kapiler yang dipercabangkan dari


arteriola yang terdapat di perbatasan cortex dan medulla. Hanya terdapat sedikit
perpindahan makromolekul dari darah ke parenkim melintasi dinding kapiler
cortex, sedang di medulla pembuluh darah lebih permeabel. Maka, limfosit dalam
cortex dilindungi terhadap pengaruh makromolekul dengan adanya blood-thymus
barier. Pembuluh limfe terdapat di jaringan pengikat penyekat lobulus.

e) Histogenesis
Thymus berasal dari dua tonjolan epitel endoderm saccus brachialis III. Mula-
mula penonjolan ini memiliki lumen yang berhubungan dengan pharynx, dengan
adanya proliferasi epitel dindingnya, lumen akan terisi oleh sel-sel yang juga
mengadakan invasi diantara sel-sel jaringan mesenkim di sekelilingnya. Pada umur
enam minggu akan muncul limfosit yang makin lama makin bertambah dan
parenkim akan mengubah sel-sel stelat yang dihubungkan oleh desmosom.
Medulla terjadi kemudian di daerah dalam.
f) Involusi
Proses invulsi disebut sebagai age invultion, dimulai sejak masa kanak-kanak.
Proses tersebut dapat dipercepat sebagai akibat berbagai rangsangan, misalnya
penyakit, stress, kekurangan gizi, toksis atau ACTH, proses ini disebut sebagai
accidental involution. Pada binatang percobaan akan terjadi experimental
involution yang dapat diikuti regenerasi yang intensif. Thymus mengalami involusi
secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit
menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari
jaringan pengikat interlobuler.

g) Histofisiologis
Limfosit sangat penting untuk perkembangan, karena adanya sejenis limfosit
yang bertanggungjawab atas penolakan jaringan cangkok, delayed hypersensitvity,
reaksi terhadap fungsi mikroorganisme dan virus tertentu. Limfosit T tidak
melepaskan anmtibodi yang biasa tetapi diperlukan untuk membantu reaksi
humoral oleh limfosit B. Limfosit thymus baru bersifat imunokompeten apabila
sudah berada di luar thymus.Apabila sel induk telah sampai ke thymus, maka akan
berubah menjadi limfosit thymus dan mulai berproliferasi. Limfosit besar akan
berproliferasi di cortex tepi memberikan limfosit kecil yang berkelompok di cortex
sebelah dalam. Proliferasi di thymus tidak dipengaruhi oleh antigen yang berbeda
dengan di limfosit di organ limfoid perifer, denganh adanya blood thymus barrier.
Limfosit yang meninggalkan thymus akan menuju organ limfoid perifer untuk
berkumpul di daerah yang dibawah pengaruh thymus (thymus depending regions)
yaitu cortex bagian dalam nodus lymphaticus, selubung limfoid periarterial di lien,
daerah antara nodulus lymphaticus tonsilla, plaques Peyeri dan appendiks.

b. Sumsum Tulang
Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem
hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang
sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan
menjadi progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi
prelimfosit B yang selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan
imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif
sehingga menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju
ke organ limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid juga
berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya
menuju timus.

2. Organ Limfoid Sekunder


Organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses reaksi
imun. Misalnya : , MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue). Jaringan limfoid
sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang telah mengalami
diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi
sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma
terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut
retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong dalam
jaringan ini, contohnya limfa,tonsil, limfonodus.

