Anda di halaman 1dari 11

,4ti:,, t)F,ltili

-o)'o-.c AS
'./,!)a,'* ,'i
*-*'"1.,."
l
s*tt,i- [
lzz J41ugr1 o+t}-
>{. \

a.,l."r) NEUC:
1.rjtli o;11c;11
r.*-{i;{111.,,1i 1..;
Muhammad Luxson, Sri Darlina dai
Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat STrK Bina Husada, palembang
emsil: luxson 2 4 I 3@vah oo. c o. id

Abstrak
Hilangannya pendengaran akibat occupational merupakan masalah serius bagi banyak pekerja, meskipun jumlal
korbannya belum pasti. Berdasarkan data dari tahun 1980-an dan 1990-an, Institut Nasional untuk Keselarnatan dan t<esenatan fe4a
(NIOSH) memperkirakan bahwa setidaknya 4 juta pekerja di Amerika Serikat yang terpapar tingkat kebisingan ternpat kerja yang
menempatkan mereka pada risiko gangguan pendengaran. Beberapa pekerja mungkin juga beresiko karena oiotoxi. t rpapui buhan
kimia. gangguan pendengaran dapat menghalangi komunikasi, berkontribusi terhadap Ouluyu keselamatan di tempait kerja dan
merugikan aspek-aspek lain pekerja kehidupan. NIHL adalah penyakit akibat kerja yang ielah dikenal pada abad lg dl mana
Bemardo Ramazzini menggambarkan suatu ketulian di Venetran Coppersmith yung ii.bul dari suara put uian palu yang terus
menerus. Bahaya yang timbul dalam waktu yangltma tidak akan mengendalikan perbandingan peningkatan-peningkafun 6ahaya
tersebut. Perkiraan sebelumnya oleh MOSI{ mengindikasikan 30 juta orang pekerja di US di mana tingkat-ambang kebiingan g5 dB
atau lebih besar mungkin berada dalam bahayapendengaran, dan keadaan ini diidentifikasi sebagai saiah safu Oari lO penyit it akibat
kerja. Tingkat bahaya kebisingan berasal dari berbagai macam lingkungan kerj4 termasuk pekJrjaan di militeg pabrik, konstruksi,
transportasi, dan komunikasi. Penurunan paparan akan menurunkan atau mengurangi kerusakan yang timbul atiUat teUislngan: jadi
NIHL adalah bentuk kondisi kerja yang sangat rentan dalam pengukuran pencegahannya. Pencegahan menjadi lebih sulit at<an teiapi
dampak alamiah dari kerusakan pendengaran yg terjadi dalam beberapa waktu dekade ini karena kesalahan kesadaran kerja para
tenaga keda. Ukuran-ukuran pencegahan primer dan sekunder yang ditekankan pada pengendalian surnber kebisingan meialui
usaha-usaha surveilans untuk segera mendeteksi bukti kehilangan pendengaran adAatr penting3arena kerusakan syaraf pindengaran
bersifat ineversible tnpa gejala(ineversible asymptomatic) dan mengakibatkan individu renran terjadi kerusakan dan kecacatan,

Kata Kunci: Lingkungan Kerj4 Kebisingan di Tempat Kerj4 Penurunan Kemampuan pendengaran.

Abslracl
The loss due to occupational hearing loss is a serious problenfor nany workers, although the number ofvictims is
uncertain. Based on datafrom the 1980's and 1990's, the National Institutefor Occupational Safety aid Heatth
INIOSH) estimates
that at least 4 million worfurs in the United States are exposed to tuorkplace noise leyels that pit tiem at risk of hearing loss. Some
vvorkers may also be at risk due to exposure to ototoxic chemicals. Hearing loss can impedl communication,
contribite to safety
hazards in the workplace, and harm other aspects of working life. NIHL is a disease by work that has been known in the t 8th
century v'here Bernardo Ramazzini described a deafness in llenetran Coppersmitk "ootid
arising from the sound of hammer blows
continuously. The danger that arises in a long time will not control the ratio increases the ianger. Preuious
est-imales by MOSH
ildicate 30 million people working in the (/.5. where the noise threshold leuet of85 dB or grealer hearing may be in danger, and
lhis situotion v'as identifed as one of I0 illnesses caused b1, v,ork Danger le.vel of ioise coming
Voi o variety-of work
environments, includtngvork in the military, factories, con-stluction, trenspartatialr, and communication. i)ecrease
in exposure will
teduce or mitigate dnmage caused by noise: so NIHL is the form of a very vulnerable condition in the measurement
of preveiltion.
Prevention becomes more dfficult but the natural efects af learing damage that occurued in some time this decade
b"iaisn of error
awareness work of the workers. The sizes of primary and seconclary pretention are
focused on controlling lhe source iJ nois"
lhrough surveillance efibrts to promptly detect evidence of hearing'liss is important, because hearing losi is irreyersibi nerve
damage without syntptams (aqt71p16ntatic it'reversible) and result in individuals'to damage and clisabili4,.

Kewuords: ll;ork Ewironment, Noise at Workplace, Capabiti4t llearing Loss.

1' Pendahuluan juga akan nrenjadi }ebih kecil dan tidak maksimal (Tigor,
Kondisi fisik lingkungan rempar kerja di
mana 200_5).
para pekerja treraktivitas sehari-hari mengandung banyak Lebih jauh lagi, rendahnya kualitas lingkungan
baha5'3, baik langsung maupun tidak langsung bagi ke{a tersebut secara fisik dan mentatr akan menimbulkan
Keselamatan :dan Kesehatan pekerja itu sendiri. Pada tekanan-tekanan nonproduklif pada pekerja sehingga
kondisi lingkunean kerja 1'ang aman, nyaman dan sehat, banyak muncul kejadian yung *engganggu aktivitis
yaitu kondisi di mana potensi bahaya-bahaya ditangani pekerja berupa kecelakaan- Oan penlekit a6Uat kerja.
secara benar, pekerja dapat diharapkan untuk bekerja yang dampaknya akan nlrrugikan pekeqja ,""iru
normal baik fisik maupun mental, sehingga pcrusahaan individual, kelompok dan bahkan perusahain (Tigor,
akan lebih mudali melaksanakan berbagai rencana 2005).
peningkatan produktivitas kerja. Sebaliknya, pada Dari bahava-bahaya yang ada pada lingkungan
tingkat pengelotraan kualitas lingkungan kerja yang kerja. salah sarunya adalah reUiiingan"(Noisei naiam
rendah atau asal-asalan, peluang 'cercapainya target-target kanteks Ke sehatan dan Keselamitan Kerja (K3),
dalam perencanaan produktiviias tr<erja secara otomaiis peiribai:asiin suara (sound) agak berbcc;a dibandingkan
Jrembahasan^pembahasan suara dalam ihnu fisika murni

