Anda di halaman 1dari 2

7 Manfaat Full Day School yang Harus Direnungkan Ortu

Ide yang diusulkan mendikbud baru kita sangat menarik, yaitu "full day school" atau sekolah
hingga sore, suatu sistem yang sebenarnya sudah berjalan di hampir semua sekolah swasta baik
yang bertaraf international/tidak di kota-kota besar. Tapi aneh, respon komentar2 di media online
sangat keras menolak, bahkan cenderung membully pak menteri, entah "pasukan" darimana atau
memang benar-benar mereka orang desa dan tidak tahu bahwa sekolah-sekolah yang hebat-
mahal-favorite dan mereka idam-idamkan bila melewati gedung2nya yang megah itu ternyata
sudah lama menerapkan sistem yang sama? Apalagi bermunculan yang membandingkan dengan
Finlandia, negara super maju yang "katanya" sekolah hanya 1 jam sehari, yakin orang tua mau
mengurus anaknya 23 jam sehari di zaman sekarang? Hahaha... Orang zaman sekarang dituntut
untuk bekerja, semakin lama trend dan realita menunjukkan bahwa kedua orang tua harus
bekerja (baik karena "merasa" kurang financial, maupun emansipasi wanita yang membuat
wanita zaman sekarang ingin berkarir), jadi supaya anak menjadi berkualitas, pilihan hanya ada 3
: Titipkan anak ke institusi terpercaya, dalam hal ini sekolah dan guru Larang ibu-ibu bekerja
Titipkan anak ke kakek nenek, "gap" (beda generasi) menyulitkan kakek nenek untuk mengajar
sang cucu, apalagi gap teknologi yang digunakan. Akhirnya yang terjadi sekarang mereka hanya
memastikan sang cucu makan dan membiarkan cucunya main sendiri baik dengan ipad maupun
keliaran kemana-mana = hasil akhirnya tidak terjadi pendidikan. Pilihan ke-3 adalah yang
banyak terjadi saat ini. Tidak ada salahnya dengan pilihan ini, meski kontroversial, ada yang
mengatakan lalu kapan kakek-nenek istirahat dan menikmati masa pensiun mereka? Pernahkah
kita mendengar "jeritan" mereka? hahaha.. Pilihan-2 sudah tidak mungkin karena perkembangan
zaman, maka satu-satunya yang mungkin diambil di masa depan adalah pilihan-1. Keuntungan
dari "full day school" sangat banyak : 1. Jam aktifitas (ortu kerja-anak sekolah) yang hampir
sama, sangat bisa diatur supaya bisa mengantar anak sebelum sekolah dan menjemput anak
setelah sekolah. Bila program mengantar anak 1x setahun saja heboh banget, lha ini dibuatkan
program antar-jemput setiap hari kok malah ortunya marah2? Ketahuan ga ikhlasnya nih,
maunya ortu pencitraan 1x setahun doank, wkwkwk.. Sebagai contoh, sangat mungkin diatur
agar kerja masuk 8-16, sekolah 7-17 Lha kok lebih banyak jam sekolah anak-anaknya? Disinilah
letak sesat pikir pertama, sekolah full day itu bukan belajar fullday bapak ibu sekalian, sekolah
full day itu = anaknya DI lingkungan sekolah full day, Istilahnya lebih tepatnya Fullday AT
School. kegiatannya bermacam2... bisa termasuk les, termasuk extrakurikuler, pembinaan agama,
pembinaan karakter, bermain, bersosialisasi, kegiatan sosial, hingga mengerjakan PR! 2. Nah
kalo denger mengerjakan PR di sekolah, dijamin para ortu senengnya bukan main, biasanya
mereka yang pusing ngerjakan PR soalnya, wkwkwk.. Bayangkan santainya pulang kerja,
menjemput anak, lalu makan malam dan bermain bersama keluarga, tidak ada lagi PR, tidak
perlu lagi menjerit2 supaya anak belajar ulangan untuk besok lagi, indahnya dunia ini bukan?
Hahaha... Makanya denger dulu pengaturan pak menteri, sebelum protes... 3. Sabtu-minggu bisa
liburan keluarga (FULL DAY) lho... nah ini kalo ortunya protes, artinya memang ortunya ga
pengen diganggu anak-anak di hari sabtu, hahaha... Sst.. jangan kuatir, kalau sabtu ga ingin
diganggu, antarkan saja mereka ke komunitas2 berkualitas yang sekarang banyak menjamur
dimana-mana untuk merasakan kehidupan di luar sekolah dan keluarga.. 4. Anak-anak 24jam 7
hari seminggu ada di tangan professionals (guru) dan orang tua.. 5. Sekolah memiliki banyak
waktu untuk menyusun kurikulum yang menyenangkan dan seimbang antara pendidikan formal,
pendidikan agama, pendidikan karakter, kegiatan fisik/bermain dan kegiatan sosial. 6. Family
time, waktu dan pendidikan karakter bersama keluarga yang semakin berkualitas, karena urusan
belajar mengajar formal (matematika dll) semua sudah dicover di sekolah dengan perpanjangan
waktu yang ada, orang tua kini hanya perlu bertanggung jawab dan memiliki lebih banyak waktu
untuk bisa memberi pendidikan karakter, iman, belajar tentang kehidupan, dll. Tidak seperti
sistem sekarang, waktu bersama keluarga habis untuk mengerjakan dan memeriksa PR dan kejar-
kejaran dengan anaknya yang tidak mau belajar untuk ulangan besok. Seems famiiar? hehe..
Sistem sekarang, orang tua justru menghabiskan waktu mereka terlibat dalam pendidikan formal
anak (matematika dll), akhirnya pendidikan karakter terabaikan, semua pihak fokus ke nilai dan
nilai. Dengan "full day at school", pendidikan karakter dan iman menjadi tanggung jawab
bersama. 7. Hasilnya? Anak-anak yang lebih terdidik dan seimbang dalam segala aspek, tidak
seperti sekarang dimana sekolah hanya mengajarkan hafalan, aspek lain semua diserahkan ke
lingkungan, dimana bila orang tua tidak hadir, maka = diserahkan ke internet, games dan teman-
teman sebaya. Lihat realita, realita sedang menuju ke zaman orang tua yang sibuk sendiri,
jangankan anak di sekolah, anak di sampingnya saja, orang tuanya sibuk facebookan sendiri.
Jangan karena segelintir orang tua yang idealis dan ingin mendidik anak2nya sendiri (dimana
mimpi itu sudah tercover dengan sistem homeschooling), lalu kita mengorbankan pendidikan 1
bangsa yang mayoritas anak-anaknya "terlantar" dari keluarga. Dan ingat, sebelum kita
membully menteri baru dan membanding-bandingkan dengan menteri sebelumnya, sebaiknya
tanya dulu, jangan-jangan anak2 menteri sebelumnya juga sekolah sampai sore, hehehe.. So,
semua ide yang mengusulkan pendidikan karakter, agama, sosial/empathy dll skill kehidupan
diajarkan di sekolah juga selain di rumah dan menjadi tanggung jawab bersama, itulah revolusi
mental sesungguhnya dan sangat perlu kita dukung 1001%. Salam Kompasiana Usulan buat
kemendikbud : gunakan AT agar lebih dipahami orang tua, Full Day AT School memiliki arti
jauh berbeda dengan Full Day School :)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/annamelody/7-manfaat-full-day-school-yang-harus-
direnungkan-ortu_57a868bbf87a617c79db49ce

Anda mungkin juga menyukai