Anda di halaman 1dari 4
4-27 Ks = 425K. PENCEMARAN UDARA DAN KEBISINGAN SUMBER ENERGI DIESEL (Studi Kasus di PLTD Kota Bitung Sulawesi Utara) THE AIR POLUTION AND NOISE OF DIESEL ENERGY SOURCE (Cases Study in PLTD Kota Bitung Sulawesi Utara) B. Limbong Tampang Jurusan PSL Pascasarjana IPB ABSTRACT The aims of this research are to find out : 1) The air poitution level as a result of the diesel energy source activity. 2) The noise level as a result of the diesel energy source activity. The research was conducted in PLTD Kota Bitung Propinsi Sulawesi Utara. The data was colected from February to June 1999. The conclusion of this research are : 1) All parameters of air quality : SO2, NO2, H2S, NHs and CO are still under the standart limit quality of the ambient air quality. 2) The noise level as an impact of the PLTD Bitung activity at ail observation focation until 100 m distances was already over the standard limit quality noise that is permitted. ————— PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, balk industri migas, pertanian, maupun industri non migas lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran udara yang disebabken oleh hasil buangan industri-industri tersebut. Hal ini sesual dengan pendapat Wardhana (1984), kegiatan indust'i dan teknologi dapat memberikan dampak lingkungan, balk secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung antara lain dapat berupa : a) Pencemaran lingkungan akibat bahan buangan dan sisa industri yang dapat mengotori udara, air tanah. b) Kebisingan kontinyy maupun impulsi yang dapat merimbulkan penyakit. c) Lingkungan menjadi tidak nyaman untuk pemukiman. d) Pandangan yang kurang sedap di daerah industr. Dampak tak langsung, antara lain berupa : a) Urbanisasi, b) Perubahan nilai sosial budaya, Salah satu sumber waran udara_dan kebisingan adalah Pembangkit Listik Tenaga Diesel (PLTD). Pada mesin tenaga diesel zat-zat yang terkandung dalam bahan bakar yang mempengaruhi engoperasian mesin diesel antara lain : a) Arang, b) Sedimen (pengendapan), dan sludge, c) Air, d) Suffur, e) Debu (PLN, 1996). i Propinsi Sulawesi Utara, Kota Bitung adalah kota terbesar kedua setelah Manado, kota pelabuhan terbesar kedua di Kawasan Timur Indonesia setelah pelabuhan Makassar, dan kota industi yang berpotensi mempunyal tingkat pencemaran udara, kebisingan yang cukup tinggi. PLTD Bitung yang telah beroperasi sejak tahun 1977, terdiri dari 9 unit mesin dengan kapasitas terpasang sebesar 56,520 KW, dianggap dapat mewakili kondisi produsen pencemaran udara dan kebisingan yang khas dalam suatu kota industr. Berdasarkan hal itu, maka peneliian tentang pencemaran udara dan kebisingan sumber energi diesel di PLTD Bitung dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang diakibatkan oleh sumber energi diesel tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PLTD Kota Bitung Propinsi Sulawesi Utara. Pengumpulan data berlangsung mulai bulan Pebruar hingga Juni 1999. Data pencemaran udara diperoleh dari beberapa hasil peneliian terdahulu, dan data kebisingan cikumpulkan dengan menggunakan alat sound level meter. 28 Tingkat pencemaran udara dianalisis “dengan cara membandingkan hasit pengukuran terhadap bak mutu udara ambien yang dikeluarkan Menteri Negara ‘Lingkungan Hidup Nomor: Kep.02/MEN.KLH/V1988. Tingkat pencemaran kebisingan dianalisis dengan rumus : Le 10 log 1/46 (71.1024... «74 10014 = dBA La= 10 log 1/8 (15.10°54,.417.10211)} = dBA Lan = 10 fog t/24 {16.102 444,,.48. 109208) = dBA (MENLH, 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Pencemaran Udara Hasil analisis Laboratorium Perindustian Sulut tahun 1993, Sondakh, dkk. (1993) kualitas udara PLTD Bitung dapat diihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk sampel udara (titk A, €, dan J) debu berada di atas ambang batas menurut_ SK MENKLH Nomor Kep- O2MENKLH/I/1988 tanggal 19 Januari 1988. Sedangkan untuk parameter SOz, NOz, H:S, NH, dan CO masih berada di bawah ambang batas. Tingginya kadar debu pada lokasi titik sampel tersebut, diduga disebabkan karena keadaan fisik B.Limbong Tampang tanah di Bitung berpasir yang sedikit relatif berdebu, selain itu juga di daerah lokasi pengambilan sampel udara pada PLTD Bitung merupakan daerah kawasan industri serta kegiatan-kegiatan lainnya yang berada di daerah PLTD Bitung. Hasil analisis Laboratorium limu Lingkungan Fakultas Pertanian UNSRAT, Palenewen, dkk (1998) kualtas udara PLTD Bitung dapat dihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis contoh udara yang diambil pada empat titk pengamatan menunjukkan bahwa seluruhnya berada di bawah ambang batas baku mutu kualitas udara ambien. Pengukuran di usat kegiatan PLTD Bitung diperoleh kandungan CO sebesar 12,5 ppm; SO 0,03 ppm; dan NOs tidak terdeteksi, Baku mutu udara ambien diatur dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep.02/MENKLHA/1988 untuk parameter CO sebesar 20 ppm; SO, sebesar 0,10 ppm; dan NO» sebesar 0,05 ppm. Khususnya di pemukiman sebelah Barat, pemukiman sebelah ‘Timur dan pemukiman sebelah Utara parameter CO, ‘SO dan NO> di udara bebas tidak terdeteksi. Tabel 1. Hasil Analisis Kualitas Udara PLTD Bitung Tahun 1993, Parameter ‘Satuan Konsentrasi ] A B Cc JOE F G iH | Siar okie (S03) pom | Bot@_| “0002 | Goss {come [Oost | Cows —| Good Dorr | ose | oe) ‘Osi Nirogen (NOx som [0048 [048 | c029 | 00st | 00s6 [o.0s7 | 0006 | 0036 0.086 | 0053) Hirogon Sula (HS) “pom [0.028 |~o0as 00130027 _[oast_[oott | ooze {001s [0032 | 0.018] ‘Aeveia (NFS) gpm_|oatt_| 0.120 [aoa [oot [oort [ooo | oo1 | o007 | oott [ore] 0. pom [9190 | ~fo.12_| *471 | 9150 [8.170 | 14.68 | 6760 | 9690 | 104 [2278 Debi img’ [1440 [0780 [0960 [ose [1140 [0880 [049010260 | 0.680 [3670] Tabel 2. Hasil Analisis Kualitas Udara PLTD Bitung Tahun 1998. Nov] Parameter |” Setuan Lokasi Penelitian Ty). ] wy] i_[ co pom | 125 | td | td | td | 2._[S0._ pom | 003 | td [td | ta 3._[ NO pom | td | td | td | ta Keterangan : Lokasit = Pusat kegiatan PLTO Bitung, Lokast I = Pemukiman sebelah Barat. Lokast It = Pemukiman sebelah Timur. Lokas! IV Pemukiman sebelah Utara. tta = Tidak terdeteksi The Air Polution and Noise of Diesel Energy Source 29 ‘Tabel 3. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan PLTD Bitung Tahun 1999. Tabet Tnght abings (8H) Tate] Ret ‘Mosin ‘ sae ne an 81.00 04.00 Poranght TH | HRT | BTSTOAD | BEST | ELTET | GEA TORT | STRAT | 8721007 | Dem ruangan 1.| <0 [F019] 6909 _| W750 | O7S50 | 877953 | BIO | WOT | 644949 lve rvengen| ‘20-29 | 767-008 | 769816 | 72815 | 7748 | 778814 | 769798 | 77.0806 |Depankantor| Selatan woao | 745768 | 758774 | 755778 | 759778 | TASTES | 722775 | 783778 | Rumah | True pegawal = BH | TEMS | TS | TIATES | TIBTEO | EMD | TETAS | TAATAB | Betkorg | Obra gard nuk We] Tera | ASR | WETS | MITE | OTS | TBTN | TOETIS | Portokoen | Seen 069 | 69.2707 | GhaTI2 | 03712 | 697724 | 698716 | 681712 | 692715 | Pomdinen | — Gaal 2. 0-100 7079 | 660-682 | 677-401 [6756s | 685702 | 678632 | 660-681 [67.6689 | Pemukiman | Utara ‘woes | 649-669 | 65.8678 | 647-673 | 65.2683 | 65.9679 | 648667 | 65.7678 | Pemudmen | Terur 3009 | 637756 | 639663 | eaBe59 | 647-667 | 647-485 | 653656 | 637-658 | Termnal_| Tenge fori] 53.4569 | 947870 | 943861 | S56572 | 646663 | 623560 | 55.3561 [Peuingan| Timur inttza) 5275.4 | 22986) | 524558 | o5 185.4 | 626656 | 513.547 | 527557 | Pemdinen | — Bart 4. |>t00 [iat-is0] 498-542 | 80.4507 | 505547 | 613553 | 497531 | 487531 | 49.8547 | Pemutimen | Uere fata] «7 1537 | ab s599 | 495599 | 50350" 8.1535 | 47.1524 | 482523 | Temmal | Tengo iattga] «5 9522 | 467525 | 465515 | 670819 | 462493 | 459-480 | 46.1400 | Panutinen | Ua Kebisingan Kebisingan yang diakibatkan oleh kegiatan PLTD DAFTAR PUSTAKA Bitung diukur selama aktivitas. 24 jam (La) dengan cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (La) pada setang waktu 06.00 sampai 22.00 dan aktivitas malam selama 8 jam (L.) pada selang waktu 22.00 sampai 06.00. Pengukuran ditakukan pada jarak (a) <50 m, (b) 50-100 m, .(c) >400 m, yaitu pada fokasi (1) Dalam ruangan (pusat kegiatan), (2) Luar ruangan, (3) Pertokoan, (4) Pemukiman sebelah Barat, (5) Pemukiman sebelah Timur, (6) Pemukiman sebelah Utara. Hasil analisis tingkat kebisingan PLTO Bitung pada tahun 1999 dapat dithat pada Tabel 3. KESIMPULAN Kualitas udara untuk parameter SO2, NO2, H2S, NHs dan CO menunjukan bahwa seluruhnya berada di bawah ambang batas baku mutu kualitas udara ambien, sedangkan debu pada tik A, E, dan J berada di atas ambang batas. Tingkat kebisingan sebagai dampak dari kegiatan PLTD Bitung diperolen bahwa di seluruh lokasi pengukuran pada jarak 100 m ke bawah telah melewati ambang batas baku mutu kebisingan yang dipertolehkan. Andrews, W. A. 1972. Environmental Pollution. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Arismunandar, W. & K. Tsuda. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanistus. Yogyakarta. Giddings, J. S. 1973. Chemisty, Man and Environmental Change, Canfield Press. New York, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1987. Pengelolaan Pencemaran Udara. m . Edisi 1986/1987. KLH. Jakarta. Manahan, S. E. 1972. Environmental Chemistry, Willard Grant Press. Boston. Palenewen, dk. 1998. Pemantavan Lingkungan PLTA Tonsealama, PLTA Tanggari |. PLTD Bitung. T. A. 1997/1998, Perusahaan Listrik Negara. 1996. Pola Pengendalien Lingkungan PLTD. Saduran Mater 30 B. Limbong Tampang Kursus Kimia PLTD. PT. PLN. (Persero) Sektor Minahasa. Manado. Sitepoe, M. 1997. Usaha Mencegah Pencemaran Udara. Gramedia. Jakarta. Sondakh, dk. 1993. Pengkajlan Evaluasi Lingkungan (PEL). Pusat Listrk Tenaga Diesel (PLTD) Bitung. Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan Umum Listik Negara. Manado. Suharsono, H. 1986. Mefode Teknik Pengukuran Udara dan Kebisingan. PPLH-PB Training Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Angkatan IV. Bogor 12 Agustus - 11 Oktober 1986, Bogor. 1991. Dampak Pada Udara dan Kebisingan. Bahan Kuliah Kursus AMDAL. PPLH- IPB. Bogor. Suratmo, F. G. 1998. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wardhana, W. A. 1994. Re i Lingkungan. Andi Yogyakarta. World Meteorological Organization. 1970. Urban Climate. Proc. Of Symposium on Urban Climate and Building Climatology. Technical Note No. 108. Geneve. Switzerland. Teknik Analisis Offset.

Anda mungkin juga menyukai