'ferpajan 'fcmral K*riz- h{uln*sn'r:ri Ijry.cnH .lri i,llyii;:t ,jno 't':,,,


Kebj,cir:ean cii 1.rnini."\ 7tr,
maupun fisika terapan. Dalam K3, pembahasan suara Bagian luar telinga terdiri dari dau telinga
lebih terfokus pada potensi gelombang suara sebagai (earflap) dan saluran telinga manusia (ear cana[) yang
satrah satu bahaya lingkungan potensial bagi pekerja di panjangnya kurang lebih 2 cm. Fungsi utama bagian luar
tempat keda beserta teknik-teknik pengendaliannya. telinga ini adalah sebagai saluran awaX masuknya
Tiap hari, kita mendengarkan bunyibunyi di gelombang suara di udara ke dalam system pendengaran
lingkungan sekitar kita, seperti bunyi dari televisi dan manusia.
radio, peralatan rumah, dan lalu lintas. Secara normal, Bagian tengah (middle ear)terdiri dari gendang
kita mendengar bunyi selama ini pada taraf yang tidak telinga (eardrum) dan tiga tulang, yaitu hamnter
begitu mempengaruhi pendengaran kita. Bagaimanapun, (malleus), anvil (incus), dan stirrup ( stapes). Bagian
ketika kita dihadapkan pada bahaya kebisingan dengan tengah telinga manusia, tepatnya pada bagian belakang
suara yang nyaring atau keras untuk jangka waktu gendang telinga berhubungan dengan hidung melalui
tefientu maka hal itu dapat merusak sensitivitas pada tabung eustachius (arah masuknya gelombang suara dari
labirin kita, akibat dari hilangnya pendengaran akibat saluran telinga luar dianggap sebagai bagian depan
bising (Noise Induced Hearing Loss) (NIHL, 2008). gendang telinga),
Secara fisik, tidak ada perbedaan antara bunyi dan Pada kondisi atau aktivitas tertentu, misalnya
kebisingan. Bunyi adalah suatu yang berhubungan saat sesorang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain
dengan perasaan persepsi dan kebisingan berpasangan dengan pebedaan tingkat ketinggian lokasi cukup besar
dengan bunyi tak diinginkan. Kebisingan adalah setiap dalam waktu relative singkat, akan tirnbul perbedaan
gangguan yang tak beralasan di dalam suatu bidang tekanan udara antar& bagian depan dan belakang
frekwensi yang bermanfaat. Kebisingan hadir di setiap gendang telinga. Akibatnya, gendang telinga tidak dapat
altivitas manusia, dan ketika menaksir dampaknya bagi bergetar secara efisien, dan sudah barang tenfu
kesejahteraanrkesehatan manusia itu biasanya pendengaran rnenjadi terganggu. Namun hal tersebut
digolongkan baik sebagai occupational noise (bising di hanya berlangsung sementara waktu karena secara alami
tempat kerja), atau sebagai kebisingan lingkungan akan terjadi proses penyeimbangan tekanan oleh udara
(NIOSH, 1991). yang rnasuk melalui mulut/hidung dan kemudian,
melewati tabung eustachius menuju bagian belakang
2. Sistem Pendengaran gendang. Akan terdengar suara "pop" seperti sumbat
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian botol yang terlepas dari botolnya ketika hal ini terjadi.
utama, yaitu bagian l:uar (outer ear), bagian tengah Oleh karena itu, peristiwa penyeimbangan tekanan ini
(middle ear) dan bagian dalam (inner ear). Ketiga seringa disebll p opp ing.
bagian telinga tersebut memiliki komponen-komponen Secara fisik, gendang telinga dapat berlubang
berbeda dengan fugsi masing-masing dan saling karena beberapa hal yang bersifat traumatic, seperti
berkelanjutan dalam menanggapi gelombang suara yang terfusuk oleh benda-benda lancip yang masuk terlalu
berada di sekitar manusia, untuk lebih jelasnya dilihat dalam hingga mencapai gendang telinga, retak pada
padagambar 1 l. tengkorak, noise blast seperti ledakan yang sangat keras,
Anatoqy a{ lha Ear percikan rang las pada proses pengelasan, atau karena
percikan zat-zat kimia terlentu, misalnya asam dan juga
ffiEx**ur r* $u;c**a*r lJtnner*er bisa karena infeksi yang terjadi pada bagian tengah
telinga yang menjalar hingga gendang telinga. Sudah
barang tentu gangguan pada gendang telinga
menyebabkan gangguan pada system pendengaran
manusia. Sebagian besar trauma pada gendang telinga
,..liiajs6triafl
.i:i
bersifat temporqry hearing /oss yang dapat sembuh
ube
dengan sendirinya melalui proses pengobatan yang tpat.
Gelombang suara yang mencapai gendang
telinga akan membangkitkan getaran pada selaput
gendang telinga tersebut. Getaran yang terjadi akan
diteruskan pada tiga buah tulang, yaitu hantmer, anvil
dan stirrup yang saling terhubung di bagian tengah
telinga (nriddle ear) yang akan rnenggerakkan fluida
(cairan seperti air) dalam organ pendengaran berbentuk
keong(cochlea) pada bagian dalam telinga (inner ear).
Selanjutnya. gerakan fluida ini akan
menggetarkan ribuan sel berbentuk rambut halus (hali^
cells) di bagian dalam telinga yang akan
mengonversikan getaran yang diterimanya menjadi
irnpuls bagi sl,araf pendengaran. Oleh saraf pendengaran
{auditory nerve}, in,puls tersebut akan dikirim ke otak
unt'.rk diterjernahkan meniadi suara vang kita dengar"
Gamb,ar L l . Terakhir. suara akan "drtahan" oleh otak lnanusia kurang
Tlte Nutnan Au'litoty Systent lebih selanre {J. I derik.

7*
Rentang frekuensi suara yang masih dapat beban lingkungan yang dapat rnenimbulkan
didengar oleh manusia normal (audible frequency) gangguan/penyakit (Ridley, 2004).
berada di antara 20 Hz - 20.000 Hz (frekuensi suara
kurang dafi 20 Hz disebut infrasonik, di atas 20kHz
disebut ultrasonik). Dalam rentang audible frequenqt 3.2. Sumber Suara
tersebut, sensitivitas (kecepatan bereaksi) system Di tempat kerja, jenis dan jumlah sumbr suara
pendengaran manusia akan menurun secara drastic pada sangat beragam. Beberapa diantaranya adalah(Tigor,
frekuensi-frekuensi suara di bawah 500 Hz dan di atas 2005):
4.000 Hz.
Noise blast dengan frekuensi kebisingan setinggi a. Suilru Mesin
4.000 Hz (4 kHz) pada tingkat kebisingan sebesar 120 Jenis mesin penghasil suara di tempat kerja sangat
dB memiliki derajat bahaya yang sangat tinggi bagi bervariasi, demikian pula karakteristik suara yang
system pendengaran manusia. Manusia normal yang dihasilkan. Contoh: mesin pembangkit tenaga listrik
berada dalam kondisi tersebut dalam waktu singkat saja, seperti genset, mesin diesel dan sebagainya. Di
kurang lebih antara lima sampai sepuluh menit, dapat tempat kerja mesin pembangkit tenaga lisfrik
mengalami threshold shift of hearing (pergeseran umumnya menjadi sumber kebisingan berfrekuensi
threshold pendengaran) sebesar 40 dB. rendah (<400H2).

3. Kebisingan
3.1. Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat
dideteksi oleh telinga atau kompresi mekanikal atau
gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium, medium atau zat perantara ini dapat berupa zat
cair, padat, gas.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan
berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang
diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau kenyaringan
bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia
mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran Gambar 3.1.
udara atau medium lain, sampai kegendang telinga Mesin Genset Skala Pabrik.
manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia kira-kira dalir20 Hz sampai Z0kIIzpada b. Benturun antarfl alat kerja dan benda kerja
amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva Proses menggerinda permukaan metal dan
responya. Suara diatas 2O kHz disebut ultrasonic dan umumnya pekerj aan penghalusan perrnukaan benda
dibawah 20 Hz disebut infrasonik. kerja, penyemprotan, pengupasan cat (sand
Suara bising sering timbul dari mesin-mesin blasting), pengelingan (riveting), memalu
dan sarana angkutan (mesin-mesin konstruksi). produsen (hammering), dan pemotongan seperti proses
mesin-mesin dan sarana angkutan pada prinsipnya penggergajian kayu dan metal cuttirzg, merupakan
dirvajibkan untuk mendisain produk mereka agar supaya sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja
produk tersebut sedikit rnemancarkan suara, sehingga dan benda kerja (material-material solid, liquid atau
tidak menimbulkan suara bising (Schenk et. al., 2008). kombinasi aratara keduanya) yang menimbulkan
Suara bising dapat menyebabkan kerusakan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar (circulor
pendengaran, menghalanei komunikasi, nlengganggu blades) dapat menimbulkan tingkat kebisingan
tidur, penyebab gangguan sistem cardiovasculer dan antara 80 dB - 120d8.
psycho-ph1,siological, mengurangi kinerja, dan
menimbulkan respon gangguan dan perubahan di dalam
perilaku social.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melakukan
satu penilaian cara global gangguan yang diakibatkan
oleh occupational noise, sebagai bagian dari suatu
prakarsa yang lebih besar untuk menilai dampak dari 25
faktor resiko yang distandard isasi (Concha-Barrientos et.
al., 2004). Panduan penilaian secara global, dengan
menyediakan suatu alat unfuk para profesional kesehatan
occupational untuk menyelesaikan lebih terperinci
perkiraan-perkiraan dari gangguan yang berhubungan Gambar 3.2.
<iengan hilang pendengaran akibat occupaiional noise li,lesin Gerinda
baik pada tingkat nasional atau subnational. lni
dilengkapi oleh satu volume pengantar untuk mengkaji

Terpaian Keblsingan di rempa{ Ker.ia A4uiwtunad {,u.tson, ,sri Darlino dan Ten l,.falaka
Aliran Maleriul a. Suara-suara dengan tingkat kebisingan lebih besar
Aliran gas, air atau material-material cair dalam dari 104 dBA.
pipa distribusi material di tempat kerja, apalagi b. Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang
yang berkaitan dengan proses penambahan tekanan karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan
(high pressure processes) dan pencampuran, sedikit lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam.
banyak akan menimbulkan kebisingan tempat di
kerja. Demikian pula dengan proses-proses Catatan:
transportasi material-material padat seperti batu, 85 dBA as an 8-hr TWA (dibaca: 85 decibels, A-
kerikil, potongan-potongan metal yang melalui weighted, as an 8-hr time-weighted average) telah
proses pencnr ahan (gr av ity b as e d). ditetapkan oleh NIOSH sebagai Recommended
Exposure Limit (REL).
d. ll[snusia
Dibandingkan dengan sumber suara lainnya, Di tempat kerj4 kebisingan diklasifikasikan ke
tingkat kebisingan suara manusia memang jauh dalam dua jerns golongan besar, yaitu kebisingan tetap
lebih kecil. Namun demikian, suara manusia tetap dan kebisingan tidak tetap. Kebisingan tetap dipisahkan
diperhitungkan sebagai sumber suara di tempat lagi rnenjadi dua jenis yaitu:
kerja. a. Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete
frequency noise), yaitu kebisingan berupa "nada-
3.3. Pengertian kebisingan nadd' rnurni pada frekuensi yang beragam,
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak contohnya suara rnesin, suara kipas dan sebagainya.
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan b. Board band noise, yaitu kebisingan dengan
kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan frekuensi terpufus dan digolongkan sebagai
desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya
sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang adalah board band noise terjadi pada frekuensi yang
mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. letrih bervariasi (bukan "nada" murni).
Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalah suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses Sementara itu, kebisingan tidak tetap (unsteady
produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan naise) dibagi lagi rnenjadi:
gangguan kesehatan dan pendengaran. Berdasarkan a. Fluctuating noise (Kebisingan Flulcuatif), yaitu
Kepmenkes, kebisingan adalah terjadinya bunyi yang kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang
tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau waldu tertentu.
membahayakan kesehatan (KepMenKes No. 1405, b. Intermittenl noise(Kebisingan yang terputus-putus
2002). dan berubah-ubah), yaitu kebisingan yafig besaran
Bunyi yang menimbulkan kebisingan dan bentuknya berubah-ub ah, contohnya keb isingan
disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran lalu lintas.
sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul c. trmpulsive nolse(Kebisingan impulsive), yaitu
udara sekitamya sehingga molekul-molekul udara ikut kebisingan yang dihasilkan oleh suara-suara
bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya berintensitas tinggi (rnemekakkan telinga) dalam
gelombang rambatan energi mekanis dalam medium waku relative singkat, misalnya suara ledakan
udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan senjata api dan alat-alat sejenisnya.
gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi
sedangkan dengan konteks ruang dan waklu sehingga 3.4. Jenis-jenis kebisingan
dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan
kesehatan. spektrum bunyi dapat dibagi sebagai berikut:
Suara di tempat kerja berubah menjadi salah a. Bising y,rang kontinlu; Bising dimana fluktuasi
satu bahaya kerja (Occupational hazard) saat dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan
keberadaannya dirasakan mengganggu/tidak diinginkan tidak putus'putus. Bising kontinyu dibagi
secara; fisik (menyakitkan telinga pekerja) dan Psikis rnenjadi 2 (dua) yaitu:
(rnengganggu konsentrasi dan
kelaucaran a l|ride Spectrum adalah bising dengan
komunikasi)(Tigor, 2005). spektrum ftekuensi yang luas. bising ini
Saat situasi tersebut terjadi, status$uara berubah relatif tetap dalam balas kurang dari 5 dB
menjadi polutan dan identitas suara berubah menjadi untuk periode 0.5 detik berturut-turut,
kebisingan (noise). Kebisingan (noise) di tempat kerja seperti suara kipas angin. suara mesin
menjadi bahaya kerja bagi system penginderaan manusia tenun.
(occupational hazard), dalam hal ini bagi system a Norrow Spectrum adalah bising ini juga
pendengaran (hearing loss). relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai
Dalam bahasa K3, National Institute cf frekuensi tertentu saja (frekuensi 500,
Occuparional Safety and Health (]"ltOSH) telah 1000, 4000) misahtya gergaji sirkuler,
mendefinisikan stafus suara/kondisi kerja di mana suara katup gas.
berubah rnenjadi polutan secara lebih jelas yaitu: b. Bising terpatus-ptrtzts; Eising -ienis irri sering
disebut jcga internittent noise, yaitu bising

