Anda di halaman 1dari 2

PATOFIS

Pemakaian bahan yang tidak berpori akan meningkatkan temperatur dan keringat
sehingga mengganggu fungsi barier stratum korneum. Infeksi dapat ditularkan melalui kontak
langsung dengan individu atau hewan yang terinfeksi, benda-benda seperti pakaian, alat-alat
dan lain-lain. Infeksi dimulai dengan terjadinya kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya dalam
jaringan keratin yang mati. Hifa ini memproduksi enzim keratolitik yang mengadakan difusi
ke dalam jaringan epidermis dan merusak keratinosit. (7,10)
Setelah masa perkembangannya (inkubasi) sekitar 1-3 minggu respon jaringan
terhadap infeksi semakin jelas dan meninggi yang disebut ringworm, yang menginvasi bagian
perifer kulit. Respon terhadap infeksi, dimana bagian aktif akan meningkatkan proses
proliferasi sel epidermis dan menghasilkan skuama. Kondisi ini akan menciptakan bagian tepi
aktif untuk berkembang dan bagian pusat akan bersih. Eliminasi dermatofit dilakukan oleh
sistem pertahanan tubuh (imunitas) seluler.(7,10)
Pada masa inkubasi, dermatofit tumbuh dalam stratum korneum, kadang-kadang
disertai tanda klinis yang minimal. Pada carier, dermatofit pada kulit yang normal dapat
diketahui dengan pemeriksaan KOH atau kultur.(10)

Dermatofita biasanya berada di daerah yang tidak hidup, seperti lapisan kulit,
rambut, dan kuku, menyukai daerah yang hangat, lembab membantu proliferasi jamur.
Jamur memyebabkan keratinisasi dan enzimnya bisa masuk lebih dalam dari stratum
corneum, biasanya infeksi terbatas pada epidermis. Mereka biasanya tidak masuk lebih
dalam, hal ini tergantung dari mekanisme pertahan non-spesifik itu dapat termasuk
aktivasi serum inhibitor, komplemen, dan PMN.
Masa inkubasi 1-3 minggu, dermatofita menyebar secara sentrifugal. Dalam
merespon infeksi, aktivasi kulit dengan meningkatkan proliferasi sel epidermis. Ini
menjadi pertahan terhadap infeksi kulit.
Tricophyton rubrum adalah dermatofita umum karena ada dinding sel sehingga resisten
terhadap eradikasi. Barrier proteksi ini mengandung mannan, yang menghambat imunitas sel
mediated, menghambat proliferasi keratinosit, dan menyebabkan organism ini tahan terhadap
pertahanan kulit normal.
Infeksi alami didapatkan melalui deposisi arthrospores atau hifa pada permukaan
kulit individu yang rentan terhadap infeksi. Sumber infeksi biasanya berasal dari lesi
aktif pada hewan atau manusia lain, meskipun transmisi fomite diketahui terjadi, dan
infeksi dari tanah adalah yang sering terjadi dalam beberapa kejadian. Pada anak-anak
yang terinfeksi Trichophyton rubrum dan Epidermophyton floccosum, separuh dari
infeksi dapat berasal dari orang tua mereka.4
Di bangsal geriatri, epidemi mungkin terjadi diantara pasien. Menyebarnya dari
infeksi lokal yang sudah ada (misalnya kaki, lipat paha, kulit kepala dan kuku) tidak
lazim terjadi. Invasi kulit pada tempat infeksi diikuti oleh penyebaran sentrifugal melalui
lapisan epidermis yang bertanduk. Setelah periode pembentukan (inkubasi) ini, yang
biasanya berlangsung 1-3 minggu, respon jaringan terhadap infeksi menjadi semakin
jelas. 4
Munculnya ciri khas dari infeksi iaitu banyak lesi yang berbentuk annular, hasil
dari eliminasi jamur dari pusat lesi, dan resolusi berikutnya adanya respon host inflamasi
di lokasi tersebut. Daerah ini biasanya menjadi resisten terhadap terjadinya infeksi ulang,
meskipun gelombang kedua penyebaran sentrifugal dari situs asli mungkin terjadi
dengan pembentukan cincin inflamasi eritem yang konsentris. Namun, banyak lesi
kurang memiliki kecenderungan untuk pembersihan pada bagian sentral dari lesi
sebelumnya. Riwayat alamiah dari infeksi ini sangat bervariasi. Beberapa kasus radang
infeksi hewan dapat mengalami resolusi secara spontan dalam beberapa bulan, sementara
kasus khas seperti Trichophyton rubrum yang menyebabkan tinea korporis dapat
bertahan selama bertahun-tahun lamanya.4

Anda mungkin juga menyukai