Kelompok 3 :
Brigita Catur Dianawati
Dwi Indah Ramadhani
Agus Heriyanto
Ade Rahmat Ridwan
Sachroni
Asal Mula Perayaan Imlek
Perayaan Imlek merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah ada
sejak ribuan tahun lalu. Perayaan Tahun baru Imlek juga merupakan tradisi
perayaan dengan sejarah terlama, termeriah dan teramai hingga kini. Bahkan, ada
cerita menarik tentang Mengusir Nian. Nah, simak tulisannya.
Makhluk ini sangat mengerikan. Di kepalanya ada lima tanduk tajam. Sepasang
matanya menyorot tajam. Gigi dan kukunya juga tajam. Dan tinggal di dasar lautan
yang sangat dalam dan dingin.
Makhluk ini sangat kuat. Kalau dia berjalan, bukit-bukit dan rumah-rumah roboh
diinjaknya. Lebih gawat lagi, dia suka menangkap dan memakan manusia ! Orang-
orang desa memperhatikan bahwa makhluk itu hanya muncul setahun sekali. Dia
datang pada malam tahun baru dan menghilang tepat pada tengah malam. Orang-
orang desa menyebut makhluk itu Nian, yang artinya tahun.
Tetapi monster ini mempunyai satu kebiasaan yang sangat ditakuti oleh seluruh
penduduk desa yakni: setiap 365 hari sekali dia akan keluar dari dasar lautan naik
kedaratan untuk mencari mangsa. Monster nian akan menerkam dan menelan
segala mahkluk hidup yang dia temukan. Waktu dimana monster nian keluar dari
dasar lautan adalah di malam tahun baru Imlek (chu xi).
Maka setiap malam Imlek seluruh penduduk desa akan mengungsi dan
bersembunyi di dalam hutan diatas puncak bukit untuk menghindari serangan dari
monster nian.
Pada malam tahun baru, semua orang desa mengunci diri di rumah. Mereka berdoa
semoga mereka selamat dari serangan Nian. Ketika Tahun Baru tiba, barulah
mereka berani keluar rumah. Mereka yang lolos dari maut merasa sangat bersyukur
dan saling mengucapkan "Gong Xi! Gong Xi! Selamat! Selamat!"
Orang-orang desa mengadakan perayaan selama lima belas hari. Setelah itu
mereka bekerja dan menanam padi lagi. Sepanjang tahun mereka sibuk, tapi ketika
Tahun Baru hampir tiba, mereka kembali dicekam
tetakutan. Setelah bertahun-tahun menjadi
sasaran Nian, orang-orang desa tak tahan lagi.
Mereka berkumpul untuk mencari jalan ke luar.
Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat
China. Perayaan Tahun Baru China juga dikenal sebagai Chnji (Festival Musim
Semi / Spring Festival), Nngl Xnnin (Tahun Baru), atau Gunin atau
sin tjia.
Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek.
Kata Imlek ( : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau
mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan
pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1 penanggalan kalender China
yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi
bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).
Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir
dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan
China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut
merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal,
Mongolia, Bhutan, dan Jepang.
Pengaruh kemajuan kebudayaan Sungai Huang Ho (Kuning) dan Yang Tze di daratan
China tempo dulu, memberi pengaruh besar terhadap aspek kehidupan bangsa-
bangsa yang bertetangga dengan China. Negara-negara Korea, Jepang dan Vietnam
mengadopsi sistem penanggalan China, kultur serta aksara negaranya.
Dalam 1 Tahun China terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat. Dalam 1
bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385
hari (Tahun Kabisat). Secara sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru
China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir)
setiap tahunnya. Ini berarti hari raya biasanya jatuh pada bulan kedua setelah
musim dingin.
Prinsip keharmonisan manusia dan alam yang diajarkan oleh filsuf China ribuan
tahun silam pun mengilhami sistem kalender China. Ilmu pengetahuan China di
masa prasejarah telah mampu melihat gejala hubungan antara kejadian di galaksi
(bintang-bintang) dengan kehidupan di bumi (butterfly effect). Oleh karena itu,
ditemukan 12 masa yang memiliki periode khusus yang mempengaruhi kehidupan
di bumi yang dikenal sebagai shio.
Berikut 12 shio yang dikenal masyarakat China (sering dijadikan ramalan) yakni:
Kalender China bukan saja bermanfaat bagi sistem perhitungan upah atau gaji.
Sistem kalender China juga bermanfaat oleh hampir semua pelaku usaha, baik
nelayan, petani (saat tanam dan saat panen), ataupun penambang.
Dalam penanggalan China dikenal pembagian 24 musim, diantaranya adalah :
Permulaan musim semi : hari pertama pada musim ini adalah hari pertama
Perayaan Tahun Baru Imlek
Musim hujan : hujan mulai turun.
Musim serangga : Serangga mulai tampak setelah tidur panjangnya selama
musim dingin.
1. kayu,
2. api,
3. tanah/bumi,
4. logam dan
5. air.
Tradisi dalam
merayakan Tahun
Baru Imlek
Menurut Catatan Lv Shi Chun Qiu [], semenjak jaman masanya Yao dan
Shun sudah memiliki tradisi membersihkan rumah saat menyambut kedatangan
Tahun Baru Imlek.
