PENDAHULUAN
yang sangat kecil. Sterilisasi merupakan cara yang dilakukan untuk membebaskan
alat dan bahan dari segala macam kehidupan termasuk mikroba. Sterilisasi dibagi
menjadi dua, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi kering
dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik dimana saja dengan medium yang
sesuai. Medium yang digunakan antara lain medium cair, medium padat, serta
konsistensi diantara medium cair dan medium padat. Mikroba yang berkembang
dalam medium dapat dihitung dengan metode perhitungan cawan. Pada dasarnya
medium dan larutan pengencer, cara sterilisasi, menghitung koloni dengan metode
hitungan cawan, serta cara pewarnaan gram positif dan negatif. Manfaat dari
praktikum ini adalah mengetahui cara pembuatan medium dan larutan pengencer,
1
cara sterilisasi, menghitung jumlah koloni dengan metode hitungan cawan serta
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
termasuk mikroorganisme hidup (Adji, 2007). Alat dan bahan yang digunakan
dalam bidang mikrobiologi harus steril atau bebas dari mikroorganisme, agar tidak
alat dan bahan yang disterilkan (Meliawaty, 2012). Metode utama sterilisasi
adalah metode fisik yang meliputi sterilisasi menggunakan udara panas dengan
oven dan sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan dengan autoklaf dan
menggunakan oven dengan suhu 170 0C selama 1 jam atau dengan metode
sterilisasi kering dan media disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 0C
umumnya bersuhu 160 0C selama 2 jam atau 170 0C selama 1 jam (Kawengian,
2017). Mikroba pada umumnya akan mati pada suhu 100 0C, sehingga dengan
3
sterilisasi kering dapat membunuh mikroba. Sterilisasi ini untuk mensterilkan alat-
alat gelas seperti, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet, cawan petri, dan lain-lain
(Kartika, 2014).
menggunakan alat yang bernama autoklaf selama 15-30 menit dalam suhu 121 0C
membunuh bakteri yang terdapat di alat atau bahan yang mengandung cairan,
tidak tahan panas, dan tidak dapat disterilisasi dengan oven, contohnya media NA,
Medium yaitu suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi dan dipakai
untuk menumbuhkan mikroba. Ada tiga macam jenis medium, yaitu medium cair
(liquid, broth), medium setengah padat (semisolid), dan medium padat (solid).
Medium mengandung bahan-bahan seperti bahan dasar (air, agar, gelatin, dan
silica gel), nutrisi atau zat makanan, dan bahan yang sering digunakan dalam
membuat suatu medium. Nutrisi dalam medium yaitu nitrogen, karbon dan faktor
4
media menghitung jumlah mikroba. Mikroba yang ditumbuhkan pada medium
padat akan menunjukkan ciri-ciri dari koloni yang khas sehingga dipakai untuk
2008).
digunakan termasuk ke dalam medium organik semi alamiah karena terdiri dari
bahan alami yang ditambah dengan senyama kimia. Medium dibedakan menjadi
medium alamiah dan medium semi alamiah (Sayuti, 2008). Medium alamiah
adalah medium yang terdiri dari bahan alami sedangkan medium semi alamiah
adalah medium yang terdiri dari paduan antara bahan alami dan bahan kimia
contohnya Potato Dextrose Agar (PDA) dan Toge Ekstrak Agar (TEA). Bahan
penyusun Potato Dextrose Agar (PDA) yaitu kentang, dextrose, agar, asam tartarat
dan aquades. Nutrisi yang terkandung dalam medium Potato Dextrose Agar
(PDA) ini adalah karbohidrat (20%) dan glukosa (2%). Alasan digunakannya
medium Potato Dextrose Agar (PDA) ini adalah karena nutrisi pada medium
Potato Dextrose Agar (PDA) ini baik untuk pertumbuhan mikroba jenis khamir
atau kapang dan karena tekstur medium Potato Dextrose Agar (PDA) itu berupa
mikroba dapat dilakukan dalam medium yang padat karena di dalam medium
padat sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang akan tetap pada
5
2.3. Metode Hitungan Cawan
adalah metode hitungan cawan karena yang dihitung dalam metode hitungan
cawan ini hanya bakteri yang hidup. Prinsip penghitungan koloni adalah dengan
Koloni yang bergabung menjai satu yang jumlah koloninya diragukan dapat
dihitung sebagai satu koloni dan satu deret rantai koloni yang terlihat sebagai
suatu garis dihitung sebagai satu koloni (Waluyo, 2007). Jumlah koloni dalam
cawan petri dapat dihitung menggunakan cara SPC yaitu dengan mengalikan
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan yang bertujuan
agar bakteri di dalamnya dapat dihitung dan diamati (Nurohaianah et al., 2007).