a. Limfa
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di sebelah
kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien
merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap
bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap
antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat
persediaan trombosit, dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien
berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit.
a) Gambaran Histologis
Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai capsula yang melanjutkan diri
sebagai trabecula. Capsula akan menebal di daerah hilus yang berhubungan dengan
peritoneum. Dari capsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah organ yang
akan membentuk anyaman. Pada sediaan terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan
sebesar 0,2-0,7 mm, daerah tersebut dinamakan pulpa alba yang tersebar pada
daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan pulpa ruba.
b) Pulpa alba
Pulpa alba sering disebut pula sebagai corpusculum malphigi terdiri atas
jaringan limfoid difus dan noduler.Pulpa alba membentuk selubung limfoid
periarterial (periarterial limfoid sheats/PALS) di sekitar arteri yang baru
meninggalkan trabecula, selubung tersebut mengikuti arteri sampai bercabang-
cabang menjadi kapiler. Sepanjang perjalanannya pada beberapa tempat selubung
tersebut mengandung germinal center. PALS dan germinal center merupakan
jaringan limfoid, tetapi PALs sebagian besar mengandung limfosit Tdan germinal
center mengandung limfosit B. Struktur PALS terdiri dari anyaman longgar serabut
retkuler dan sel retikuler. Di tengah pulpa alba terdapat arteri sentralis . dalam celah-
celah anyaman terdapat limfosit kecil dan sedang, kadang ditemukan plasmasit. Pada
waktu adanya rangsangan antigen di daerah PALS banyak terdapat limfosit besar,
limfoblas dan plasmasit muda banyak sekali.

c) Pulpa rubra
Pulpa rubra terdiri atas pembuluh-pembuluh darah besar yang tidak teratur
sebagai sinus renosus dan jaringan yang mengisi diantaranya sebagai splendic cords
of Billroth. Warna merah pulpa rubra disebabkan karena eritrosit yang mengisi sinus
venosus dan jaringan diantaranya.
Di dalam celah pulpa terdapat sel-sel bebas seperti makrfag, semua jenis sel
dalam darah dengan beberapa plasmasit. Dengan M.E. makrofag dapat dengan
mudah ditemukan sebagai sel besar dengan sitoplasma yag kadang-kadang
mengandung eritrosit, netrofil dan trombosit atau pigmen. Bagian tepi pulpa alba
terdapat daerah peralihan dengan pulpa rubra sebesar 80-100 mikron, daerah ini
dinamakan zona marginalis yang mengandung sinus venosus kecil. Zona marginais
merupakan pulpa rubra yang menerima darah arterial sehingga merupakan tempat
hubungan pertama antara sel-sel darah dan partikel dengan parenkim lien.
d) Fungsi Limpa dalam Sistem kekebalan.
Sistem kekebalan tubuh adalah unit kunci yang melindungi tubuh terhadap
penyakit. Sebuah sistem kekebalan tubuh yang sehat mendeteksi patogen dari virus
sampai parasit cacing, dan tahu perbedaan antara benda asing dan jaringan sehat
tubuh sendiri. Ada berbagai jenis kekebalan, aktif, pasif,, imunitas humoral dan
kawanan seluler. Sistem kekebalan tubuh pada vertebrata yang lebih canggih dan
terdiri dari banyak jenis protein, sel, organ dan jaringan. Di antaranya banyak
bagian, yang terletak di perut bagian atas kiri, di bawah tulang rusuk kiri pada
manusia, adalah organ yang dikenal sebagai limpa. Organ ini hadir hampir di semua
hewan vertebrata.
limpa pada manusia adalah organ lunak, dan ukuran kepalan. Ini adalah ungu
gelap dalam penampilan, dan 12 cm panjang, 7 cm dan 4 cm dengan tebal statistik
rata-rata organ ini. Limpa bisa berat 100-205 g, tergantung pada usia dan kesehatan
orang dewasa. Meskipun limpa tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia,
ketiadaan akan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.

b. Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal
tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit,
sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi
pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Lubang penghubung antara cavum oris
dan pharynx disebut faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak
mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh
bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-batas
nyata.

