SISTEM DDT
PENGERTIAN
TUJUAN
1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis, pemeriksaan fisik dasar dan tanda
vital.
2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manekin.
3. Status penderita, pulpen, pensil
Metode Pembelajaran :
Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
38
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN TANDA VITAL
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan
bebas dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan meteran
secara vertikal
5. Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang
terbuka
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas
siku dan sejajar dengan jantung
7. Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah
medial
8. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa
manset dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya
pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai
pulsasi arteri teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai
tekanan sistolik palpatoir.
9. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada
tempat perabaan pulsasi
10. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas
tekanan sistolik palpatoir
11. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan (3 mmHg per detik). Melaporkan saat
mana mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.
12. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara
bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar
bising lagi sebagai tekanan darah diastolik
13. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
14. Melepas manset dan merapikannya.
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan
rileks
2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba
a. Radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
C. PEMERIKSAAN SUHU BADAN
1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5C
2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada
apex fossa aksillaris kiri dengan sendi bahu adduksi
maksimal.
3. Tunggu sampai 3 5 menit, kemudian dilakukan
pembacaan
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
1. Meminta penderita melepas baju (duduk atau tidur)
2. Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua
tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerakan
pernafasan minimal selama 15 detik
3. Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit
Jumlah
b. Pengukuran nadi: Nilai = ---------------- X 100% = %
8
Jumlah
c. Pemeriksaan suhu: Nilai = ------------------ X 100% = %
6
Jumlah
d. Pemeriksaan pernafasan : Nilai = ------------------ X 100 % = %
6
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DASAR
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI O 1 2
1. Pemeriksan menempatkan diri disebelah kanan pasien
2. Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membuka
baju
INSPEKSI
3. Memperhatikan keadaan umum penderita
PALPASI
4. Berusaha membebaskan daerah yang akan diperiksa dari
pakaian
5. Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
6. Meletakkan jari 2 dan 3 pada pergelangan tangan penderita
untuk meraba nadi
7. Meraba dada penderita dengan seluruh telapak tangan dan
merasakan gerakan pernapasan
8. Tampak membandingkan gerakan dada kanan dan kiri dengan
meletakkan satu tangan di dada kanan dan tangan yang lain di
dada kiri
PERKUSI
9. Menekankan interfalang jari ketiga tangan kiri ke permukaan
yang diperiksa tanpa ada bagian tangan lain menekan
permukaan tersebut
10. Mengetuk dengan jari tengah tangan kanan
11. Jari tengah tangan kanan tegak lurus pada jari tengah tangan
kiri
12. Sikap tangan kanan relaks, gerakan pada pergelangan tangan
13. Suara yang dihasilkan benar, sesuai dengan daerah yang
diperkusi
AUSKULTASI
14. Mempersiapkan stetoskop
15. Mendengarkan selama 2 3 detik pada suatu tempat sebelum
berpindah tempat
16. Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi ( misalnya bunyi
napas, bunyi jantung dan peristaltik)
Jumlah
Nilai = --------------- X 100% = %
32
BUKU PEGANGAN MAHASISWA
KETERAMPILAN
MERAWAT LUKA
PENGERTIAN
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut
luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
TUJUAN :
menjaga luka dari trauma
immobilisasi luka
mencegah perdarahan
mencegah kontaminasi oleh kuman
mengabsorbsi drainase
meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
INDIKASI :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
PERSIAPAN ALAT :
Set balutan steril dalam bak instrumen steril
* Sarung tangan steril
* Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
* Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih
* Lidi waten
- Salep antibiotik (bila diperlukan)
Gunting perban
Larutan garam fisiologis
Sarung tangan sekali pakai
Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
Kantung tanah air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan kosong)
Perlak pengalas
PROSEDUR PELAKSANAAN :
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan
membuka peralatan)
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja.
4 Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur.
5 Bantu klien pada posisi nyaman. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh
area luka atau peralatan steril.
6 Cuci tangan secara menyeluruh
7 Pasang perlak pengalas
8 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau
balutan dengan pingset.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan,
sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan
10 Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
11 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril
(NaCl fisiologis, aquades, dll).
12 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13 Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang
tepat.
14 Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.
15 Kenakan sarung tangan steril
16 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau
penutupan kulit, dan karakter drainase.
17 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang tersedia atau larutan garam
fisiologis :
pegang kasa dengan menggunakan pinset dan basahi dalam larutan
Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi.
18 Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi:
Usap dengan cara seperti pada langkah 17
19 Berikan salep antibiotik bila diperlukan :
pegang kasa dengan menggunakan pinset dan berikan salep pada kasa
tersebut.
Jangan dioleskan ditempat drainase
20 Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka.
Pasang satu kasa lalu pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
21 Gunakan plester di atas kasa atau balutan.
22 Dekontaminasi sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
23 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23 Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
24 Cuci tangan asepsis
25 Buatkan laporan di dalam catatan medik mengenai penggantian balutan,
termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.
MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING
PENGERTIAN :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan
debridemen.
INDIKASI :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.
TUJUAN :
Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
PERSIAPAN ALAT :
Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
* Sarung tangan steril
* Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
* Lidi waten
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
- Salep antiseptik (bila diperlukan)
Larutan pembersih
Normal salin
Sarung tangan sekali pakai
Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
Bantalan tahan air/perlak pengalas
Gunting perban
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka.
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja
4 Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.
PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN
TEKNIK CUCI TANGAN, PEMBUATAN
PREPARAT TETES TEGAK, SERTA
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
DAFTAR TILIK
TEKNIK CUCI TANGAN RUTIN DAM ASEPSIS, PEMBUATAN BASAH DAN
PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
(digunakan oleh instruktur)
NIlai :
N a m a M a h a s i s w a: .
No. stambuk : ..
Komentar / Ringkasan :
Rekomendasi :
Tandatangan Koordinator/Instruktur .. Tanggal : .
BUKU PANDUAN KERJA
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) adalah salah satu pemeriksaan yang
sering diperlukan pada kasus muskuluskeletal, berupa pengukuran lingkup gerak
sendi dengan menggunakan goniometer. LGS diperlukan untuk dasar diagnosis dan
pemantauan hasil terapi keterbatasan LGS.
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Partisipasi aktif dalam skill lab
3. Evaluasi melalui check list
LANGKAH KLINIK
Sumber: Delisa, Phsycal Medicine and rehabilitation. 2012 (courtesy of
J.F Lehmann,MD.)