Prinsip dari pengenceran dan metode tuang adalah ketika sel mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dapat dihitung
6
metode tuang adalah untuk mengurangi konsentrasi larutan sehingga bakteri di
Plate Count yang menjelaskan cara menghitung koloni pada cawan serta cara
memilih data untuk menghitung jumlah koloni dalam sampel yaitu dengan
menghitung jumlah koloni antara 30-300 koloni (Prescott et al., 2008). Organisme
dalam sampel dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk
dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Tryana, 2008). Tujuan
populasi koloni dalam cawan petri (Nurliana et al., 2015). Ketentuan pengenceran
dari perhitungan yang diambil yaitu tiga sampel pengenceran terakhir sesuai
Gram dengan menggunakan empat larutan yaitu larutan kristal violet (gram A),
larutan lugol (gram B), alkohol (gram C), dan larutan safranin (gram D). Fungsi
positif dan bakteri gram negatif serta mengetahui morfologi keduanya (Fitri dan
7
Yasmin, 2011). Manfaat pewarnaan gram ialah dapat mengetahui mana yang
termasuk bakteri gram positif atau negatif dan mengetahui mana bakteri yang
diberikan larutan pemucat (Hidayat dan Alhadi, 2012). Teknik yang dilakukan
adalah dengan menambahkan keempat larutan gram pada bakteri yang akan diuji.
Ciri bakteri gram positif dalam uji pewarnaan gram adalah berwarna biru atau
gram positif adalah untuk mengidentifikasi adanya bakteri gram positif dalam
suatu objek.
mengalami kehilangan warna saat diberi alkohol dan menyerap warna tandingan
larutan gram pada bakteri yang akan diuji. Ciri bakteri gram negatif dalam uji
pewarnaan gram adalah berwarna merah muda atau merah saat diamati dibawah
8
mikroskop (Ainiyah dan Shovitri, 2014). Tujuan pewarnaan gram negatif adalah
9
BAB III
dilaksanakan pada tanggal 17 April 2017 pukul 10.00 - 13.00 WIB dan Materi
18 April 2017 pukul 07.00 09.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia
3.1. Materi
bahan. Alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi antara lain timbangan,
erlenmeyer, waterbath, beker glass, gelas ukur, pisau, kain saring, pH meter, oven,
autoklaf, cawan petri, pipet hisap, tabung reaksi, pipet, penghisap, Bunsen, kaca
objek, loop, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi antara lain kentang, dextrose, agar, aquades, asam tartarat, kertas
3.2. Metode
3.2.1. Sterilisasi
10
Metode yang digunakan pada sterilisasi kering yaitu pipet hisap, cawan
Pipet hisap dibersikan dan disumbat bagian pangkal pipet dengan kapas. Pipet
tersebut dibungkus dengan kertas pembungkus dan pada bagian pangkal dan
foil. Cawan petri, pipet hisap, dan erlenmeyer dimasukkan ke dalam oven selama
2 jam 160 0C atau 170 0C selama 1 jam. Cawan petri, pipet hisap, dan erlenmeyer
dan ditutup dengan kapas serta alumunium foil. Erlenmeyer dan tabung reaksi
dibuka agar uap keluar. Penutup autoklaf dibuka, kemudian medium dan alat yang
Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah kentang dikupas dengan
pisau tajam hingga bersih, kemudian dibilas dengan air hingga bersih. Kentang
11
diiris dengan ukuran 1x1x1 cm. Kentang ditimbang dengan tepat sebanyak 500g.
aquades, beker glass ditutup dengan alumunium foil serapat mungkin. Dipanaskan
kemudian kentang dilumatkan hingga hancur. Filtrat kentang diambil dengan cara
volumenya diukur untuk membuat medium Potato Dextrose Agar (PDA), dengan
Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah cawan petri dan larutan
hingga tingkat pengenceran yang ditentukan yaitu tingkat 10-6. Pada tiga tingkat
dalam cawan 1 tetes. Medium agar dituangkan ke dalam cawan petri sebanyak
Setelah medium membeku, inkubasi dilakukan dengan posisi cawan petri terbalik
pada suhu ruangan selama 24 jam. Jumlah koloni yang terbentuk kemudian
Count (SPC).