Rangkaian organ limfoid ini (cincin Waldeyer) meliputi:

a) Tonsila Lingualis
Tonsilla lingualis terdapat pada facies dorsalis radix linguae sebagai tonjolan-
tonjolan bulat. Pada permukaannya terdapat lubang kecil yang melanjutkan diri sebagai
celah invaginasi(crypta) yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Crypta tersebut
dikelilingi oleh jaringan limfoid. Sejumlah limfosit yang mengalami infiltrasi dalam
epitel dan berkumpul dalam crypta yang kemudian mengalami degenerasi dan
membentuk suatu kumpulan dengan sel epitel yang sudah terlepas bersama bakteri
sebagai detritus. Kadang-kadang dalam crypta bermuara kelenjar mukosa. Dalam
jaringan limfoid tampak adanya nodus lymphaticus.

b) Tonsila Palatina

Diantara arcus glossoplatinus dan arcus pharyngopalatinus terdapat ua buah


jaringan limfoid dibawah membrane mukosa yang masing-masing disebut tonsilla
palatine. Epitel bersama jaringan pengikat yang menutupi mengadakan invaginasi
membentuk crypta sebanyak 10-20 buah. Pada dasar crypta, batas antara epitel dan
jaringan limfoid kabur karena infiltrasi limfosit dalam epitel. Limfosit yang telah
melintasi epitel bersama dengan leukosit dan sel epitel yang mati sebagai corpusculum
salivarius. Terdapat nodulus lymphaticus sebesar 1-2 mm dengan germinal centernya
tersusun berderet dalam jaringan limfoid yang difus. Antara nodulus lymphaticus yang
satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan pengikat (capsula) yang mengandung
limfosit, mast sell dan plasmasit. Apabila ditemukan granulosit, hal ini menunjukkan
adanya radang.

c) Tonsila Pharyngealis

Pada atap dan dinding dorsal nasopharynx terdapat kelompok jaringan limfoid
yang ditutupi pula oleh epitel yang dinamakan tonsilla pharyngealis. Jenis epitelnya
sama dengan epitel tractus respiratorius ialah epitel semu berlapis bercillia dengan sel
piala. Epitelnya tidak mengadakan invaginasi membentuk crypta tetapi melipat-lipat.
Pada puncak lipatan banyak infiltrasi limfosit, dibawah epitel terdapat nodulus
lymphaticus yang mengikuti lipatan-lipatan. Jaringan limfoid ini dipisahkan oleh
capsula tipis jaringan pengikat dan diluar capsula terdapat kelenjar-kelenjar campuran
yang saluran keluarnya menembus jaringan limfoid dan bermuara didalam saluran
lipatan epitel.
c. Limfonodus
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus.
Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam
sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring
mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Nodus lymphaticus merupakan organ kecil
yang terletak berderet-deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya
merupakan kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi
imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran
1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat
keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen masuk melalui permukaan
konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar
pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah
mediastinum.

d. Jaringan Limfoid Mukosal (MALT)


Terletak di tunika mukosa terutama lamina propria, traktus digestivus,
respiratorius dangenitourinarius. Terdiri dari sel T terutama CD8, sel B dan APC. Pada
traktus digestivusterdiri dari limfosit difus, limfonoduli soliter dan berkelompok
(tonsila, plaque Peyeri). Sedangkan pada traktus respiratorius dan genitourinarius terdiri
dari limfosit difus,limfonoduli soliter. Sistem imun mukosa pada jaringan limfoid
mukosa merupakankomponen terbesar sistem limfoid melebihi lien dan limfonodus

PERAN SEL IMUN

Di dalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem


imun. Ia dirancang untukmempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba,
virus, racun dan parasit yang setiap saat menyerang tubuh kita. Sistem imun terdiri dari
ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap bertindak begitu
tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit
dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel imun ke
tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Husband,A.J.1995. The immune system and integrated homeostasis. Immunology and


Cell Biologi, 73:377-382.

Roit, I.M.1991. Essential Immunology, 7nd ed. Blackwell Scientific Publication.


London.

Suriasumantri, J,S. 1998. Filsafat Ilmu:Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar


Harapan.

Tizard, I. 1992. Veterinary Immunology, 4th ed. Saunder College Publishing.


Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai