Anda di halaman 1dari 13

PENYEBAB PENYAKIT

Ronaldo seorang mahasiswa FK Unila semester kedua ingin mengetahui penyebab


terjadinya penyakit. Dari referensi yang didapatkan etiologi timbulnya penyakit dapat
diklasifikasikan sebagai penyakit infeksi, herediter, kongenital, degeneratif,
nutrisional, endokrin, mental, imunologikal dan neoplasma. Ada penyakit yang
memiliki satu etiologi misalnya penyakit Tuberculosis paru yang mempunyai etiologi
penyakit infeksi, ada juga penyakit yang memiliki lebih dari satu etiologi, misalnya
Penyakit jantung koroner yang di sebabkan oleh herediter, nutrisional dan proses
degeneratif. Penyakit Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti
bakteri, virus, fungi, dan parasit. Berbagai mikroorganisme tersebut memiliki struktur
dan karakteristik yang berbeda-beda pula.

Unfamiliar terms

Etiologi : ilmu yang mempelajari penyebab penyakit, faktor fisiologis yang mengaturnya
Pengelompokan penyakit berdasarkan golongan etiologisnya :

Infeksi : cedera selular lokal, metabolisme kompetitif disebabkan oleh invasi dan
multiplikasi mikrooraganisme sebagai parasit
Herediter : penyakit yang dibawa oleh faktor keturunan (genetik)
Kongenital : penyakit yang ditemukan saat atau sebelum lahir
Degeneratif : penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsional jaringan tubuh, dari
tingkat tinggi ke tingkat rendah
Imunological : penyakit yang timbul sebagai respon organisme terhadap pajanan
antigen, pengenalan diri sendiri, penyesuaian terhadap xenobiotik
Neoplasma : penyakit yang timbul dari adanya massa abnormal pada jaringan tubuh
yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan berlebih

1. Etiologi penyakit bakteri, virus, jamur, parasit, gizi, dan penyakit degeneratif.
2. Mikroskopik, pewarnaan dan klasifikasi bakteri
3. Nutrisi dan pertumbuhan bakteri
4. Genetika mikroba
5. Pendahuluan mikologi
6. Pendahuluan virologi

Virologi adalah cabang biologi yang mempelajari virus baik kehidupan,


morfologi, perkembangbiakannya

3 golongan virus berdasarkan sel inangnya


Virus binatang
Virus tanaman tinggi
Virus bakteri dan jamur

Sifat khusus virus :


Hanya terdiri atas DNA atau RNA saja, tidak keduanya
Struktur sangat amat sederhana, berupa asam nukleus yang dibungkus kapsid
(pembungkus)
Bereproduksi hanya pada sel hidup
Tidak melakukan pembelahan biner
Menggunakan ribosom sel inang untuk metabolismenya
Komponen pembentuk virion dalam sel inang dibentuk secara terpisah kemudian
disatukan
Di luar sel inang hanya berbentuk senyawa biasa (kristaloid)
Agen hereditas, yang merubah sifat genetik sel inang

Morfologi dan komponen virus


Bagian dalam
Molekul asam nukleat (nukleoprotein), DNA atau RNA saja sebagai unit
hereditas virus
Enzim :
Neuraminidase : hidrolisis galaktosa N asetil neuraminat. Terdapat di
tonjolan glikoprotein, berfungsi membantu proses penetrasi sel inang
RNA polimerase sebagai reverse transcriptase : membentuk DNA dari
cetakan RNA
Nuklease : bekerja memodifikasi asam nukleat virus
Bagian luar
Kapsid : pembungkus asam nukleat virus, fasilator penempelan dan
penembusan sel inang. Disusun oleh polipeptida yang tersusun simetris
berupa :
Simetris ikosahedral : 20 segitiga sama sisi, aksis rotasi ganda
Simetris heliks : tersusun spiral mengelilingi asam nukleat virus
(nukleoprotein)
Enveloped
Tidak terdapat pada naked capsid viruses (picornavirus, reovirus,
adenovirus, papovavirus, dan parvovirus) tersusun atas lipoprotein bilayer,
glikoprotein, protein struktural

7. Parasitologi umum, Protozoologi umum (definisi protozoologi, protozoa,


menerangkan istilah-istilah dalam protozoologi, ruang lingkup dan cakupan
protozoologi kedokteran dengan benar)