12
Metode yang digunakan untuk pewarnaan gram ialah mikroba diambil dan
diletakkan pada kaca objek, dipanaskan diatas api bunsen supaya objek menjadi
kering, larutan kristal violet diteteskan pada kaca objek kemudian didiamkan 1
menit dan dibilas dengan aquades, larutan lugol diteteskan pada kaca objek
diteteskan sampai warna biru tidak luntur kemudian dibilas dengan aquades,
perbesaran 100X.
13
BAB IV
4.1. Sterilisasi
berupa cawan petri dan pipet hisap yang disterilkan menggunakan metode
sterilisasi kering dengan oven bertujuan untuk membunuh bakteri. Bakteri pada
umumnya mati pada suhu 100C sehingga alat menjadi steril. Hal ini sesuai
dengan pendapat Meliawaty (2012) yang menyatakan bahwa tujuan dari sterilisasi
yaitu mematikan segala bentuk mikroorganisme termasuk spora pada alat yang
dengan udara panas. Sterilisasi kering digunakan untuk alat yang tahan terhadap
panas. Pada umumnya dilakukan dengan suhu 160C selama 2 jam atau dengan
suhu 170C selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Fahruddin et al. (2016)
jam dengan suhu 170C merupakan metode dari sterilisasi panas kering.
mengandung cairan dan tidak tahan panas bisa disterilkan dengan menggunakan
14
menggunakan uap air panas atau dengan uap panas bertekanan. Alat yang
digunakan untuk mensterilkan pada metode ini disebut autoklaf, yang dilengkapi
dengan suhu 121 0C, tekanan 2 atm selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan
pendapat Adji et al. (2007) yang menyatakan bahwa autoklaf merupakan suatu
dengan tekanan mencapai 2-4 atm, namun kondisi terbaik untuk sterilisasi adalah
dengan suhu 121 0C, tekanan 2 atm selama 15 menit. Sterilisasi basah digunakan
mikroorganisme yang terdapat pada alat atau bahan yang digunakan untuk
praktikum. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurrobifahmi et al. (2017) yang
medium yang digunakan yaitu medium Potato Dextrose Agar (PDA). Bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat medium Potato Dextrose Agar (PDA) ini
adalah kentang, dextrose, agar, aquadest dan asam tartarat. Kentang berfungsi
mempunyai nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat
Saparinto (2014) yang menyatakan bahwa medium Potato Dextrose Agar (PDA)
15
melakukan pertumbuhan. Fungsi dari medium Potato Dextrose Agar (PDA)
mikroba harus dilakukan pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) supaya
Potato Dextrose Agar (PDA) yaitu karbohidrat (20%), dan glukosa (2%) sehingga
medium Potato Dextrose Agar (PDA) bagus untuk media pertumbuhan mikroba
sebagai berikut :
Pengenceran SPC
Sampel Medium Metode
10-4 10-5 10-6 (cfu/ml)
Nugget PDA Pour Plate 50 32 47 5105
Sumber : Data Primer Praktikum Mikrobiologi, 2016.
koloni sebanyak 47 koloni dan pada tabung 10-6 diperoleh koloni sebanyak 47
koloni. Pada pengenceran 10-4 lebih banyak koloni dibandingkan dengan sampel
lainnya karena semakin tinggi pengenceran maka semakin sedikit koloni yang
dapat dilihat. Hal ini sesuai dengan pendapat Prihantini et al. (2007) yang
16
menyatakan bahwa konsentrasi dalam cairan akan semakin berkurang akibat
dengan pengenceran terendah yang hasilnya lebih dari dua sehingga diambil
pengenceran terendah dengan hasil perhitungannya 510-5. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Jaelani et al. (2016) yang menyatakan bahwa apabila setiap sampel
dengan terendahnya dan apabila hasilnya lebih dari dua diambil sampel
pengenceran terendah dan jika hasilnya kurang dari dua diambil sampel
beberapa faktor seperti suhu, nutrisi, pH, dan ketersediaan oksigen. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Pelczar (2008) yang menyatakan bahwa suhu, gas, dan pH
17
Lactobacillus sp. Lactobacillus sp.
putih kebiruan pada mikroskop. Hal ini sesuai dengan pendapat Utama et al.
(2013) bahwa Lactobacillus sp. ialah bakteri asam laktat yang tergolong dalam
bakteri gram positif dan tidak membentuk spora. Ciri ciri bakteri gram positif
adalah berwarna biru saat diuji dengan metode pewarnaan Gram, berdinding sel
tebal, dan nutrisi yang dimiliki komposisinya rumit. Hal ini sesuai dengan
pendapat Yulvizar (2013) bahwa bakteri gram positif menyerap warna dari larutan
18
Escherichia coli Escherichia coli
E. coli merupakan bakteri gram negatif karena menunjukkan warna coklat dan
terdapat cahaya pada mikroskop. Hal ini sesuai dengan pendapat Kumala dan
Indriani (2008) bahwa E. coli termasuk pada bakter gram negatif. Ciri ciri
bakteri gram negatif adalah berwarna merah saat diuji dengan metode pewarnaan
gram, berdinding sel tipis, dan komposisi nutrisinya sederhana. Hal ini sesuai
dengan pendapat Lutviandhitarani et al. (2015) bahwa bakteri gram negatif tidak
19
BAB V
5.1. Simpulan
metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
autoklaf. Cawan petri dan pipet tetes menggunakan sterilisasi kering. Tabung
cawan. Koloni per ml dapat dihitung dengan rumus jumlah koloni dikalikan satu
5.2. Saran
Saran yang dapat ditarik dari praktikum yang telah dilakukan adalah
praktikan wajib menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan sarung
20
secara teliti dan lebih berhati-hati dalam menggunakan alat laboratorium.
21
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, V.R. 2009. Pengaruh beberapa metode sterilisasi tanah terhadap status
hara, populasi mikrobiota, potensi infeksi mikorisa, dan pertumbuhan
tanaman. Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6 (1): 43-52.
Dwilestari, H. Awaloei, J. Posangi, dan R. Bara. Uji efek antibakteri jamur endefit
pada daun mangrove sonneratia alba terhadap bakteri uji staphylococcus
aureus dan escherichia coli. Jurnal Biomedik. 1 (3): 394-398.
Gandjar. 2008. Mikologi dasar dan terapan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
22
Hidayat, R dan F. Alhadi. 2012. Identifikasi streptococcus equi dari kuda yang
diduga menderita strangles. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 17 (3): 199-
203.
Kawengian, S. A., J. Wuisan, dan M. A. Leman. 2017. Uji daya hambat ekstrak
daun serai (cymbopogon citratus l.) terhadap pertumbuhan streptococcus
mutans. Jurnal GiGi. 1 (5): 1-5.
23
Rivai, H., V.P. Lase, dan R. Wahyuni. 2013. Penentuan cemaran mikroba pada
jamu pelangsing yang beredar di pasar tarandam padang. Jurnal Farmasi
Higea. 5 (2): 28-30.
Santoso, V. P., J. Posangi, H. Awaloei, dan R. Bara. 2015. Uji efek antibakteri
daun mangrove rhizophora apiculata terhadap bakteri pseudomonas
aeruginosa dan staphylococcus aureus. Jurnal Biomedik. 1 (3): 399-405.
Wati, D.S. 2011. Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Industri Bioetanol Melalui
Proses Anaerob (Fermentasi). Universitas Diponegoro, Semarang.
Wirama, I. G. A. G. B., Y. Ramona dan C. I. S. Arisanti. 2015. Ketahanan
Lactobacillus sp. isolat susu kuda sumbawa terhadap ph rendah dan asam
deoksikolat serta kemampuannya mentransformasi asam kolat menjadi
asam deoksikolat. Jurnal Biologi. 19 (1): 1 5.
Yulvizar, C. 2013. Isolasi dan identifikasi bakteri probiotik pada rastrelliger sp.
Jurnal Biospedes. 6 (2):1-7.
24
LAMPIRAN
25
6. Gelas ukur Untuk mengukur bahan
yang berbentuk cair
26
12. pH meter Untuk mengukur pH pada
saat pembuatan medium
27
18. Tabung reaksi Untuk disterilisasi
dengan metode
sterilisasi basah
Sebagai tempat untuk
melarutkan sampel dan
untuk pengenceran
Pengenceran SPC
Sampel Medium Metode -4
10 10-5 10 -6
(cfu/ml)
Nugget PDA Pour Plate 50 32 47 5105
Sumber : Data Primer Praktikum Mikrobiologi 2017.
47 106
PerhitunganSPC= =94
50 104
Karena 94 lebih dari 2, maka diambil jumlah koloni berdasarkan jumlah terendah
yaitu 5x105.
28