Anda di halaman 1dari 12

A.

JENIS PENGUJIAN 13
Praktikum yang dilaksanakan yaitu pengujian terhadap Titik Nyala
dan Titik Bakar Aspal, adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat
menentukan titik nyala dan titik bakar aspal. Dimana aspal pada suatu suhu
tertentu dapat menyala singkat atau dapat memercikan percikan api di
permukaan aspal (titik nyala), dan suhu dimana pada saat aspal terbakar ( titik
bakar).

B. KAJIAN TEORI
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan
senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor.
Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat
viskoelastis atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya
lekat. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia
belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang
juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom
lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10%
hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah
renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya
besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar
senyawa di aspal adalah senyawa polar (http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal,2012)
Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperature (suhu)
aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya terjadi
kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik nyala sebesar
minimal 200C. Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya
suhu aspal yang dipanaskan ketika dileawatkan nyala penguji diatas aspal
terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar
aspal, maka aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan titik

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
bakar tidak berpengaruh terhadap 13
kualitas perkerasan, karena pengujian ini
hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya pada saat
pencampuran (mixing) terhadap bahaya kebakaran. (juffrez.blogspot.com,
2012)
Pengujian titik nyala dan titik bakar berguna untuk mengetahui
temperatur dimana aspal mulai menyala. Data ini nantinya dibutuhkan
sebagai informasi penting dalam proses pencampuran demi keselamatan
dalam bekerja. Selain itu pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui
temperatur maksimum yang diperbolehkan pada aspal sehingga aspal tidak
terbakar. Jika terjadi kelebihan suhu pemanasan akan menyebabkan
terbakarnya aspal, hal ini akan mempengaruhi struktur dan sifat kimia dari
aspal itu sendiri. Sifat kimia yang berubah akan berpengaruh pada kualitas
dan sifat aspal yang dipakai, maka suhu pencampuran harus di bawah titik
nyala. (juffrez.blogspot.com, 2012)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini antara lain sebagai
berikut:
1. Alat
a. Kompor listrik
Kompor listrik digunakan untuk memanaskan dan mencairkan aspal
yang ada di dalam Cleveland open cup.

Gambar 1. Kompor listrik

b. Cleveland open cup

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13 sebagai wadah untuk menempatkan
Cleveland open cup digunakan
aspal pada saat pemanasan aspal.

Gambar 2. Cleveland open cup


c. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat aspal
dipanaskan. Termometer mempunyai bermacam jenis dalam
pengukuran suhunya. Termometer suhu rendah dan suhu tinggi.

Gambar 3. Termometer

d. Penjepit termometer
Digunakan sebagai untuk menjepit termometer pada saat pemanasan
benda uji.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13

Gambar 4. Penjepit Termometer


e. Nyala penguji
Alat ini digunakan untuk tempat nyala api sehingga mempermudah
dalam memperoleh api pada saat proses pengujian.

Gambar 5. Nyala penguji


f. Sendok
Sendok berfungsi untuk mengaduk aspal agar cepat mencair.

Gambar 6. Sendok
g. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13
Gambar 7. Stopwatch
h. Korek api
Digunakan untuk menghidupkan nyala penguji.

Gambar 8. Korek api

i. Tongkat sumbu
Digunakan untuk menghantarkan api dari nyala penguji sampai ke
atas Cleveland open cup.

Gambar 9. Tongkat sumbu

j. Kain lap basah


Kain lap digunakan untuk memadamkan jika terjadi nyala api yang
besar.

Gambar 10. Kain lap basah

k. Kassa asbes
Digunakan sebagai landasan untuk menaruh cawan dan bagian
atasnya dilapisi oleh asbes dengan tebal 0,6 cm.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13

Gambar 11. Kassa Asbes


2. Bahan
a. Aspal
Aspal merupakan bahan yang akan diuji. Aspal digunakan sebagai
bahan pengikat agregat dalam perkerasan jalan.

Gambar 12. Aspal

b. Spirtus
Digunakan sebagai bahan bakar untuk nyala penguji dan untuk
menghidupkan sumbu pada tongkat.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13 13. Spirtus
Gambar

D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum
pengujian aspal ini adalah:
1. Berdoa dahulu sebelum di mulainya kegiatan.
2. Alat dan bahan dipersiapkan.
3. Cleveland open cup di isi dengan aspal sampai 3/4 volume.
4. Asbes pembatas dan Cleveland open cup di letakkan di atas
kompor listrik.
5. Penjepit termometer di letakkan di dekat kompor.
Termometer di pasang dan tempatkan tegak lurus di dalam
benda uji dengan jarak 6,4 mm diatas aspal. Kemudian di

atur sehingga poros termometer terletak pada jarak diameter cawan


dari tepi.
6. Kompor listrik di nyalakan dan di atur pemanasanya.
7. Waktu di catat setiap kenaikan suhu 5C.
8. Setelah mendekati suhu pada titik nyala perkiraan, tongkat
sumbu di bakar dan di dekatkan dengan benda uji.
9. Langkah 7 dan 8 terus dilakukan sampai terlihat nyala
singkat pada suatu titik di atas benda uji, kemudian suhu
pada termometer di amati dan di catat hasilnya.
10. Langkah 9 dilanjutkan sampai terlihat titik api yang
agak lama, sekurang-kurangnya 5 detik di atas benda uji,
kemudian suhu pada termometer diamati dan dicatat
hasilnya.
11. Tempat dan alat praktek di bersihkan setelah selesai
pengujian.
12. Membuat laporan sementara dan hasilnya dilaporkan
kepada dosen atau teknisi.