Kata Chen [] (artinya debu) dan Chen [] (artinya lama) memiliki bunyi yang
sama maka pada saat menyambut Tahun Baru Imlek, membersihkan rumah
memiliki arti untuk membersihkan segala ketidakberuntungan dan nasib buruk dari
rumahnya. Tradisi tersebut menandakan keinginan dan doa masyarakat Tionghoa
untuk meninggalkan hal-hal buruk di masa lama dan menyambut kedatangan masa
depan yang lebih baik.
Beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek, setiap keluarga melakukan pembersihan
lingkungan, membersihkan dan memperbaiki peralatan dan perlengkapan rumah,
Mengecat Rumah, Menghilangkan sarang laba-laba, mencuci gorden dan lain
sebagainya.
Menggantungkan
Gambar maupun Lukisan-
lukisan yang bertema Tahun Baru
Imlek dan juga keberuntungan juga merupakan suatu Tradisi dalam merayakan Tahun
Baru Imlek. Gambar ataupun Lukisan yang sering dijumpai seperti Gambar Dewa
Rezeki, Dewa Fu Lu Shou (), Lukisan Musim Semi Yin Cun Jie Fu (
), Lukisan Panen Wu Gu Feng Deng () dan Lukisan-lukisan Shio.
Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek (Shou Sui [])
Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek merupakan salah satu Tradisi yang dilakukan
dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Setelah makan malam bersama, semua anggota
keluarga berkumpul dan mengobrol dengan santai menunggu detik-detik pergantian
Tahun dengan suka ria.
Terdapat 2 arti dalam Tradisi tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek, yaitu :
1. Untuk yang sudah lanjut usia, Shou Sui atau tidak tidur pada malam Tahun
Baru Imlek menandakan mereka sudah melewati Tahun
yang lama dan harus bersyukur serta menghargai
waktu yang akan datang.
2. Untuk Pemuda dan anak-anak, Tujuan Shou Sui atau
tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek adalah untuk
mendoakan supaya orang tuanya panjang umur.
- Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol
rezeki karena bunyi karakter ikan (yu) sama seperti karakter :berlebih.
Makanya ada ungkapan 'nian nian you yu' yang artinya 'setiap tahun berlebih
(rezekinya).'
- Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung
awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan
agar dikaruniai panjang umur.
- Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai
hidangan yang dapat membawa keberuntungan.
- Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai ji yang
homonin dengan kata selamat, Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang
berukuran paling besar, jadi berarti besar selamat alias amat selamat.
Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti amat selamat
nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun. Selain jeruk Bali,
jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang
kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.
- Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar
kehidupan senantiasa manis pada tahun baru mendatang.
- Selain itu, ada juga makanan yang ditabukan pada Sin Cia, yaitu bubur
karena dipercaya bubur adalah perlambang dari kemiskinan dan
kemelaratan, sehingga sebisa mungkin orang-orang akan menghindari
makan bubur pada saat Sin Cia.
Dilarang sama sekali menggunakan kata-kata kotor atau berkata yang tidak-
tidak selama perayaan Sin Cia karena dikhawatirkan akan membawa dampak
buruk sepanjang tahun yang akan berjalan.
Dilarang menggunakan baju berwarna gelap pada Hari Raya Imlek karena
dipercaya bahwa jika menggunakan warna gelap maka peruntungan orang
tersebut juga akan gelap sepanjang tahun itu. Selain itu warna gelap juga
sering diasosiasikan dengan lambang dukacita, padahal saat Sin Cia adalah
saat bagi semua orang untuk bersukacita.
Pada Hari Raya Imlek, diharapkan juga untuk tidak mencuci rambut
(keramas) karena dipercaya bahwa dengan keramas maka orang tersebut
akan membasuh pergi segala nasib baik sepanjang tahun tersebut.
Juga sangat diharamkan untuk melayat kematian seseorang pada Hari Raya
Imlek. Melayat bisa dilakukan lagi 2 sampai 3 hari setelah Hari Raya Imlek.
Beberapa hal terakhir mungkin sudah jarang kita jumpai karena biasanya hal-hal
tersebut hanya dipraktekkan dalam keluarga-keluarga yang memang masih kental
darah Chinese nya.
Jika kita ingin mengucapkan selamat tahun baru, maka yang diucapkan seharusnya
adalah Xin Nian Khuai Le, Xin Nian artinya tahun baru, Khuai Le artinya sudah
tiba. Kalo digabungkan artinya adalah tahun baru telah tiba. Kurang lebih artinya
sama lah dengan Happy New Year, atau Selamat Tahun Baru dalam bahasa
Indonesia...
Biasanya kata-kata 'Xin Nian Khuai Le' tersebut sering dirangkaikan dengan kata-
kata lain yang juga memiliki arti yang baik, misalnya : 'Xin Nian Khuai Le, Wan Shi
Ru Yi, Nian Nian You Yi', yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka
artinya adalah Tahun Baru Telah Tiba (Selamat Tahun Baru), Semoga Semua Urusan
Lancar, Semakin Bertambah Rezekinya.