Modul 1 - Etiologi
Modul 1 - Etiologi
Unfamiliar terms
Etiologi : ilmu yang mempelajari penyebab penyakit, faktor fisiologis yang mengaturnya
Pengelompokan penyakit berdasarkan golongan etiologisnya :
Infeksi : cedera selular lokal, metabolisme kompetitif disebabkan oleh invasi dan
multiplikasi mikrooraganisme sebagai parasit
Herediter : penyakit yang dibawa oleh faktor keturunan (genetik)
Kongenital : penyakit yang ditemukan saat atau sebelum lahir
Degeneratif : penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsional jaringan tubuh, dari
tingkat tinggi ke tingkat rendah
Imunological : penyakit yang timbul sebagai respon organisme terhadap pajanan
antigen, pengenalan diri sendiri, penyesuaian terhadap xenobiotik
Neoplasma : penyakit yang timbul dari adanya massa abnormal pada jaringan tubuh
yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan berlebih
1. Etiologi penyakit bakteri, virus, jamur, parasit, gizi, dan penyakit degeneratif.
2. Mikroskopik, pewarnaan dan klasifikasi bakteri
3. Nutrisi dan pertumbuhan bakteri
4. Genetika mikroba
5. Pendahuluan mikologi
6. Pendahuluan virologi
Parasitisme
Hubungan timbal balik antarspesies untuk kelangsungan hidup
Komensalisme : satu diuntungkan, yang lain tidak dirugikan
Mutualisme : keduanya diuntungkan
Simbiosis : hubungan permanen kedua jasad/spesies
Predator : parasit yang membunuh mangsanya, dan memakannya
Hospes
Hospes definitif : hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan
berkembangbiak seksual
Hospes perantara : hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang
siap ditularkan kepada manusia (hospes definitif)
Hospes reservoar : hewan yang mengandung parasit infektif kepada manusia
Hospes paratenik : hewan yang mengandung parasit infektif tanpa menjadi
dewasa, ketika masuk ke hospes definitif baru tumbuh dewasa
Vektor
Adalah organisme (jasad) yang menularkan parasit kepada manusia atau hewan
secara aktif. Misal : anopheles (malaria), culex (filaria)
Zoonosis
Penyakit hewan yang ditularkan kepada manusia. Misal : balantidium coli (parasit
babi) yang ditularkan kepada manusia menyebabkan balantidiosis
Tiap parasit digolongkan menjadi filum, kelas, ordo, famili, genus, spesies
Penyakit parasitik
Malaria
Toksoplasmosis
Penyakit yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui tanah
Filariasis
Mikosis superfisialis
1. Plathyhelminthes
Platy berarti pipih, dan helminthes berarti cacing (cacing bertubuh pipih)
Ciri-ciri
Tubuh pipih, tidak bersegmen, simetri bilateral
Tidak bersistem sirkulasi, respirasi, skeletal
Sistem pencernaan : sistem gastrovaskuler (mulut sebagai anus)
Sistem saraf tangga tali
Sistem ekskresi sel api (solenosit)
Beralat reproduksi, seksual dan aseksual (pembelahan)
Klasifikasi
Turbellaria (cacing berbulu getar)
Hidup di air tawar, air laut, tanah basah, parit
Bentuk kepala segitiga
Berbulu getar (silia)
Mengetahui kondisi gelap atau terang dari bintik mata di kepala
Contoh : Planaria
Trematoda (cacing isap)
Parasit pada manusia dan hewan ternak
Berkutikula berduri
Bermulut isap (oral sucker), menyerap cairan makanan tubuh inang
Siklus hidup : hospes definitif (tempat hidup cacing dewasa, misal:
vertebrata), hospes intermediet (tempat hidup sementara larva,
misal: siput)
Siklus hidup : telur (keluar bersama fases betina) - mirasidium
(larva silia tumbuh di hospes intermediet, siput) - sporosit - redia
(perkembangan mirasidium) - serkaria (menembus kulit lalu
pembuluh darah) - dewasa (hospes definitif, manusia)
Contoh :
Fasciola hepatica (cacing hati) : parasit sapi, kambing, kerbau
Schistostoma japonicum (cacing darah) : hidup di vena,
pembuluh limfe, tractus urinaria, digistive
Chlonorchis sinensis (cacing hati manusia) : hospet intermediet
pada ikan air tawar dari fase serkaria, baru masuk ketika makan
Cestoda (cacing pita)
Pita pipih tidak bersilia
Tubuh : kepala (skoleks) dengan mulut isap (rostelum), leher,
segmen (proglotid) terdapat ovarium dan testis
Sifat hermafrodit, pembuahan silang proglotid
Contoh : Taenia solium (cacing pita babi), Taenia saginata (cacing
pita sapi), Taenia pisiformis (cacing pita pada anjing dan kucing)
2. Nemathelminthes
Biasa disebut nematoda (nematos : benang dan helminthes : cacing)
Biasa disebut cacing gilig
Ciri-ciri
Simetri bilateral, tidak bersegmen
Permukaan tubuh berkutikula
Memiliki sistem pencernaan, tidak bersistem pernapasan dan perdarahan
Pertukaran gas secara difusi
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf
Sistem eksresi berupa sel kelenjar ekskresi
Bersifat gonokoris (dapat dibedakan jenis kelaminnya)
Klasifikasi
Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Cacing parasit pada saluran pencernaan manusia
Enterobius vermicularis (cacing kremi)
Cacing parasit usus besar manusia
Cacing kremi bertelur di anus dan menyebabkan rasa gatal, karena
digaruk telur dapat menempel bersama dengan tangan (sewaktu-
waktu ikut termakan)
Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Penyebab ansilostomiasis
Larva hidup di tanah lembap (perkebunan karet dan tambang
batubara)
Trichinella spiralis (cacing otot)
Penyebab trikinosis
Larva hidup di daging yang belum matang, apabila termakan,
berkembang di usus halus dan berinvasi ke jaringan otot dan otak
Filaria
Larva hidup di nyamuk culex, gigitan nyamuk ini menyebabkan
penyakit elefantiasis (kaki gajah)
Menyerang kelenjar limfe
Contoh : wuchereria bancrofti
9. Entomologi umum
Jika kemampuan adaptatif berlebihan, sel mengalami cedera (jejas). Jejas ini
dapat bersifat reversibel (dapat kembali ke kondisi stabil) atau irreversibel
(mengalami kematian)
Deprivasi oksigen
Yakni adanya hipoksia (defisiensi oksigen) yang disebabkan oleh :
Iskemia, berhentinya aliran darah dalam jaringan
Pneunomia, oksigenasi darah tidak adekuat
Anemia, penurunan kemampuan pengikatan oksigen oleh darah (Hb)
akibatnya :
Keracunan CO, CO membentuk ikatan dengan Hb sehingga pengikatan
oksigen terhalangi
Bahan kimia
Penggunaan berlebih bahan makanan seperti glukosa atau lemak dapat
menyebabkan jejas sel
Bahan-bahan yang bersifat toksik, seperti polusi udara, insektisida, CO, stimulan
sosial seperti etanol
Bahan kimia tersebut dapat mengganggu keseimbangan tekanan osmotik
darah sehingga dapat menyebabkan jejas sel sampai kematian
Agen infeksius
Virus submikroskopik, cacing pita, bakteri, fungsi, protozoa (agen biologi lainnya)
dapat menyebabkan jejas sel
Reaksi imunologi
Respons tubuh melawan agen asing yang masuk ke dalam tubuh dapat
menyebabkan jejas sel. Contoh : anafilaksis terhadap protein asing atau obat
tertentu
Defek genetik
Kesalahan metabolisme saat lahir akibat defisiensi enzimatik dapat
menyebabkan kerusakan sel dan jaringan (abnormalitas genetik)
Ketidakseimbangan nutrisi
Kelebihan atau kekurangan nutrisi yang menjadi diet tubuh
Agen fisik
Trauma, temperatur ekstrem, radiasi, syok elektrik, dan perubahan mendadak
pada tekanan atmosfer (cuaca misalnya)
Penuaan (senesence)
Perubahan kemampuan perbaikan dan replikasi sel dan jaringan menyebabkan
penerunan kemampuan merespons terhadap rangsang dan cedera oksigen
Deplesi ATP
Berkurangnya produksi ATP oleh mitokondria karena suplai oksigen juga
kurang menyebabkan jalur homeostasis kritis (sintesis protein, proses
transpor)
Deprivasi oksigen
Beberapa radikal bebas dari oksigen teraktivasi sebagai toksin (H2O2,
OH)
Hilangnya homeostasis kalsium
Transpor kalsium tidak lagi mempertahankan kalsium bebas di sitosol
karena kurangnya suplai ATP 10 ribu kali lebih rendah dari konsentrasi
ektrasel
Defek pada permeabilitas membran plasma
Rusaknya membran sel oleh toksin bakteri, protein virus, agen fisik atau
kimiawi lainnya menyebabkan permeabilitas transpor zat berkurang
Kerusakan mitokondria
Berawal dari kerusakan pori nonselektif sehingga menyebabkan gradien
proton menghilang mencegah pembentukan ATP, sitokrom c juga bocor
keluar ke dalam sitosol (sel mengalami apoptotik)
11. Nomenklatur, karakteristik neoplasma jinak dan ganas, etiologi kanker (agen
karsinogenik)
3. Invasi lokal
Neoplasma benigna : tidak menginfiltrasi (menembus kapsul fibrosa sebagai
pemisah), tidak menginvasi (menyebar ke jaringan sekitar)
Neoplasma maligna (kanker) : terjadi infiltrasi, invasi ke jaringan sekitar
4. Metastasis
Metastasis adalah terbentuknya implan sekunder (metastasis) yang terpisah dari
tumor primer
Neoplasma benigna : tidak terdapat metastasis
Neoplasma maligna : sering ditemukan, semakin besar dan semakin kurang
berdeferensiasi tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis
Karsinogen kimiawi
Bekerja dengan memaksakan proses proliferasi
Menimbulkan mutasi gen
Agen yang bekerja secara langsung
Sebagian besar agen kimiawi tidak perlu tranformasi terlebih
dahulu untuk menimbulkan efek karsinogenik
Termasuk karsinogen lemah
Sebagian berupa obat kemoterapi kanker, menyembuhkan,
mengontrol, atau menunda kambuhan kanker
Agen yang bekerja secara tidak langsung
Prokarsinogen, bentuk agen kimiawi inaktif yang menyebabkan
perubahan metabolik secara tidak langsung
Ultimate carcinogen, bentuk agen kimiawi aktif dari prokarsinogen
Sebagian kecil, memerlukan promotor sebagai zat penguat efek
karsinogen
Energi radiasi
Sumber berupa : berkas UV sinar matahari, sinar X, fisi nuklir, radionuklida
Menyebabkan mutasi gen (gen TP53)
Perdarahan
Extravasasi darah dari pembuluhnya karena robek. Robeknya pembuluh darah
disebabkan karena trauma, arteriosklerosis, erosi, neoplasia dinding pembuluh
darah
Emboli
Massa berbentuk padat, cair, atau gas intravaskular yang terlepas dan dibawa
darah ke tempat yang jauh dari asalnya
Emboli dapat berupa : butiran lemak, gelembung udara, kolesterol, fragmen
tumor, kepingan sumsum tulang, peluru
Infark
Daerah nekrosis iskemik (kurangnya pasokan oksigen karena penyumbatan
darah arteri atau vena)
13. Morfologi serta daur hidup serangga yang berperan sebagai vektor penyakit
Nyamuk
Kelas insekta, ordo diptera, famili culicidae
Vektor penyakit pada manusia dan hewan lain
Jenis parasit :
Plasmodium : berkembang biak, berubah bentuk dan tumbuh menjadi bentuk
infektif
Filariasis : berubah bentuk tanpa berkembang biak
Larva : hidup dalam air, breeding place : tempat yang tergenang air. Terdiri atas
4 substadium (instar) mengambil makanan dari breeding place
Stadium I-IV : 6-8 hari (culex, aedes), 3 minggu (mansonia)
Pupa : tidak makan, masih perlu oksigen dari breeding place. Menetas 1-3 hari
Imago (dewasa) : untuk berkembangbiak kembali, nyamuk jantan tetap di
breeding place menunggu betina untuk kopulasi, betina kebanyakan menghisap
darah terlebih dahulu sebelum pembentukan telur
Perilaku nyamuk
Umur nyamuk betina lebih panjang dibanding jantan
Daya terbang nyamuk betina lebih tinggi dibandingkan nyamuk jantan
Nyamuk betina menghisap darah, jantan tidak
Hospes nyamuk dapat berupa :
Manusia (antropofilik)
Hewan (zoofilik)
Keduanya, tetapi lebih kepada hewan (antropozoofilik)
Setelah menghisap darah, nyamuk mencari tempat istirahat :
Endofilik (dinding rumah)
Eksofilik (luar rumah), yaitu tanaman, kandang binatang, dekat tanah
Nyamuk betina menghisap darah untuk membantu proses pembentukan telur
Aktivitas menghisap telur dapat dilakukan pada dengan keadaan :
Malam hari (night biters)
Siang hari (day biters)
Di dalam rumah (endofagik)
Di luar rumah (eksofagik)
Virus DHF
Vektor : aedes aegypti
Penyakit DHF
Cacing filaria
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Penyakit filariasis (elefantiatis)
Vektor : culex