Anda di halaman 1dari 12

PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK

BAGI MASYARAKAT TIONGHOA

Kelompok 3 :
Brigita Catur Dianawati
Dwi Indah Ramadhani
Agus Heriyanto
Ade Rahmat Ridwan
Sachroni
Asal Mula Perayaan Imlek
Perayaan Imlek merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah ada
sejak ribuan tahun lalu. Perayaan Tahun baru Imlek juga merupakan tradisi
perayaan dengan sejarah terlama, termeriah dan teramai hingga kini. Bahkan, ada
cerita menarik tentang Mengusir Nian. Nah, simak tulisannya.

Pada zaman dulu perayaan Imlek


merupakan perayaan tahun
baru(berdasarkan yang yang li/kalender
matahari). Pada tanggal 27 September
1949, Pemerintah RRC menetapkan tanggal
1 Januari sebagai perayaan tahun baru dan
perayaan Imlek ditetapkan sebagai
perayaan musim semi. Di Cina itu ada
banyak desa. Setiap tahun selama musim
semi, orang-orang desa sibuk menanam
padi.

Pada musim gugur, mereka memanen padi,


Hasil panen itu disimpan dalam lumbung
sebagai persiapan menghadapi musim
dingin. Setiap kali musim dingin tiba,
penduduk desa merasa sangat cemas. Mereka takut makhluk aneh akan datang ke
desa mereka.

Makhluk ini sangat mengerikan. Di kepalanya ada lima tanduk tajam. Sepasang
matanya menyorot tajam. Gigi dan kukunya juga tajam. Dan tinggal di dasar lautan
yang sangat dalam dan dingin.

Makhluk ini sangat kuat. Kalau dia berjalan, bukit-bukit dan rumah-rumah roboh
diinjaknya. Lebih gawat lagi, dia suka menangkap dan memakan manusia ! Orang-
orang desa memperhatikan bahwa makhluk itu hanya muncul setahun sekali. Dia
datang pada malam tahun baru dan menghilang tepat pada tengah malam. Orang-
orang desa menyebut makhluk itu Nian, yang artinya tahun.

Tetapi monster ini mempunyai satu kebiasaan yang sangat ditakuti oleh seluruh
penduduk desa yakni: setiap 365 hari sekali dia akan keluar dari dasar lautan naik
kedaratan untuk mencari mangsa. Monster nian akan menerkam dan menelan
segala mahkluk hidup yang dia temukan. Waktu dimana monster nian keluar dari
dasar lautan adalah di malam tahun baru Imlek (chu xi).

Maka setiap malam Imlek seluruh penduduk desa akan mengungsi dan
bersembunyi di dalam hutan diatas puncak bukit untuk menghindari serangan dari
monster nian.
Pada malam tahun baru, semua orang desa mengunci diri di rumah. Mereka berdoa
semoga mereka selamat dari serangan Nian. Ketika Tahun Baru tiba, barulah
mereka berani keluar rumah. Mereka yang lolos dari maut merasa sangat bersyukur
dan saling mengucapkan "Gong Xi! Gong Xi! Selamat! Selamat!"

Orang-orang desa mengadakan perayaan selama lima belas hari. Setelah itu
mereka bekerja dan menanam padi lagi. Sepanjang tahun mereka sibuk, tapi ketika
Tahun Baru hampir tiba, mereka kembali dicekam
tetakutan. Setelah bertahun-tahun menjadi
sasaran Nian, orang-orang desa tak tahan lagi.
Mereka berkumpul untuk mencari jalan ke luar.

ASAL KATA IMLEK

Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat
China. Perayaan Tahun Baru China juga dikenal sebagai Chnji (Festival Musim
Semi / Spring Festival), Nngl Xnnin (Tahun Baru), atau Gunin atau
sin tjia.

Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek.
Kata Imlek ( : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau
mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan
pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1 penanggalan kalender China
yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi
bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).

Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir
dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan
China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut
merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal,
Mongolia, Bhutan, dan Jepang.

Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia,


Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki
penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan
sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat.

PENANGGALAN KALENDER CHINA

Pengaruh kemajuan kebudayaan Sungai Huang Ho (Kuning) dan Yang Tze di daratan
China tempo dulu, memberi pengaruh besar terhadap aspek kehidupan bangsa-
bangsa yang bertetangga dengan China. Negara-negara Korea, Jepang dan Vietnam
mengadopsi sistem penanggalan China, kultur serta aksara negaranya.
Dalam 1 Tahun China terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika Tahun Kabisat. Dalam 1
bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385
hari (Tahun Kabisat). Secara sistem penanggalan Masehi (Gregorian), Tahun Baru
China pasti jatuh antara 21 Januari (paling awal) hingga 20 Februari (paling akhir)
setiap tahunnya. Ini berarti hari raya biasanya jatuh pada bulan kedua setelah
musim dingin.

Elemen Matahari pada Kalender China

Seperti sistem penanggalan Gregorian, Kalender China menggunakan referensi


revolusi bumi terhadap matahari yakni 1 tahun terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan
jika tahun kabisat. Secara resmi, tahun China telah berusia 2560 tahun pada 2009
ini.

Elemen Bulan pada Kalender China

Seperti sistem penanggalan di India tempo dulu, Kalender China menggunakan


referensi revolusi bulan terhadap bumi. Dalam 1 bulan China terdiri 29 atau 30 hari.
Dimana tanggal 1 jatuh pada bulan mati (tilem) dan tanggal 15 jatuh pada bulan
purnama. Elemen bulan ini sangat penting, karena mempengaruhi aspek psikologis
manusia serta pengaruh alam (pasang-surut).

Orang China mempercayai bahwa tanggal 1 dan 15 lunar merupakan tanggal


sakral dimana pada saat itu, emosi manusia dan energi di bumi lagi naik/hangat.
Nafsu, emosi, akan lebih mudah muncul pada bulan tilem dan purnama. Sehingga
jika seseorang berlatih untuk berbuat dan berpikir baik, maka hal itu akan
mendatangkan berkah. Fenomena yang serupa tapi tidak sama juga dapat dijumpai
pada perilaku banyak hewan yang cenderung melakukan perkawinan pada periode
tersebut (tanggal 28,29,30,1,2,3 dan 13,14,15,15,17 lunar).

Elemen Shio (Rasi Bintang) pada Kalender China

Prinsip keharmonisan manusia dan alam yang diajarkan oleh filsuf China ribuan
tahun silam pun mengilhami sistem kalender China. Ilmu pengetahuan China di
masa prasejarah telah mampu melihat gejala hubungan antara kejadian di galaksi
(bintang-bintang) dengan kehidupan di bumi (butterfly effect). Oleh karena itu,
ditemukan 12 masa yang memiliki periode khusus yang mempengaruhi kehidupan
di bumi yang dikenal sebagai shio.
Berikut 12 shio yang dikenal masyarakat China (sering dijadikan ramalan) yakni:

1. Tikus () : 19 Feb1996, 7 Feb 2008

2. Kerbau () : 7 Feb1997, 26 Jan 2009

3. Harimau () : 28 Jan 1998, 14 Feb 2010

4. Kelinci () : 16 Feb 1999, 3 Feb 2011


5. Naga () : 5 Feb 2000, 23 Jan 2012

6. Ular () : 24 Jan 2001, 10 Feb 2013

7. Kuda () : 12 Feb 2002, 31 Jan 2014

8. Kambing () : 1 Feb 2003, 19 Feb 2015

9. Kera () : 22 Jan 2004, 8 Feb 2016

10.Ayam () : 9 Feb 2005, 28 Jan 2017

11.Anjing () : 29 Jan 2006, 16 February 2018

12.Babi () : 18 Feb 2007, 5 Feb 2019

Elemen Musim pada Kalender China

Kalender China bukan saja bermanfaat bagi sistem perhitungan upah atau gaji.
Sistem kalender China juga bermanfaat oleh hampir semua pelaku usaha, baik
nelayan, petani (saat tanam dan saat panen), ataupun penambang.
Dalam penanggalan China dikenal pembagian 24 musim, diantaranya adalah :
Permulaan musim semi : hari pertama pada musim ini adalah hari pertama
Perayaan Tahun Baru Imlek
Musim hujan : hujan mulai turun.
Musim serangga : Serangga mulai tampak setelah tidur panjangnya selama
musim dingin.