Parasitologi : ilmu yang mempelajari jasad-jasad hidup yang sementara atau


tetap di dalam permukaan jasad lain dengan mengambil makanan sebagian atau
seluruhnya dari jasad itu
(Parasitos : jasad yang mengambil makanan; logos : ilmu)

Zooparasit : parasit yang berupa hewan


Protozoa : hewan bersel satu, amoeba
Metazoa : hewan bersel banyak, helminthes, artropoda
Fitoparasit : parasit yang berupa tumbuhan
Bakteri
Fungus (jamur)
Spirochaeta dan virus

Parasitisme
Hubungan timbal balik antarspesies untuk kelangsungan hidup
Komensalisme : satu diuntungkan, yang lain tidak dirugikan
Mutualisme : keduanya diuntungkan
Simbiosis : hubungan permanen kedua jasad/spesies
Predator : parasit yang membunuh mangsanya, dan memakannya

Hospes
Hospes definitif : hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan
berkembangbiak seksual
Hospes perantara : hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang
siap ditularkan kepada manusia (hospes definitif)
Hospes reservoar : hewan yang mengandung parasit infektif kepada manusia
Hospes paratenik : hewan yang mengandung parasit infektif tanpa menjadi
dewasa, ketika masuk ke hospes definitif baru tumbuh dewasa

Vektor
Adalah organisme (jasad) yang menularkan parasit kepada manusia atau hewan
secara aktif. Misal : anopheles (malaria), culex (filaria)

Zoonosis
Penyakit hewan yang ditularkan kepada manusia. Misal : balantidium coli (parasit
babi) yang ditularkan kepada manusia menyebabkan balantidiosis

Tiap parasit digolongkan menjadi filum, kelas, ordo, famili, genus, spesies

Penyakit parasitik
Malaria
Toksoplasmosis
Penyakit yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui tanah
Filariasis
Mikosis superfisialis

8. Helminthologi umum (definisi helminthologi, pembagian helmint, menerangkan


istilah-istilah dalam helminthologi, ruang lingkup dan cakupan helminthologi
kedokteran dengan benar)

Helminthologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai cacing


parasitik yang dapat menyebabkan penyakit tertentu

Helminthes atau cacing masuk ke dalam kategori Invertebrata (tak bertulang


belakang)
Helminthes diklasifikasikan menjadi dua filum : filum Plathyhelminthes dan
Nemathelminthes

1. Plathyhelminthes
Platy berarti pipih, dan helminthes berarti cacing (cacing bertubuh pipih)

Ciri-ciri
Tubuh pipih, tidak bersegmen, simetri bilateral
Tidak bersistem sirkulasi, respirasi, skeletal
Sistem pencernaan : sistem gastrovaskuler (mulut sebagai anus)
Sistem saraf tangga tali
Sistem ekskresi sel api (solenosit)
Beralat reproduksi, seksual dan aseksual (pembelahan)

Klasifikasi
Turbellaria (cacing berbulu getar)
Hidup di air tawar, air laut, tanah basah, parit
Bentuk kepala segitiga
Berbulu getar (silia)
Mengetahui kondisi gelap atau terang dari bintik mata di kepala
Contoh : Planaria
Trematoda (cacing isap)
Parasit pada manusia dan hewan ternak
Berkutikula berduri
Bermulut isap (oral sucker), menyerap cairan makanan tubuh inang
Siklus hidup : hospes definitif (tempat hidup cacing dewasa, misal:
vertebrata), hospes intermediet (tempat hidup sementara larva,
misal: siput)
Siklus hidup : telur (keluar bersama fases betina) - mirasidium
(larva silia tumbuh di hospes intermediet, siput) - sporosit - redia
(perkembangan mirasidium) - serkaria (menembus kulit lalu
pembuluh darah) - dewasa (hospes definitif, manusia)
Contoh :
Fasciola hepatica (cacing hati) : parasit sapi, kambing, kerbau
Schistostoma japonicum (cacing darah) : hidup di vena,
pembuluh limfe, tractus urinaria, digistive
Chlonorchis sinensis (cacing hati manusia) : hospet intermediet
pada ikan air tawar dari fase serkaria, baru masuk ketika makan
Cestoda (cacing pita)
Pita pipih tidak bersilia
Tubuh : kepala (skoleks) dengan mulut isap (rostelum), leher,
segmen (proglotid) terdapat ovarium dan testis
Sifat hermafrodit, pembuahan silang proglotid
Contoh : Taenia solium (cacing pita babi), Taenia saginata (cacing
pita sapi), Taenia pisiformis (cacing pita pada anjing dan kucing)
2. Nemathelminthes
Biasa disebut nematoda (nematos : benang dan helminthes : cacing)
Biasa disebut cacing gilig