IU Jilrqal K-ds*haian Binii lriusa<iii \iol" 6 No" 2., gu-rtus 2AIA


yang berlangsung secar tidak terus-menerus, g. Oktave band.
melainkan ada periode relatif tenang, misalnya Oktave band adalah kelompok-kelompok
lalu linlas, kendaraan, kapal terbang, kereta api *ekuensi tertentu dari suara yang dapat di
c. Bising impukrt Bising jenis ini memiliki dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi
perubahan intensitas suara melebihi 40 dB frekuensi-frekuensi puncak suara meliputi
dalam waktu sangat cepat dan biasanya Frekuensi : 31,5 Hz - 63 Hz- 125 Hz - 250 Hz
mengejutkan pendengarnya seperti suara -500 Hz- 1000 Hz-2kHz-4 kHz- 8 kHz-
tembakan suara ledakan mercon, meriam. l6 kHz.
d, Bisins imaulsif berulang; Sama dengan bising h. Frekuensibandwidth.
impulsif, hanya bising ini terjadi berulang- Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk
ulang, misalnya mesin tempa. pengukuran suara di Indonesia.
i. Pure tune.
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri
dapat dibagi atas : yang terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu
a. Bising yang mengganggu (Irritating noise). jenis ffekuensi
Merupakan bising yang mempunyai intensitas j. Loudness.
tidak terlalu keras, misalnya mendengkur. Loudnes s adalah persepsi pendengaran terhadap
b. Bising yang menutupi (Masking noise.) suara pada amplitudo tertentu satuannya phon.
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran I Phon setara40 dB padafrekuensi 1000 Hz
yangjelas, secara tidak langsung bunyi ini akan k. Kekuatan suara.
membahayakan kesehatan dan keselamatan Kekuatan suara satuan dari total energi yang
tenaga kerja , karena teriakan atau isyarat tanda dipancarkan oleh suara per satuan waktu.
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber l. Tekanan suara.
lain. Tekana suara adalah satuan daya tekanan suara
c. Bising yang merusak (damaging/injurious per satuan
noise.)
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui 3.6. Sumber Kebisingan
Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan Di tempat kerj4 disadari maupun tidak, cukup
merusak atau menurunkan fungsi pendengaran. banyak fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan
beserta aktivitas-aktivitasnya ikut menciptakan dan
3.5. Penyebab kebisingan menambah keparahan tingkat kebisingan di ternpat kerja,
Beberapa faktor terkait kebisingan, yaitu: misalnya(Tigor, 2005): rnengoperasikan mesin-rnesin
a. Frekuensi. produksi "ribut" yang sudah cukup tua; terlalu sering
Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas keda
dalam satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. cukup tinggi dalam periode operasi cukup panjang;
Frekuensi yang dapat didengar manusia 20- sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi
20.000 Hz. Frekuensi dibawah 20 Hz disebut ala kadamy4 misalnya mesin diperbaiki hanya pada saat
Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 mesin mengalami kerusakan parah; melakukan
Hz dise.but Ultra Sound. Suara percakapan modifikasi/ perubahan/penggantian secara parsial pada
manusia mempunyai rentang frekuensi 250 - komponen-komponen mesin produksi tanpa
4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia mengindahkan kaidah-kaidah yang benar, termasuk
punya frekuensi sekitar 1.000 Hz. menggunakan komponen-komponen mesin tiruan,
b. Intensitas suara. dimana:
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara a. Pernasangan dan peletakan komponen-komponen
rata-rata yang ditransmisikan melalui mesin secara tidak tepat (terbalik atau tidak
geiombang suara menuju arah perambatar.l rapat/longgar), terutama pada bagian penghubung
dalam media. antara modul mesin (bad connection).
c. dmplitudo. b. Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan
Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang fungsinya, misalnya menggunakan palu
dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentri. (hammer)/alat pemukul sebagai alat pembengkok
d. Kecepatan suara. benda-benda metal atau alat bar*fir pembuka baut.
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan
perpindahan perambatan udara per satuan Aktivitas di tempat kerja yang membuat pekerja
waktu. harus berhadapan dengan kebisingan memiliki intensitas
e. Panjang gelornbang. cukup besar. Misalnya, berada dalan high noise sreas
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh dapat rnengakibatkan gangguan atau kerusakan
oleh perambatan suara untuk satu siklus. pendengaran pada pekerja. Gangguan pendengaran
f. Feriode. secara pntanen dapat juga disebabkan karena pekeda
Peiicde aCalah rvaktu yang dibutuhkan untuk terlalu sering dan dalanl periode rvaktu yang cukup lama
satu siklus amplitudo,satuan periode aclalah di daiam sit*asr ker.ja yang bising, walaupun mt;ngkirr
deiik. intensitasnlra tidak terlalu besar.

Terpaian Kebisinga* di Tempat !d.erja, Afuhantwad fs*-tan, Sri Duriirzu dcn Tan l{alai,-it 1n
t1
Cukup banyak memang dampak negative yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa
ditimbulkan kebisingan di temapt kerja, mulai dari yang kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
sifatnya individual (auditory effect dan non-auditory e. Efek pada pendengaran
ffict), mempengaruhi kinerja departemental
dan Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah
organisasional sebuah perusahaan, hingga gangguan- kerusakan pada indera pendengaran, yang
gangguan yang mengenai lingkungan luar tempat kerja, menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah
khususnya masyarakat di sekitar tempat kerja. diketahui dan diterima secara umum dari zaman
Oleh karena itu, kebisingan di tempat kerja dulu. Mula-muia efek bising pada pendengaran
harus ditangani secara benar dengan tetap berpegang adalah sernentara dan pemuliahan terjadi secara
pada prinsip-prinsip manajemen bahaya di tempat keda. cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan.
Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area
3.7. Dampak kebisingan terhadap kesehatan bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak
Bising merupakan suara atau bunyi yang dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
mengganggu. Bising dapat menyebabkan berbagai frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas
gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan kefrekuensi sekitarnya dan ak:himya mengenai
psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang frekuensi yarlg biasanya digunakan untuk
rnenggolongkan gangguannya berupa gangguan percakapan.
Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan
gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, 3.8. Jenis Gangguan Pendengaran
ancarnan bahaya keselamatan, menurunya performan Macarn-rnacarn gangguan pendengaran
kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak (ketulian), dapat dibagi atas :
kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan a. Tuli sementara (Temporuryt Treshold Shilt =775,
sebagai berikut: Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan
a. Gangguan Fisiologis intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat penumnan daya dengar yang sifatnya sementara dan
mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila
datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup,
peningkatan tekanan darah (+ l0 mrnHg), daya dengarnya akan pulih kembali.
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer b. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shrft=PTS)
terutama pada tangan dan kaki, serta dapat Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis),
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai
dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan berikut : tingginya level suara; lama paparan;
pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat spektrum suara; temporal paftem, bila kebisingan
merangsang sltuasi reseptor vestibular dalam telinga yang kontinyu maka kemungkinan teqjadi TTS akan
dalam yang akan rnenimbulkan evek pusing/vertigo. lebih besar; kepekaan individu; pengaruh obat-
Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan
saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine,
tekanan darah, sistern pencernaan dan keseimbangan aspirin, dan beberapa obat lainnya; keadaan
elektrolit. kesehatan,
b. Gangguan Psikologis c. Trauma Akustik
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg
nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran
marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal
dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas
gastritis, jantung. stres, kelelahan dan lain-lain. yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang
c. Gangguan Komunikasi sangat keras, sepefti suara ledakan meriam yang
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking dapat rnemecahkan gendang telinga, merusakkan
effect (bunyi yang rnenutupi pendengaran yang tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. rt. Prebycusis
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan Penurunan daya dengar sebagai akibat penambahan
cata berleriak. Gangguan ini menyebabkan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua
terganggunya pekedaan, sampai pada kemungkinan orang dan dikenal dengan prefutcusis (menurunnya
terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isl,araf dal'a dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus
aku tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara diperhifungkan jika menilai penurunan daya dengar
tidak langsung membahayakan keselanratan akibat pajanan bising ditempat kerja.
seseorang. e. Tinitus
d. Gangguan Keseirntrangan Tinitus merupakan suatu tanda gejala arval
Eising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan te{adini'a gangguan pendengaran Gejala yang
berjalan di ruang angkasa atau melayang, yail-g dirimbuikan l,aitu teiinga berdenging. Orang 1'ang
dapat merasakan tiilitus dapat merasakan gejala

8il .f urnal {i-csshatan lrice Husaila Vol. 6 No" 2" Asustus 20 !{)
tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur t Conductive hearing loss
malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan
Jenis gangguan ini diklasifikasikan sebagai
audiometri (ILO, 1998).
masalah mekanis (mechanical hearing loss)
karena menyerang bagian luar dan tengah
3.9. Dampak kebisingan yang berlebihan
telinga pekerja, tepatnya selaput gending
Eksposur terhadap kebisingan yang berlebihan
telinga dan ketiga tulang utama(hammer, awii,
dapat menimbulkan pengaruh pada:
dan stiruup) menjadi sulit atau tidak bisa
o Tclinga bergetar. Akibatnya, pekerja menjadi agak sulit
Kerusakan pennanen pada sel-sel rambut di dalam mendengar.
cochlea mengakibatkan: penurunan kemampuan o Sensorineural hearing loss
mendengar ( kehilangan pendengaran karena Sesuai dengan namanya, sensorineural hearing
kebisingan) atau (Noise Induced Hearing Loss); Ioss diklasifikasikan sebagai masalah padi
tinnitus (berdenging di dalam telinga); pergeseran sistem sensor, dan bukan masalah mekinis.
gmbang pendengaran dengan meningkatnya Berbeda dengan conductive hearing loss yang
kesulitan mendengar, khususnya semakin kentara di
disebabkan oleh ketidakber"sao pida bigian
ruang yang gaduh.
luar dan tengah telinga, sensorineural heaitng
/oss disebabkan ketidakberesan pada bagiai
dalam telinga, khususnya cochiea. fingkat
keparahan sengorineural hearing /oss cukup
beragam, mulai ringan hingga serius, namun
umumnya bersifat pefinanen.
t Mixed hearing loss
Jika kedua threshold konduksi menunjukkan
adanya kehilangan/gangguan pendengaran,
namun porsi kehilangan lebih besar pada
konduksi udara.

b. DampakNon-Auditorial
Selain menimbulkan dampak negatif (permanen atau
sementara) terhadap sistem pendengaran, kebisingan
Gambar 3.3. juga dapat mengganggu:
Microscopic Normal and Damaged Hair Cell r SistemkeseimbanganCardiovasculer
Tekanan darah menjadi naik, denyut jantung
e Perilaku meningkat (secara visual dapat dilihat dari cara
kehilangan konsentrasi, kehilangan keseimbangan
seseorang bernafas yang semakin cepat dan
dan disorientasi (berkaitan dengan p"ngun h gudah terengah-engah saat bekerja di tempat
kebisingan pada cairan di dalam saluran bising).
semisirkular telinga dalam); kelelahan. r Kualitas tidur (noise induced sleep)
Tingkat gangguan tidur sangat bervariasi pada
Kebisingan dapat menyebabkan dua jenis setiap orang, mulai dari ringan hingga berat,
gangguan pada manusia( Tigor, 2005) yaitu:
misalnya sering terbangun tanpa sebab yang
a. Dampak Auditcrial jelas, tidak tenang/sering berpindah posisi
Dampak auditorial cukup banyak jenisnya dengan
tidur/frekuensi gerakan tubuh cukup tinggi,
tingkat keparahan yang beragam, mulii bersifat
perubahan pada gerakan mata (rapid eye
sementara dan dapat disembuhkan/sembuh dengan
ntavemefi!).
sendirinya (temporary threshold shif atau TTS)
hingga pern'lanen (perntanent threshold shift atatt
e Kondisi kejirvaan pekerja (shess)
PTS)
Dalam istilah kedokteran, salah satu jenis dampak
3.10. PengukuranKebisingan
Untuk mengetahui luasnlra masalah kebisingan,
auditorial yang cukup terkenal adalah Tiniius.
= Tinitus terjadi karena durasi kontak antara telinga
kita perlu mengukr-rr tingkat kebisingan dengan
menggunakan sejumiah alai ukur tingkai kebisingan
dengan kebisingan terlalu lama yang akhirnya
dengan berbagai tingkat ketetitian. Seperti halnya,
bagian dalam telinga mengalami iritasi.
audiometer pun dapat digunalian untuk mengukur
Dampak auditorial juga dapat diklasifikasikan
kemampuan atau ketajaman pendengarun sereorung.(u)
berdasarkan letak atau posisi gangguan pendengaran
Alat ukur kebisingan adalah alat 5'ang digunakan
pada sistem pendengaran manusia. Untuk antuk mengukur tingkat kebisingan dan memiliki tiga
menentukan apakah seorang pekerja mengalami jenis dasar:
dampak tersebut. harus dilakukan analisis terhadap
c Alat ukur keperluan urnum: relatif murah; cukup
hasil audiometric test (konduksi udara dan konduksi
akurat untuk mengidentifikasi arsa ,r-ang bermasalali
tulang)" Dikenal tiga jenis gangguan {hearing loss)"
dengan kebisingan
vailu:

Tcrpa.ian Kebisingan di Terripat Kerta^ Xfithamrnor! l:rrgnn \ri l)nrlii,n ,l-," T^,. tin,,t^i.., n4
Instrumen kualitas l: memberikan pembacaan teliti perangkat-lunak komputer dan pemeta (plotter) data
yang dapat digunakan dalam tindakan pengendalian yang cocok (sangat mahal; alat yang sangat khusus yang
kebisingan; bisa mengikutsertakan fasilitas untuk sebaiknya dipercayakan kepada ahlinya); satu-satunya
menganalisis pita gelombang (band analysis) dan metode yaftg benar-benar teliti untuk mengukur
memadukan tingkat eksposur; cukup mahal namun pemajanan bising personal harian.
dibututrkan jika pengukuran kebisingan secara
teratur perlu dilakukan.
Insfrumen presisi Qtr eci s i on i ns trum ent): mengukur
sejumlah fungsi-fungsi kebisingan; memberikan
pembacaan yang sangat teliti; kerap disambungkan
ke instrumen pencatat yang mengukur tingkat
kebisingan dalam satu periode waktu; sangat mahal
dan memerlukan keahlian khusus untuk
menggunakannya.

Audiometer adalah peralatan elekhonik untuk


menguji pendengaran. Audiometer diperlukan untuk
mengukur ketajaman pendengaran seseorang:(7)
digunakan untuk mengukur ambang pendengaran;
mengindikasikan kehilangan pendengaran; pembacaan
dapat dilakukan secara manual atau otomatis; mencatat
kemampuan pendengaran disetiap telinga pada deret
frekuensi yang berbeda; menghasilkan audiogram (grafik
ambang pendengaran untuk masing-masing telinga pada
suatu rentang frekuensi); pengujian perlu dilakukan di Gambar 3.5.
dalam ruangan kedap bunyi namun di ruang yang Dosimeter Badges
heningpun hasilnya memuaskan; berbiaya sedang namun
dibutuhkan hanya jika kebisingan merupakan
masalah,/kejadian yang terus-menerus, atau selain itu 3.1f. SatuanPengukuran
dapat menggunakan fasilitas di rumah sakit setempat. Pengukuran kebisingan dapat didasari pada'tingkat daya
Dalam bahasan ini, yang dimaksud dengan bunyi" atau "tingkat tekanan bunyi". Tingkat daya bunyi
seseorang adalah pekerja yang telah atau sedang bekerja adalah total daya bunyi yang dipancarkan dari suatu
di tempat kerja dengan tingkat kebisingan cukup benda dan digunakan dalam pengukuran kebisingan
tinggi/membahayakan, yaitu tingkat kebisingan sama komunitas, sedangkan tingkat tekanan bunyi adalah
dengan atau lebih dari 85 dB(A) selama 8 jam,trari. tingkat kebisingan pada titik pengukuran dan merupakan
pengukuran tingkat kebisingan yang lebih umum
digunakan di tempat kerja. Satuan pengukuran
kebisingan adalah desibel, ditulis dB.Desibel adalah
rasio tingkat kebisingan yang terukur dengan tingkat
kebisingan minimum yang dapat dideteksi. Diukur
dalam skala logaritma. Telinga tidak menafsirkan
kebisingan secara ilmiah namun bervariasi menurut
frekuensinya. Instrumen-instrumen untuk rnengukur
kebisingan di tempat kerja memiliki skala pengukuran
yang dimodifikasi (berbobot "A") agar cocok dengan
karakteristik pendengaran telinga, oleh karenanya,
satuall kebisingan ditempat kerja adalah dB(A).
Penilaian lainnya berlaku untuk aplikasi tertentu.
Gambar 3.4. NIOSH, dalam Kriteria untuk Fitur Standar.
trndustrial Audiometer nengusulkan batas eksposur dari 85 dB { A) selama 8
jam, 5 dB kurang dari standar OSHA. Pada tahun 1994,
Dosimeter aipertutian untuk mengukur eksposur ACGIH TLV berubah ke arah 1,ang lebih protakdf 85 dB
terhadap kebisingan harian:(6) berupa instrumen kecil (A) untuk paparan selama 8 jam, dengan ketentuan
yang dikenakan oleh pekerja; terdiri atas alat pencatat bahwa nilai tukar 3 dB dapat digunakan untuk
kecil dan mikrofon yang disematkan pada kerah baju di menghitung ryaktu-suara yang berbeda-beda eksposur.
dekat telinga; mengukur dan mencatat tingkat Jadi, seorang pekerja dapat terpapar hingga S5 dB (A)
kebisinngan setiap menit dalam satu giliran-keria; selama B jam, tetapi hanva EB dB (A) selama 4-iam arau
q I dB (A sclarna ! jam.
instrumen sederhana yang memadukan pembacaan untuk )
n.remberikan pemajanan bising harian ; instrumen vang
lebih rurnit yang memlulgkinkan analisis rekaman daia
),ang lebih rinci; proses analisis mernbutuhkan
o')
aL .iLrinal Kesehatan Liina iiusada Vol. 6 l.Jo. 2-.4silstts 2{iii)
3.12. Nilai Ambang Batas Kebisingan 3.13. Zona Kebisingan
Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka Daerah zona kebisingan dibagi sesuai dengan
,85
dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga titik kebisingan yang diizir/rian, yang disajikan
kerja bila bekerja 8 jamlhari atau 40 jamlminggu. NiLi pada tabel 3.3. Sedangkan untuk zona yang
Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah perlu perhatian yang ditentukan oleh IATA
intensitas tertinggi dan merupakanrata+ata yang masih disajikan pada tabel 3.4.
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus- Tabel 3.3.
jam sehari atau 40 jam
menerus tidak lebih dari dari 8 Zona Kebisingan Ambien
seminggunya dan waktu maksimum bekerja ),ang
direkomendasikandisajikan pada tabel 3.1 . Zona lntensitas(dR) Keterangan
A 35-45 Zona yang diperuntukkan bagi
Tabel 3.1. tempat penelilian, RS, tempat
Nilai Ambang Batas Kebisingan, Indonesia perawatan kesehatan dan
sejenisnya.
Lama Satuan Intensitas Kebisingan, dB(A) B 4)-J5 Zona yang diperuntukkan bagi
Pemaianan perumahan, tempat Pendidikan
I Jam 85 dan rekreasi.
4 88 C 50-60 Zona yang diperuntukkan bagi
2 91
perkantoran, Perdagangan dan
I Dasa.r.
94
30 Menit 97
D 60-70 Zona ya:l,g diperuntukkan bagi
t5 industri, pabrik, stasiun KA,
00
terminal bis dan seienisnva.
7.5 03
3.75 06
t -88
Tabel3.4.
09
Zona Kebisingan Berbahaya menurut IATA.
0,94 t2
28-t2 Detik l5
Zona Intensitas(dB) Keteransan
14.06 18
A > 150 dB daerah berbahaya dan harus
7,03 2t
dihindari
3,52 24
B 135-l 50 dB individu yang terpapar perlu
t,76 27
memakai pelindung
0.88 30 telinga( e ar m uff dan e a rp I u p\
0.44 133 C I 15-135 dB perlu memakai earmuff
0.22 136 D 100-t l5 dB perlu memakai earnlus
0.1I r39
Catatan: Ti4ak boleh terpapar lebi airil?o oeA;AadunGar
Sumber: Kepmenkes No. 51, 1999
4. Pembahasan
Nilai ambang kebisingan
4.1, Pengendalian Kebisingan
rerata yang
lmolementasi prinsip administrasi secara ketal
dihubungkan dengan durasi pajanan disajikan pada tabel
?) tentang batas waktu maksimum (T) yang diperkenankan
bagi pekerja tanpa alat pelindung pendengaran, misalnya
Tabel3.2.
dengan menggunakan standar formula yang telah
Nilai Ambang Kebisingan Rerata.
ditetapkan oleh NIOSH, sangat sulit dilaksanakan di
Lama
lapangan. Hampir tidak mungkin bagi seorang pekerja
Sound Level dB(A) untuk meninggalkan tempat kerjanya saat batas waktu
Penraparan
(Jam/lJari) ACGIH NIOSH OSHA untuk berhadapan dengan kebisingan hampir terle,rvati
l6 Q'
82 85 sententara pekerjaan itu sendiri belum selesai
8 85 85 90 dilaksanakan. Karena itu, demi kepentingan pekerja dan
4 88 88 95 pekerjaan, sudah servajarnya jika penerapan prinsip
2 91 9l r00 pengendalian bahaya kelima, yaitu alat perlindungan
94 94 105 personal (Personal Protective Equiptnent) untuk
il2 97 97 ll0 pendenearan digunakan di tempat yang megandung
1t4 100 100 I 15* bahaya kebisingan.
1/8 103 r03 Mengurangi sumber bising adalah cara yang
**+ ** paling efektif untuk mencegah risiko ke pekerja, dan
*Paparan kebisingan secara
kontinl'u atau inGmriten rnelebilri dari i L5 harus selalu nrerrjadi pertimbangan ketika alat-alat
dBiA).
+'Paprran dan4rak kebisingan impulsif (tidak perlengkapan pekeriaan yang baru atau merencanakan
boleh melebihi 140 dtl
tingkat tr:kan an suera). ternpat kerja -vang baru.
a**Tidak papa!:an terus-menerus, inlenniten,
atau dampak kcbisingal
lang nrel.gbihi puncak lingkat terlimbang dari 140 dB.