Elemen Energi dan Karateristik Alam pada Kalender China

Sistem kalender China turut memperhitungkan dominansi unsur-unsur alam serta


energi yin/yang. Masing-masing unsur-unsur memiliki periode 2 tahun yakni periode
yin dan periode yang. Contohnya: tahun kayu yin, kayu yang, api yin, api yang, dst.
Kelima karateristik unsur polar yakni:

1. kayu,
2. api,
3. tanah/bumi,
4. logam dan
5. air.
Tradisi dalam
merayakan Tahun
Baru Imlek

Hari Raya Tahun Baru Imlek merupakan Hari


Raya yang telah lama di rayakan oleh
masyarakat Tionghoa dan juga merupakan hari raya paling penting diantara hari-
hari raya lainnya dalam Tradisi Tionghoa (Chinese). Melalui perkembangannya dari
masa ke masa, dalam ribuan tahun ini semenjak adanya perayaan Tahun Baru
Imlek, sejumlah Kebiasaan dan tradisi terbentuk dalam merayakannya. Sebagian
besar masih dilakukan sampai saat ini.

Beberapa Kebiasaan maupun Tradisi yang dilakukan untuk menyambut ataupun


merayakan Tahun Baru Imlek yang pada saat ini masih dapat kita lihat antara lain :

Membersihkan Rumah dari debu (Shau Chen [])


Dalam Tradisi, Bulan 12 ( ) tanggal 24 menurut penanggalan Imlek merupakan
hari yang tepat untuk membersihkan rumah dari debu-debu dan memperbaharui
perabot rumah tangga yang sudah rusak maupun menge-cat ulang rumah supaya
tampak lebih segar dan bersih.

Menurut Catatan Lv Shi Chun Qiu [], semenjak jaman masanya Yao dan
Shun sudah memiliki tradisi membersihkan rumah saat menyambut kedatangan
Tahun Baru Imlek.

Kata Chen [] (artinya debu) dan Chen [] (artinya lama) memiliki bunyi yang
sama maka pada saat menyambut Tahun Baru Imlek, membersihkan rumah
memiliki arti untuk membersihkan segala ketidakberuntungan dan nasib buruk dari
rumahnya. Tradisi tersebut menandakan keinginan dan doa masyarakat Tionghoa
untuk meninggalkan hal-hal buruk di masa lama dan menyambut kedatangan masa
depan yang lebih baik.

Beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek, setiap keluarga melakukan pembersihan
lingkungan, membersihkan dan memperbaiki peralatan dan perlengkapan rumah,
Mengecat Rumah, Menghilangkan sarang laba-laba, mencuci gorden dan lain
sebagainya.

Menempelkan Puisi Tahun Baru Imlek (Chun Lian [])


Chun Lian adalah sepasang kalimat yang berbentuk puisi yang ditempelkan samping kiri
dan kanan pintu, tiang, Jendela maupun dinding. Kalimat-kalimat yang tertulis di Chun
Lian adalah kalimat-kalimat yang penuh dengan harapan dan hikmat, Kertas yang
dipakai untuk menuliskan Chun Lian
biasanya berwarna merah
dengan tulisan warna Emas maupun
HItam diatasnya.

Lukisan Tahun Baru


(Nian Hua[])

Menggantungkan
Gambar maupun Lukisan-
lukisan yang bertema Tahun Baru
Imlek dan juga keberuntungan juga merupakan suatu Tradisi dalam merayakan Tahun
Baru Imlek. Gambar ataupun Lukisan yang sering dijumpai seperti Gambar Dewa
Rezeki, Dewa Fu Lu Shou (), Lukisan Musim Semi Yin Cun Jie Fu (
), Lukisan Panen Wu Gu Feng Deng () dan Lukisan-lukisan Shio.

Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek (Shou Sui [])

Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek merupakan salah satu Tradisi yang dilakukan
dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Setelah makan malam bersama, semua anggota
keluarga berkumpul dan mengobrol dengan santai menunggu detik-detik pergantian
Tahun dengan suka ria.
Terdapat 2 arti dalam Tradisi tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek, yaitu :

1. Untuk yang sudah lanjut usia, Shou Sui atau tidak tidur pada malam Tahun
Baru Imlek menandakan mereka sudah melewati Tahun
yang lama dan harus bersyukur serta menghargai
waktu yang akan datang.
2. Untuk Pemuda dan anak-anak, Tujuan Shou Sui atau
tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek adalah untuk
mendoakan supaya orang tuanya panjang umur.

Petasan (Bao Zhu [])


Menyalakan Petasan dapat menimbulkan suara keras ping ping piang piang yang
merupakan suatu kegiatan hiburan dan dapat menambahkan suasana ramai serta
meriah dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Arti dari petasan adalah untuk mengusir
nasib-nasib buruk tahun sebelumnya dan mengharapkan masa depan yang lebih cerah
dan bahagia.

Saling mengunjungi (Pai Nian [])


Pada Tahun Baru Imlek yang berbahagia ini, setiap orang bangun pagi dan memakai
pakaian baru, kemudian berkunjung ke rumah-rumah Saudara dan teman-teman,
mengucapkan kata-kata penuh harapan. Dalam kegiatan Pai Nian, biasanya yang
generasi yang lebih muda akan melakukan kunjungan ke keluarga ataupun saudara-
saudaranya yang lebih tua untuk memberikan hormat.

Makan bersama Keluarga (Tuan Yuan Fan[])


Malam Tahun Baru Imlek (malam sebelum Tahun Baru) merupakan malam
berkumpulnya semua anggota keluarga, Jika anggota keluarga yang bekerja dan
memiliki kesibukan lainnya di daerah lain akan pulang ke rumahnya untuk berkumpul
bersama keluarganya. Biasanya, Rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan
tempat berkumpul. Pada malam itu juga, semua anggota keluarga makan bersama dan
saling bercerita atau mengobral santai menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yang
penuh harapan ini.

Makanan Tradisi Tahun Baru Imlek

- Daging yang diawetkan (Lak Wei


[])
Pada Jaman dulu, tidak ada
teknologi dan bahan-bahan
pengawet kimia yang dipakai
dalam mengawetkan Makanan,
yang ada hanyalah cara
pengawetan tradisional yang
harus disiapkan untuk
menyambut kedatangan Tahun
Baru Imlek. Karena cara
pengawaten tradisional ini
memerlukan waktu yang lama, maka sekitar Tanggal 8 bulan 12 penanggalan
Imlek, para ibu rumah tangga sudah disibukkan dengan menyediakan makanan-
makanan untuk Tahun Baru Imlek. Daging-daging diawetkan untuk persiapan
Tahun Baru Imlek antara lain daging Ikan, daging Ayam, daging Bebek, dan
daging Babi.

- Kue Tahun Baru (Nian Gao [])


Kue Tahun Baru atau Nian Gao [ ] memiliki bunyi yang sama dengan Nia
Gao [ ] yang artinya adalah Tahun yang Tinggi (tinggi jabatannya, tinggi
penghasilannya serta tinggi tingkat sosialnya) sehingga sangat disenangi
oleh Masyarakat Tionghoa untuk menghidangkannya dalam rangka
merayakan Tahun Baru Imlek.

- Ikan merupakan hidangan favorit, apalagi di hari Sin Cia. Ikan adalah simbol
rezeki karena bunyi karakter ikan (yu) sama seperti karakter :berlebih.
Makanya ada ungkapan 'nian nian you yu' yang artinya 'setiap tahun berlebih
(rezekinya).'

- Bakmi, hidangan wajib yang juga favorit ini disajikan tanpa putus dari ujung
awal ke ujung akhir (dalam satu untaian panjang). Ini simbol dan harapan
agar dikaruniai panjang umur.

- Yu Sheng atau Yee Sang adalah hidangan salad ikan, yang dipercaya sebagai
hidangan yang dapat membawa keberuntungan.

- Jeruk Bali. Dalam bahasa Mandarin, buah jeruk disebut sebagai ji yang
homonin dengan kata selamat, Jeruk Bali merupakan jenis jeruk yang
berukuran paling besar, jadi berarti besar selamat alias amat selamat.
Dipilih yang masih ada daun di dekat buahnya, yang berarti amat selamat
nya akan terus bertumbuh/berlangsung sepanjang tahun. Selain jeruk Bali,
jeruk dari jenis Mandarin dan Sunkist juga menjadi favorit. Warnanya yang
kuning (mirip warna emas) menyimbolkan kemakmuran.

- Aneka permen dan makanan kecil manis lainnya. Semuanya ini agar
kehidupan senantiasa manis pada tahun baru mendatang.

- Selain itu, ada juga makanan yang ditabukan pada Sin Cia, yaitu bubur
karena dipercaya bubur adalah perlambang dari kemiskinan dan
kemelaratan, sehingga sebisa mungkin orang-orang akan menghindari
makan bubur pada saat Sin Cia.

Beberapa hal yang ditabukan selama perayaan Sin Cia


Menyapu. Menyapu dianggap dapat menyapu rezeki keluar dari rumah

Memecahkan barang, yang juga berarti memecahkan kebahagiaan dalam


hidup.

Dilarang sama sekali menggunakan kata-kata kotor atau berkata yang tidak-
tidak selama perayaan Sin Cia karena dikhawatirkan akan membawa dampak
buruk sepanjang tahun yang akan berjalan.

Dilarang menangis pada tahun baru karena dikhawatirkan orang tersebut


akan menangis sepanjang tahun.

Dilarang menggunakan baju berwarna gelap pada Hari Raya Imlek karena
dipercaya bahwa jika menggunakan warna gelap maka peruntungan orang
tersebut juga akan gelap sepanjang tahun itu. Selain itu warna gelap juga
sering diasosiasikan dengan lambang dukacita, padahal saat Sin Cia adalah
saat bagi semua orang untuk bersukacita.

Dilarang membiarkan rumah dalam keadaan gelap.

Pada Hari Raya Imlek, diharapkan juga untuk tidak mencuci rambut
(keramas) karena dipercaya bahwa dengan keramas maka orang tersebut
akan membasuh pergi segala nasib baik sepanjang tahun tersebut.

Juga sangat diharamkan untuk melayat kematian seseorang pada Hari Raya
Imlek. Melayat bisa dilakukan lagi 2 sampai 3 hari setelah Hari Raya Imlek.

Begitu pula dengan penggunaan benda tajam (pisau, gunting), dianggap


tidak baik karena dapat memotong keberuntungan.

Beberapa hal terakhir mungkin sudah jarang kita jumpai karena biasanya hal-hal
tersebut hanya dipraktekkan dalam keluarga-keluarga yang memang masih kental
darah Chinese nya.

'Gong Xi Fa Cai' atau 'Xin Nian Khuai Le'???


Ada satu hal lagi yang juga sering disalah artikan oleh masyarakat pada umumnya.
Selama ini mungkin kita hanya tahu bahwa Gong Xi Fa Cai artinya adalah Selamat
Tahun Baru dan kita menyebutkannya sebagai ucapan selamat kita bagi rekan-
rekan yang merayakan Sin Cia. Padahal, hal tersebut sebenarnya kurang tepat
(walau tidak bisa dibilang salah juga) karena arti dari Gong Xi Fa Cai sendiri adalah
bukan Selamat Tahun Baru. Jika dipenggal, Gong Xi sendiri berarti selamat. Fa
berarti berkembang, dan Cai berarti kekayaan. Fa cai berarti berkembang
menjadi kaya. Jadi sebenarnya arti dari Gong Xi Fa Cai adalah Selamat Semoga
Kaya.

Jika kita ingin mengucapkan selamat tahun baru, maka yang diucapkan seharusnya
adalah Xin Nian Khuai Le, Xin Nian artinya tahun baru, Khuai Le artinya sudah
tiba. Kalo digabungkan artinya adalah tahun baru telah tiba. Kurang lebih artinya
sama lah dengan Happy New Year, atau Selamat Tahun Baru dalam bahasa
Indonesia...

Biasanya kata-kata 'Xin Nian Khuai Le' tersebut sering dirangkaikan dengan kata-
kata lain yang juga memiliki arti yang baik, misalnya : 'Xin Nian Khuai Le, Wan Shi
Ru Yi, Nian Nian You Yi', yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka
artinya adalah Tahun Baru Telah Tiba (Selamat Tahun Baru), Semoga Semua Urusan
Lancar, Semakin Bertambah Rezekinya.

Anda mungkin juga menyukai