E. PENYAJIAN DATA
Dari praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar ini kami
mendapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1. Waktu dan tempat praktikum

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13
Waktu
Hari/ Tanggal Jumat, 20 April 2012
Jam 13.55 s/d 14.59
Cuaca Mendung
Tempat
Pengujian Ptitik Nyala dan Titik Bakar Aspal dilakukan di Laboratorium
Konstruksi Jalan jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tabel 2. Data hasil pengujian
No Suhu (C) Waktu Keterangan
1 34 0
2 39 449
3 44 611
4 49 726
5 54 818
6 59 857
7 64 920
8 69 106
9 74 1015
10 79 1025
11 84 1035
12 89 1044
13 94 1052
14 99 1102
15 104 1112
16 109 1126
17 114 1138
18 119 1150
19 124 1152
20 129 1200
21 134 1206
22 139 1222
23 144 1245
24 149 1328
25 154 1358
26 159 1425
27 164 1450
28 169 1525
29 174 1557
30 179 1630
31 184 1651
32 189 1751

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
33 194 13
1831
34 199 1922
35 204 2022
36 209 2050
37 214 2131
38 219 2219
39 224 2310
40 229 2354
41 234 2432
42 239 2509
43 244 2603 Di coba titik nyala
44 249 2858
45 254 3002
46 259 3051
47 264 3140
48 269 3153
49 274 3351
50 279 3457
51 284 3658 Di coba titik nyala
52 289 3841
53 294 4346
54 299 4524
55 304 4636
56 309 4743 Di coba titik nyala
57 284 4840
58 289 4939
59 294 5023
60 299 5055
61 304 5230
62 309 5351 Titik nyala aspal
63 314 5445
64 319 5454
65 316 5719 Titik bakar aspal
66 321 5823 Titik bakar aspal

F. PEMBAHASAN
Dari pengujian titik nyala dan titik bakar yang
dilakukan, didapatkan titik nyala aspal saat suhu mencapai
309C. Sedangkan titik bakar terjadi pada suhu 316C.
Kita dapat melihat tabel toleransi suhu dari SNI-06-2433-1991
seperti dibawah ini:

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13 suhu (SNI-06-2433-1991)
Tabel 4. Angka toleransi
Titik nyala dan titik Ulangan oleh satu Ulangan oleh
bakar orang dengan satu beberapa orang
alat dengan satu alat
Titik nyala 8 (150 ) 17 (30 )
175F - 550F
(79,4C - 287,7C)
Titik bakar 8 (15 ) 14 (25 )
Lebih dari 550F

Dari tabel diatas diketahui bahwa titik nyala aspal

seharusnya terjadi pada suhu 175 (500 ) dengan

toleransi 17 (30 ) , akan tetapi dari percobaan yang telah

dilaksanakan titik nyala diperoleh pada suhu 309C. Data


tersebut lebih besar dari skala yang telah ditetapkan oleh
SNI-06-2433-1991, sehingga tidak memenuhi syarat yang
telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan kompor listrik yang
terlalu panas dan tidak di atur pemanasannya, sehingga suhu
naik dengan cepat.

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
350 13
f(x) = 123.77x + 67.66
300 R = 0.86

250

200
suhu (C)
150

100

50

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

waktu (menit)

Gambar 14. Grafik hubungan waktu dengan suhu

G. KENDALA PRAKTIKUM
Kendala yang didapat pada pelaksanaan praktikum meliputi:
1 Kurang pahamnya mahasiswa pada praktikum ini, banyak persyaratan-
persyaratan yang di abaikan, harusnya kenaikan suhu diatur 5C setiap
menitnya jadi semua data bisa diambil dengan akurat.
2 Terlalu banyaknya peserta praktikum. Sedangkan alat yang dimiliki
hanya satu, sehingga satu praktikum ini digunakan untuk satu kelas.
3 Banyaknya peserta praktikum juga membuat suasana semakin panas,
dikarenakan memiliki pendapat masing-masing, sama- sama kurang
paham dengan penjelasan dari dosen.
4 Tidak semua mahasiswa terlibat langsung dalam praktik.
5 Suhu ruangan praktikum kurang stabil sehingga suhu dapat berubah
dengan cepat, hal ini membua hasil praktik tidak sesuai dengan harapan.

H. KESIMPULAN
Dari praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar
aspal yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal
13
1 Titik nyala dari aspal yang diuji adalah 309

2 Titik bakar dari aspal yang diuji adalah 316

Titik nyala dengan suhu 309C (588,2F) dan titik bakar dengan suhu 316C
(600,8F) dan sedangkan syarat spesifikasi AASHTO M20 70 ( 1991 )
yang diberikan untuk pen 60/70 : 392F s/d 437F dan untuk percobaan titik
bakar dengan suhu lebih dari 455F. Suhu saat terlihat percik api disuatu titik
di atas permukaan aspal (titik nyala) 309C dan pada saat bersamaan terlihat
percik api disuatu titik (titk bakar).

I. SARAN
Dalam proses praktik Mahasiswa harusnya mempelajari langkah kerja
nya terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum, supaya tidak terjadi
kesalahpahaman dalam praktikum. Mohon untuk praktik selanjutnya bisa di
jelaskan lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal,2012 (Di unduh pada: Selasa, 03 April 2012
pukul: 19.35)
juffrez.blogspot.com, 2012 (Di unduh pada: Minggu, 22 April 2012 pukul:
09.56)
SNI-06-2433-1991 (lihat dari job sheet praktik konjan)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan


Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

Anda mungkin juga menyukai