Concrete cantilever = faktor yang dilihat adalah daerahya
bila memang daerah sulit dijangkau untuk mobilisasi dan mendatangkan bahan seperti sheetpile ataupun geotekstil dan geogrid pemilihan cantilever lebih umum digunakan dan ketinggian lereng yang bisa ditanggulangi cukup tinggi sekita 7- 10 meter dan seumpama tekanan lateral tanah lumayan besar penggunaan cantilever lebih umum digunakan . Dari segi konstruksi lebih mudah dan banyak orang awam lebih mengerti dalam membangunnya dan keekonomisan cukup baik
Sheetpile Cantilever = Faktor-faktor yang dilihat adalah tanah
dasar adalah tanah lunak yang tidak memungkinkan menahan beban yang besar seperti dinding penahan tanah maka digunakan sheetpile karena sistemnya yang dipancang sehingga daya dukungnya lebih mengandalkan friksinya antara tanah dan sheetpile, lebih awet namun bila lereng terlalu tinggi maka luasan sheetpile dibutuhkan lebih besar maka akan cenderung tidak ekonomis.
Geotekstil = Jika tekanan lateral sangat besar dan dibutuhkan
kecepatan konstruksi yang sangat cepat agar tak mengganggu aktifitas di sekitar daerah konstruksi dan daerah tempat konstruksi di daerah dekat perkotaan yang mudah mobilisasi dan pengadaan bahannya maka geosintetik lebih diperuntukkan karena kekuatan tahanan tariknya yang besar dan keringanan bahannya membuat tidak memerlukan daya dukung tanah yang besar pada dasarnya.
Geogrid = Jika tekanan lateral sangat besar dan dibutuhkan
kecepatan konstruksi yang sangat cepat agar tak mengganggu aktifitas di sekitar daerah konstruksi dan daerah tempat konstruksi di daerah dekat perkotaan yang mudah mobilisasi dan pengadaan bahannya maka geosintetik lebih diperuntukkan karena kekuatan tahanan tariknya yang besar dan keringanan bahannya membuat tidak memerlukan daya dukung tanah yang besar pada dasarnya dan juga bila daerah tempat konstruksi adalah daerah rawan gempa dan masuk daerah gempa besar maka geogrid adalah pilihan yang tepat karena deformasi strukturnya yang kecil.
Gravity wall dan bronjong = diperuntukkan untuk daerah
lereng yang mengalami gerusan akibat aliran air seperti lereng sungai karena kefleksibilitasannya dan angka kekasarannya yang membuat kecepatan aliran air makin kecil sehingga mengurangi gaya gerusan air, biaya konstruksinya murah , mudah pemasangannya dan ketersediaan bahan pasti ada walau daerah pedalaman. 2. Penanggulangan longsor di Jalan Liwa-Krui = Sheetpile baja, Cantilever atau talud gravity wall bisa juga bila memungkinkan memakai geogrid dan geotekstil karena daerah rawan gempa. 3. Bisa dengan turap baja ( steel Sheetpile ) , Talud gravity wall atau bronjong 4. Pada Bukit = Bisa dengan terasering, dinding penahan tanah gravity wall dan cantilever wall. Pada Embung = Talud Batu belah atau turap beton atau baja. Pada tanggul = Talud Pasangan batu belah , Talud beton dan bronjong. Pada Konstruksi Jalan = Geogrid, Geosintetik, Dinding kantilever, Dinding penahan tanah Gravity,Sheetpile baja atau beton.