Ciri-ciri
Simetri bilateral, tidak bersegmen
Permukaan tubuh berkutikula
Memiliki sistem pencernaan, tidak bersistem pernapasan dan perdarahan
Pertukaran gas secara difusi
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf
Sistem eksresi berupa sel kelenjar ekskresi
Bersifat gonokoris (dapat dibedakan jenis kelaminnya)

Klasifikasi
Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Cacing parasit pada saluran pencernaan manusia
Enterobius vermicularis (cacing kremi)
Cacing parasit usus besar manusia
Cacing kremi bertelur di anus dan menyebabkan rasa gatal, karena
digaruk telur dapat menempel bersama dengan tangan (sewaktu-
waktu ikut termakan)
Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Penyebab ansilostomiasis
Larva hidup di tanah lembap (perkebunan karet dan tambang
batubara)
Trichinella spiralis (cacing otot)
Penyebab trikinosis
Larva hidup di daging yang belum matang, apabila termakan,
berkembang di usus halus dan berinvasi ke jaringan otot dan otak
Filaria
Larva hidup di nyamuk culex, gigitan nyamuk ini menyebabkan
penyakit elefantiasis (kaki gajah)
Menyerang kelenjar limfe
Contoh : wuchereria bancrofti

9. Entomologi umum

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan serangga

10. Jejas, adaptasi dan kematian sel

Sel cendrung mempertahankan lingkungan intraselnya (homeostasis normalnya)

Ketika mengalami stress fisiologis atau rangsang patalogis, sel akan


beradaptasi mempertahankan kelangsungan hidupnya
Respons adaptasi utama : atrofi (pengurangan ukuran sel), hipertrofi
(penambahan ukuran sel), hiperplasia (penambahan jumlah sel), dan metaplasia
(pergantian satu jenis sel dewasa dengan jenis sel dewasa lain yang lebih
mampu bertahan)

Jika kemampuan adaptatif berlebihan, sel mengalami cedera (jejas). Jejas ini
dapat bersifat reversibel (dapat kembali ke kondisi stabil) atau irreversibel
(mengalami kematian)

2 proses kematian sel :


Nekrosis : sulpai darah hilang, terpajan toksin kemudian sel membengkak,
denaturasi protein dan rusaknya organel (disfungsi berat jaringan)
Apoptosis : kematian sel secara terkontrol, sel yang telah mati kemudian
dieliminasi oleh jaringan di sekitarnya melalui mekanisme fagositosis

Terdapat proses transisi sel yang mengalami jejas reversibel menjadi


irreversibel (kematian sel)

Infark : daerah nekrosis iskemik (jejas sel akibat penyumbatan pembuluh


darah/oklusi)
Iskemia : terhentinya aliran/suplai darah dari arteri atau vena akibat oklusi
(penyumbatan)

Penyebab jejas sel

Deprivasi oksigen
Yakni adanya hipoksia (defisiensi oksigen) yang disebabkan oleh :
Iskemia, berhentinya aliran darah dalam jaringan
Pneunomia, oksigenasi darah tidak adekuat
Anemia, penurunan kemampuan pengikatan oksigen oleh darah (Hb)
akibatnya :
Keracunan CO, CO membentuk ikatan dengan Hb sehingga pengikatan
oksigen terhalangi

Bahan kimia
Penggunaan berlebih bahan makanan seperti glukosa atau lemak dapat
menyebabkan jejas sel
Bahan-bahan yang bersifat toksik, seperti polusi udara, insektisida, CO, stimulan
sosial seperti etanol
Bahan kimia tersebut dapat mengganggu keseimbangan tekanan osmotik
darah sehingga dapat menyebabkan jejas sel sampai kematian

Agen infeksius
Virus submikroskopik, cacing pita, bakteri, fungsi, protozoa (agen biologi lainnya)
dapat menyebabkan jejas sel
Reaksi imunologi
Respons tubuh melawan agen asing yang masuk ke dalam tubuh dapat
menyebabkan jejas sel. Contoh : anafilaksis terhadap protein asing atau obat
tertentu

Defek genetik
Kesalahan metabolisme saat lahir akibat defisiensi enzimatik dapat
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan (abnormalitas genetik)

Ketidakseimbangan nutrisi
Kelebihan atau kekurangan nutrisi yang menjadi diet tubuh

Agen fisik
Trauma, temperatur ekstrem, radiasi, syok elektrik, dan perubahan mendadak
pada tekanan atmosfer (cuaca misalnya)

Penuaan (senesence)
Perubahan kemampuan perbaikan dan replikasi sel dan jaringan menyebabkan
penerunan kemampuan merespons terhadap rangsang dan cedera oksigen

Prinsip biokimia yang muncul ketika terjadi jejas

Deplesi ATP
Berkurangnya produksi ATP oleh mitokondria karena suplai oksigen juga
kurang menyebabkan jalur homeostasis kritis (sintesis protein, proses
transpor)
Deprivasi oksigen
Beberapa radikal bebas dari oksigen teraktivasi sebagai toksin (H2O2,
OH)
Hilangnya homeostasis kalsium
Transpor kalsium tidak lagi mempertahankan kalsium bebas di sitosol
karena kurangnya suplai ATP 10 ribu kali lebih rendah dari konsentrasi
ektrasel
Defek pada permeabilitas membran plasma
Rusaknya membran sel oleh toksin bakteri, protein virus, agen fisik atau
kimiawi lainnya menyebabkan permeabilitas transpor zat berkurang
Kerusakan mitokondria
Berawal dari kerusakan pori nonselektif sehingga menyebabkan gradien
proton menghilang mencegah pembentukan ATP, sitokrom c juga bocor
keluar ke dalam sitosol (sel mengalami apoptotik)

11. Nomenklatur, karakteristik neoplasma jinak dan ganas, etiologi kanker (agen
karsinogenik)

Neoplasma : pertumbuhan baru


Neoplasma adalah suatu massa abnormal yang mengalami pertumbuhan
berlebihan karena responsivitas faktor pengendali pertumbuhan sel hilang
walaupun rangsangan awal perubahan berhenti

Neoplasma disebut dengan tumor


Onkologi (oncos : tumor; logos ilmu) ilmu yang mempelajari tentang tumor

Neoplasma (tumor) dapat berupa tumor jinak dan tumor ganas

Tumor jinak (benigna)


Neoplasma dalam gambaran mikroskopik tetap terlokalisasi, tidak
menyebar ke jaringan lain, dapat diangkat melalui tindakan bedah
Tumor ganas (maligna)
Neoplasma yang tidak lagi terlokalisasi (pada tempat lokasi), tetapi
mengalami penyebaran lesi ke jaringan sekitarnya serta menyebabkan
kematian sel

Tata nama neoplasma

Neoplasma jinak (benigna)


-oma. Awalan merupakan neoplasma jaringan secara umum
Contoh : kondroma, fibroma, papiloma
-adenoma. Awalan merupakan sel epitel
Contoh : kistadenoma
Teratoma matur. Sel neuplasma masih dapat berdeferensiasi menjadi bentuk
sel lainnya

Neoplasma ganas (maligna)


-sarkoma. Awalan merupakan jaringan mesenkim atau turunannya
Contoh : fibrosarkoma, kondrosarkoma
karsinoma-. Akhiran merupakan sel epitel
Contoh : karsinoma sel transisional, karsinoma sel skuamosa
Teratoma imatur. Sel neuplasma tidak dapat berdeferensiasi dengan baik

Karakteristik neoplasma jinak dan ganas


Dapat dilihat dari sisi :

1. Deferensiasi dan anaplasia


Deferensiasi : kemampuan sel untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi
bentuk sel yang dapat dibedakan dari sel awal
Anaplasia : keadaan dimana sel tidak dapat berdeferensiasi
Neoplasma benigna : dapat berdeferensiasi dengan baik dan mirip dengan sel
asal yang normal
Neoplasma maligna : deferensiasi tidak sempurna, atau tidak sama sekali :
anaplasia yang memperlihatkan pleomorfisme (variasi yang nyata dalam bentuk
dan ukuran). Inti sel hiperkromatik (gelap) dan besar
2. Laju pertumbuhan
Secara umum tumor jinak tumbuh perlahan dibandingkan tumor ganas
(selanjutnya disebut kanker)
Gambaran mitotik pada neoplasma ganas lebih terlihat jelas dibandingkan jinak
Tumor ganas memiliki variasi pertumbuhan yang berbeda. Suatu neoplasma
dapat saja tumbuh secara perlahan terlebih dahulu, kemudian baru masuk ke
fase dengan pertumbuhan sangat cepat

3. Invasi lokal
Neoplasma benigna : tidak menginfiltrasi (menembus kapsul fibrosa sebagai
pemisah), tidak menginvasi (menyebar ke jaringan sekitar)
Neoplasma maligna (kanker) : terjadi infiltrasi, invasi ke jaringan sekitar

4. Metastasis
Metastasis adalah terbentuknya implan sekunder (metastasis) yang terpisah dari
tumor primer
Neoplasma benigna : tidak terdapat metastasis
Neoplasma maligna : sering ditemukan, semakin besar dan semakin kurang
berdeferensiasi tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis

Etiologi kanker : agen karsinogenik

Karsinogen kimiawi
Bekerja dengan memaksakan proses proliferasi
Menimbulkan mutasi gen
Agen yang bekerja secara langsung
Sebagian besar agen kimiawi tidak perlu tranformasi terlebih
dahulu untuk menimbulkan efek karsinogenik
Termasuk karsinogen lemah
Sebagian berupa obat kemoterapi kanker, menyembuhkan,
mengontrol, atau menunda kambuhan kanker
Agen yang bekerja secara tidak langsung
Prokarsinogen, bentuk agen kimiawi inaktif yang menyebabkan
perubahan metabolik secara tidak langsung
Ultimate carcinogen, bentuk agen kimiawi aktif dari prokarsinogen
Sebagian kecil, memerlukan promotor sebagai zat penguat efek
karsinogen

Energi radiasi
Sumber berupa : berkas UV sinar matahari, sinar X, fisi nuklir, radionuklida
Menyebabkan mutasi gen (gen TP53)

Virus dan mikroba


Virus onkogenik RNA
Virus onkogenik DNA
Helicobacter

12. Kelainan hemodinamik, cairan tubuh

Homeostasis normal : mempertahankan keutuhan dinding pembuluh darah


menyangkut tekanan dan osmolaritas intravascular
Berkaitan dengan edema : extravasasi (pengeluaran) air ke dalam rongga
interstisial

Homeostasis cairan normal : mempertahankan darah sebagai suatu cairan,


sampai pada waktu diperlukan untuk pembekuan darah
Berkaitan dengan :
Trombosis, pembekuan darah yang tak wajar
Emboli, migrasi bekuan darah

Hiperemia dan kongesti


Peningkatan volume darah setempat pada jaringan tertentu
Hiperemia : proses aktif, dilatasi arteriol menyebabkan meningkatkan aliran
darah
Kongesti : proses pasif, terganggunya aliran darah balik vena (terakumulasi)
Jaringan mengalami sianosis (merah-biru)

Perdarahan
Extravasasi darah dari pembuluhnya karena robek. Robeknya pembuluh darah
disebabkan karena trauma, arteriosklerosis, erosi, neoplasia dinding pembuluh
darah

Hemostasis dan trombosis


Hemostasis normal : keadaan darah yang dipertahankan untuk tidak beku
dalam pembuluhnya, dan apabila terjadi cedera cendrung membeku
Trombosis : tidak mengalami cedera, namun terbentuk bekuan darah (trombus)
dalam pembuluh darah

Trias virchow penyebab terbentuknya trombus


Jejas endotel
Hilangnya endotel secara fisik, terjadi penumpukan kolagen subendotel
Penumpukan tersebut menyebabkan terbentuknya trombus
Stasis (turbulensi aliran darah)
Perubahan aliran darah normal, menyebabkan terjadinya turbulensi darah,
dimana darah yang mengandung trombosit banyak melekat pada endotel
pembuluh dan terjadi penumpukan
Hiperkoagulabilitas darah

Emboli
Massa berbentuk padat, cair, atau gas intravaskular yang terlepas dan dibawa
darah ke tempat yang jauh dari asalnya
Emboli dapat berupa : butiran lemak, gelembung udara, kolesterol, fragmen
tumor, kepingan sumsum tulang, peluru

Infark
Daerah nekrosis iskemik (kurangnya pasokan oksigen karena penyumbatan
darah arteri atau vena)