j-er*iliar Kehi:;inga:l di J-cr:r:l:f VIet'in A,L,hn*,*rr! r,,-.,.^,. {...i rr.,.,i,,"^ ,i-...7,..^ \.t..t f.)"f
Dua pendekatan strategi perlindungan Dengan menggunakan material penyerap bising
pendengaran (yang masing-masing diurutkan sesuai seperti: pelapis dinding; panel-panel yang
dengan prioritasnya) yang dapat dilakukan adalah: berdiri bebas di area kerja; tirai atau panel
a. Pendekatan arahanprinsip gantung.
Pendekatan dengan penghilangan kebisingan yaitu
mencari rnetode alternatif; isolasi yaitu Usaha terakhir setelah seluruh teknik tersebut di
memindahkan pekerja ke area dengan tingkat atas ternyata tidak efektif, adalah dengan menyediakan
kebisingan lebih rendah; penyekatan yaitu alat pelindung pendengaran pribadi yang: diberikan pada
mengurangi kebisingan di dalam ruang kedap bunyi setiap pekerja; harus menyediakan atenuasi yang cukup
(sound-insulated); penempatkan pekerja di kabin (dapat mengurangi kebisingan yang mencapai telinga)
kedap bunyi; penyerapan yaitu melapisi dinding dan untuk menjamin pendengaran terlindung dengan baik;
permukaan-permukaanpantul dengan bahan para pengguna harus terbiasa dengan tingkat bunyi yang
penyerap bunyi; rnenggunakan panel-panel berbeda-beda yang dapat didengar melalui alat pelindung
penyerap bunyi yang berdiri sendiri; menggantung pendengaran. Aiat ini terdiri dari dua jenis ufama, yaitu:
panel-panel penyerap bunyi di langit-langiVatap; a. Penutup telinga; menutup penuh ke dua daun telinga
peredaman getaran yaitu memberi batang kukuh
atau melapisi lembar panel logam untuk mencegah
efek genderan g (drumming),' menggunakan dudukan
penahan getaran (vibration mount) untuk
permesinan; menggunakan sambungan yang
fleksibel dalam pipa-pipa dan saluran-saluran;
menggunakan komponen plastik dalam permesinan;
pembungkaman (silencing): menggunakan
pembungkam bunyi (silencer) pada keluaran dari
silinder saluran udara dan pompa vakum;
menggunakan pengarah angin (baflle) pada keluaran
sistem ventilasi dan penyedotan; mengarahkan
lubang keluar ventilasi menjauh dari area kerja dan Gambar 7.
perumahan yaflg bersebelahan (kebisingan ke Sungkup telinga.
lingkungan).
b. Pendekatan pragmotis: b. Sumbat telinga: jenis permanen; jenis sekali pakai.
t Merekayasa dengan mengganti peralatan;
dengan mendesai ulang dan memodifikasi
peralatan; dengan mengubah tata letak peralatan
di area kerja, sehingga pekerja berada pada
kondisi tingkat kebisingan yang dapat diterima
e Mengurangi kebisingan pada sumber:
menggunakan komponen non-logam;
menghilangkan efek genderang pada komponen
mesin dengan memasang batang kukuh dan
pembuatan lekukan; menggunakan
pembungkam saluran buang; menghilangkan
Gambar 8.
belokan tajam untuk menghilangkan kebisingan
Surnbat telinga.
turbulensi; menghilangkan frekuensi listrik
yang berdengung; melakukan pemeliharaan 4.2- Penilaia n resiko-resiko
terencane untuk menjaga komponen sumber
Derajat tingkat dan jenis dari penilaian akan
bising; menggunakan kipas dengan laju putaran
tergantung pada lingkup dan luas dari masalah di dalam
yang disarankan produsen untuk mencegah
tempat kerja, tetapi semua resikc yang timbul akibat
genderang udara.
kebisingan harus diperlimbangkan. Sebagai contoh, di
It[engtrangi stnrber bising: di dalam ruang mana kebisingan akan meningkatkan resiko kecelakaan
ke&p bun1,i; tutup mesin dengan rapat agar di suatu pabrik, dan ini harus dipeftimbangkan beserta
suara tidak keluar; membutuhkan ventilasi resiko dari hilangnya pendengaran akibat bisingQ.ilHl,
udara agar rnesin tidak kepanasan yang 20C5). Titik kunci dalam penilaian resiko. artara lain;
menyelrabkan lie gagalan fungsi. identifikasi terkait dengan tingkat kebisingan yang
llfeffiisalrkan para pekerja: di dalam kabin berbeda yang berhubungan dengan tempat kerja Anda;
kedap bunyi; mensyaratkan pemanas dan pertirnbangkan yang rnungkin dirugikan yang meliputi
ven',ilasi yang mencukupi; membutuhkan sfaf sementara dan pail-tirne, seperti halnl.'a pekerja di
jendela afail sarana lain untuk melihat dan group risiko spesil'lk seperti karl'au'an yang hanii!;
mengendalikan proses: nrelarang penggi;;iaalr evaluasi ukuran yang teiah paCa fempatn;a untuk
rtalkman atau ra,liu-radio iainrrYa. inengendalikan ieve! kebisingarr. dan memutuskan apa
h'{en1'eraP bising tiudak ianjut vang perlu diaml.it.
o.4
.IL'rDri XL:srJ;:;i*a Bi;;a J:it.ttuti;; L'a). b lic 2 ,y'r.znizt'-lCrl)
4.3. Mengukur Level Kebisingan gangguan yang mengenai lingkungan luar tempat kerja,
Unfuk mengidentifikasi dan mengevaluasi khususnya masyarakat di sekitar tempat kerja.
resiko-resiko paparan kebisingan, pengukuran- Oleh karena itu, kebisingan di tempat kerja
pengukuran kebisingan harus dilaksanakan. Mereka harus ditangani secara benar dengan tetap birpegang
harus secara hati-hati merencanakan dan evaluasi pada prinsip-prinsip manajemen bahayadi tempat kerja.-
dilakukan oleh ahli-ahli yang sesuai. pengukuran- Upaya untuk melindungi pekerja yang terpapar
pengukuran seperti itu bagaimanapun juga harus kebisingan dapat dilakukan dengan: mengurangi tingkat
dilaksanakan kapanpun saat terjadi perubahan di dalam kebisingan yang timbul dari peralatan atau lingkungan
lingkungan yang akustik karena pembaharuan bangunan kerja; melindungi pekerja dengan alat pelindung diri
atau pengenalan tentang mesin-mesin atau teknologi untuk telinga (ear plug, ear muff dll).
yang baru(Schenk et. a1., 2008).
Pengukuran-pengukuran hanya boleh Daftar Pustaka
dilaksanakan oleh ahli-ahli (orang-orang yang terlatih)
atau lembaga; institusi, termasuk pengurus perusahaan Tigor S.B.T., 2005. Kebisingan di Tempat Kerja,
yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang Yogyakarta. penerbit ANDI
dibutuhkan untuk melaksanakan pengukuran-
pengukuran suara kebisingan dan mengevaluasi data Schenk C., Decker C., Gruber H., 200g. Noise:
yang diperoleh.
Pada waktu yang sama, alat ukur yang digunakan harus
Identification and Evaluqtion of Hszqrds.
Germany. www.issa.int.
dapat dipercaya dan cukup. Sound level meters harus
dikalibrasi setiap kali digunakan. European Week for Safety and Health at Work, 2005.
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi Prevention ofrisks from occupational noise in
adalah operator harus memiliki keahlian dan pengalaman pr acti c e. Spain . http://europa.eu.int
yang diperlukan danalat ukur harus dapat dipercaya dan
dalam kondtsi yang baik, serta pengukuran harus Concha-Barrientos M., Campbell-Lendrum D.,
di senua tempat kerja dan bagi seluruh
dilaksanakan Steenland K., 2004. Occupational Noise.
orang/pekerja. Geneva, WHO.
Hasil-hasil yang diukur harus direkam secara
merata pada tekanan bunyi yang berkelanjutan setiap European Agency for Safety and Health at Work, 2005.
hari. Untuk memperkirakan resiko tingkat pajanan Noise prevention Introduction. http:.llosha.
kebisingan sehari-hari dan harus diterapkan ke semua europa. eu/enltop ics/noi se/ind ex htmVintro ht
pekerj a yang terekspos. ml

5. Kesimpulan Ridley 1., 2004. Ikhtisar Kesehatsn dan Keselamatan


Telinga merupakan organ vital dari manusia Kerja. Edisi ketiga, Jakarta, penerbit
yang sangat berguna dan sensitive. Sebagai organ tubuh Erlangga.
yang vital, telinga tidak luput dari resiko kerusakan
akibat kerja. Umumnya kerusakan fungsi telinga sebagai Audiometer, http://id.wikipedia.org/wiki/Audiometer
alat pendengaran adalah permanent. Sehingga proses
rehabilitasinya bisa dikatakan sangat kecil McCammon C., NIOSH Health HazardEvaluation-
kemungkinarurya. Oleh karena itu perlindungan terhadap OSHA, Colorado, wlnr.OSHA.gov
organ yang satu ini sangat diperlukan untuk mencegah
rusaknya fungsi pendengaran akibat linkungan kerja. NIHL, 2008. NIDCD Information Clearing house,
Kebisingan yang melebihi ambang pendengaran http://www.nidcd.nih. qov
dan berlangsung dalam waktu yang cuklp lama serta
berulang-ulang dapatmenyebabkan gangguan Meyer J.D., McCunney R.J., 2003. A practica!
pendengaran l,ang menetap, gangguan pendengaran yang
Approach to Occupational and Environrnental
terjadi akibai terpapar bising dikenal sebagai gansguan Medicine. Third Edition. philadelphia.
pendengaran akibat bising. Lippincott Williams and Wilkins_
Dengan tingkat kebisingan yang tinggi, jika
seseorailg berada pada lingkungan tersebut terlalu lama KepMenKes RI No. 1405 Tahun 20A2" persyardtdt.t
dan berulang-ulang, rnaka resiko kerusakan fungsi Kesehatan Lingkungan Kerja perkantoran
pendengaran akan beftambah. Untuk itu sebagai pekerja
dan Jndustri" Jakarta"
di lingkungan keda seperti itu harus memiliki kesadarin
yang tinggi untuk melindungi telinga mereka. KepN4en Tenaga Keria No. 5l Tahun 1999, Ni/qi
Cukup banyak memang dampak negative yang Antbang Batas Fqktor Fisik Di Tewpat Kerja.
djtimbulkan kebisingan di temapt kerja, muiai dari yang Jakarta.
sifafnya individuai {attditctry effect dan non-audirory
elkci)" mempengaruhi kinerja departmentai dan
organisasional sr:buah perusairaan, hingga gangguan-

Terpajir:r Kebisine;!r di 'l'eiri:;at Kcria" trluhantn.tad !tn.ran ,\yi Ilr:riinn da;." 7,,', it^j.,r.,, a, r-

Anda mungkin juga menyukai