13. Morfologi serta daur hidup serangga yang berperan sebagai vektor penyakit

Nyamuk
Kelas insekta, ordo diptera, famili culicidae
Vektor penyakit pada manusia dan hewan lain
Jenis parasit :
Plasmodium : berkembang biak, berubah bentuk dan tumbuh menjadi bentuk
infektif
Filariasis : berubah bentuk tanpa berkembang biak

3 tribus famili culicidae :


Tribus anophelini (anopheles)
Tribus culicini (culex, aedes, mansonia)
Tribus toxorhynchitini (toxorhynchites)

Morfologi (250 parasitologi UI)


Ukuran 4-13 mm
Rapuh
Kepala
terdapat probosis halus (alat penghisap darah : betina, alat penghisap
cairan lain : jantan), ujungnya dinamakan labelum
Sisi probosis terdapat 5 ruas palpus dan 15 ruas antena
Toraks (mesonotum)
Diliputi bulu halus (warna putih/kuning)
Posterior toraks berupa skutelum bentuk rounded (anophelini) dan trilobus
(culicini)
Sayap panjang, pipih ditumbuhi sisik, sisi sayap terdapat umbai rambut
3 pasang kaki (heksopoda), 1 ruas femur, 1 ruas tibia, 5 ruas tarsus (total
7 ruas per kaki)
Abdomen
Berbentuk silindris 10 ruas, 2 ruas terakhir berdeferensiasi menjadi alat
kelamin

Perbedaan nyamuk betina dan jantan


Betina : probosis untuk menghisap darah, antena berambut jarang (pilose),
jarak terbang jauh
Jantan : probosis untuk menghisap cairan tumbuhan, buah-buahan dan
keringat, antena berambut lebat (plumose), jarak terbang dekat
Daur hidup
Metamorfosis sempurna
Telur : 2-4 hari menetas. Telur biasanya dibenamkan dalam permukaan air oleh
induknya
Anopheles : telur diletakan satu per satu terpisah di permukaan air
Aedes : telur diletakan satu per satu terpisah di dinding wadah air
Culex : telur saling berdekatan (raft) di permukaan air
Mansonia : telur saling berdekatan (raft) di balik daun tumbuhan air

Larva : hidup dalam air, breeding place : tempat yang tergenang air. Terdiri atas
4 substadium (instar) mengambil makanan dari breeding place
Stadium I-IV : 6-8 hari (culex, aedes), 3 minggu (mansonia)
Pupa : tidak makan, masih perlu oksigen dari breeding place. Menetas 1-3 hari
Imago (dewasa) : untuk berkembangbiak kembali, nyamuk jantan tetap di
breeding place menunggu betina untuk kopulasi, betina kebanyakan menghisap
darah terlebih dahulu sebelum pembentukan telur

Perilaku nyamuk
Umur nyamuk betina lebih panjang dibanding jantan
Daya terbang nyamuk betina lebih tinggi dibandingkan nyamuk jantan
Nyamuk betina menghisap darah, jantan tidak
Hospes nyamuk dapat berupa :
Manusia (antropofilik)
Hewan (zoofilik)
Keduanya, tetapi lebih kepada hewan (antropozoofilik)
Setelah menghisap darah, nyamuk mencari tempat istirahat :
Endofilik (dinding rumah)
Eksofilik (luar rumah), yaitu tanaman, kandang binatang, dekat tanah
Nyamuk betina menghisap darah untuk membantu proses pembentukan telur
Aktivitas menghisap telur dapat dilakukan pada dengan keadaan :
Malam hari (night biters)
Siang hari (day biters)
Di dalam rumah (endofagik)
Di luar rumah (eksofagik)

Plasmodium : anopheles betina


Plasmodium vivax
Penyakit malaria vivax (malaria tersiana)
Plasmodium falciparum
Penyakit malaria falciparum (tropika atau tersiana maligna)
Plasmodium ovale
Penyakit malaria ovale
Plasmodium malariae
Penyakit malaria malariae (malaria kuartana)

Virus DHF
Vektor : aedes aegypti
Penyakit DHF
Cacing filaria
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Penyakit filariasis (elefantiatis)
Vektor : culex

Aedes : siang hari


Culex : malam hari
Mansonia : siang dan malam hari

14. Epidemiologi neoplasma


15. Epidemiologi infeksi, dan pengendalian pertumbuhan mikroba di lingkungan

Anda mungkin juga menyukai